Sebelum menikah dengan Andika ....
Mariana tersenyum malu-malu saat pria di depannya mengajaknya berkencan. Dia adalah Radith, teman kerjanya. Mereka berdua baru resmi pacaran kemarin siang.
Radith adalah pria yang tampan dan baik hati. Setelah putus dari Bisma, belum genap satu bulan gadis itu memutuskan untuk berpacaran dengan Radith.
"Kita makan di sini saja, ya?" Radith menghentikan motornya di depan rumah makan cepat saji.
Mariana menganggukkan kepalanya. Perempuan itu melepaskan lingkaran tangannya pada pinggang Radith kemudian turun dari atas motor.
Mereka berdua kemudian bergandengan tangan menuju ke dalam rumah makan. Radith dengan begitu bangga menggandeng tangan sang kekasih.
Mariana gadis yang sangat cantik. Dia adalah bunga desa di kampungnya. Bukan hanya di kampung, di tempat kerjanya Mariana juga menjadi incaran banyak pria. Mariana yang sedikit pendiam dan terlihat lugu, menjadi daya tarik tersendiri bagi pria yang mengejarnya.
Mariana adalah gadis kampung yang terlihat polos, tetapi diam-diam menghanyutkan. Penampilannya yang terlihat biasa, tetapi sangat menarik perhatian membuat semua laki-laki yang melihat gadis itu merasa terpesona. Mereka berusaha mengejar Mariana dan ingin memiliki gadis cantik bermata cokelat itu.
Namun, mereka tidak tahu kalau dibalik kecantikan dan tampang polosnya, Mariana menyimpan begitu banyak rahasia dan kebohongan. Mereka tidak pernah tahu, kalau Mariana seringkali memanfaatkan perasaan orang-orang yang menyukainya.
Hari ini, Mariana berpacaran dengan Radith. Namun, di belakang Radith, gadis cantik itu juga mempunyai pacar lain. Mariana bukanlah tipe perempuan yang setia. Dia tidak pernah puas hanya dengan satu pria di sampingnya.
Radith menatap Mariana sambil tersenyum. Pria itu sangat bahagia karena bisa mendapatkan Mariana, sang pujaan hati yang sudah lama menjadi incarannya sebelum Mariana berpacaran dengan Bisma.
"Habiskan dulu makananmu," ucap Mariana saat dia melihat Radith justru menatapnya.
"Aku terpesona melihatmu sampai aku lupa kalau aku sedang makan."
"Gombal!"
"Siapa yang gombal?"
"Kamulah!" Mariana tersenyum sambil kemudian menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya.
"Kamu bisa menatapku sepuasnya setelah selesai makan."
Mariana menatap ke arah Radith. Bukan hanya Radith yang merasa terpesona. Setiap pria yang berpacaran dengannya pasti akan mengatakan hal yang sama padanya.
Terpesona!
Mariana merasa beruntung karena mempunyai paras yang cantik, sehingga dia bisa mendapatkan apa pun yang dia inginkan.
Selama ini, gadis cantik itu tidak pernah benar-benar menyukai apalagi mencintai semua pria yang berpacaran dengannya.
Mariana hanya ingin berpetualang menikmati masa mudanya. Tidak peduli, walaupun nantinya akan ada yang merasa tersakiti olehnya.
Sampai akhirnya, Mariana bertemu dengan Zian Pradipta. Seorang lelaki yang berusia lima tahun lebih tua darinya. Saat pertama kali berkenalan dengan Zian, Mariana langsung terpesona dengan pria itu. Entah kenapa, Zian terlihat berbeda dibandingkan dengan lelaki yang selama ini ditemuinya.
Zian sangat lebih dewasa dan sangat perhatian pada Mariana. Pria itu sangat memanjakan dirinya. Dia begitu sabar dan sangat mencintainya.
Namun, saat ini Mariana dan Zian masih bersahabat karena gadis itu masih berhubungan dengan Radith dan dua pacar rahasianya. Bukan hanya dua pacar rahasia, Mariana juga mempunyai Andika, pria yang membuatnya jatuh cinta dan sekarang menjadi tunangannya.
Genggaman tangan Radith membuyarkan lamunan Mariana.
"Kamu menyuruhku makan, tapi kamu sendiri malah melamun. Ayo habiskan makananmu, kamu bilang ingin jalan-jalan dan membeli sesuatu bukan?"
Mariana tersenyum menatap Radith yang terlihat sangat tampan saat sedang tersenyum.
***
Andika dengan kesal melempar telepon genggamnya ke atas kasur. Pria itu sangat kesal karena sedari tadi tidak bisa menghubungi kekasih sekaligus tunangannya, Mariana.
'Padahal aku kangen banget sama dia.' Andika kembali meraih ponselnya di atas kasur.
