Share

Kecewa

"Marah sama, mas?"

Mas Ryan menghampiriku yang tengah menyiapkan sarapan.

Semalam setelah pergi ke kamar Alshad, aku memang memilih untuk tidur di sana dengan mengunci pintuya dari dalam. Bukan karena marah sama Mas Ryan, melainkan aku yang ingin menyendiri agar tidak mendengar obrolan mereka tentang anaknya. Yang membuatku semakin dilanda kerinduan dengan sosok anak kecil itu. 

Aku tertidur dalam keadaan yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja, sebab bayang-bayang Alshad selalu menghantuiku ketika mataku terpejam. Mungkin terlalu lama menangis, sehingga saat pagi aku terbangun masih kudapati bekas air mata yang mengering di wajahku.

"Enggak, kenapa harus marah?" jawabku tanpa menoleh ke arahnya.

"Dan kenapa memilih tidur di kamar sebelah?" tanyanya, sejenak menghentikan kegiatanku.

Aku mendengkus tanpa sadar, "Nisya hanya kepikiran sama Al, makanya semalam tidur di kamarnya," kilahku.

Melanjutkan kembali kegiatanku denga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status