Happy reading!!!
Aphrodite duduk di bawah pohon untuk menetralkan napasnya yang menderu cepat sehabis latihan. Aphrodite sejujurnya merindukan panti asuhan dan merasa kalau ibu panti sedang mencari keberadaannya. Aphrodite berencana untuk menelpon ibu panti saat malam nanti. “Aku akan menelpon ibu sebentar malam dan semoga saja dia tidak marah padaku,” kata Aphrodite sambil bergumam karena ibu pantinya sangat kejam dan suka memukul pantatnya ketika melakukan kesalahan.Dames masuk kedalam ruang kerja Atland dan melihat bosnya yang sedang berdiri didepan kaca yang dibuat anti peluru. “Apakah kau sudah mengetahui kalau ada seorang penyusup?” tanya Atland sambil melihat Dames dengan mata elangnya.“Aku mengetahuinya pagi ini tuan karena melihat salah satu pengawal kita yang mati dalam keadaan tertidur dan aku ingin melaporkan hal ini kepada tuan setelah mengantar nona Ashyera,” kata Dames dengan nada gemetar karena Atland sudah mengetahui hal ini.“Apakah aku harus turun tangan untuk mengatasi masalah ini Dames? Aku rasa kau butuh liburan.” Dames meneguk ludahnya susah payah karena mendengar perkataan Atland dan Dames tahu tuannya tidak akan memberikan liburan pada umumnya kepada dirinya.“Maafkan aku tuan. Aku akan menyelesaikan masalah ini dan mencari motif di balik kelalaian ini tuan,” Kata Dames.“Jangan sampai lengah karena mereka sampai melewati penjagaan ketat dimansion ini dengan baik berarti mereka bukanlah orang sembarangan,” kata Atland dengan senyum mengerikan di wajahnya.“Sudah lama Taigor tidak makan daging dan sepertinya Taigor akan berpesta malam ini,” kata Atland dan membuat Dames merasa ingin menghilang detik ini dari hadapannya tuannya.Taigor adalah harimau putih peliharaan Atland yang sudah dipeliharanya sejak kecil dan harimau itu hanya akan tunduk pada Atland dan tidak segan-segan memangsa orang lain yang ada didepannya.Dames baru saja memerintahkan para pengawal untuk semakin memperketat penjagaan karena ada musuh yang berhasil menyelinap masuk kedalam mansion. Dames memang sudah mencurigai orang itu dari awal dan ketika Dames ingin memberitahukannya pada Atland ternyata Atland sudah tahu terlebih dahulu.Dames terkadang kagum dengan Atland yang selalu mempunyai pemikiran yang sulit ditebak dan segala keputusan yang dia ambil oleh Atland juga sangat akurat dan tidak pernah salah sasaran.“Tuan kami sudah menutup semua akses sehingga tidak ada yang bisa keluar dari mansion,” kata salah satu pengawal kepada Dames.“Jangan sampai lengah jika tidak ingin tuan Atland memenggal kepala kita satu persatu,” kata Dames dengan dingin dan langsung berlalu pergi dari tempat itu. Pengawal yang mendengar perkataan Dames tetap memasang wajah datar walaupun hati mereka sedang gundah karena Atland tidak segan-segan menghukum siapa saja yabg mengusik ketenangannya.Dames menghentikan langkah kakinya ketika melihat Aphrodite yang sedang menatap ke arah langit dengan tatapan yang datar. Dames terkadang berpikir kalau Aphrodite sangat mirip dengan tuannya.Angin yang berhembus kencang membuat rambut cokelatnya yang bergelombang berterbangan dan tatapan Dames terpaku pada tatoo mawar kecil yang ada di leher Aphrodite yang merupakan simbol dari Dewi Aphrodite itu sendiri.“Apa yang kau lakukan disini?”.Aphrodite terkejut mendengar suara datar yang ada di belakangnya dan dia mendapati Dames sedang berdiri dan memasukkan tangannya kedalam celananya.“Aku hanya ingin menikmati udara malam tuan,” kata Aphrodite tetapi tidak menunjukkan rasa bersalah dan tetap menikmati udara malam dengan memejamkan matanya.“Kembalilah kekamar mu dan beristirahat karena tuan akan melatihmu besok pagi,” kata Dames dan membuat Aphrodite terkejut.