Share

Bab. 45. Ryan Pulang.

   Ryan mengemasi pakaianya, terlihat Tania berdiri mematung di depan pintu. Menatap nanar di depanya. 

"Sayang, kau tak mengajaku," ucap Tania sedih. Sejak menikah seminggu denganya tak sedikitpun Ryan berbasa basi denganya. Menyentuh pun tidak. Padahal dirinya menginginkan anak dari Ryan. 

"Maaf, aku belum siap bicara sama Amelia," 

'Amelia terus yang ada di pikiranmu' batin Tania. 

"Apa aku yang harus bicara dengan Amelia, bahwa kau telah menikah denganku? Tanya Tania mencari belas kasihan dari mata teduh Ryan.

"Jangan Tania, biar aku sendiri yang bicara dengan Tania," 

 Untuk saat ini ia tak sanggup melihat air mata di wajah Amelia. 

'Aah, seandainya kejadian itu tak terjadi, mungkin tak meninggal rasa bersalah ini' batin Ryan. Selesai packing ia keluar kamr. Berniat pamitan dengan kedua orang tuanya. 

Mereka sedang sarapan pagi bersama. Melihat Tania. Mama menyambut Tania hangat. Ada rasa iri di hati. Kenapa Mama tak bisa seperti itu dengan Amelia? Apa karena dia dari kampung  bukan kalangan sosialita?  Aaah sudahlah memikirkan semua ini membuatku pusing, batin Ryan. 

Ia menarik kursi kemudian duduk, Tania duduk di sebelah Mama, tampak keakraban di antara mereka. 

"Kenapa kamu bawa koper, Ryan?" Tanya Mama. 

"Aku mau pulang Ma, lagian juga udah hampir dua minggu di sini kasihan Amelia. Di tinggal sendirian terus," 

Mama terdiam sejenak, menghela nafas pelan. 

"Tapi Tania juga istrimu, Ryan? 

Ryan tak menanggapi ucapan Mamanya, melanjutkan sarapan paginya. 

Setelah sarapan usai, ia beranjak dan mencium tangan kedua orang tuanya. 

"Ma, Pa, Ryan berangkat dulu," 

"Iya nak, hati- hati." ucap papa. 

Mama menatap punggung anak bungsunya pergi daeru 

Ryan melangkah keluar, memanggil mang ujang untuk mengantar sampai ke Bandara. Di bangku belakang ia memijit keningnya. Di hembuskan nafas pelan. Merasa bersalah pada Amelia. Seandainya istrinya dirinya menikah lagi takmtau bagaimana menghadapinya? Apa dia akan meninggalkanku? Ya Tuhan aku tak bisa kehilangan Amelia, gumam Ryan. 

"Kenapa Tuan?" Tanya Mang ujang sembari menyetir. 

"Tidak Mang, aku hanya kangen Amelia." ucap Ryan sambil memegang keningnya sendiri. 

Tak bisa membayangkan perasaan Amelia ketika mendengar dirinya telah menikah lagi.

Mang ujang melirik majikanya dari kaca spion. Dia tak tahu pasti yang terjadi dengan anak majikanya. Tiba- tiba Ryan menikah lagi dengan Tania. Apa Non Tania yang menjebak Tuan muda Ryan? Sudahlah tak baik mengurusi urusan majikanya. Mang ujang kembali konsentrasi menyetir. 

Sampai di Bandara, Mang Ujang memarkirkan mobilnya. Ryan membuka matanya. 

" Udah sampai ya Mang?" 

"Ya Tuan," 

"Tolong Ambilkan koper ya Mang," 

"Baik, tuan," 

Mang Ujang mengeluarkan koper dan memberikan pada Ryan. 

"Makasih Mang Ujang, saya berangkat dulu," 

Ryan melangkah masuk ke Bandara. Sambil menunggu chek in Ia telepon Amelia. 

"Sayang,  Mas pulang, nanti jemput ya di Bandara," 

"Iya Mas Ryan," Ryan kemudian menutup teleponya. Bahagia mendengar suara Istrinya. Sejuk menyiram relung hati. 

Amelia melambaikan tanganya saat Sosok Suaminya mendekat. Amelia udah sampai duluan di bandara. 

"Udah lama nunggunya sayang,"

"Baru aja sayang," 

Ryan merangkul pundak Amelia. Ia mencium puncuk kepalanya. Wangi rambutnya yang selama ini rindukan.

Mereka menuju rumah, ia mematikan hpnya tak ingin Tania maupun Ibunya. Tak ingin di ganggu saat ini. 


Hanya ingin menikmati waktu berdua dengan istrinya. 

Bersambung..



Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status