Share

PETUALANGAN MARIANA

Author: Nazwatalita
last update Last Updated: 2022-02-20 04:56:11

Sebelum menikah dengan Andika ....

Mariana tersenyum malu-malu saat pria di depannya mengajaknya berkencan. Dia adalah Radith, teman kerjanya. Mereka berdua baru resmi pacaran kemarin siang. 

Radith adalah pria yang tampan dan baik hati. Setelah putus dari Bisma, belum genap satu bulan gadis itu memutuskan untuk berpacaran dengan Radith.

"Kita makan di sini saja, ya?" Radith menghentikan motornya di depan rumah makan cepat saji.

Mariana menganggukkan kepalanya. Perempuan itu melepaskan lingkaran tangannya pada pinggang Radith kemudian turun dari atas motor.

Mereka berdua kemudian bergandengan tangan menuju ke dalam rumah makan. Radith dengan begitu bangga menggandeng tangan sang kekasih.

Mariana gadis yang sangat cantik. Dia adalah bunga desa di kampungnya. Bukan hanya di kampung, di tempat kerjanya Mariana juga menjadi incaran banyak pria. Mariana yang sedikit pendiam dan terlihat lugu, menjadi daya tarik tersendiri bagi pria yang mengejarnya.

Mariana adalah gadis kampung yang terlihat polos, tetapi diam-diam menghanyutkan. Penampilannya yang terlihat biasa, tetapi sangat menarik perhatian membuat semua laki-laki yang melihat gadis itu merasa terpesona. Mereka berusaha mengejar Mariana dan ingin memiliki gadis cantik bermata cokelat itu.

Namun, mereka tidak tahu kalau dibalik kecantikan dan tampang polosnya, Mariana menyimpan begitu banyak rahasia dan kebohongan. Mereka tidak pernah tahu, kalau Mariana seringkali memanfaatkan perasaan orang-orang yang menyukainya.

Hari ini, Mariana berpacaran dengan Radith. Namun, di belakang Radith, gadis cantik itu juga mempunyai pacar lain. Mariana bukanlah tipe perempuan yang setia. Dia tidak pernah puas hanya dengan satu pria di sampingnya.

Radith menatap Mariana sambil tersenyum. Pria itu sangat bahagia karena bisa mendapatkan Mariana, sang pujaan hati yang sudah lama menjadi incarannya sebelum Mariana berpacaran dengan Bisma.

"Habiskan dulu makananmu," ucap Mariana saat dia melihat Radith justru menatapnya. 

"Aku terpesona melihatmu sampai aku lupa kalau aku sedang makan."

"Gombal!"

"Siapa yang gombal?"

"Kamulah!" Mariana tersenyum sambil kemudian menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya.

"Kamu bisa menatapku sepuasnya setelah selesai makan."

Mariana menatap ke arah Radith. Bukan hanya Radith yang merasa terpesona. Setiap pria yang berpacaran dengannya pasti akan mengatakan hal yang sama padanya.

Terpesona!

Mariana merasa beruntung karena mempunyai paras yang cantik, sehingga dia bisa mendapatkan apa pun yang dia inginkan.

Selama ini, gadis cantik itu tidak pernah benar-benar menyukai apalagi mencintai semua pria yang berpacaran dengannya.

Mariana hanya ingin berpetualang menikmati masa mudanya. Tidak peduli, walaupun nantinya akan ada yang merasa tersakiti olehnya. 

Sampai akhirnya, Mariana bertemu dengan Zian Pradipta. Seorang lelaki yang berusia lima tahun lebih tua darinya. Saat pertama kali berkenalan dengan Zian, Mariana langsung terpesona dengan pria itu. Entah kenapa, Zian terlihat berbeda dibandingkan dengan lelaki yang selama ini ditemuinya.

Zian sangat lebih dewasa dan sangat perhatian pada Mariana. Pria itu sangat memanjakan dirinya. Dia begitu sabar dan sangat mencintainya.

Namun, saat ini Mariana dan Zian masih bersahabat karena gadis itu masih berhubungan dengan Radith dan dua pacar rahasianya. Bukan hanya dua pacar rahasia, Mariana juga mempunyai Andika, pria yang membuatnya jatuh cinta dan sekarang menjadi tunangannya.

Genggaman tangan Radith membuyarkan lamunan Mariana.

"Kamu menyuruhku makan, tapi kamu sendiri malah melamun. Ayo habiskan makananmu, kamu bilang ingin jalan-jalan dan membeli sesuatu bukan?"

