Share

Terjerat Cinta Ibu Tiri
Terjerat Cinta Ibu Tiri
Penulis: Suhadii90

Dia yang Kucari Selama ini

"Shit! Mengapa wajah wanita itu tak pernah mau lepas dari pikiranku?!"

Allard Romanov—pria tampan nan gagah berusia dua puluh delapan tahun terus menggerutu kesal pada dirinya sendiri karena tidak juga mau melepaskan bayangan kala dirinya menikmati malam panas dengan seorang wanita cantik seusia dengannya.

Hingga lamunan itu buyar saat dering ponselnya berbunyi. Ia kemudian mengambil ponsel tersebut dan menaikan kedua alisnya usai melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Tumben sekali, Daddy menghubungiku." Ia kemudian menerima panggilan tersebut.

"Halo, Anakku. Kau sedang di mana?" tanya John Romanov—sang ayah.

"Aku masih di kantor, Dad. Ada apa kau menghubungiku? Tumben sekali."

John tertawa pelan di seberang sana. "Allard. Aku tahu, kau tidak pernah memintaku untuk menikah lagi. Tapi, kali ini biarkan aku memilih itu."

Allard mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu, Daddy?" tanya Allard dingin.

"Aku akan menikah lagi, dan besok akan kukenalkan wanita itu padamu. Sapalah dia dengan sopan. Jangan kurang ajar!"

Allard memijat keningnya. "Oh, Daddy. Harusnya kau mencarikan aku jodoh, bukan malah kau yang lebih dulu hendak menikah lagi." Allard sangat kesal pada sang ayah karena lelaki itu akan menikah lagi setelah lima belas tahun berpisah dengan istrinya—Miranda.

"Kau cari sendiri. Mengapa harus aku yang turun tangan? Yang akan menikmati wanita itu pun dirimu, bukan aku. Sudah malam, Allard. Sebaiknya kau pulang. Dan jangan lupa, besok pasang wajah bahagiamu menyambut kedatangan calon istriku."

John menutup panggilan tersebut usai memberi tahu jika dirinya akan menikah lagi.

"Shiitt!! It's fucking married! Daddy benar-benar tidak tahu diri. Sudah tua pun masih saja ingin menikah lagi. Apa tidak cukup, bermain wanita selama ini?"

Allard mengumpati ayahnya sendiri. Ia benar-benar sebal pada John yang akan menikahi seorang wanita di usianya yang sudah tidak muda lagi.

Dalam benaknya, wanita itu sudah tua, sama seperti ayahnya yang sudah berusia lima puluh lima tahun. Bisa saja wanita itu hanya lebih muda sedikit saja dari sang ayah.

Allard menghapus pikiran itu dan kembali membayangkan wajah cantik wanita yang dulu tidur dengannya.

Meski hanya satu malam, namun sangat berkesan baginya. Allard menutup wajahnya kemudian mengembungkan pipinya pelan.

“Harus kucari ke mana lagi, wanita itu? Mengapa sulit sekali mencarimu,” gumamnya terus memikirkan wanita yang dulu menikmati malam indah bersamanya.

**

Keesokan harinya. Seperti janji John saat di telepon kemarin. Ia akan mengenalkan seorang wanita padanya yang akan dinikahi oleh lelaki tua itu.

“Allard. Kau di mana, Nak?” teriak John memanggil nama sang anak.

Allard keluar dari kamar lantai atas dengan setelan kerjanya. “Aku di sini, Dad,” ucapnya dengan pelan.

John menerbitkan senyum kepada sang anak. “Kemari, Nak. Aku ingin mengenalkan seseorang padamu.”

Dengan langkah malasnya, Allard menuruni anak tangga menghampiri sang ayah yang tengah duduk bersama seorang wanita yang katanya akan menjadi ibu tirinya.

Allard kemudian duduk di depan kedua orang itu. Ia masih belum mau melihat wanita yang ada di samping ayahnya tersebut.

Namun, wanita itu sudah menatapnya. Nora Angelica—wanita berusia tiga puluh satu tahun itu mematung kala melihat lelaki yang ada di depannya kini.

“Sayangku. Ini Allard. Anak lelakiku satu-satunya. Dia sangat pintar, cerdas dan cekatan. Tapi, sayang. Dalam hubungan percintaannya sangat memble. Sampai saat ini aku tidak pernah tahu, apakah dia memiliki pujaan hati atau tidak.”

Nora menelan ludah sebisa mungkin. Mata Allard masih enggan menoleh padanya.

‘Apakah dia telah melupakanku?’ ucap Nora dalam hati.

“Allard. Sapalah calon ibumu, Nak.”

Dengan malas, Allard lantas menolehkan kepalanya. Namun, kemudian dia tertegun usai menatap wajah wanita itu.

Wanita yang selama ini menjadi alasan dirinya tak pernah menjalin hubungan dengan siapa pun.

“Hei! Berhenti menatapnya seperti itu. Terkejut boleh saja. Tapi, jangan sampai matamu lepas karena melihatnya dengan cara seperti itu,” ucap John menyadarkan tatapan Allard yang sangat menusuk jiwa Nora.

