Share

Tidak akan Pernah Aku Lupakan

Allard adalah seorang pria yang telah lama memiliki perasaan khusus terhadap Nora, seorang wanita yang pernah tidur dengannya menghabiskan waktu dalam semalam.

Mana mungkin ia bisa merelakan wanita itu menikah dengan John—ayahnya sendiri. Allard merasa bahwa Nora adalah wanita yang dia inginkan dalam hidupnya.

Namun, ada satu masalah besar yang menghalangi perasaannya: Nora sudah berencana untuk menikah dengan John, seorang teman baik mereka berdua.

“Kau benar-benar tidak bisa melupakan wanita itu, hum?” tanya Stev meyakinkan perasaan Allard kembali.

Allard menggeleng pelan. “Jika aku bisa, maka akan kulakukan sejak lama, bodoh!”

Stev menghela napasnya. Bingung, harus memberi nasihat dan saran apa lagi kepada sahabatnya yang kini tengah dilemma karena pernikahan ayah dan wanita yang ia inginkan sudah di depan mata.

“Aku tahu, ini berat bagimu, kawan. Namun, aku sarankan agar kau bicara dengan wanita itu. Walau bagaimanapun juga dia akan menjadi ibumu, Allard. Dan kau harus menerimanya. Atau memintanya menolak pernikahan itu dengan ayahmu.”

Allard hanya diam. Entah menyetujui atau tidak, yang penting Stev sudah memberikan saran kepada sahabatnya yang tengah diselimuti rasa galaunya itu.

**

Keesokan harinya, Allard merasa dia tidak bisa lagi menyimpan perasaannya untuk dirinya sendiri. Dia memutuskan untuk menghadapinya dan pergi menemui Nora.

“Nora. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Apa kau tidak sedang bersama ayahku?” tanya Allard melalui sambungan telepon.

Ia berhasil mendapatkan nomor telepon Nora dari sang ayah setelah berbagai drama dan alasan yang ia ungkapkan pada John Romanov.

“Aku sedang di café langgananku. Ayahmu sedang pergi bersama para kliennya. Kemarilah. Akan kukirimkan alamatnya.”

“Baik. Aku tunggu, Nora.” Allard menutup panggilan tersebut. Setengah mati ia menunggu Nora mengirim alamat café tempat di mana wanita itu berada.

Lima belas menit kemudian, Allard tiba di sana. Dalam pertemuan itu, dengan hati yang berdebar-debar. Setelah sekian lama tidak bertemu, masih ada rasa canggung dalam dirinya.

“Ada apa, Allard? Kau ingin bertemu denganku secara mendadak seperti ini.”

Allard menghela napasnya menatap wajah wanita itu. “Aku ingin kau membatalkan pernikahanmu dengan Daddy, Nora.”

Raut wajah Nora berubah seketika mendengar ucapan Allard yang begitu frontal memintanya membatalkan pernikahan itu.

“Hei! Siapa kau, memintaku membatalkan pernikahan itu?” ucap Nora penuh emosi.

“Berapa, uang yang kau butuhkan? Kau mau menikah dengan tua bangka seperti ayahku karena uang, kan?” ucapnya penuh sarkas.

Nora tersenyum miring. “Ya. tentu saja karena itu. Tapi, bukan berarti aku akan mengiyakan permintaan gilamu itu, Allard. Ingat, Allard. Hubungan kita hanya sebatas pertemuan antar penjual dan pembeli—”

“Tapi, aku menyukaimu!” ucap Allard dengan tegas. Mengungkapkan jika dirinya menyukai Nora.

Dia berhasil mengungkapkan perasaannya pada wanita itu dan memintanya untuk membatalkan pernikahannya dengan John. Allard merasa bahwa dia harus mengungkapkan perasaannya yang sejati meskipun dia tahu itu mungkin tidak bisa mengubah segalanya.

“Aa—Apa? Kau … kau gila, huh?” ucap Nora tak percaya dengan ungkapan Allard.

Nora merasa terkejut mendengar pengakuan Allard. Dia tahu bahwa Allard hanya teman tidur, sekadar bos dan clien di dua tahun yang lalu.

“Aku merasa, jika aku membutuhkanmu. Aku benar-benar tidak bisa melupakanmu, Nora.”

Pengakuan Allard kembali membuat Nora terkejut bukan main. Bagaimana bisa, wanita panggilan sepertinya membuat Allard—si pria dingin nan tampan ini membuatnya jatuh hati pada wanita sepertinya.