Mariana tersenyum menatap Radith yang terlihat sangat tampan saat sedang tersenyum.

***

Andika dengan kesal melempar telepon genggamnya ke atas kasur. Pria itu sangat kesal karena sedari tadi tidak bisa menghubungi kekasih sekaligus tunangannya, Mariana.

'Padahal aku kangen banget sama dia.' Andika kembali meraih ponselnya di atas kasur. 

Pria itu membuka galeri, menatap lekat foto gadis berusia sembilan belas tahun yang kini menjadi tunangannya. Andika merasa sangat beruntung karena berhasil memiliki kembang desa yang sangat cantik itu.

Pria berparas tampan itu sangat tahu, kalau banyak orang yang mengejar tunangannya. Kecantikan gadis bermata cokelat itu membuat semua orang tergila-gila dan menginginkan Mariana sebagai pendamping hidupnya. Oleh karena itu, Andika merasa sangat beruntung dan bangga bisa memiliki perempuan itu.

Tak ingin gadis itu diambil orang, Andika langsung meminta keluarga besarnya melamar Mariana, hingga akhirnya mereka resmi bertunangan.

Andika Purnomo, adalah pria berusia dua puluh tiga tahun yang saat itu tanpa sengaja bertemu dengan Mariana di sebuah pusat perbelanjaan. Andika adalah  seorang mahasiswa.

Semenjak pertemuannya dengan Mariana, pria berlesung pipi itu semakin dekat dengan gadis itu. Andika juga berkali-kali datang ke rumah Mariana, setelah mereka memutuskan untuk menjalin hubungan. 

Wajah tampan Andika dan juga kebaikan pria itu membuat Mariana dan keluarganya sangat menyukai Andika. Apalagi, Andika itu adalah orang yang cukup berada.  

Setiap kali datang ke rumah, Andika selalu membawa oleh-oleh untuk semua keluarganya. Pria itu sangat royal dan tidak perhitungan. Andika juga seringkali datang dengan mobil yang berbeda, membuat Mariana dan keluarganya merasa bangga karena melihat tatapan iri para tetangganya.

Kebaikan Andika dan ketampanannya, membuat Mariana jatuh cinta pada lelaki tampan itu. Namun, rasa cintanya pada Andika tidak menghentikan petualangan Mariana untuk menjalin kasih dengan pria-pria yang menyukainya di belakang Andika.

Beberapa bulan kemudian, Pria tampan berambut  ikal itu datang membawa keluarga besarnya untuk melamar Mariana. Gadis itu tidak menolak, begitupun keluarganya. 

Keluarga Mariana dan Andika akhirnya setuju kalau anak-anak mereka bertunangan terlebih dahulu sebelum mereka menikah. Karena usia keduanya juga masih terlalu muda untuk menikah.

Setelah bertunangan dengan Mariana, Andika terpaksa merantau ke Jakarta untuk menjalankan usaha keluarganya. Pria itu bekerja keras mempersiapkan tabungan masa depan, untuk memenuhi kebutuhannya setelah menikah dengan Mariana nanti.

Lamunan pria bermata teduh itu buyar saat ponsel yang dipegangnya berdering. Andika tersenyum saat  terlihat nama 'Cintaku' memanggil pada layar ponselnya.

"Halo, Sayang ...." Suara merdu Andika terdengar hingga seberang sana.

"Maafkan aku. Dari tadi aku sibuk, aku tidak tahu kamu menelepon." Mariana berucap dengan manja.

"Memangnya ada apa?" ucapnya lagi.

"Tidak ada apa-apa, Sayang. Aku hanya kangen," sahut Andika.

"Kangen tapi nggak pulang-pulang." Mariana mengerucutkan bibir, meskipun Andika tidak melihatnya.

"Sabar, Sayang, nanti setelah pekerjaanku selesai aku pasti pulang." Andika berkata dengan lembut, senyum bahagia menghias di bibirnya. 

"Iya. Aku tunggu," sahut Mariana, tetapi suaranya terdengar lirih tidak seperti tadi.

Andika mengernyitkan kening saat terdengar suara berisik di seberang sana.

"Sayang, kamu lagi di mana? Kenapa berisik banget?"

"A-aku lagi di jalan mau pulang. Ya udah. Aku tutup dulu teleponnya ya, nanti aku telepon lagi." Mariana menutup panggilan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Andika.

Gadis itu tersenyum saat tangan besar seorang pria kini melingkar di perutnya. Saat ini perempuan itu sedang berada di kamar kost Zian yang tak jauh dari jalan raya. 