“Apakah kau serius?” tanya Aphrodite dengan nada cemas karena bisa dipastikan kalau badannya agak remuk ketika berlatih dengan Atland. “Bahkan tubuhku belum sepenuhnya pulih tapi dia tetap saja menyiksaku,” kata Aphrodite dengan pelan tetapi Dames masih bisa mendengarnya.Apalagi Dames sudah terlatih untuk mendengar hal sekecil apapun karena pekerjaannya saat ini.Dames hampir tertawa melihat wajah Aphrodite yang memberenggut karena akan berlatih dengan Atland karena ketika pertama kali berlatih dengan Atland seluruh badan Aphrodite memar karena mendapat serangan dari Atland.Padahal Dames tahu kalau Atland tidak mengeluarkan seluruh tenaganya untuk melawan Aphrodite.“Kau terlihat tertekan nona dan ternyata kau bisa menunjukkan ekspresi wajahmu yang lain selain wajah datar mu itu,” kata Dames dan membuat Aphrodite mengerjapkan matanya beberapa kali.Aphrodite melampiaskan rasa frustasinya dengan mengacak rambutnya hingga berantakan dan hal itu membuat Dames kembali menatap tatoo mawar kecil di leher Aphrodite.Dames merasa familiar dengan tatoo tersebut dan pernah melihatnya karena Atland pernah menyuruhnya untuk mencari semua perempuan yang ada di kota ini yang memiliki tatoo itu dan juga Dames merasa tatoo itu pernah dilihatnya tetapi Dames lupa siap yang mempunyai tatoo tersebut.Ketika Dames ingin bertanya pada Aphrodite Dames tidak mendapati keberadaan Aphrodite didepannya lagi. “Huh sungguh dia sangat tidak sopan karena meninggalkan aku begitu saja padahal aku ingin bertanya kepadanya,” kata Dames dalam hati karena semua yang ada di mansion ini menghormati Dames karena Dames merupakan orang kepercayaan Atland atau orang kedua yang mempunyai posisi tertinggi di dalam mansion.Dames terus memikirkan tatoo yang ada dileher Aphrodite. “Apakah dia wanita yang sama yang telah menyelamatkan tuan pada malam itu?” Kata Dames penasaran. “Aku akan memberitahukan hal ini kepada tuan ketika masalah ini selesai.”Aphrodite berjalan-jalan di sekitar mansion dan dia melihat seorang pria yang sedang berjalan mengendap-endap dengan penuh kewaspadaan. Aphrodite yang tadinya berencana untuk menelpon ibu panti langsung mengurungkan niatnya dan menyimpan ponselnya di saku celana.“Apakah dia penyusup?” Aphrodite bertanya-tanya didalam hatinya karena tidak mungkin bodyguard yang ada di sini melakukan hal seperti yang di lakukan pria tadi.Mata Aphrodite membulat ketika melihat pria itu membunuh salah satu penjaga dan menarik tubuh pria yang sudah tergeletak. “Sial dia adalah penyusup,” kata Aphrodite dan bergegas menuju ke arah pria tadi.Aphrodite langsung menendang pria tersebut dan membuat pria itu jatuh. “Penyusup!!!” Teriak Aphrodite dan berharap para penjaga mendengar teriakannya. Pria itu bangun dan langsung melawan Aphrodite dan Aphrodite dengan lincahnya membalas semua serangan yang dilakukan pria itu.“Ck! Dia ternyata hebat juga,” kata Aphrodite dalam hati tetapi Aphrodite yakin kalau dia bisa melawan pria didepannya ini. Satu pukulan mengenai ujung bibir Aphrodite sehingga Aphrodite terhuyung kebelakang.“Dari pada kau menghabiskan tenagamu untuk melawanku lebih baik kau menghabiskan malam panas yang menggairahkan denganku,” kata pria itu dengan tatapan mesumnyq.Aphrodite membuang ludah ke tanah untuk menghilangkan rasa asin yang ada didalam mulutnya. “Pria menjijikkan,” kata Aphrodite marah dan langsung melawan pria itu dan membuat pria itu sedikit kewalahan dengan pukulan-pukulan yang di layangkan Aphrodite kepadanya.Suara pukulan menarik beberapa pengawal untuk datang ke tempat itu. “Dia adalah penyusup!” kata Aphrodite sambil memberikan pukulan terakhir pada pria itu dan tak lama kemudian pria itu jatuh tak sadarkan diri.Tak lama kemudian Dames muncul dan menatap Aphrodite yang sedang mengatur napasnya yang tidak beraturan. “Apakah penjagaan dimansion ini kurang ketat sampai ada penyusup yang masuk ke sini?” tanya Aphrodite sambil menaikkan alisnya.Dames tidak menjawab pertanyaan Aphrodite. “Kembalilah ke kamar dan minta bibi untuk mengobati lukamu,” kata Dames dan berlalu dari hadapan Aphrodite.