“Namanya Nora Angelica. Usianya memang masih muda. Namun, dia sangat pandai membuatku jatuh cinta.”

John tersenyum bangga karena akan memiliki seorang wanita yang lihai dalam urusan ranjang.

Allard menelan salivanya kemudian mengangguk pelan. “Ya. Dia memang lihai dalam urusan ranjang.”

John mengerutkan kening mendengar ucapan Allard tadi. “Maksudmu?”

Allard langsung tersadar. “Euh! Maksudku, wanita di usia segitu memang sedang lihai-lihainya. Hi! Salam kenal. Aku Allard.” Allard tersenyum getir menatap Nora.

Tak pernah ia sangka, wanita yang sudah bertahun-tahun ia tunggu rupanya jatuh ke tangan ayahnya sendiri.

“Kau akan menjadi ibuku,” ucapnya dengan pelan.

Nora tersenyum tipis. “Ya. Salam kenal, Allard. Aku Nora. Senang bertemu denganmu. Aku harap, kau juga senang bertemu denganku.”

Allard kembali tersenyum. Senyum palsu, penuh dengan kekecewaan yang melanda hatinya.

Bagaimana mungkin, wanita yang sudah lama ia tunggu akan menjadi ibu tirinya. Haruskah dia menyerah? Haruskah dia mengakhiri semua harapan yang kini sirna karena wanita itu akan menjadi ibu tirinya, bukan kekasihnya.

“Sorry. Aku harus menerima telepon dari temanku.” John beranjak menjauh dari mereka.

Allard menatap lekat wajah Nora yang dibalas oleh wanita itu.

“Apa kau sudah lupa, denganku?” tanya Nora kemudian.

Allard tersenyum miring. “Tidak pernah. Bahkan sampai saat ini aku masih ingat, bagaimana kau menyentuhku hingga membuat tubuhku menggila dan menginginkanmu lagi dan lagi.”

Nora mengulas senyum kecil. “Tapi, aku minta maaf. Aku harus menikah dengan ayahmu, bukan denganmu.”

Allard tersenyum getir. “Selama ini kau ke mana saja, hum? Aku mencarimu, kau tahu?”

“Maafkan aku. Setelah aku melayanimu, aku dijual oleh ibuku pada lelaki kaya dan menjadikanku budak di sana. Kemudian lelaki tua itu mati dan aku dibeli oleh ayahmu.

“Aku akan menjadi ibumu, karena ayahmu sangat menginginkanku jadi istrinya. Kau harus melupakan masa lalu itu. Karena aku akan menjadi istri dari ayahmu, Allard.”

Pria itu menghela napasnya. Tersenyum getir, mendengar ucapan Nora tadi. Apakah penantiaannya berakhir sampai di sini? Haruskah dia merelakan Nora menjadi istri ayahnya?

Baru saja Allard hendak berbicara, John sudah kembali dan langsung duduk di samping wanita itu.

“Pernikahan kami akan digelar dua minggu lagi. Dan kita akan tinggal di rumah ini, bersamammu, Allard.”

Allard mengerutkan keningnya. Namun, bukankah itu suatu keuntungan baginya, karena ia bisa melihat Nora setiap hari?

Juga akan menjadi musibah baginya karena harus melihat kemesraan yang mungkin akan lihat yang dilakukan oleh John dan Nora di depannya nanti.

“Terserah kalian saja. Ini rumahmu, aku hanya menumpang di sini!” ucap Allard kemudian beranjak dari duduknya.

“Kau mau pergi ke mana, Allard?” tanya John kala melihat sang anak pergi.

“Ke kantor. Ke mana lagi?” ucapnya datar.

“Hei! Ini hari Sabtu. Apa kau sering bekerja di hari Sabtu?” tanya John bingung.

Allard menghentikan langkahnya. Sial. Baru melihat Nora untuk pertama kali setelah wanita itu menghilang saja sudah menghilangkan fokusnya.

“Aku akan pergi ke bar. Aku ingin menemui temanku di sana. Bye!” Allard mencari alasan agar tidak dicurigai oleh ayahnya.

Lima belas menit kemudian. Allard tiba di bar milik temannya—Stev.

“Mengapa wajahmu murung seperti itu, Bung?” tanya Stev kemudian memberikan satu botol vodka kepada Allard.

Pria itu menghela napasnya. “Ayahku akan menikah lagi. Dua minggu lagi resepsi itu akan dilakasanakan.”

“Woah! Ayahmu sedang masuk dalam puber kedua. Harap maklum saja. Dan kau, jangan mau kalah olehnya. Kau pun harus mencari seseorang untuk mengisi hidupmu, kawan.”

“Entahlah. Kau harus tahu hal ini, Stev. Yang membuatku shock dan tidak percaya.”

“Apa itu?” tanya Stev ingin sekali tahu.

Allard menghela napasnya dengan panjang. “Wanita itu … wanita itu ialah orang yang kucari selama ini. Yang pernah tidur denganku dua tahun yang lalu. Haruskah aku menerimanya sebagai ibu tiriku?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status