Suara berisik kendaraan lalu lalang terdengar memekakkan telinga. Namun, semua itu tidak berpengaruh buat mereka berdua.

"Siapa yang menelepon?" Suara itu berbisik di telinga Mariana. Bibirnya menempel, menghadiahi sebuah ciuman di pipi perempuan cantik itu. Pria itu baru saja keluar dari kamar mandi.

"Mama yang menelepon. Pulangnya jangan kemalaman katanya." Mariana tersenyum cantik membuat pria itu semakin mengeratkan pelukannya.

"Baru juga ketemu, udah mau pulang aja. Aku masih kangen." Zian kembali mencium pipi gadis pujaannya itu. 

"Aku mencintaimu, Mariana."

Pria itu memeluk Mariana lebih erat. Bisa mendapatkan Mariana adalah anugerah terindah buat Zian Pradipta. Setelah sekian lama mendekati gadis itu, akhirnya dia resmi berpacaran dengan Mariana.

Sementara di kota lain, Andika tersenyum sendirian di dalam kamarnya. Pria itu membayangkan kekasih hati yang baru saja meneleponnya.

Mendengar suara manja sang kekasih, membuat Andika tidak sabar untuk segera pulang dan menikahi perempuan itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
shave ara
mungkinkah
goodnovel comment avatar
Adreena Dian
kasian andika
goodnovel comment avatar
Puput Arya Octavia
Player kah??
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Belenggu Perselingkuhan   SAKIT HATI

    Zian meninggalkan Mariana yang masih menangis. Bukan hanya Mariana yang menangis, Devan pun ikut menangis karena kaget saat mendengar suara bunyi yang cukup keras. Zian membanting ponsel Mariana, hingga ponsel itu jatuh berkeping-keping, sesaat setelah dia memaki Reno yang ternyata kembali menelepon.Pria itu sudah menunggu Mariana di tempat yang sudah mereka sepakati bersama. Zian sangat marah, laki-laki itu pergi dari rumah tanpa mengatakan sepatah kata pun. Zian pergi untuk menenangkan diri. Awalnya, ia ingin sekali pergi menemui Reno dan menghajar pria itu habis-habisan karena sudah berani menggoda istrinya. Namun, setelah dipikir-pikir, percuma saja ia menghabiskan tenaga untuk menghajar Reno. Toh! Bukan hanya pria itu saja yang salah. Mariana pun salah. Seandainya perempuan itu bisa menjaga diri sebagai seorang wanita yang sudah mempunyai suami, Zian yakin, Reno pun tidak akan memaksa Mariana untuk berhubungan dengan dia.Namun, karena Mariana mudah tergoda dan langsung jatuh k

  • Terjerat Belenggu Perselingkuhan   MAAFKAN AKU

    "Mas, maafkan aku. Aku bisa jelasin semuanya." Mariana menangis melihat kemarahan Zian.Dalam hati, perempuan itu merutuki diri sendiri yang tidak hati-hati saat menyimpan ponsel pemberian Reno itu. Kekasih gelapnya itu memang sengaja membelikan ponsel untuknya agar mereka gampang jika ingin saling menghubungi.Reno sering mengingatkan Mariana agar dia berhati-hati menyimpan ponsel itu agar tidak sampai ketahuan oleh Zian. Namun, gara-gara keteledorannya, pria itu kini menemukan ponselnya dan mengetahui rahasia yang selama bertahun-tahun ini di sembunyikan olehnya juga Reno."Aku benar-benar tidak menyangka kalau kamu tega melakukan ini padaku, Mar. Aku pikir, kamu sudah berubah setelah menikah denganku, tapi ternyata ...." Zian menatap Mariana dengan kedua mata berkaca-kaca. Jantungnya serasa diremas-remas."Mas Zian-""Aku benar-benar kecewa sama kamu, Mar." Zian memegangi dadanya yang terasa sesak. "Maafkan aku, Mas, aku khilaf! Aku janji, aku tidak akan berhubungan dengan dia l

  • Terjerat Belenggu Perselingkuhan   AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU!

