Share

Bab 23

“Kamu harus segera ngomong sama dia.” Masih belum kering tanah kubur istrinya. Awan terus mendesak Tirta agar segera menikah. Bagaimanapun hanya inilah pesan terakhir dari mendiang Maharani.

Perempuan yang telah menderita selama bertahun-tahun karena penyakit kanker yang menggerogoti usianya. Awan hanya berusaha untuk membuat istrinya bahagia. Dia tidak ingin, bahkan di alam lain sana, perempuan itu menderita akibat keinginannya belum terpenuhi.

“Pa, aku butuh waktu. Menikah tidak semudah itu. Seumur hidup itu lama. Sangat lama dan tidak terbatas, bagaimana jika akhirnya aku tidak cocok dengan dia?!” tekan Tirta.

Sejujurnya pria itu tidak mau mempermasalahkan siapa pun yang akan dia nikahi asalkan jelas asal usul dan bagaimana sikap keluarganya. Namun, tidak juga setelah kepergian ibunya. Baru satu minggu, apakah layak Tirta harus menggelar acara pernikahan?

“Kamu pikir bagaimana dulu papa dan mamamu bersama, Tir? Harus diseleksi? Harus di tes dulu? Kecocokan bisa dilihat dari
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status