“Maafkan aku, Allard. Aku rasa, kau salah mengartikan semuanya. Aku tidak bisa menerima perasaan itu karena aku akan menikah dengan ayahmu, bukan denganmu,” ucap Nora berhasil membuat jiwa Allard semakin terguncang mendengarnya.

Allard mengusap wajahnya dengan pelan. “Kau bisa pertimbangkan ini sebelum berucap, Nora.”

“Harusnya aku, yang bicara seperti itu, Allard. Harusnya kau, yang pertimbangkan ucapanmu sebelum kau beri tahu aku.”

Allard menggeleng pelan. “Selama dua tahun ini aku tidak pernah bisa melupakanmu. Kau terlalu nyaman, sampai aku sulit melupakan bayangan saat kita melakukan itu dulu, Nora.”

Perempuan itu terdiam. Hanya menatap wajah Allard yang terlihat tidak sedang bercanda.

“Apa kau bercanda, Allard?”

Allard menggeleng pelan. “No! Aku tidak bercanda, Nora. Please. Aku mohon padamu batalkan pernikahan itu. Apa pun yang kau inginkan, akan kuberikan asalkan batalkan pernikahan itu.”

Nora menghela napasnya menatap wajah Allard. “Hei! Kau ini memiliki paras yang rupawan. Kau bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku. Aku tidak bisa membatalkan pernikahan itu, tidak bisa.”

Nora menggelengkan kepalanya tanpa menatap wajah Allard.

“Berikan satu alasan padaku yang lebih jelas dan bisa aku pahami, Nora. Karena aku yakin, tidak mungkin kau mencintai ayahku. Dia sudah tua, usianya pun sangat beda jauh denganmu.”

“I don’t care about it, Allard. Is fucking of love. Aku tidak butuh cinta. Di dalam duniaku, aku tidak butuh cinta, Allard.”

Allard berdecak kesal mendengar ucapan Nora tadi. Benar-benar sulit meluluhkan hati Nora yang sepertinya memang hanya dia yang mencintainya.

“Kau bisa beri tahu padaku, alasan selain menginginkan uang ayahku?” ucap Allard sekali lagi. Meminta agar Nora mau memberi tahu yang sebenarnya.

Nora menghela napasnya. ‘Aku memiliki perjanjian yang tidak bisa aku bagikan pada siapa pun. Haruskah aku memberi tahu Allard agar dia berhenti mengejarku?’ ucapnya dalam hati.

Nora memiliki rahasia yang belum pernah dia bagikan kepada siapa pun, termasuk Allard. Dia belum mau memberi tahu Allard tentang perjanjian yang sudah dia sepakati dengan John.

Nora menggelengkan kepalanya. Perjanjian itu cukup rumit, bahkan Allard pun tidak akan paham mengenai hal itu.

“Aku hanya butuh uang. Ibuku sedang sakit. Lalu, John menawarkanku bantuan dengan syarat mau menikah dengannya.”

Allard mengembungkan pipinya mendengar penuturan Nora tadi. Padahal, ibunya sudah lama meninggal. Dan tentu saja lelaki itu tidak akan tahu mengenai hal ini.

“Nora ….” Allard menghela napasnya. “Kau benar-benar tidak bisa membuka sedikit pun hati untukku? Bertahun-tahun aku tersiksa memikirkanmu, ingin bertemu kembali denganmu.

“Dan kau, malah akan menikah dengan ayahku sendiri. Kau tahu, betapa sulit aku menerima keputusan itu. Aku memang tidak pernah peduli dengan asmara ayahku setelah dia berpisah dengan Mommy.

“Tapi, jika harus denganmu, aku rasa aku harus bertindak. Aku mencintaimu, Nora. Mencintaimu! Jika kau tidak percaya padaku, maka tanyakan saja pada Daddy. Selama dua tahun ini, aku tak pernah mengenalkan perempuan manapun padanya.”

Nora menelan salivanya. Kemudian menghela napasnya dengan panjang.

“Pertemuan kita cukup sampai di sini, Allard. Aku tidak ingin John salah paham padamu. Kau harus ingat, aku akan menjadi ibu tirimu. Jika kau lupa itu!”

“Tidak akan pernah aku lupakan, Nora! Aku tahu itu. Tapi, aku harap kau mau mendengarkan satu permintaanku lagi.”

Nora menaikan kedua alisnya menatap Allard. “Apa itu?” tanyanya kemudian.

Allard menatap lekat wajah Nora. “Kau boleh menikah dengan Daddy, asalkan kau juga mau, berbagi ranjang denganku. Jika tidak, maka aku akan beri tahu rahasia kita ini. Bagaimana?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status