    Zian menatap wajah cantik Mariana dengan rasa sakit di hatinya.Pria itu sadar, istrinya itu memang masih terlihat cantik. Mariana juga pandai merawat tubuhnya, hingga meskipun dia sudah mempunyai anak dua, bentuk tubuhnya juga wajahnya tidak kalah dengan gadis muda yang belum menikah.Zian juga seringkali cemburu jika melihat teman-teman prianya seringkali menatap istrinya penuh minat. Namun, Mariana selalu bisa membujuknya dengan mengatakan kalau dia hanya mencintainya dan tidak akan pernah mengkhianatinya.Namun, sekarang Mariana justru mengingkari janjinya. Mengingkari janji untuk setia sampai kapanpun terhadapnya."Kenapa, Mariana? Memangnya apa kesalahanku sampai kau tega berbuat seperti ini padaku?""Ma-Mas ...." Mariana menatap Zian dengan kedua mata berkaca-kaca. Ia sungguh tidak mengira kalau Zian akan mengetahui perselingkuhannya dengan Reno."Kenapa, Mar? Kenapa harus dia? Apa kau tidak sadar kalau Reno itu adalah suami dari sahabatmu sendiri?""Aku tidak menyangka kalau k

  • Terjerat Belenggu Perselingkuhan   KENAPA HARUS DIA?

    "Anak kita?" gumam Zian lirih. Pria itu masih belum sadar sepenuhnya. Buru-buru Zian membaringkan tubuh mungil Devan yang tertidur ke atas ranjang. Kemudian, dengan serius Zian mendengarkan suara Reno di ujung telepon."Halo, Sayang, Kenapa kamu diam saja? Aku tunggu kamu di tempat biasa, jangan lupa bawa anak kita. Aku jemput kamu di tengah jalan, ya, biar Zian nggak curiga. Suami kamu lagi di rumah kan?" Tangan Zian yang memegang ponsel bergetar mendengar suara laki-laki di seberang sana."Aku kangen sama kamu, Mar, sampai ketemu di penginapan ya?" Zian hampir saja menjatuhkan ponselnya. Kata-kata yang diucapkan oleh pria itu bak palu yang menghantam dadanya.Rasa sakit mengalir ke ruang hatinya. Zian benar-benar tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut pria itu. Pria yang selama ini sudah ia anggap sebagai sahabat baiknya.'Reno ....'Zian memegangi dadanya, yang terasa sesak.'Tidak mungkin ... aku pasti salah dengar. Tidak mungkin Mariana dan Reno ....'"Sayang ... ada

  • Terjerat Belenggu Perselingkuhan   ANAK KITA

    Reno baru saja turun dari mobilnya. Pria itu berhenti sejenak saat seorang perempuan cantik dengan perut buncit lewat di depannya.Wajahnya menyunggingkan senyuman tatkala melihat perempuan itu tersenyum malu-malu melihatnya.Rasanya, Reno ingin sekali langsung mendekap perempuan itu saking gemasnya.Semenjak hamil, wajah Mariana terlihat bertambah memikat. Entah mengapa, perempuan itu terlihat lebih cantik dari biasanya.Reno mengambil ponsel dari saku bajunya.'Sayang, kamu mau kemana cantik banget?'Mariana melihat ke arah ponselnya yang ia pegang sedari tadi. Bibirnya tersenyum saat melihat siapa yang menghubungkannya.'Aku ingin ketemu kamu. Makanya sengaja lewat depan rumah kamu.''Sepertinya dia ingin ibunya melihat kamu." Mariana mengusap perutnya yang sudah terlihat membuncit di usia kehamilannya yang ke enam bulan.Semenjak dia tahu kalau Reno saat itu mengidam, Mariana semakin yakin kalau ana

  • Terjerat Belenggu Perselingkuhan   MENGIDAM

    'Aku hamil.'Sebuah chat dari perempuan yang dicintainya membuat kening Reno berkerut.'Apa kau sedang membuat aku cemburu dengan mengatakan kehamilanmu?'Reno membalas pesan itu dengan perasaan kesal.'Bukan begitu. Aku hanya penasaran, kenapa setelah sekian lama aku tiba-tiba hamil?''Apa maksudmu?'Reno kembali membalas pesan Mariana.'Sudah bertahun-tahun aku tidak hamil. Tapi setelah beberapa kali berhubungan dengan kamu, aku tiba-tiba hamil.''Jadi maksud kamu, kamu curiga kalau anak itu adalah anak kita? Darah dagingku?''Entahlah! Kau seorang dokter, harusnya kau lebih tahu bukan?''Baiklah! Kita akan tes DNA saat anak itu lahir.''Seandainya benar itu adalah anakku, aku pasti sangat bahagia sekali.'Tulis Reno lagi.'Aku juga sangat bahagia, seandainya itu benar anak kita.''Aku bahagia karena aku mempunyai anak dari orang yang aku cintai.'

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status