Muka Ethan tampak masam setelah ia dan Adaline selesai mendaftarkan pernikahan mereka secara resmi."Hump!! Akhirnya aku memiliki buku ini!!” Seru Adaline girang sambil menepuk- nepuk kan buku nikah milik nya ke tangan nya, seolah buku nikah itu tidak ada arti nya sama sekali untuk nya."Eeit! apa yang kau lakukan!" Berang Ethan dan langsung mengambil buku nikah di tangan Adaline kemudian menyimpan buku itu di dalam saku jas nya."Memang nya kenapa?" tanya Adaline dengan wajah innocent nya."Sudah! Lupakan saja." jawab Ethan yang sedang tidak mood untuk bicara dengan Adaline saat ini.Adaline mendelik melihat ke arah Ethan lalu berkata, "Kalau tidak ada apa-apa, mengapa kau menyimpan buku nikah milik ku?!" tanya Adaline plus dengan ekpresi ala detektif- detektifan nya.Ethan pun mengerlingkan mata nya malas dan melengos pergi begitu saja. Dia malas untuk adu mulut dengan Adaline, secara sudah pasti Adaline yang menang! Mulut wanita kan ada dua."Ethan.. tunggu aku!!" Teriak Adaline be
"Ck.. kau ini!! hal kecil pun kau hitung sebagai hutang budi yang harus aku bayar!!" celetuk Adaline, sewot, dan melipat tangannya."Hal kecil? Hal kau kau bilang.. Baiklah kalau kau ingin hal kecil juga di masukkan ke dalam daftar hutang budi mu.""KAU SEENAK NYA MEMAKAI KEMEJA KU. Itu akan ku masuk kan ke dalam hutang budi mu. KAU SEENAK NYA MEMINDAHKAN ISI KAMAR KU! itu juga akan ku masuk kan ke dalam hutang budi mu.KAU-""Cup..." Adaline langsung mengecup pipi Ethan dan berkata,"ini aku angsur lagi bayar hutang ku pada mu!" Selebihnya, akan aku bayar angsur-angsur pada mu." lanjut Adaline lalu mengarahkan pandangan nya keluar jendela."Mati aku! kenapa aku malah men-sun pipi nya. Apa itu arti nya aku setuju cara pembayaran semua hutang budi ku seperti itu?" Rutuk Adaline dalam hati."Tapi siapa suruh dia mengungkit semua kebaikan yang pernah ia lakukan pada ku? Aku kan jadi benar-benar merasa berhutang banyak pada nya!" rungut Adaline, yang sama sekali berjanji tidak akan menoleh
Di WT Company.."Tuan Beldiq, .." Ujar seorang pria lalu membisikkan sesuatu pada Beldiq yang sudah duduk di dalam ruang rapat dan menunggu kehadiran Erlan sebagai salah satu pemegang saham di perusahaan itu.Walaupun saham Erlan tidak mencapai 25% persen, dan hanya 20% saja tapi karena saham itu bulat di miliki oleh Erlan tanpa gabungan saham dari pihak lain, kedatangan Erlan memberikan pengaruh dalam rapat yang akan di adakan ini."Aku paham. Kau urus saja. Ingat, seperti biasa. BERSIH." Perintah Beldiq, sambil tersenyum."Baik tuan." Jawab Pria itu lalu keluar dari ruangan rapat."Tuan Beldiq, apa lagi yang kita tunggu?" tanya salah seorang dewan direksi pada Beldiq."Kita menunggu tuan Erlan." Jawab Beldiq."Lalu bagaimana dengan nona White.. Apa dia tidak akan datang?" tanya pemegang saham yang lain, yang sengaja memuncul kan nama Adaline White untuk memancing pandangan buruk para dewan direksi pada Adaline, yang untuk pertama kali nya menginjak kan kaki ke perusahaan saja sudah
"Perkenalkan nama ku adalah Emmanuel Ethan, Ceo dari R.C company dan pemegang 20 persen saham di perusahaan ini, sekitar lima belas menit yang lalu." Ucap nya dengan wajah sengak sambil memegang jam tangan nya seolah ingin memastikan bahwa benar saham itu baru saja ia ambil alih lima belas menit yang lalu."Ceo dari R.C company?" Erlan menajamkan mata nya memperhatikan Ethan. Saat ini perusahaannya juga sedang ada kerja sama dengan FR company, tapi tidak pernah bertemu dengan Ethan sama sekali."Benarkah dia Ceo yang misterius itu?" Gumam Erlan dalam pikiran nya, lalu mengalihkan pandangannya pada Adaline White. "Apa sebenarnya hubungan mereka berdua?" Erlan ingat, Ethan adalah pria yang menggendong Adaline saat Adaline sedang berbicara dengan nya tadi pagi.Ethan mengangkat wajah nya dengan elegan dan melihat ke semua orang yang ada di dalam ruangan itu."Aku yakin, sekertaris ku sudah mengirimkan laporan perubahan pemegang saham ke email kalian semua." Lanjut nya, masih dengan wajah
