"Suara mu!!" Seru Ethan masih dengan tangan yang menempel di bibir Adaline.Adaline auto diam. Dan memandang Ethan yang masih tidak sadar apa yang Ethan sentuh sekarang ini."Hmmm..." Gumam Adaline sambil menunjuk ke arah mulut nya."Ups! Sorry!" ucap Ethan dan langsung menurunkan tangan nya."Sebaiknya kita lanjutan pembicaraan ini di rumah. Kalau disini ekspresi ku sulit di salurkan." Sebut Adaline absurd, membuat Ethan terbengong.***Adaline dan Ethan sampai di rumah mereka."Kau serius dengan apa yang kau katakan tadi Ethan?" tanya Adaline yang ke sembilan puluh sembilan kali sejak sedari dalam mobil tadi."Aku sebenarnya belum 100 persen yakin dengan hal ini. Tapi penyelidikan anak buah ku mengerucut ke hal itu." Jawab Ethan, sambil jalan bersebelahan dengan Adaline."Mengapa selama ini aku sampai tidak tahu?" gumamnya, bermonolog dengan diri nya sendiri dengan suara pelan." Kalau memang Beldiq ada terlibat dengan hal-hal seperti ini. Di rumah, mengapa aku dan mommy ku sampai ti
"Kena kau........" gumam nya dalam hati, dan-"Adaline!! kepala!!!!!" Ethan melemparkan sebuah boneka berbentuk kepala ke Adaline."Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......" Teriak Adaline dalam kaget nya lalu reflek melempar boneka kepala itu dan langsung memeluk Ethan.Ethan yang di peluk Adaline pun hanya bisa terdiam dan mata nya membola saat pelukan Adaline terasa begitu nyata."Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......" teriak Adaline dalam kaget nya lalu reflek melempar boneka kepala itu dan langsung memeluk Ethan. Ethan yang di peluk Adaline pun hanya bisa terdiam dan mata nya membola saat pelukan Adaline terasa begitu nyata."Kau......-hmmmmmm." suara Adaline tertahan karena Ethan langsung membekap mulut Adaline yang hendak mengomeli nya dengan mulut nya.Adaline terkejut dengan apa yang Ethan lakukan. Adaline tidak menyangka, kejadian ini akan kembali terulang. Tapi Adaline pun tidak akan munafik pada dirinya sendiri, kalau dia sejujurnya juga menginginkan kejadian ini untuk kembali terula
Setelah dress itu turun hingga kaki Adaline, tiba-tiba keisengan Ethan."cup.."Ethan dengan iseng mengecup puncak gunung Himalaya itu bergantian.Tubuh Adaline bergetar. Mata nya tertutup. Dia terlalu malu untuk melihat ke arah Ethan/Ethan tersenyum dan berkata, “tubuh mu sangat indah sayang..” Suara Ethan yang berpacu dengan adrenalin Ethan yang telah terkontaminasi dengan hasrat yang terus membakarnya dari dalam saan, membuat suara Ethan terdengar sangat seksih di telinga Adaline.Adaline pun membuka mata nya, kemudian dipandangi nya wajah Ethan lekat-lekat.Setelah mendapatkan semua keberanian nya kembali, Adaline pun mengelus wajah Ethan lalu di kecup nya kedua pipi Ethan. Kemudian Adaline mulai mengecup bibir Ethan.Tiba-tiba Adaline menggigit nakal bibir pria yang selalu mengatakan menolak menikah dengan nya itu. Karena bisa-bisa nya bibir itu yang selalu saja berujar tidak ingin menikah dengan nya namun kini selalu saja menyapa lembut diri nya.Adaline melepas gigitan nakal n
Burung-burung kecil mulai berkicau bersama sang mentari yang mulai menampakkan sirnanya.Adaline menggeliat sambil merentangkan tangannya, lalu mencari sosok sang suami yang semalam ada di sampingnya. “Dimana dia?” tanya pelan saat tidak melihat Ethan di atas ranjang mereka.“Apa dia mandi?” Adaline mengambil kimono nya lalu menurunkan kaki nya. Baru saja kaki Adaline menapak, Adaline melihat sebuah sticky note yang tertempel di atas lantai tepat di depan sendal.Adaline menunduk untuk melihat lebih jelas apa yang sebenarnya yang ada di atas lantai. Ya bisa saja itu adalah kertas catatan penting milik suami nya.“Astaga.. Apa ini?!!” Seru nya sambil menutup mulut nya dengan tangan kanan nya. Adaline pun sampai terduduk di depan ketas yang berwarna merah muda, hijau dan salem itu.Seketika itu juga wajah Adaline langsung merona melihat beberapa kertas sticky note yang bertuliskan I LOVE YOU di atas kertas hitam yang terletak di atas lantai. Adaline bahkan sampai memegang kedua pipinya
