Share

Bab. 46. Pov Ryan.

      Pov. Ryan.

   Aku semakin hari merasa bersalah pada istriku, walau sebenarnya aku merasa tak melakukanya. Apa aku di jebak Tania?  Aaaaggghh ...."

'Ya Tuhan, Aku masih mencintai Amelia jangan pisahkan kami' batin Ryan. 

Tak sanggup untuk aku kehilangan Amelia, ia sangat berharga bagiku. 

Menghembuskan nafas pelan, aku meraih Foto pernikahan di depan mejaku. 

'Maafkan aku sayang ...' batin Ryan.  

******

Tinn ...tin

    Amelia setengah berlari ke depan, ia memang tadi memesan dua botol susu. Alangkah kagetnya saat sosok dua orang berdiri di depan pintu. Mama mertua dan Tania. Ia menarik bibirnya dan berusaha ramah. 

"Silakan masuk Ma," ucap Amelia ramah. 

Tania mengekor di belakang Mama. 

Firasat Amelia tak enak saat ini. Tapi mencoba tenang. Mungkin ini hanya firasatku saja? 

Mama dan Tania duduk di sofa, Amelia menuju ke dapur membuatkan minuman untuk mereka. 

"Ini silakan Ma," 

"Iya," 

"Ryan mana Amel?" 

"Kerja Ma," 

"Baiklah, aku tunggu Anaku pulang," 

"Iya,"  Amelia melanjutkan memasak, terpikir olehnya mengambil hp di kamar memberitahu suaminya. 

"Halo ... sayang?" 

"Iya, kenapa udah kangen ya? Mas juga kangen masakan istriku," ucap Ryan mengoda Istrinya. 

"Hehhe, Ini Mama dan Tania ada di sini, Mas cepet pulang ya," 

"Apa? Mama dan Tania ada di rumah? 

"Iya sayang, kenapa panik gitu sih?" 

"Aaah ... nggak apa- apa sayang," ucap Ryan terbata. 

"Ya dah, aku tunggu di rumah," ucap Amelia kemudian mengakhiri panggilan. 

'Kenapa suamiku terdengar panik gitu, ada apa ya?Aah sudah aku lanjut memasak aja'  Batin Amelia. 

Ryan baru saja mengakhiri panggailan dari Istrinya, keringat dingin seketika keluar. Pias wajah Ryan. Segera menghubungi Mamanya untuk menginap di Hotel saja. Merasa tak siap pernikahanya terbongkar. 

Drrrrrtt... 

"Halo Ryan, kapan pulang?" 

"Halo Ma, tolong jangan keras- keras nanti Amelia denger," 

'Masih saja membela istrinya,' batin Mama. 

Mama berusaha sabar, menurutnya menyingkirkan Amelia harus memiliki kesabaran extra. 

"Ada apa?" Tanya Mama ketus. 

"Ma, tolong bawa Tania ke hotel Grand. Aku sudah pesenkan kamar untuk Mama dan Tania?" 

"Kenapa tak mau istrimu tau bahwa kau--" 

Tiba- tiba Amelia datang dari belakang, membawakan camilan. 

"Aku tau apa Ma? Tanya Amelia lekat, mencari kejujuran di sana. 

Sambungan Telepon langsung terputus. 

"Ada apa Ma, apa yang kalian sembunyikan dari aku?" 

"Eeeh ... Anu," ucap Mama terbata. 

Suara hp berbunyi, nama My husband ada layar. Segera mengangkat dan menanyakan langsung padanya. 

"Sayang, Nanti Mama dan Tania tidur di hotel aja ya, aku tau kamu pasti tak nyaman dengan kehadiran mereka," 

Amelia terdiam sesaat berusaha mencerna omongan suaminya. Ini terdengar aneh ya? 

"Sayang ...." panggil Ryan. 

"Iya?" 

Amelia tergagap saat Ryan memanggil namanya kembali. 

"Ko diam? 

"Ya aku mendengarkan," 

"Nanti aku pulangnya telat, ada klien mendadak minta ketemu, aku  juga akan ajak Mama menginap di Hotel," 

"Iya terserah Mas aja," ucap Amelia pasrah. Ini menjadi ganjalan di hati. 

"Makasih sayang," ucap Ryan senang. Hari ini merasa pernikahanya selamat. 

Amelia hari  ini merasa ada yang aneh baik, Mama, Tania maupun Suami. 

Mereka kemudian pergi tanpa pamitan sama Amelia. Sedih menatap punggung Mama mertuanya. Nyeri di sudut hati melihat kedekatan Mama mertua dan Tania. 

Tak terasa buliran bening menetes di pipi. Segera ia hapus sebelum ada orang yang melihatnya. Amelia  menutup pintunya. Untuk menghilangkan Gundah, ia menelpon keluarganya. Sambutan hangat keluar dari  wanita yang melahirkanya. Mendengar suaranya membuat Amelia kangen. 

Bersambung..

   

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status