Pria itu membuka galeri, menatap lekat foto gadis berusia sembilan belas tahun yang kini menjadi tunangannya. Andika merasa sangat beruntung karena berhasil memiliki kembang desa yang sangat cantik itu.
Pria berparas tampan itu sangat tahu, kalau banyak orang yang mengejar tunangannya. Kecantikan gadis bermata cokelat itu membuat semua orang tergila-gila dan menginginkan Mariana sebagai pendamping hidupnya. Oleh karena itu, Andika merasa sangat beruntung dan bangga bisa memiliki perempuan itu.
Tak ingin gadis itu diambil orang, Andika langsung meminta keluarga besarnya melamar Mariana, hingga akhirnya mereka resmi bertunangan.
Andika Purnomo, adalah pria berusia dua puluh tiga tahun yang saat itu tanpa sengaja bertemu dengan Mariana di sebuah pusat perbelanjaan. Andika adalah seorang mahasiswa.
Semenjak pertemuannya dengan Mariana, pria berlesung pipi itu semakin dekat dengan gadis itu. Andika juga berkali-kali datang ke rumah Mariana, setelah mereka memutuskan untuk menjalin hubungan.
Wajah tampan Andika dan juga kebaikan pria itu membuat Mariana dan keluarganya sangat menyukai Andika. Apalagi, Andika itu adalah orang yang cukup berada.
Setiap kali datang ke rumah, Andika selalu membawa oleh-oleh untuk semua keluarganya. Pria itu sangat royal dan tidak perhitungan. Andika juga seringkali datang dengan mobil yang berbeda, membuat Mariana dan keluarganya merasa bangga karena melihat tatapan iri para tetangganya.
Kebaikan Andika dan ketampanannya, membuat Mariana jatuh cinta pada lelaki tampan itu. Namun, rasa cintanya pada Andika tidak menghentikan petualangan Mariana untuk menjalin kasih dengan pria-pria yang menyukainya di belakang Andika.
Beberapa bulan kemudian, Pria tampan berambut ikal itu datang membawa keluarga besarnya untuk melamar Mariana. Gadis itu tidak menolak, begitupun keluarganya.
Keluarga Mariana dan Andika akhirnya setuju kalau anak-anak mereka bertunangan terlebih dahulu sebelum mereka menikah. Karena usia keduanya juga masih terlalu muda untuk menikah.
Setelah bertunangan dengan Mariana, Andika terpaksa merantau ke Jakarta untuk menjalankan usaha keluarganya. Pria itu bekerja keras mempersiapkan tabungan masa depan, untuk memenuhi kebutuhannya setelah menikah dengan Mariana nanti.
Lamunan pria bermata teduh itu buyar saat ponsel yang dipegangnya berdering. Andika tersenyum saat terlihat nama 'Cintaku' memanggil pada layar ponselnya.
"Halo, Sayang ...." Suara merdu Andika terdengar hingga seberang sana.
"Maafkan aku. Dari tadi aku sibuk, aku tidak tahu kamu menelepon." Mariana berucap dengan manja.
"Memangnya ada apa?" ucapnya lagi.
"Tidak ada apa-apa, Sayang. Aku hanya kangen," sahut Andika.
"Kangen tapi nggak pulang-pulang." Mariana mengerucutkan bibir, meskipun Andika tidak melihatnya.
"Sabar, Sayang, nanti setelah pekerjaanku selesai aku pasti pulang." Andika berkata dengan lembut, senyum bahagia menghias di bibirnya.
"Iya. Aku tunggu," sahut Mariana, tetapi suaranya terdengar lirih tidak seperti tadi.
Andika mengernyitkan kening saat terdengar suara berisik di seberang sana.
"Sayang, kamu lagi di mana? Kenapa berisik banget?"
"A-aku lagi di jalan mau pulang. Ya udah. Aku tutup dulu teleponnya ya, nanti aku telepon lagi." Mariana menutup panggilan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Andika.
Gadis itu tersenyum saat tangan besar seorang pria kini melingkar di perutnya. Saat ini perempuan itu sedang berada di kamar kost Zian yang tak jauh dari jalan raya.
Suara berisik kendaraan lalu lalang terdengar memekakkan telinga. Namun, semua itu tidak berpengaruh buat mereka berdua.
"Siapa yang menelepon?" Suara itu berbisik di telinga Mariana. Bibirnya menempel, menghadiahi sebuah ciuman di pipi perempuan cantik itu. Pria itu baru saja keluar dari kamar mandi.
"Mama yang menelepon. Pulangnya jangan kemalaman katanya." Mariana tersenyum cantik membuat pria itu semakin mengeratkan pelukannya.
"Baru juga ketemu, udah mau pulang aja. Aku masih kangen." Zian kembali mencium pipi gadis pujaannya itu.
