Share

8. Kemarahan Raja

Penulis: Kirana Quinn
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-07 13:03:00

"Kak, mengapa hari ini terasa sangat lama ya ?" tanya Nela setelah tiba di sebuah gubuk bagi Nela, namun bagi Nathan ini adalah kamar di Istana Timur.

"Maksudmu ?" Nathan belum bisa mencerna pertanyaan adiknya.

"Maksudku, di desa sehari itu rasanya sangat pendek, begitu datang pagi lalu hanya beberapa saat sudah malam lagi, tapi disini kok siangnya kayak berhari-hari lamanya."

Nathan merasakan hal itu, namun dia tak ingin membuat Nela terus bertanya akhirnya hanya menjawab sepintas. "Itu hanya perasaanmu dek, sekarang tidurlah, nanti juga kau akan terbiasa dengan situasi ini"

Nela diserang kantuk yang sangat hebat, dia terus menguap. Suara Nathan seakan menghipnotisnya, tak lama berselang Nela terlelap.

Nathan menarik nafas lega, dia sebenarnya ingin mengajak Nela menunggang kuda, sayangnya Nela tidak bisa melihat kerajaan ini. Nathan ingat jika ibunya pernah berkata di hutan ini ada sebuah kerajaan, namun seingatnya orang-orang desa tak pernah sekalipun membicarakannya. Teka-teki ini akan dipecahkan sendiri olehnya.

Dewi adalah putri seorang panglima kerajaan Bangsa Goro, dia segera dipanggil menghadap sang raja. Keberadaannya di istana ini atas permintaan permaisuri yang ingin dia menemani putri ketiga Raja Goro yang bernama Putri Kalina yang berusia 5 tahun.

Dewi segera bersimpuh dan bersujud menghadap Baginda Raja di ruang balairung Istana. Nampak Raja dengan di damping para dayang duduk di singgasana dengan mahkota bertengger di kepalanya, wajahnya sangat tampan, matanya menusuk bagaikan elang, mirip mata seseorang yang ditemui Dewi baru-baru ini. Ya...Nathan memiliki mata yang sama dengan sang raja. Disisi Raja nampak dayang istana mengipas dengan sebuah kipas yang terbuat dari bulu burung cendrawasih. Di sudut kiri Raja nampak seorang kasim yang terus menunduk menunggu perintah.

"Mendekatlah!" suara berat sang raja namun penuh wibawa menyuruh Dewi mendekatinya.

Masih terus menunduk, Dewi menggeser tubuhnya lebih dekat ke arah Raja.

"Aku dengar kau membawa dua anak manusia masuk ke istana ini," suara Raja terdengar sangat datar, tapi Dewi tau dibalik itu tersimpan sebuah kemarahan. Jika dia bukan putri seorang panglima kerajaan, mungkin saja dia akan dihukum gantung.

"Benar paduka, hamba mohon maaf, saat itu mereka sedang dikejar oleh beberapa manusia jahat, hamba mendengar rintihan mereka dan tanpa berpikir panjang segera membawa mereka berdua kesini"

"Bodoh ! kau tahu apa konsekwensinya ? siapa yang memerintahkanmu membawa mereka dan menyembunyikannya di Istana Timur," Raja Goro sangat marah.

Permaisuri mendengar Dewi dipanggil Raja segera datang tergesa-gesa.

"Lapor Paduka, permaisuri datang menghadap," salah seorang penjaga di istana itu segera melapor.

"Biarkan dia masuk."

"Maafkan Dewi paduka, hamba yang mengizinkannya membawa dua manusia itu ke Istana Timur."

Perlu diketahui bangsa Goro untuk orang-orang tertentu memiliki yang namanya telepati, jadi mereka cukup memejamkan mata dan memusatkan pikiran ke orang yang dituju, maka mereka akan langsung berkomunikasi. Melalui telepati itu Dewi menyampaikan kepada permaisuri jika dia menemukan dua orang anak yang tersesat. Makanya permaisuri segera memerintahkan pasukan untuk menjemput mereka.

