Nisya, wanita karir yang sukses diusianya yang masih terbilang cukup muda sebagai seorang arsitek juga seorang guru, harus menerima perjodohan yang dibuat oleh sang ayah dengan seorang pria yang berstatus duda dengan satu anak. Dimana keduanya masih sama-sama terbelenggu dengan kisah masa lalu mereka. Nisya yang masih bertahan dengan kenangan bersama tunangannya, juga Ryan yang masih setia menunggu kembalinya mantan istri yang sudah tiga tahun menghilang meninggalkan dia dan putra semata wayangnya. "Aku mungkin bisa memberikan perhatian dan baktiku sebagai seorang istri dan ibu, tapi maaf, aku tidak bisa memberikan hatiku untukmu." —Nisya Kaylandra— "Aku pun tidak butuh cinta darimu, cukup kamu mau hidup bersamaku saja itu sudah lebih dari cukup untuk membalas rasa cintaku padamu." —Ryan Ahmad Salim—
Lihat lebih banyak[Ryan, Alshad sakit! Aku butuh uang untuk membawanya berobat, tolong segera kirim secepatnya, aku tunggu!]
Rasanya Ryan sudah mulai muak dengan permintaan Sarah Amalia. Mantan istrinya itu semakin kesini makin sering meminta uang dengan alasan yang hampir sama setiap harinya.
[Ryan, kenapa cuma read doang? Ayo cepetan kirim uangnya!]
[Atau kamu mau, anakmu ini tambah parah sakitnya?]Kepala Ryan serasa mau pecah, Sarah terus-menerus menerornya. Sedangkan hubungannya sendiri dengan Nisya, istrinya yang sekarang sedang dalam masalah besar, dan yang menjadi sumber masalahnya tak lain adalah mantan istrinya sendiri.Bukan hanya Ryan, tapi Nisya sepertinya sudah diambang batas kesabarannya menghadapi Sarah. Sehingga Nisya memilih untuk menyerah atas pernikahan yang rumit ini. Apalagi sejak kehadiran Sarah, Nisya semakin membulatkan tekadnya untuk bercerai dari Ryan."Mas, akan menuruti semua permintaan kamu, kecuali satu hal, yaitu perpisahan.""Meski tidak ada cinta diantara kita?" balas Nisya tegas.
"Bukan tidak tapi belum dan itu hanya kamu, karena mas sudah mempunyai rasa itu, saat di mana mas selesai mengucapkan ijab kabul dihadapan papa dan juga para saksi yang hadir dihari pernikahan kita"Pernyataan Ryan barusan tidak lantas membuat Nisya luluh, Nisya merasa kalau hubungan ini tidak akan bisa bertahan lama, karena ada masa lalu yang belum terselesaikan diantara keduanya. Seperti yang sedang terjadi sekarang ini, dengan kembalinya mantan istri Ryan lantas mengambil hak asuh anak yang selama ini menjadi jembatan penghubung antara Ryan dan Nisya.
Tidak ada alasan lagi bagi Nisya untuk mempertahankan pernikahannya dengan Ryan, karena satu-satunya alasan sudah tidak ada bersamanya lagi, yaitu Alshad, anak yang sudah dia rawat dengan penuh kasih sayang sudah diambil oleh ibu kandungnya.
"Pikirkan ini baik-baik, mas nggak papa jika kamu belum bisa mencintai mas. Dalam rumah tangga tidak melulu soal cinta, mas sudah pernah menjalani pernikahan atas dasar cinta, tapi kamu lihat sendiri kan, mas gagal mempertahankan pernikahan itu. Sekarang jika kamu tidak bisa membalas perasaan mas, itu tidak masalah. Cukup mas saja yang mencintaimu itu sudah menjadi alasan untuk mas berjuang mempertahankan pernikahan ini."
"Jika usaha Mas, tidak berhasil?" tanya Nisya yang masih kukuh dengan pendiriannya.
"Maka saat itu juga, mas akan ikhlas melepaskanmu, sama seperti yang pernah mas lakukan dulu, melepasnya dan membiarkan dia pergi untuk mencari kebahagiaan yang tidak bisa dia dapatkan saat bersama mas."
Dinginnya malam tidak menjadi halangan untuk sepasang suami istri yang sedang memadu kasih. Saling membelit satu sama lain, erangan juga desahan saling bersahutanMenikmati permainan yang seakan tidak akan ada kata puas bagi keduaanya. "Ah.. Sayang.. Mas akan segera sampai." "Tetap pada posisi Mas ya, please ...," Tidak mengindahkan permohonan sang istri, ketika dirasa puncak kenikmatan akan segera diraih sang suami yang semula bergarak lincah di atas istrinya mendadak melepaskan diri dari liang yang semula memberinya kenikmatan. Ia merelakan sedikit kenikmatan itu terenggut demi melindungi sang istri, menurutnya. Namun bukan ucapan terima kasih yang didapatkan, melainkan aksi merajuk dari istrinya setelah ia berhasil menumpahkan buah dari hasil pergulatan panas mereka di atas perut sang istri.
