Share

6. Bibit-bibit Obsesi

Penulis: Blue Rose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-19 14:53:04

Bella dan Yasha duduk di cafe dengan nuansa Bohemian Klasik, tempat estetik dan nyaman.

"Lo suka kan sama gue?" tembak Bella dengan satu pertanyaan.

Yasha yang seolah tertangkap basah pun hanya bisa mengangguk, bohong pun percuma, semua orang kampus tau kalau ia menyukai Bella.

"Ya, tapi gue gak mau persahabatan kita berubah."

Bella mengangguk, "Sebelum itu, gue harus jujur sama lo tentang kehidupan asli gue yang mungkin gak bakal lo terima."

"Apa?"

Yasha sangat penasaran, baru kali ini Bella seblak-blakan ini padanya.

Kalaupun Bella sedang kesambet, Yasha akan memanfaatkannya dengan baik.

"Gue Sugar Baby," ujarnya.

Yasha terkejut bukan main, ia terpaku dan mendelik seketika.

Namun itu reaksi wajar bagi Bella, ia paham betul bagaimana perasaan Yasha ketika melihat perempuan pujaannya ternyata orang yang melakukan pekerjaan kotor.

"Gue gak papa kalo lo mau jauhin gue, tapi nanti jangan sekarang. Gue perlu banget bantuan lo buat keluar dari situasi gue."

"Maksudnya?" tanya Yasha.

"Gue... pingin berhenti dari pekerjaan ini. Makin hari setelah kewarasan gue kembali, gue jijik sama diri sendiri dan ingin berhenti. Gue masih terikat kontrak sama pria ini, makanya gue pingin lo bantuin gue kalo ada apa-apa."

"Ada apa-apa gimana?"

"Bantuin gue, gue takut orang ini bakal nyeret gue pulang ke tempat pertama gue ketemu sama dia."

"Maksud lo?"

"Gue dijual sama Om gue di diskotik, syukurnya gue gak dipake banyak orang. Malam itu juga gue ketemu sama Sugar Daddy gue dan dia nebus gue di sana. Secara singkat, gue adalah budaknya sekarang."

Yasha terlihat serba salah, kasihan dan marah.

"Terus lo tinggal di mana sekarang?"

"Mungkin gak asing buat lo kalau Sugar Baby biasanya difasilitasi barang mewah kan?"

Yasha mengangguk lemas, ia masih shock dengan semua informasi itu.

"Gue tinggal di partemen, punya mobil keren, dan bahkan aset-aset investasi semacamnya, gue punya. Gue pingin mengakhiri ini dan ngembaliin semuanya, Yas. Gue cuma takut dia gak terima, makanya gue butuh bantuan lo buat proses ini. Abis itu, terserah lo, apakah mau ninggalin gue atau enggak."

Yasha diam, seolah ia menimbang banyak hal.

Tapi tentu saja, ia menyetujuinya. Meskipun Bella juga mengerti kalau Yasha masih kecewa padanya, mungkin pada espektasinya tentang perempuan pujaannya.

Sebenarnya sudah banyak yang memberitahukannya, tapi Yasha denial kalau Bella perempuan baik-baik.

Cinta telah membutakannya, dan sekarang ia seolah terlanjur masuk ke dalam masalah akibat dari cinta butanya.

•••

Di sisi lain, Regan mengepalkan tangannya dengan kesal melihat informasi dari orang yang mengawasi Bella.

Bella sedang duduk di cafe dengan seorang pemuda yang mungkin pacarnya di foto yang dikirim padanya.

Ia pun segera meminta bawahannya itu untuk menyeret Bella kembali ke apartemen milik Bella yang ia berikan, dan ia akan ke sana nanti malam.

Malam tiba, bawahan Regan melakukan tugasnya dengan baik, Bella masih dalam kondisi terbius.

Mengingat dari lama waktu Bella diculik dan sampai ia pulang kerja itu, harusnya Bella akan bangun sebentar lagi.

Kini Regan membuatkan masakan untuknya dan kembali ke kamar.

Di sanalah Bella mulai terbangun, maka ia pun segera menghampirinya dengan nampan di tangannya.

"Gimana, Beb?" tanyanya.

Bella terlihat kaget dengan suaranya, keberadaannya dan tempatnya sekarang.

"Kaget?"

Bella diam saja, ia memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Minum dulu," ujar Regan menyerahkan segelas air putih pada Bella.

Bella berusaha duduk dan menerima gelas itu, kemudian meminumnya perlahan.

Selama Bella minum, Regan terus memperhatikannya, menanyakan pada dirinya sendiri tentang perasaannya pada perempuan yang hanya peliharaannya saja.

Bella tmpak lebih rapuh dari yang ia kira, ia lebih banyak diam, bahkan lambat dalam melakukan apapun.

Setelah minum, Regan menaiki kasur dan masuk ke dalam selimut, memeluk Bella dari samping.