"Apakah kau sudah lupa kejadian beberapa tahun silam ?" Raja sangat gusar. Teringat anak pertamanya yang dibuang ke hutan karena mencintai manusia. Lalu dia diserang oleh kerajaan tetangga karena berusaha menyelamatkan anaknya, Raja tau anaknya itu kini telah mati, tak ada yang bisa mengobati racun yang menempel di ujung senjata mematikan milik mereka kecuali dirinya. Namun sebelum dia bisa menyelamtkan putrinya itu, sang putri lebih memilih kembali kedalam pelukan suaminya.

Bangsa Goro adalah makhluk kasat mata sebangsa jin yang hidup bagaikan manusia pada umumnya, keberadaan mereka tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, kecuali orang-orang tertentu yang dikehendaki mereka bisa melihatnya. Mereka hidup bertahun-tahun dalam sebuah kerajaan, mereka memiliki usia yang panjang bahkan bisa berabad-abad lamanya. Yang berumur pendek diantara mereka kecuali yang sudah berbaur dengan manusia.

Awalnya kerajaan ini dipimpin oleh seorang perempuan yang bernama Ratu Angela, beliau adalah ratu yang paling bijaksana. Diusianya yang ke 150 tahun, beliau wafat dan digantikan oleh anaknya yang kini duduk sebagai Raja bernama Raja Goro sesuai nama kerajaannya. Makanya jangan heran jika di pintu utama Istana terdapat mahkota bersusun tiga, melambangkan jika kerajaan ini dulunya dipimpin oleh seorang wanita.

Raja Goro memiliki seorang permaisuri dan sepuluh orang selir yang kesemuanya sangat cantik jelita. Dari permaisuri, Raja dikaruniai dua putri dan seorang putra mahkota. Dan dari para selir Raja dikaruniai masing-masing Selir memiliki dua orang putri. Jadi sudah bisa dipastikan penerus kerajaan ini adalah anak ke dua permaisuri. Putri ketiga di beri nama Kalina yang berusia 5 Tahun.

Putri tertua Raja dan Permaisuri bernama Sahara, dia adalah putri yang sangat cantik jelita, hampir semua kerajaan tetangga mengirimkan lamaran untuk mempersunting sang putri, namun putri meolak semua lamaran itu.

Ternyata putri menolak lamaran para Putra Mahkota kerajaan tetangga karena dia telah jatuh cinta pada seorang pemuda yang dilihatnya sedang duduk bersama keempat pemuda yang tak jauh dari tempatnya bermain bersama hewan-hewan liar.

Laki-laki tampan itu bernama Aries. Awalnya dia tak melihat apa dan siapapun selain kayu di hutan itu, bahkan saat itu tak terdengar sedikitpun suara burung berkicau. Sahara yang sudah jatuh cinta segera merapal mantera dan masuk kedunia manusia. Disitulah awal pertemuannya dengan Aries dan dari pernikahan mereka lahirlah Nathan. Laki-laki tampan yang nantinya mengikuti jejak sang ayah. Ditubuhnya ternyata mengalir darah mahluk mistik.

Mengingat putri pertamanya, membuat Raja sangat marah. Kemarahannya nampak dari rahangnya yang tiba-tiba mengeras, sorot matanya bagaikan elang yang siap menelan mangsa.

"Apa kau ingin mengulang sejarah ? Dulu Sahara memilih menjadi manusia lalu kau lihat apa yang terjadi dengannya ? apa kau mau mengikuti jejaknya ?"

Semua orang atau mahluk bangsa itu tau kisah Sahara, di sekolah kerajaan kisah Sahara dijadikan sebagai contoh, sehingga anak-anak mereka tak ingin lagi bertemu dengan manusia. Lalu kini Dewi dibantu permaisuri malah membawa kedua manusia itu ke kerajaan ini.

"Hamba bersedia menerima hukuman paduka, tapi ijinkan hamba mengatakan satu hal. Saya membantu anak itu karena matanya mengingatkan saya pada paduka."

Sebelum menemui Raja, Dewi sudah memikirkan masak-masak alasan yang bisa menyelamatkan nyawanya. Dia tahu jika Nathan adalah manusia terpilih di lingkungan kerajaannnya. Dengan harap-harap cemas, Dewi terus menunduk, menunggu hukuman dari sang Raja.