“Tuan maafkan saya yang sudah menyela kegiatan anda tetapi saya sudah menangkap musuh yang sudah berani menyelinap masuk kedalam mansion”. Kata Dames sambil menatap tuannya yang sedang sibuk memeriksa laporan perusahaan.Atland mengangkat wajahnya dan menatap Dames dengan tatapan datar. Dames langsung mengikuti Atland dari belakang karena Dames tahu kemana perginya Atland. Mereka telah sampai di ruangan bawah tanah yang bernama timoría.“Aphrodite yang menangkap pria itu tuan.” Atland menaikkan alisnya dan Dames yang peka dengan tatapan tuannya langsung melanjutkan perkataannya. “Aphrodite melihat pria itu dan melawan pria itu seorang diri dan Aphrodite mendapat luka kecil di sudut bibirnya,” kata Dames dan membuat Atland merasa lega.“Panggil Adnan kemari,” kata Atland dan Dames diam-diam tersenyum kecil melihat perhatian dari Atland kepada Aphrodite. “Baik tuan.”Sampailah mereka di ruangan yang bernama Timoría yang dimana tuangan itu adalah ruang kematian dari bahasa Yunani yang memiliki arti penghukuman yang selalu menjadi tempat eksekusi bagi orang-orang yang melanggar atau berbuat masalah dengan Atland. Setiap orang yang masuk kedalam ruangan itu tidak akan pernah keluar hidup-hidup.“Selamat datang tuan”. Kata salah satu penjaga yang berdiri di depan pintu ketika Atland datang.Atland masuk kedalam ruangan yang minim pencahayaan dan duduk di kursi yang telah disediakan oleh pengawalnya.Atland menatap orang itu dengan tatapan datar dan aura yang dikeluarkan oleh Atland membuat orang yang didepannya meneguk ludah susah payah karena langsung berhadapan dengan pimpinan mafia yang sangat terkejam.“Sangat disayangkan kau menyerahkan nyawamu dalam tanganku”. Kata Atland dengan suara dingin.Bersambung…Terima kasih sudah membaca chaper ini dan semoga kalian suka yah sama chapter iniJangan lupa untuk tinggalkan vote dan komentar pada chapter ini yahh!Salam hangat Mrs. Styles ^_^Happy reading!! Aphrodite menghentikan langkah kakinya ketika sampai di depan pintu ruangan Arvies kakaknya. Aphrodite menatap Atland dengan tatapan gelisah dan Atland menggenggam tangan Aphrodite dengan erat seolah menyalurkan ketenangan untuk Aphrodite. “Semuanya akan baik-baik saja,” kata Atland dengan suara lirih. Atland membuka pintu ruangan Arvies ketika Aphrodite mengangguk. Tatapan Aphrodite terpaku pada kondisi kakaknya yang jauh dari kata baik. “Kakak … bagaimana kabar kakak? Apakah masih sakit?” pertanyaan itu mengalir bergitu saja walaupun Aphrodite tahu kakaknya tidak dalam keadaaan yang baik-baik saja. Aphrodite sendiri mencoba untuk bersikap tenang didepan kakaknya. Padahal jauh didalam lubuk hatinya, Aphrodite ingin menangis sekencang-kencangnya sambil memeluk kakaknya. “Aku baik-baik saja sweetheart.” Arvies mencoba menggerakkan badannya yang seolah remuk. Perban di kepala serta bahu Arvies membuat Aphrodite meringis ngilu. “Dimana Aretha?” tanya Arvies dengan
Happy reading!!! Atland merangkul pundak Aphrodite dengan kuat tetapi tidak menyakiti ketika peti Aretha mulai diturunkan kedalam tanah. Aphrodite sendiri masih tidak menyangka jika sahabatnya akan meninggal secepat ini padahal begitu banyak rencana yang bahkan belum mereka lakukan bersama. Aphrodite membiarkan air matanya mengalir dengan deras dan entah sudah berapa kali dia menitipkan air mata. Aphrodite langsung luruh ke tanah ketika satu persatu anak buah Atland mulai menutupi peti Aretha dengan perlahan. “Berhenti! Aku bilang berhenti!” Teriak Aphrodite dengan suara seraknya. Sungguh Aphrodite tidak sanggup melihat peti Aretha tertimbun oleh tanah. “Sayang …,” kata Atland dengan nada rendah karena tidak sanggup melihat kerapuhan Aphrodite. “Atland … Aretha mungkin saja masih hidup. Tolong angkat kembali peti itu.” Aphrodite belum bisa menerima keadaan yang sungguh menikam jantungnya. Aphrodite bahkan tidak bisa membayangka