"Apapun yang kamu rencanakan, selama kontrak kita belum habis. Kamu masih budakku," ujarnya mengelus pipi Bella.

Bella hanya diam, menatapnya dengan tatapan tak berdaya, tatapan yang paling Regan suka darinya.

"Kamu paham kan?"

Bella mengangguk, lalu ia memikirkan sesuatu sebelum akhirnya berkata.

"Boleh aku libur untuk 'melayanimu'?"

"Sex?" tanya Regan memperjelas.

"Iya, aku masih belum nyaman."

"Oke, tapi jangan lama-lama, aku bukan orang yang sabar," jawab Regan.

Bella mengangguk pasrah dan memejamkan mata, ia tertidur.

Tentu ia kelelahan dalam pengaruh obat bius, dan mungkin apa yang sedang ia tanggung dalam mentalnya.

Regan memperhatikan perempuan itu, menyisir rambutnya dan memeluknya dengan hangat.

Ia sepertinya mulai menyadari, kalau Bella mulai penting di hidupnya.

Setelah ia mencoba meniduri beberapa wanita lain, yang terbayang di pikiran dan hatinya hanya Bella. Bahkan ia salah memanggil perempuan itu dengan nama Bella yang membuatnya tak jadi melakukannya.

Ronald sampai mengejeknya karena hanya 'bereaksi' pada satu perempuam saja.

Kata Ronald, Regan akan jadi orang bodoh setelah tenggelam dalam cinta seperti sebelumnya.

Regan tipe yang setia sebenarnya, tapi dikhianati oleh cinta pertamanya.

Ia kira dengan memiliki Sugar Baby ia bisa mengalihkan perasaannya dan mulai menjalani hidup bebas tanpa komitmen.

Namun kali ini berbeda, Bella ternyata lebih penting dari sekedar budak seksnya.

"Bella... sebenarnya, siapa kamu?"

Blue Rose

Jangan lupa masukin ke dalam perpustakaan ya, biar dapet notifikasi update buku ini♡´・ᴗ・`♡

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   93. Hubungan yang Chaos

    "Kenapa dia di sini?" tanya Gisella, nadanya masih datar, tapi matanya tajam.Regan menahan napas. Sheryl menoleh, tapi tidak bicara. Ia tahu ini bukan tempatnya ikut campur, meskipun ia jelas-jelas memihak Regan dan Bella dalam diam."Dia cuma mampir karena ada Sheryl, Ma," jawab Regan pelan. "Sheryl yang nyuruh dia ke sini."Gisella menyilangkan tangan. "Mami harap kamu gak lupa posisimu sekarang. Kamu sudah tunangan, Regan. Kedekatanmu sama perempuan lain akan dianggap perselingkuhan, itu skandal."Regan mengangguk, tahu apa yang dimaksud ibunya iyu. "Aku ingat, Ma. Tapi aku juga ingat siapa yang dulu bantu Bella waktu dia dalam pelariannya. Mami bantu kabur dia, kan? Seniat itu Mami ngejauhin aku darinya."Pandangan Gisella mendingin, tapi hanya sedikit. "Mami bantu dia waktu itu karena dia butuh bantuan. Bukan berarti Mami setuju sama kalian yang terus-terusan ketemu diam-diam."Sheryl diam saja di sudut sofa, pura-pura fokus pada proyektor. Tapi ia mencuri pandang ke arah Regan—

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   92. Alex dan Sheryl Terancam Putus

    "Bella!" panggil Regan. Ia baru selesai mandi, tapi kepikiran sesuatu. Bella yang sedang berkutat dengan tabletnya di asur pun langsung menoleh pada Regan. "Hem?" Regan kelihatan cemas dan bingung. "Kenapa? Ngomong aja," bujug Bella. "Ini tentang Sheryl..." Ia masih mengenakan handuk kimono, lalu duduk di tepi ranjang di samping Bella. "Iya. Gimana?" "Kalau sampai Alex dan Sheryl putus tunangan, apa bakal bahaya?" tanyanya. Bella diam sejenak. "Aku gak tau kalau itu. Tapi setauku, mereka pemeran utamanya. Kalau putus, bukannya ceritanya tambah chaos?" Regan terlihat mencemaskan banyak hal. "Apa yang kamu khawatirkan?" tanya Bella lagi. "Aku mengkhawatirkan semuanya, karena sekarang aku udah tahu kalau dunia ini dunia novel. Dunia settingan. Aku merasa ada banyak hal yang nggak nyata dan nggak masuk akal. Bisa jadi Pembuat alur cerita akan bikin skenario yang baru, yang kita nggak tahu alurnya gimana."Bella setuju dengan hal itu. Ternyata Regan memikirk