"Kak, ikut Papa, yuk.""Mbak juga diajak kan, Pah?"Dedek ikut!""Jadi kalian semua mau ikut Papa? Boleh asal nanti tidak ada yang rewel cari-cari Bunda.""Mbak gak mau ikut.""Dedek mo cama Bunda.""Nah itu lebih baik, karena Papa akan pergi bersama Kakak lama sekali. Jadi kalian para princesnya Papa di rumah sama Bunda, ya."Dua anak perempuan yang tak lain adalah Arsy, dan Risya itu pun mengangguk patuh menatap pria dewasa yang dipanggilnya Papa. Keduanya harus merelakan sang Kakak yang akan pergi bersama Papanya untuk sementara waktu. Putri dari Ryan dan Nisya yang sudah berusia 6 dan 2 tahun itu kini hanya bisa memandang punggung kakaknya yang semakin menjauh dan menghilang dari pandangannya."Ayah, kapan Kakak Al pulangnya?""Mbak, Kakak baru saja pergi sudah ditanyain kapan pul
"Bunda, susu."Balita berusia 4 tahun itu menarik-narik baju yang dikenakan oleh ibunya. Adalah Nisya yang sedang memangku putrinya yang baru saja terlelap."Ngomongnya yang baik gimana, Sayang? Bunda kan sudah ajarkan, Mbak Arsy.""Bunda, minta tolong buatkan susu.""Subhanallah pintarnya anak Bunda, tunggu sebentar bisa? Tapi bunda juga minta tolong sama Mbak jagain Dedek bayi, boleh?""Kakak Al?""Kakak Al kan masih sekolah.""Ayah?""Mbak lupa emangnya tadi pagi Ayah pamit mau kemana?""Mo kelja, cali uangna buat beli susu Mbak, sama Dedek bayi.""Artinya Mbak sekarang mau dong tolongin Bunda jaga Dedek?"Balita perempuan itu mengangguk, meski setengah hati. Ia bukan tidak ingin menjaga adiknya, tetapi balita 4 tahun itu merasa takut karen
"Jangan bebaskan aku, Mbak. Biarkan aku menebus kesalahanku, dan dosaku di sini.""Tidak, kamu memang sempat bersalah tapi karena kamu juga nyawa Mbak dan anak Mbak terselamatkan. Jadi sebagai rasa terima kasih Mbak, tolong terima lah bantuan Mbak demi Ibu.""Bahkan untuk bertatap muka dengan Ibu aku sudah tidak berani, Mbak. Ibu pasti kecewa banget sama aku.""Siapa bilang? Ibu sangat menunggu putranya bisa segera bebas dan bisa berkumpul kembali."Tidak ada jawaban dari pemuda di hadapan Nisya, hanya isak tangis tertahan yang keluar dari mulutnya. Reno, pemuda itu terlihat begitu menyesali tindakannya yang gegabah. Demi rasa dendamnya yang salah, ia harus rela mendekam di balik jerusi besi."Kamu sudah menyesali perbuatanmu, itu sudah cukup buat Mbak, Ren. Mbak tahu kalau kamu sebenarnya tidak sejahat itu, terbukti kamu juga yang sudah selamatkan Mbak."
"Al, ayah minta tolong bisa?""Iya, Ayah. Minta tolong apa?""Tolong jaga adik-adik sebentar, ya.""Ayah mau kemana?""Ayah ada urusan, nanti kalau mereka rewel tolong panggil Nenek, atau Bibik di bawah.""Ayah, apa ayah akan ke tempat Bunda?""Iya, kalian di tunggu di rumah saja, ya. Ayah janji tidak akan lama.""Apa.. Al, boleh ikut, Yah?""Kalau Al ikut nanti yang bantu Ayah jaga adek siapa? Di rumah saja, ya. Ayah hanya sebentar setelah iku kita bisa jagain adek sama-sama."Anak itu mengangguk patuh, mengambil alih tanggung jawab dari sang ayah. Lalu mulai mengajak kedua adik perempuannya untuk bermain. Tidak terlalu sulit karena dua adiknya sangat mengerti situasi, kecuali yang paling kecil. Alshad masih belum bisa untuk mengatasi jika sedang rewel, kondisinya yang masih sangat l
"Mas, jangan banyak bergerak dulu. Bekas oprasi di kepala Mas masih sangat rentan, Didi gak mau kalau di suruh nangis lagi. Mas pikir gak capek apa nangis dua hari dua malam.""Mas mau bertemu Mbak, Dek. Gimana keadaannya?""Mbak baik, Mas jangan khawatir soal itu. Kita semua di sini untuk kesembuhan Mas Mbak dan juga anak kalian.""Dia, apa dia masih bertahan, Dek?""Tentu, karena dia anak yang kuat. Sangat kuat, Mas sepatutnya berbangga sama dia.""Dek, apa tidak bisa ruang perawatan kita di satukan saja?""Mas kata ini hotel bisa tawar menawar?""Tapi Mas beneran ingin ketemu mereka, Dek. Kalian tidak sedang menutu-nutupi sesuatu dari Mas, kan?"Diandra menatap netra Ryan dalam diam, berusaha sekuat tenaga agar terlihat biasa saja di hadapan Mas-nya, yang baru saja bangun dari tidur panjangnya.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen