Hallo semuanya!!!Selamat membaca part ini dan semoga kalian suka sama part ini!!! Aphrodite menghela napasnya ketika melihat Ashyera yang menatapnya dengan tajam. “Kau bisa langsung bertanya pada kekasihmu nona tetapi yang aku tahu tuan Atland pasti tidak ingin salah satu orang yang bekerja untuknya terluka oleh karena itu dia meminta dokter untuk mengobati lukaku,” kata Aphrodite memberikan opininya. “Atland tidak pernah memberikan perhatian seperti itu kepada bawahannya apalagi sampai meminta dokter pribadinya untuk mengobati luka dari seorang pelayan seperti mu,” kata Ashyera dengan nada sinis dan membuat Aphrodite lagi-lagi menghela napasnya. “Kau bisa bertanya langsung pada kekasihmu nona dan saya permisi,” kata Aphrodite dan langsung meninggalkan Ashyera dengan langkah kaki yang tertatih-tatih. Di dalam ruangan kerja milik Atland mereka duduk untuk membahas misi yang telah berhasil dijalankan oleh Arvies dan juga Dipta. “Kami berhasil mengambil seluruh senjata yang telah dic
Selamat membaca semuanya!! Kedatangan Arvies membuat Atland memasukkan tangannya kedalam saku celana dan memandang Arvies dengan lekat. “Kenapa kau membela wanita yang baru saja kau lihat tadi pagi di bandingkan aku yang sudah bersama kalian selama beberapa tahun ini?” tanya Ashyera dengan air mata yang berlinang dari kedua matanya. “Aku tidak membela siapapun disini nona tetapi aku hanya ingin kau meminta penjelasan terlebih dahulu sebelum kau memukul orang lain,” kata Arvies dengan nada datar. “Arvies tolong antarkan Ashyera pulang dan setelah itu segera keruangan kerjaku jika kau sudah kembali,” kata Atland dengan nada tak terbantahkan. Arvies mau tak mau menganggukkan kepalanya dan menatap Aphrodite sebentar sebelum berjalan meninggalkan mereka. “Kau bahkan selalu meminta bawahanmu untuk mengantarku pulang padahal kau yang seharusnya mengantarkan aku,” kata Ashyera sambil mengusap air matanya dan berjalan pergi. “Kau baru saja beberapa hari di mansionku tetapi kau sudah mendap
Happy reading!!! Hope you gaiss enjoy this part! Aphrodite mendengus ketika melihat tatapan para maid yang menatapnya dengan tatapan sinis. “Di manapun aku berada pasti selalu saja tatapan sinis mengikuti langkah kakiku,” kata Aphrodite dan kemudian meraih sebuah mangkuk sup untuk dimakan bersama nasi panas. Atland betul-betul melaksanakan perkataannya untuk meminta Aphrodite istirahat sehingga untuk makan saja para maid harus mengantarkannya didalam kamar milik Aphrodite. “Bibi apakah besok aku sudah mulai bisa bekerja? Aku rasa aku akan mati kebosanan di dalam kamar jika terus beristirahat dan makan saja,” kata Aphrodite setelah menelan makanan yang ada di dalam mulutnya. “Akan bibi tanyakan kepada tuan Atland dan lebih baik sekarang kau beristirahat saja karena bengkak di kakimu cukup parah.” Bibi Yana menatap Aphrodite dengan senyuman tulus yang terpatri di bibirnya. Bibi Yana merasa perlakuan Atland pada Aphrodite sungguh berbeda karena hanya Aphrodite yang mendapat kamar di
Selamat membaca chapter ini!! Aphrodite duduk dan diikuti oleh Arvies yang sedang menatap wajah cantik adiknya. Arvies sangat bersyukur memiliki adik seperti Aphrodite yang selalu ada untuknya dan Arvies janji akan memberikan yang terbaik untuk Aphrodite karena hanya Aphrodite satu-satunya keluarga yang dia miliki saat ini. “Apakah kakak tidak takut kalau kita akan ketahuan tuan Atland?” tanya Aphrodite dan mendepat gelengan dari Arvies. “Aku tadi sempat mengecoh beberapa pengawal dan aku memanjat dari lantai satu kekamar mu.” Aphrodite membulatkan matanya terkejut pendengar perkataan Arvies. Mansion Atland memang sangat besar dan juga mewah bahkan mansion Atland memiliki empat lantai dan kamar Aphrodite saat ini berada di lantai dua. Hal yang cukup mustahil sebenarnya untuk bisa masuk kedalam kamar Aphrodite karena jarak antara balkon kamar untuk lantai dua sangatlah jauh dari permukaan tanah. “Jangan pernah lagi melakukan hal ini kak karena aku tidak ingin kau terluka,” kata Aph