Mendengar penuturan Dewi, Raja mengambil sebuah bola terbuat dari kristal. Raja memutar tangannya di bola kristal itu lalu nampaklah olehnya wajah Nathan dengan sorot mata yang tajam sama dengannya. Raja terhenyak dan mundur ke belakang, dia teringat seorang bocah yang tersesat dihutan dan di sekap oleh Raja hutan, ketika dia ingin menolongnya tiba-tiba pasukan kerajaan tetangga mengepungnya. Saat itu Raja yang sedang berburu sendiri dan hanya ditemani seorang Kasim tak mampu berbuat banyak, lalu dia menyaksikan bagaimana putrinya Sahara dengan gigih melawan pasukan itu dan berhasil menyelamatkan bocah yang bernama Nathan.

Membayangkan kejadian itu, matanya berembun. Apakah manusia yang dibawa Dewi ke istana ini adalah cucunya ?

"Bangunlah, bawa anak manusia itu menemuiku," Titah raja membuat Dewi mendongak.

Dewi tak henti-hentinya memberi hormat sebagai bentuk rasa terima kasihnya karena tidak mendapat hukuman. Permaisuri yang melihatnya segera bernafas lega dan segera undur diri bersama Dewi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nene Nane
cerita yg menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjebak di Dunia Lain   227. Kelahiran bayi (END)

    Abilon sedang duduk berbincang dengan Nathan di teras rumah, tak lain yang mereka bicarakan pastilah Nela dan ibu mertuanya."Kapan lagi ibu mertua Nela menjalani terapi, kalau menurutku sih bawa saja ibunya itu ke rumah sakit jiwa biar dia tahu rasa!" ucap Abilon."Hahahaha...kau ada-ada saja, oh ya Dewi kapan kembali ke kerajaan, kita sebentar lagi akan masuk kuliah, jika kelak setelah wisuda apakah kau akan melanjutkan terus untuk menggapai profesi dokterku?" tanya Nathan.'Sepertinya tidak lagi, aku sudah cukup tau banyak hal tentang medis dari kampus, mungkin setelah wisuda aku akan kembali ke kerajaan Goro, mengingat ayahanda sudah sangat tua jadi aku harus sudah bersiap-siap menggantikan posisinya sewaktu-waktu, dan Dewi besok sudah harus kembali ke kerajaan Goro," jawab Abilon.Sementara itu di rumah keluarga tuan Budi, ibu Astrid sudah bangun dari tidurnya, sesuai petunjuk ustad saat bangun ibu Astrid diminumkan air ruqyah dan setelah itu di mandikan di halam belakang rumah.

  • Terjebak di Dunia Lain   226. Memulai kehidupan baru

    Melati yang saat itu sedang duduk di pendopo bersama beberapa ustazah dikejutkan dengan mobil paman Badar yang berhenti tepat di depan pendopo. Dan yang lebih membuatnya terkejut lagi saat melihat paman Badar turun bersama Rendy dari mobil. Seketika wajah Melati menjadi pias, dadanya bergemuruh. Dia berusaha menyembunyikan kegelisahannya agar para ustazah yang lain tidak mengetahuinya."Assalamu alaikum!" ucap paman Badar dan Rendy bersamaan."Waalaikum salam!" jawab para ustazah bersamaan.Tak sengaja mata Rendy bertatapan dengan Melati, ada getaran aneh yang menjalar di dada kedua insan ini, namun Melati berusaha memalingkan wajahnya. Rendy semakin penasaran, wajah Melati terlihat bersinar dan sangat cantik. Dia terbayang wajah permaisuri yang berada di kerajaan Bilu, keningnya berkerut mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.Untunglah dalam situasi itu Kyai Lukman segera datang bersama isterinya."Selamat datang tuan Badar, ini siapa? Adiknya atau ponakan? Mari silakan masuk!