Selepas Beldiq pergi, Erlan pun berdiri dari duduk nya dan bermaksud untuk menyalami Adaline, atas terpilih nya Adaline sebagai direktur baru WT company."Nona Adaline, seperti nya tadi pagi aku belum mendapatkan giliran ku untuk memperkenalkan diri pada mu. Kenalkan aku Erlan Dallin Harrison, pemilik Li Tei Company. Dan selamat atas terpilih nya kau sebagai direktur baru perusahaan ini." Erlan mengulurkan tangan."A-""Kami juga senang mengenal anda tuan Erlan. Semoga ke depan nya kita bisa menjadi rekan bisnis yang baik. Aku Emmanuel Ethan, SUAMI ADALINE WHITE ." Tegas Ethan sekali lagi sambil menjabat tangan Erlan, yang wajah nya langsung berubah masam dan menarik tangan nya cepat setelah berjabat tangan dengan Ethan.Adaline hanya bisa melongos melihat sikap Ethan barusan, yang jelas-jelas tidak sopan karena telah menyela pembicaraan Adaline dan Erlan. Padahal Erlan cukup banyak membantu mereka sewaktu rapat tadi."Kau ini kenapa Ethan?" Ucap Adaline sambil pura- pura merapikan ra
"Ethan turunkan aku!" Teriak Adaline pada Ethan yang menggendong nya mulai dari perushaaan hingga sampai ke rumah mereka dan naik ke kamar mereka di lantai atas."Diam lah Adaline. Kalau kau bergerak terus maka kita akan jatuh bersama." Ujar Ethan terus menaiki tangga sambil menggendong Adaline ala bridal style."Tapi aku itu bisa berjalan sendiri Emmanuel Ethan! Kau tidak perlu menggendong ku seperti ini." Protes Adaline lagi dan lagi, tapi kali ini Ethan tidak menggubris sama sekali dan mendorong pelan pintu kamar nya yang memang sudah ia pesan kan ke anak buah nya untuk tidak di tutup rapat agar ia mudah membawa Adaline masuk ke dalam kamar.Ethan membawa Adaline ke tempat tidur dan membaringkan nya, pelan. "Nah diam dan beristirahat lah. Nanti aku mengakupuntur kaki mu setelah aku selesai mandi." Ujar Ethan dengan santai."Dan ya- aku sudah mengatakan pada tuan Erlan bahwa kita tidak jadi ke rumah nya malam ini." Sambung Ethan."Seperti ya dia tidak keberatan aku membatalkan janji
Adaline tersenyum mendengar apa yang Ethan katakan," apa dia bilang barusan? akan menghajar Dom? Menghajar Dom karena apa?" Adaline tertawa sendiri sambil memegang kedua pipi nya yang terasa di hinggapi ribuan kaki kupu-kupu yang sedang melakukan Senam SKJ 90 an.Sedangkan Ethan yang telah keluar dari kamar, bukan nya berlari mengejar Dom yang sudah turun ke lantai bawah. Ethan tersandar lemas di pintu kamar nya itu, lalu perlahan tubuh nya terduduk lemas di depan pintu, sambil memegang dada nya yang masih bergemuruh."Astaga!! hampir saja aku kawin..." Ucap nya, menutup mulut nya sambil senyam senyum sendiri.Setelah Ethan pergi, Dom datang ke kamar Ethan."Kakak ipar...?" terdengar suara Dom dari luar kamar."Kakak Ipar?" seru Adaline kemudian bangun dan berjalan untuk melihat siapa yang datang ke kamar."Ya?" ujar Adaline begitu pintu itu terbuka."Hi kakak ipar, kenalkan aku Dom." Dom memperkenalkan diri nya secara resmi pada Adaline. "Aku adik angkat nya Ethan." lanjut nya."Hi..
Tepat pukul 7 pagi, Ethan telah selesai mandi dan dengan isi kepala yang telah terbersihkan dengan sempurna menurut nya,ia mendekati tempat tidur di mana Adaline sedang tertidur pulas bak seorang bayi."Apa dia tidak ada niatan untuk ke kantor pagi ini?" seru Ethan sambil meletakan handuk yang dia pakai untuk mengelap kepala nya ke bahu nya.Ya, Ethan baru saja selesai mandi dan sama sekali belum berpakaian saat ini. Handuk saja masih terlilit rapi di pinggang nya, menandakan kalau dirinya masih belum mengenakan apapun di dalam sana.Ethan menghela nafas melihat kekhusukan tidur Adaline yang sepertinya walau gempa bumi terjadi, pasti tidak akan bangun dari tidur nya."Heiii..." Ethan pun memegang pergelangan kaki Adaline, bermaksud untuk membangun kannya.Adaline membuka mata nya sedikit, benar- benar sedikit, saat kaki nya di sentuh oleh sebuah tangan yang terasa dingin. Dengan mata nya yang hanya segaris itu, sayup - sayup Adaline mendengar suara Ethan yang sedang memanggil-manggil