Selamat membaca!!!! Aphrodite dapat merasakan suhu ruangan yang tiba-tiba turun ketika Dipta melontarkan perkataan itu tetapi Aphrodite tetap menerima minuman yang diberikan oleh Arvies. “Terima kasih tuan,” kata Aphrodite dengan nada pelan.Mereka akhirnya melanjutkan sarapan dengan ditemani oleh candaan yang dilontarkan oleh Dipta dan sejujurnya Aphrodite sangat suka dengan kepribadian Dipta yang sangat ceria. Aphrodite tertawa lepas ketika Dipta melontarkan candaan lucu. Atland dan Arvies menatap Aphrodite yang sedang tertawa. Aphrodite yang sedang tertawa langsung menghentikan tawanya ketika melihat Atland yang menatapnya dengan tajam. “Maaf,” kata Aphrodite dengan nada kecil. “Cepat habiskan makananmu karena kau harus ikut denganku.” “Kita akan kemana tuan?” tanya Aphrodite dan Atland tidak menjawab pertanyaan Aphrodite. Arvies menatap Atland dengan tatapan rumit dan Atland yang merasakan tatapan dari Arvies langsung mengangkat kepalanya dan menatap balik Arvies. “Aku sudah m
Selamat membaca readers!!! Aphrodite sedari tadi menendang udara dengan kedua kakinya sambil membaringkan diri di atas sofa yang tersedia di ruang kerja Atland. “Ciuman pertamaku,” teriak Aphrodite sambil mengacak rambutnya dan bangun dari duduknya.“Dan dia bilang apa tadi?! Dia memintaku jadi simpanannya dan aku dengan bodohnya malah mengangguk!” Aphrodite memekik sambil mencak-mencak di atas sofa. “Aku pasti sudah gila!” Kata Aphrodite sambil menghela napasnya dan bersandar di sandaran sofa. Atland yang sedang mengikuti rapat merasa terhibur dengan tingkah Aphrodite yang sungguh lucu. Di saat wanita lain akan kegirangan karena mendapat ciuman pertama dari Atland maka Aphrodite malah terlihat menyesal. “Tuan…” kata Dames dan membuat Atland meletakkan ponselnya dan melemparkan tatapannya pada seluruh orang yang ada di ruangan kerjanya. “Jadi kalian sudah menemukan orang yang sudah mencuri senjataku?” kata Atland dengan datar sambil menghidupkan rokoknya di udara. Perusahaan yang
Selamat datang di CHAPTER 16!!! Aphrodite makan dengan canggung dan sesekali menatap Atland yang makan dengan tenang. “Kenapa?” kata Atland yang sedari tadi merasa kalau Aphrodite menatapnya. Aphrodite menghela napasnya dan meletakkan box makan makanan yang ada di pangkuannya. “Kau tidak suka makanannya?” kata Atland sambil mengusap bibirnya menggunakan tisu sambil menatap makanan Aphrodite yang baru dimakan sebagian. “Aku tidak ingin menjadi kekasihmu tuan,” kata Aphrodite dengan tegas walaupun saat ini Aphrodite ketakutan dengan tatapan Atland yang jauh lebih datar dari sebelumnya. “Berikan alasanmu kenapa kau tidak ingin menjadi kekasihku!” kata Atland dengan nada datar dan membuat Aphrodite menghela napasnya dengan kasar. “Jangan memperumit segalanya tuan apalagi aku ini hanya pembantu dan kau adalah tuanku,” kata Aphrodite mencoba menyadarkan Atland tentang status mereka tetapi Atland menolak gagasan Aphrodite lewat tatapan matanya. “Lagipula kau mempunyai kekasih tuan dan ak
Hallo semua selamat membaca!!! Atland merawat Aphrodite dengan baik ketika Aphrodite terserang demam semalam dan bahkan Atland meminta dokter untuk memeriksa Aphrodite di tengah malam. “Saya sudah menyuntikkan obat penurun panas tuan dan jika tuan berkenan tuan bisa memeluk nona dengan keadaan shirtsless,” kata dokter Adnan dengan sopan. Atland mengkode Dames lewat tatapa matanya untuk mengantarkan dokter Adnan keluar dari dalam kamarnya. Atland menatap wajah pucat Aphrodite dan kemudian melepaskan baju hitam yang melekat di tubuhnya sebelum naik keranjang dan menarik Aphrodite kedalam pelukannya. Atland bahkan bisa merasakan tubuh panas Aphrodite yang seakan membakar dirinya juga. “Cepatlah sembuh,” kata Atland sambil bergumam dan mengeratkan pelukannya pada Aphrodite dan tanpa sadar Atland tertidur nyenyak sambil memeluk Aphrodite. Tak terasa waktu berlalu dengan cepat sehingga matahari sudah menunjukan cahayanya dari tiga jam yang lalu tetapi kedua anak manusia tersebut masih