Share

Pernikahan kita batal

Kicauan burung di pagi hari terdengar begitu merdu. Matahari mulai menampakkan sinarnya melalui celah-celah jendela. Seorang gadis manis terbangun dengan merentangkan kedua tangan serta mulut yang menguap lebar.

“Hoamm nyenyak banget,” gumam Kasih. Ia pun hendak melanjutkan tidurnya kembali. Namun baru saja memejamkan mata suara pletakan terdengar dari kening nya.

“Auws.” ringis Kasih memegangi jidatnya yang terasa sakit.

“Tu-Tuan, kenapa anda tidur di sini?” ucapnya sedikit kaget, Kasih pun langsung bangkit dan duduk di sisi ranjang.

“Bagus sekali, harusnya aku yang bertanya seperti itu,” ucap Wilson menatap tajam ke arahnya sontak membuat Kasih menunduk takut.

“Ma-maaf, Tuan saya ketidu...”

“Ketiduran? Dasar alasan. Cepat kau mandi! bersihkan badanmu yang bau asam itu!” ucap Wilson, ia pun berlalu keluar.

Kasih langsung mengendus ketiaknya kiri dan kanan. “Masa sih,” gumamnya.

“Tidak ah tidak asam, ketiakmu yang asam banyak bulunya,” gumam Kasih terkikik geli.

“Kau bilang apa?” ucap Wilson yang tiba-tiba masuk kembali membuat Kasih terlonjak kaget.

“Eh ti-tidak Tuan, kalau begitu saya permisi ke kamar mandi dulu,” ucapnya berlari kecil.

Kasih pun langsung mengunci pintu dan menarik nafasnya dalam-dalam.

“Hufft, cobaan apa ini memiliki calon suami yang galak. Bunda, Kasih takut.”

🌼🌼🌼🌼🌼

Wilson kini tengah berada di ruang kerjanya mencari berkas yang mungkin saja terselip. Kemarin saat di kantor laki-laki itu sangat pusing karena berkas yang di butuhkan hilang begitu saja.

Tidak lama kemudian ketukan pintu membuat Wilson menghentikan aktivitas nya.

“Masuk!”

Lima orang lelaki bertubuh tegap memasuki ruang kerja Wilson. Mereka membungkuk dengan menangkupkan kedua tangan.

“Maaf menggangu waktu anda, Tuan,” ucap Rai, salah satu anak buah kepercayaan.

“Hem.”

“Maaf jika kami lancang, Tuan. Kami kesini ingin memberikan saran alangkah baiknya jika anda membatalkan pernikahan hari ini,” ucap Sam, laki-laki yang memiliki tato banyak serta berbadan hitam.

“Apa maksudmu?”

“Begini Tuan, klan atas nama Kenzi Anggara sudah mengetahui jika anda akan segera melangsungkan acara janji suci yang di selenggarakan hari ini. Mereka semua sudah menyusun rencana untuk mencelakakan calon istri anda,” timpal Rai.

Jadi sebaiknya...”

Brakkk

Wilson menggebrak meja dengan kencang. Rahangnya mengeras, telapak tangannya mengepal erat.

“Kenapa mereka bisa tahu? apakah salah satu di antara kalian ada yang berkhianat?” tanya Wilson menatap satu-persatu anak buahnya dengan tatapan menyelidik.

Mereka berlima pun saling lirik, sesaat kemudian semuanya menunduk.

“Kami tidak berkhianat, Tuan. Jika pun ada berarti dia sudah siap mati di tanganmu,” ucap Sam.

“Kau urus mereka semua, jangan sampe aku sendiri yang turun tangan!”

“Baik, Tuan.”

“Pergilah!”

Kelima anak buah itupun keluar dari ruangan, sementara Wilson mengusap wajahnya dengan kasar. Harusnya hari ini adalah momen bahagianya bersama Kasih. Entah Kenapa saat pertama kali bertemu, ada perasaan tersendiri yang sulit untuk di jelaskan. Gadis itu berhasil menyita perhatiannya hingga Wilson tidak tega menjadikan ia sebagai pembantu seperti tujuan awalnya.

“Secepat inikah aku menyukaimu, Kasih,” batin Wilson.

Ia pun tersenyum tipis, setelahnya keluar dari ruangan mencari keberadaan Kasih.

Wilson membuka kamar yang ternyata tidak ada dirinya di sana. Ia kembali mencari di berbagai sudut ruangan, namun batang hidung gadis itu tak kunjung kelihatan.

“Sial, apa dia kabur,” gumam Wilson.

Laki-laki itu melangkahkan kakinya keluar menuju taman dan ternyata di lihatnya Kasih tengah bermain ayunan bersama Rama.

Seulas senyum pun hadir di sudut bibirnya manakala Kasih sedang di ayun dengan Rama.

Wilson berjalan mendekati mereka, lalu dia berdiri tepat di hadapan Kasih dengan melipat kedua tangan. Tentu membuat gadis itu kelimpungan dan ketakutan.

“Tu-Tuan,” ucapnya sembari menggigit bibir bawahnya. Sementara Rama tersenyum sambil memegangi ujung ayunan.

“Bagus sekali, sebenarnya siapa di sini yang masih bocah? kau atau Rama?”

“A-anu Tuan saya cuma...”

“Daddy Kakak ini hanya minta di ayunkan sebentar. Katanya kepala Kakak pusing melihat wajah Daddy yang menyeramkan,” ucap Rama dengan polosnya membuat Kasih menggelengkan kepalanya dengan cepat.

“Matilah aku, kenapa Rama mengadu,” batin Kasih.

Wilson menatap tajam ke arah Kasih, gadis itu menunduk sembari meremas jari-jarinya.

“Daddy, jangan marahin calon Mommy aku ya,” ucapnya dengan manja, kini Rama tengah bergelayut di lengan Wilson.

“Sayang, kau bermain dengan Bibi Shinta dulu ya, Daddy sama calon Mommy mau bicara sebentar,” ucap Wilson mengelus pucuk kepala Rama.

“Ok, Dad,” ucap Rama, kemudian anak itu berlari masuk ke dalam.

“Ehem.”  Wilson berdehem untuk menghilangkan rasa canggung nya.

“Cepat duduk di sini! kenapa kau masih di situ, mau aku ayun?”

“Iya Tuan, eh tidak Tuan,” ucap Kasih langsung duduk bersebelahan dekat Wilson.

“Pernikahan kita batal,” ucap Wilson to the point.

“Hah, benarkah, Tuan?” Kasih langsung berdiri berjingkrak kegirangan sambil bertepuk tangan.

“Cukup, duduk kembali!” ucap Wilson seketika membuat nyali Kasih ciut.

“Kenapa kau malah senang? kau tidak ingin menikah denganku?” ucap Wilson yang merasa kecewa, padahal benih-benih cinta sudah tumbuh di hatinya.

“Bu-bukan begitu Tuan, hanya saja aku masih ingin kuliah. Jika Tuan membebaskan ku maka aku...”

“Tidak! sampai kapan pun aku tidak akan melepaskanmu! kau lupa perjanjian ku dengan Ayahmu itu, huh?”

“Iya Tuan ingat, tapi kan tadi Tuan sendiri yang bilang mau batalin pernikahan kita,” ucap Kasih menunduk.

“Pernikahan hari ini memang batal, bukan berarti untuk hari esok. Saya hanya mengundur jadwal nya sampai batas waktu yang di tentukan.”

“Ja-jadi kita tetap menikah?” tanya Kasih sedikit takut.

“Menurut mu?”

“Tidak tahu,” sahut Kasih menunduk, Wilson yang merasa risih karena melihat Kasih ketakutan langsung menangkup dagunya dan mentapnya dalam.

Deg

Kasih menelan salivanya dengan susah, jantungnya berdetak kencang. Baru kali ini ia melihat wajah Tuan Wilson sedekat ini. Manik matanya yang cokelat membuat Kasih seperti terhipnotis. Banyaknya brewok yang menghiasi wajahnya membuat bulu kuduk Kasih meremang.

“Mulai saat ini kau harus belajar mencintaiku,” ucap Wilson membuat Kasih menganga tak percaya.

“Ta-tapi kalau tidak bisa bagaimana, Tuan,” ucap Kasih gemetar.

“Tidak ada kata tidak bisa, kau harus mencintaiku! ini perintah kau mengerti?”

“Mengerti, Tuan,” sahut Kasih.

Kemudian Wilson mendekatkan bibirnya hendak mencium Kasih, Kasih memejamkan mata sembari meremas pahanya.

Cup

Wilson menempelkan bibir nya di bibir mungil Kasih. Perlahan ia menyecap dan menggigitnya pelan. Wilson sangat menikmati bibir gadisnya yang terasa manis dan juga basah. Mereka berciuman sangat lama, Kasih juga mulai menikmati namun ada perasaan takut jika Tuan Wilson menggigit lidahnya sampai putus.

“Buka matamu! kau membayangkan apa?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status