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   91. Jessica Hamil

    Acara di kediaman keluarga Alex awalnya berjalan sempurna. Keluarga besar, kerabat bisnis, rekan kampus, hingga kalangan sosialita semua hadir malam itu. Lampu gantung kristal memantulkan kilauan lembut ke setiap sudut aula yang mewah. Didominasi warna putih dan emas. Ibu dan ayah Alex tampak asyik berdansa dengan tampilan mereka yang elegan. Musik dari orkestra kecil menyatu dengan aroma anggur dan bunga segar. Segalanya tampak seperti cerita romantis dalam buku dari sudut pandang Bella. Namun saat waktu menunjukkan pukul sembilan malam, semua lampu ruangan tiba-tiba meredup. Musik berhenti. Di atas panggung, Alex berdiri dengan jas abu gelap, senyum gugup di bibirnya. Di sampingnya, Sheryl tampak menawan dengan gaun peach lembut, wajahnya berseri tapi jelas menyimpan kegugupan. Ia melirik Alex, seolah memastikan kesungguhannga. Ia ragu. Alex menatapnya, lalu menggenggam tangan Sheryl erat. “Saya tahu ini mendadak,” katanya ke arah mikrofon, suaranya sedikit bergetar. “T

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   90. Revan Berubah?

    Setelah drama tangisan itu. Bella dan Regan saling bicara tentang apa yang Regan bicarakan. "Kenapa kamu jadi baik lagi ke aku?" “Mungkin karena aku baru sadar... kamu bukan orang biasa.” Bella tertawa kecil, pahit. “Itu karena kamu udah baca semua catatan pribadiku, kan?” Regan diam. Tidak menyangkal. “Kamu tahu itu melanggar privasi?” “Ya,” jawabnya tenang. “Tapi kamu juga tahu, aku bukan tipe yang berhenti saat sudah penasaran.” Bella menghela napas. “Jadi kamu beneran percaya?” “Butuh waktu,” aku Regan. “Awalnya kupikir kamu punya gangguan memori. Atau kepribadian ganda seperti yang disampaikan dr. Vita. Tapi semua catatan itu… terlalu nyata. Dan kamu menulisnya bukan seperti orang berbohong, semua terbukti.” Bella menatapnya. “Terus kamu mau ngapain sekarang?” Regan menatap ke luar jendela, lalu ke arah Bella. “Aku mau kamu tahu satu hal. Aku memang nggak ngerti kenapa dunia ini bisa kayak gini. Tapi kalau kamu bilang kamu masuk ke dunia cerita, dan kamu tak

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   89. Bahaya Memang

    Keesokan harinya, gosip tentang Jessica langsung berubah arah. Dulu, Sheryl diserang sebagai cewek pengganggu, sekarang ia dipuji sebagai tunangan setia yang sabar menghadapi drama mantan. Di media sosial kampus, nama Jessica menjadi bahan cibiran. Banyak akun gosip mahasiswa mulai mengungkap screenshot lama tentang tingkah Jessica yang kasar, unggahan sarkas terhadap ibu Alex, dan sindiran kepada Sheryl. Bella hanya bisa mengamati dari kejauhan. "Aku mulai nggak ngerti ini dunia siapa sebenarnya," katanya sambil menggulir timeline kampus. Revan menimpali, "Kalau dunia ini bisa membalikkan cerita secepat itu, kita harus hati-hati. Mungkin saja—dalam satu bab berikutnya—tokoh utama bisa berubah. Dan kamu bisa tergeser." Bella menghela napas panjang. Ia tahu satu hal pasti: segala sesuatu di dunia ini tidak berjalan semestinya. Dan kalau semua berubah terlalu cepat... Mungkin waktunya semakin sedikit untuk keluar. ••• Setelah kejadian di kampus itu, Bella dan Revan sema

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   88. Sheryl Case

    Hari itu kampus tampak lebih ramai dari biasanya. Beberapa mahasiswa berkerumun di lapangan tengah, suara gaduh mulai terdengar hingga ke koridor fakultas. Bella dan Revan, yang sedang menyamar sebagai mahasiswa biasa pada jam makan siang, dengan cepat bergabung dalam kerumunan, berpura-pura ikut penasaran seperti yang lain. Tapi sebenarnya mereka sudah curiga sejak awal melihat dua perempuan saling adu tatapan tajam di tengah keramaian. Lalu—PLAK! Tamparan keras mendarat di pipi Sheryl. "Apa-apaan lo!" Sheryl membentak, matanya melotot marah sambil langsung mendorong perempuan di depannya. Ternyata itu Jessica, mantan pacar Alex. Jessica, yang dikenal sebagai cewek populer dan cukup berpengaruh, tampak murka. "Gara-gara lo, gue diputusin Alex! Lo tuh perempuan nggak tahu diri! Ngejar-ngejar cowok orang!" bentak Jessica, emosinya tak terbendung. Sheryl tentu tak terima. “Yang mutusin itu Alex sendiri! Gue nggak pernah maksa dia! Kalau dia mutusin lo, itu urusan kalian berdua.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status