Aphrodite berlari dengan cepat tanpa mempedulikan apapun dan bahkan Aphrodite tidak meminta maaf kepada orang-orang yang tidak sengaja ditabraknya. Di dalam kepala Aphrodite saat ini dia hanya ingin bertemu dengan kakaknya. “Bagaimana dengan keadaan kakakku?” tanya Aphrodite dengan suara bergetar dan bahkan napasnya tidak beraturan karena berlari. Mr. Tobias menghela napasnya dan menarik Aphrodite untuk duduk di kursi yang ada didepan ruangan operasi. “Dokter Jordan masih didalam untuk mengeluarkan peluru yang bersarang didalam tubuh kakakmu Reyn.” kata Mr. Tobias dan membuat air mata Aphrodite langsung luruh. “Semua akan baik-baik saja sayang,” kata Atland sambil memeluk Aphrodite yang langsung terisak di pundak suaminya. Mr. Tobias mengurungkan niatnya untuk memberitahukan kepada Aphrodite tentang kondisi Aretha yang jauh lebih parah dibandingkan kondisi Arvies. Aphrodite baru menyadari kalau dia
Happy reading everyone!!! Aphrodite melangkah dengan penuh percaya diri ketika masuk kedalam perusahaan milik Atland. Wajah datar Aphrodite tidak membuat para lelaki merasa takut tetapi semakin menatap Aphrodite dengan tatapan yang sangat memuja. “Apakah Atland sangat sibuk hari ini?” tanya Aphrodite pada Dames yang baru saja menekan tombol lift. “Tuan Atland hanya bertemu beberapa investor saja hari ini nyonya.” Aphrodite mengangguk dan begitu bunyi lift terdengar Aphrodite langsung melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke ruangan Atland. “Hai sayang.” Atland yang baru saja ingin menegur orang yang berani masuk kedalam ruangannya tanpa mengantuk langsung mengurungkan niatnya ketika melihat istri tercintanya yang masuk kedalam ruangannya. “Hai sayang, bagaimana perjalanannya? Apakah aman?” tanya Atland dan melangkah mendekati Aphrodite. Aphrodite menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Atland. Atland melabuhkan ciuman di bibir mungil Aphrodite. Atland menat
Happy reading!!!! Sebulan telah berlalu dan setiap hari cinta antara Atland dan juga Aphrodite semakin bertumbuh. Atland memperlakukan Aphrodite layaknya ratu sampai terkadang Aphrodite tidak tahu harus membalas rasa cinta Atland dengan cara apa. “Aku sudah bilang jangan masuk kedalam dapur.” Aphrodite terkejut ketika suara itu sangat dekat dengan telinganya dan belum lagi sepasang tangan yang melingkar erat dipinggangnya. “Kau membuatku hampir menumpahkan makanan ini,” kata Aphrodite dengan nada geram tetapi malah membuat Atland mencium pipinya dengan gemas. “Jawab pertanyaanku sayang.” Aphrodite menghela napasnya. “Aku hanya bosan seharian berbaring di tempat tidur Atland dan juga aku ingin kamu memakan masakanku sendiri,” kata Aphrodite dengan nada sedih dan Atland tidak cepat luluh dengan perkataan Aphrodite. Atland memberi kode kepada maid untuk mengambil alih masakan Aphrodite dan kemudian Atland menarik tangan Aphrodite untuk keluar dari dapur. Aphrodite hanya bisa mengh
Happy reading!!! Atland memegang pundak Aphrodite dan menatap istrinya dengan tatapan serius. “Tetaplah disini dan jangan keluar sebelum aku datang menjemputmu,” kata Atland dengan nada serius dan kemudian mengambil sebuah pistol di balik jasnya dan meletakkannya di atas tangan Aphrodite.“Tembak siapapun yang berani melukaimu,” kata Atland lagi dan berjalan keluar bersama Arvies.Aphrodite menjatuhkan dirinya di kursi dan memegang erat pistol yang ada di tangannya. “Aku mohon Tuhan sekali ini saja tolong biarkan kebahagiaan ini tidak berlalu dengan cepat.” “Semuanya akan baik-baik saja Reyn percaya padaku,” kata Aretha sambil menggenggam tangan Aphrodite dengan erat. Atland dan Arvies baru saja tiba di tempat pelaminan yang dimana seharusnya Atland dan Aphrodite sudah berdiri disana dengan penuh kebahagiaan. “Siapa kalian dan ada urusan apa kalian datang kemari?” tanya Arvies dengan suara yang menggema dikeheningan malam karena banyak sekali pria bersenjata yang berbaris rapi didep