"Aku mencintaimu, Mariana."
Pria itu memeluk Mariana lebih erat. Bisa mendapatkan Mariana adalah anugerah terindah buat Zian Pradipta. Setelah sekian lama mendekati gadis itu, akhirnya dia resmi berpacaran dengan Mariana.
Sementara di kota lain, Andika tersenyum sendirian di dalam kamarnya. Pria itu membayangkan kekasih hati yang baru saja meneleponnya.
Mendengar suara manja sang kekasih, membuat Andika tidak sabar untuk segera pulang dan menikahi perempuan itu.
Mariana menatap pria yang kini memeluknya. Detak jantungnya menggila saat berdekatan dengan pria itu. Rasanya sangat berbeda dengan saat ia berdekatan dengan pria-pria lainnya selama ini.Saat bersama Zian, Mariana merasa sangat nyaman. Pria itu sangat mengerti dirinya. Zian juga sangat sabar menghadapi sifat manjanya yang terkadang menjengkelkan.Lelaki dewasa itu tidak pernah marah meskipun Mariana seringkali membuatnya kesal. Saat gadis itu sedang kesal, Zian akan menghadiahi senyuman manis di wajah tampannya.Zian membelai rambut Mariana yang berantakan diterpa angin. Mereka berdua saat ini berada di tepi pantai. Mariana dan Zian, menghabiskan waktu libur mereka dengan pergi ke pantai.Setelah lelah berkejaran di pantai, kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu kini duduk berdampingan. Mariana menyandarkan tubuhnya di bahu Zian. Seme
Setelah berpikir cukup lama, Mariana akhirnya menceritakan semuanya pada Zian tentang hubungannya dengan Andika.Awalnya Zian sangat marah dan kecewa mendengar kejujuran Mariana. Namun, akhirnya Zian kembali luluh saat dia mendengar pengakuan Mariana kalau perempuan itu juga sangat mencintainya.Mereka berdua lalu mencari cara agar pernikahan itu tidak sampai terjadi. Mariana dan Zian memberanikan diri menceritakan hubungan mereka pada keluarga besar perempuan itu. Mereka siap menghadapi resiko apa pun, termasuk menghadapi kemarahan keluarganya.Mendengar pengakuan putrinya,Ayah dan ibu Mariana marah besar. Apalagi saat mereka mendengar kalau Mariana sudah berpacaran dengan Zian."Apa kamu sudah gila, Mar? Kamu ingin membatalkan pernikahanmu dengan Andika? Kamu mau mempermalukan Mama dan seluruh keluarga kita?" Rani marah bes
Seminggu setelah pesta pernikahan Mariana yang mencoreng nama baik keluarga besarnya, perempuan itu kembali beraktivitas seperti biasa. Meskipun banyak orang yang menggunjing di belakangnya, Mariana mencoba untuk tidak peduli.Perempuan itu tetap bersikap seperti gadis lugu yang tidak mengerti apa-apa. Mariana juga kembali bekerja setelah beberapa hari cuti.Bukan hanya di lingkungan rumah saja, tetapi di tempat kerjanya juga semua orang heboh membicarakan Mariana dan Zian.Namun, lagi-lagi Mariana tetap cuek. Perempuan itu tidak terpengaruh sama sekali dengan ucapan semua orang. Begitupun dengan Zian. Mereka berdua memang sepakat untuk menutup telinga. Tidak mau mendengarkan orang-orang yang tidak mengerti tentang cinta mereka.Seiring gosip yang semakin santer terdengar, kedua pasangan itu justru semakin mesra. Mereka seolah ingin menunjukkan pada semua orang kalau mereka berdua saling mencintai. Tidak peduli apa pun tanggapan orang.