  • Terjebak di Dunia Lain   225. Rendy Bertaubat

    Proses Ruqyah berjalan dengan lancar, tak terdengar lagi teriakan ibu Astrid. Nampak ustad Thohir keluar dari kamar di susul tuan Budi dan Nauval."Untuk proses terapinya tidak hanya sekali, kita akan mencoba meruqyahnya besok, sekalian disiapkan beberapa media seperti daun Bidara dan beberapa obat herbal lainnya. Besok kita akan memandikan ibu Astrid dengan daun Bidara," kata ustad Thohir."Baiklah, kami akan menyiapkannya. Terima kasih!" kata tuan Budi dengan penuh rasa terima kasih.Sementara itu di sudut hutan nampak berjalan terseok-seok seorang pria tampan dengan pakaian yang sangat lusuh. Tubuhnya lemas tak bertenaga, dia melihat ke kiri dan kanan berharap menemukan air untuk melepas dahaganya.Ustad Thohir setelah melakukan. proses ruqyah di antar oleh Nathan menuju ke desanya, mereka melewati jalan belakang, tak sengaja Nathan melihat sosok pria yang berjalan sempoyongan di balik pohon."Sepertinya ada orang yang membutuhkan pertolongan," kata Nathan sambil menepikan mobilnya

  • Terjebak di Dunia Lain   224. Badai telah berlalu

    Di kediaman tuan Budi nampak kesibukan yang cukup ramai, betapa tidak, semua keluarga datang berkumpul karena ibu Astrid mengalami kesurupan yang parah. Bahkan Zaskia juga terlihat di tengah banyaknya keluarga yang datang membesuk."Aku harus bicara dengan Zaskia!" kata Nauval."Untuk apa? Jangan menambah beban keluarga kita. Kurasa dia tidaklah penting, yang penting saat ini adalah ibumu!" cegah Nela."Setidaknya dia harus tau jika kondisi mama seperti ini karena ulahnya, aku akan memberi peringatan padanya untuk berhenti mengganggu kita, aku sangat muak melihatnya," Nauval tetap bersikukuh ingin mendekati Zaskia.Nela hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, menurutnya semua ini tak akan ada gunanya. Tapi karena melihat Nauval yang tetap ngotot akhirnya dia hanya mengangkat bahunya tanda pasrah.Nauval menghampiri Zaskia, wanita cantik itu sudah menyadari keberadaan Nauval yang mendekatinya. Hatinya berbunga-bunga, dia menunjukkan rasa simpatiknya pada Ibu Astrid yang tertidur pulas di

  • Terjebak di Dunia Lain   223. Eksekusi

    Di kerajaan Bilu masyarakat berbondong-bondong menyaksikan tertangkapnya tabib Jorgi yang saat itu juga di arak keliling kampung. Ada yang tak pernah tahu alasan penangkapan merasa iba saat melihat tabib Jorgi terkurung di dalam kerangkeng yang terbuat dari kayu jati yang sangat kuat. "Kasihan tabib itu ya? Apa salahnya dia? Bukankah dia yang telah menyelamatkan Raja dan nenek Kolona?" ucap salah seorang warga."Dia merencanakan pemberontakan!" kata salah seorang lagi."Oh benarkah? Aku tak percaya ini!" gumam seorang wanita muda. Dia sangat kasihan melihat wajah tabib Jorgi yang memar dan bengkak akibat di pukul oleh para pengawal kerajaan.Putri Balqis mendengar tertangkapnya tabib Jorgi merasa tidak tenang, dia bahkan mengurung dirinya di dalam kamar dan tak berani keluar."Akhirnya tabib itu tertangkap juga, apakah kau tak ingin melihatnya?" tanya Rendi yang melihat isterinya hanya berbaring saja di tempat tidur."Untuk apa? Biarkan Raja yang mengambil keputusan tepat untuk mengh

  • Terjebak di Dunia Lain   222. Ibu Astrid mengamuk

    Tak ada penyesalan sedikitpun di wajah Suhu, dia malah tersenyum mengejek saat melihat Nauval yang menatapnya dengan marah. "Kita apakan dukun ini?" tanya Nauval pada ayahnya."Papa ingin menyerahkannya pada polisi, tadi papa sudah mengirim pesan pada teman papa," jawab tuan Budi pelan.Dia tak gentar dengan gertakan Suhu yang hendak menyeret isterinya. Iya sudah memikirkannya dengan baik, makanya dia menghubungi temannya di kepolisian. Kalau memang istrinya tetap terseret ke ranah itu, dia harus menerimanya dengan legowo. Siapa tau dengan begitu istrinya akan sadar dengan apa yang telah di lakukannya.Nathan tak berkata apapun dia hanya memejamkan matanya mencoba menerka apa yang sedang di pikirkan oleh pria yang terikat di depannya ini. Suhu terlihat tenang-tenang saja, merasa dirinya tidak bersalah sama sekali.Tak lama kemudian, sebuah mobil polisi berhenti depan rumah. Dua orang petugas dengan berseragam lengkap mendatangi rumah tuan Budi. Setelah memberi salam keduanya masuk ke