“Dimana semua anak buah mu Ethan?" tanya Adaline yang tidak melihat anak buah Ethan yang biasa berjaga di luar rumah.“Mereka ada di luar rumah sedang beristirahat." Jawab Ethan dengan santai nya.“Beristirahat? memang nya semalam mereka ngapain? bergadang? Sehingga perlu istirahat sepagi ini?" tanya Adaline kepo.“Mereka?" ulang Ethan sambil tersenyum. Ethan tesenyum karena Ethan terbayang saat semua anak buah nya yang notabene adalah pembunuh bayaran, sedang duduk di lantai dan menulis kata-kata cinta di atas Sticky note, yang Ethan tempelkan mulai dari kamar Adaline hingga ruang makan. Dan selebihnya di tempelkan di dinding-dinding dengan segala bentuk.“Tidak kenapa-kenapa! Apa tidak boleh mereka beristirahat?" Ujar Ethan mengalihkan pembicaran.Jangan sampai Adaline tahu, subuh tadi telah terjadi sebuah kerja paksa di rumah Ethan dimana semua nya, diperintahkan oleh Ethan untuk memikirkan ungkapan-ungkapan cinta yang romantis. Setelah itu mereka diperintah kan untuk menuliskan
Setelah Ethan berenang ke sisi kolam yang lain, Adaline pun mengambil posisi duduk di tepi kolam. Adaline memperhatikan Ethan yang berenang kesana kemari.Hati nya tiba-tiba saja dipenuhi rasa syukur. Di dalam semua hal buruk yang menimpanya, kehadiran Ethan benar-benar sesuatu yang sangat dia syukuri. Andaikan bukan Ethan yang datang membantu dan dengan tangan terbuka menerima nya, entah bagaimana nasib Adaline saat ini.Adaline melambai pada Ethan yang terlihat sedang bersandar di tepi kolam renang di seberang Adaline sambil mengipas-ngipas rambutnya, membuat Ethan terlihat begitu seksih di mata Adaline.“Kalau dalam lima menit dia tidak datang kemari, maka aku yang akan datang ke sana dan membawanya ke kamar." batin Adaline yang sudah traveling kemana-mana otak nya melihat keseksian suami nya di dalam kolam berenang itu.“Ethan kesini dulu! Biar aku suapi!!" teriaknya lagi pada Ethan. Ethan menggangguk,kemudian berenang ke arah Adaline.“AAAAaaa…!!" teriak Adaline tiba-tiba saat p
Untuk sesaat Scene pun berganti,kini tidak terlihat lagi kemesraan pasangan pengantin baru yang sedang asik memaduk kasih itu.Namun terlihat seorang pria muda yang sedang gundah gulana dengan perjodohan telah diatur oleh pihak keluarga nya. Dan Pria itu adalah Erlan. Pria yang telah jatuh cinta pada pandangan pertama pada Adaline.“Erlan, bisa tidak kau tidak bolak balik seperti setrikaan ? Kepala ku jadi sakit melihat kau mondar mandir tidak jelas di depan ku.” gerutu Ashley yang terpaksa harus datang ke rumah Erlan di hari liburnya, karena sepupu nya itu sedang gabut tingkat tinggi saat ini.“Kalau kau punya solusi agar aku tidak menikah dengan wanita yang di jodohkan oleh ibu ku, maka aku akan berhenti.” Jawab Erlan dengan wajah kesal.Bagaimana Erlan tidak kesal, saat ini dia sedang jatuh cinta pada Adaline White tapi ibu nya malah mencarikan satu wanita untuk menjadi istri Erlan.Dan hal ini semakin di perburuk karena Erlan tidak dapat membawa Adaline White ke hadapan sang ibu
Scene kembali berganti, kini seluruh panca indra kita di bawa ke sebuah tempat terbuka di mana suara air mengalir dan decitan suara burung masih terdengar padahal matahari hampir naik ke titik tengah perputaran waktu nya. Terlihat sepasang insan yang sedang jatuh cinta sedang tiduran sambil saling hadap-hadapan.“Kau lapar?” tanya Ethan pada Adaline sambil menyentuh lembut pipi Adaline.Adaline mengangguk dengan sebuah senyuman tipis di bibirnya. Aura kebahagian terpancar jelas di antara kedua nya.Bak muda mudi yang sedang jatuh cinta, Adaline dan Ethan saling menatap penuh cinta. Kini tidak ada lagi perasaan yang harus mereka tutupi. Semua telah terungkap baik melalui pengakuan kata maupun dari penerimaan cinta yang dalam yang telah merekakan lakukan.“Akan aku buatkan kau sesuatu.” ucap Ethan, kemudian dengan santainya berdiri dengan tubuh polos nya di depan Adaline.Adaline reflek menutup mata nya saat melihat senjata Ethan yang ternyata masih dalam keadaan siaga itu. Ethan yang