"Sayang, kamu kenapa? Dari tadi diam saja?" Zian meraih tangan perempuan itu pujaannya itu kemudian menciumnya.Mariana menatap Zian dengan gelisah."Ada apa?" ulang Zian."Keluarga Andika meminta ganti rugi biaya pernikahan.""Apa?" Zian menatap Mariana dengan wajah terkejut."Kalau keluargaku tidak membayar ganti rugi, mereka akan mempersulit perceraianku secara hukum.""Sialan!" umpat Zian saat mendengar cerita Mariana."Sepertinya mereka masih marah sama kita, makanya mereka mempersulit kita," ucap Mariana. Pria itu menatap Zian yang terlihat kesal."Berapa uang ganti ruginya?""Lima puluh juta.""Apa?" Zian kembali terkejut."Kenapa ganti ruginya banyak sekali?""Mereka bilang, uang yang mereka keluarkan untuk biaya pernikahan kemarin bahkan lebih dari itu," jawab Mariana sambil menatap pria pujaannya itu.Tangan mereka saling bertaut."Aku tidak mau menikah denganmu secara siri. Aku ingin pernikahan kita diakui agama juga negara," Mariana menatap wajah tampan di depannya."Tentu
Setelah mendapatkan restu dari keluarganya, keluarga Pradipta datang melamar Mariana. Kedatangan mereka disambut dengan baik oleh keluarga Mariana. Mereka sepakat kalau pernikahan Mariana dan Zian akan diadakan setelah beberapa bulan ke depan.Mariana dan keluarganya sangat senang karena mereka mendapatkan calon besan yang tidak kalah kaya dengan Andika.Surti sangat antusias karena Mariana akan kembali menikah. Apalagi, calon suaminya adalah keluarga yang sangat terpandang."Kau sangat pintar, Mariana. Lepas dari Andika, kamu mendapatkan orang yang lebih dari dia." Surti menatap putrinya yang terlihat sangat cantik setelah selesai berdandan."Kau mau pergi kemana?" tanya Surti penasaran."Mas Zian mengajakku belanja, sambil melihat perlengkapan buat pernikahan kita nanti, Ma," jawab Mariana. Gadis itu kembali memoleskan lipstik di bibirnya."Jangan lupa, Mama beliin sesuatu ya, Mar.""Tenang saja, nanti aku minta Mas Zian
"Aku menyuruhmu mandi, tapi kamu malah menatapku. Aku jadi tidak sabar ingin memakanmu." Zian mencium seluruh wajah cantik Mariana, perempuan yang kini sah menjadi istrinya."Aku masih tidak percaya kalau akhirnya kita menikah juga.""Begitupun aku. Aku masih tidak percaya kalau sekarang aku sudah menjadi istrimu." Mariana tersenyum cantik.Zian memindai wajah cantik di depannya."Ayo kita mandi, abis itu kita siap-siap melakukan ritual malam pertama," bisik Zian, membuat Mariana langsung berubah gugup. Wajah Mariana bahkan terlihat merona.Melihat wajah sang istri yang terlihat merona, membuat Zian langsung menyambar bibir Mariana karena gemas."Aku sudah lama menahannya, kali ini aku tidak ingin menahannya lagi."Zian menggendong tubuh istrinya menuju kamar mandi."Kita mandi bersama." Bibir Zian mengecup lembut telinga Mariana yang memerah karena ucapan Zian.Perempuan itu seringkali bermain dengan pria lain tanpa sepengetahuan Zian. Akan tetapi, setiap kali Mariana bersama pria lai
Kehamilan Mariana membuat semua anggota keluarga besar Mariana dan Zian sangat bahagia. Mereka sangat senang dan bersyukur karena sebentar lagi mereka akan menimang cucu.Tak jauh berbeda dengan keluarganya, Mariana dan Zian pun begitu bahagia karena sebentar lagi mereka akan mempunyai anak, buah cinta mereka.Zian mengikuti saran dokter untuk menjaga sang istri dengan baik di masa-masa kehamilannya. Pria itu sangat menjaga mood Mariana agar perempuan itu tidak merasa stres menghadapi kehamilannya. Apalagi ini adalah pengalaman pertama buat sang istri.Bukan hanya menjaga mood saja, tetapi pria itu juga ekstra sabar menghadapi masa mengidam sang istri yang sering aneh-aneh dan tidak masuk akal.Contohnya sekarang, sang istri terlihat menangis hanya gara-gara dia melihat tetangga sedang makan, tetapi dirinya tidak ditawari makan. Sungguh ngidam yang paling aneh!Zian dengan susah payah menenangkan sang istri. Sementara itu, tetangga yang m
Kehadiran bayi kecil Alma membawa kebahagiaan buat Mariana, Zian dan seluruh keluarga besar mereka.Kedua pasangan muda itu merasa bersyukur, karena sudah diberi kepercayaan oleh Tuhan dengan hadirnya Alma.Alma Zoya Pradipta tumbuh dengan baik. Mereka semua sangat menyayanginya. Setelah berapa tahun berlalu, bayi cantik itu berubah menjadi sosok anak kecil yang sangat menggemaskan.Alma tumbuh menjadi gadis kecil yang sangat cantik. Perpaduan dari kecantikan milik Mariana dan ketampanan milik Zian.Rambut cokelat bergelombang, bulu mata lentik. Bahkan di usianya yang baru menginjak lima tahun, gadis kecil putri Mariana ini sudah terlihat sangat cantik.Mariana tersenyum sambil mengusap kepala putrinya. Perempuan itu juga masih terlihat sangat cantik. Saat ini usia Mariana sudah menginjak dua puluh lima tahun.Perempuan itu sangat mencintai Zian. Dia sangat bahagia bisa menikah dengan pria sebaik Zian. Pria itu adalah suami idam