  • Terjebak di Dunia Lain   221. Kemarahan tuan Budi

    Nathan dan Nela saling berpandangan, ada sedikit kelegaan di hati kedua kakak beradik itu, lalu seakan teringat sesuatu Nathan segera menarik tangan Nela masuk ke dalam.Nampak Nauval sedang duduk berjongkok di depan ibunya yang terus meringkuk gemetar, air yang di berikan Kyai Lukman hanya di taruhnya di atas meja. Di samping kanan Nauval nampak Suhu terikat dengan tak sadarkan diri.Nauval menghampiri Suhu dan berusaha menepuk-nepuk bahunya agar sadar. Nela menghampiri suaminya dengan membawa botol air yang terletak di meja."Kak, mengapa tak memberikan air ini pada mama. Kasihan mama sedang shock, kita perlu menghubungi dokter," ucap Nela lalu ikut duduk di samping suaminya.Nauval bukannya tak mendengar perkataan Nela tetapi di hatinya sangat menyesali tindakan ibunya. Nela begitu sangat perduli pada ibunya walau dia tahu ibunya bermaksud mencelakainya.Mobil berhenti di depan rumah, rupanya tuan Budi yang sejak tadi di hubungi Nauval telah tiba dari luar kota. Para maid segera be

  • Terjebak di Dunia Lain   220. Tabib Jorgi Tertangkap

    Di dalam rumah pertarungan terus berlanjut, Kyai Lukman merasa seakan ada yang membantunya, Nathan berhasil melumpuhkan Suhu. Seisi rumah menjadi berantakan, para maid bersembunyi di dapur, ada yang nyalinya cukup kuat berusaha mengintip dari balik pintu."Jika tuan Budi kembali melihat rumah bagaikan kapal pecah seperti ini kira-kira apa yang akan terjadi?" kata Maid Wati."Hush diam, ini bukan menjadi urusan kita. Kita hanya akan membantu membereskan rumah!" tegur Maid kepala pada bawahannya.Di sudut rumah nampak ibu Astrid meringkuk ketakutan, dia tak menyangka akan terjadi seperti ini, entah apa yang akan dia sampaikan pada suaminya apalagi Nauval kini membencinya.Di dalam kamar Nauval tak sekalipun meninggalkan Nela, di elusnya kepala istrinya itu dengan lembut "Tenanglah! Tidak akan terjadi apapun padamu," hiburnya.Nela mendengar pertarungan di luar walau suaminya berusaha menutup telinganya dengan headset, Nela mendengar suara kakek Sutan dan beberapa suara pasukan yang men

  • Terjebak di Dunia Lain   219. Pertarungan Sengit

    "Hentikan!" teriakan Ibu Astrid dari ujung tangga cukup membuat Nauval dan Nathan terkejut."Apa-apaan ini ma, mereka membaca ayat-ayat suci, kok mama menyuruh berhenti, ada apa ini ma?" protes Nauval.Ibu Astrid terkejut dengan protes anaknya, dia yang tak berpikir panjang dengan teriakannya sendiri kelabakan menghadapi protes Nauval. Dia terdiam beberapa saat, Nauval ada benarnya, mengapa dia menghentikan bacaan ayat-ayat itu? Kyai Lukman tak terpengaruh dengan itu semua, dia tetap meneruskan bacaannya dan malah lebih di keraskan. Abilon dan Dewi tertawa melihat tingkah ibu Astrid."Pasti tabib Jorgi yang menyuruh ibu Astrid sehingga bertingkah konyol begitu!' ucap Abilon."Mereka sepertinya nya kepanasan, aku merasakan hawa panas dari ruang studio!" kata Dewi.Belum selesai obrolan mereka berdua tiba-tiba dari lantai dua terdengar teriakan yang menggema."Aku tak suka ini, hentikan!"Abilon dan Dewi waspada, begitupula Nathan, Kyai Lukman tak terpengaruh sama sekali, dia terus mela

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status