Di WT Company.."Tuan Beldiq, .." Ujar seorang pria lalu membisikkan sesuatu pada Beldiq yang sudah duduk di dalam ruang rapat dan menunggu kehadiran Erlan sebagai salah satu pemegang saham di perusahaan itu.Walaupun saham Erlan tidak mencapai 25% persen, dan hanya 20% saja tapi karena saham itu bulat di miliki oleh Erlan tanpa gabungan saham dari pihak lain, kedatangan Erlan memberikan pengaruh dalam rapat yang akan di adakan ini."Aku paham. Kau urus saja. Ingat, seperti biasa. BERSIH." Perintah Beldiq, sambil tersenyum."Baik tuan." Jawab Pria itu lalu keluar dari ruangan rapat."Tuan Beldiq, apa lagi yang kita tunggu?" tanya salah seorang dewan direksi pada Beldiq."Kita menunggu tuan Erlan." Jawab Beldiq."Lalu bagaimana dengan nona White.. Apa dia tidak akan datang?" tanya pemegang saham yang lain, yang sengaja memuncul kan nama Adaline White untuk memancing pandangan buruk para dewan direksi pada Adaline, yang untuk pertama kali nya menginjak kan kaki ke perusahaan saja sudah
"Perkenalkan nama ku adalah Emmanuel Ethan, Ceo dari R.C company dan pemegang 20 persen saham di perusahaan ini, sekitar lima belas menit yang lalu." Ucap nya dengan wajah sengak sambil memegang jam tangan nya seolah ingin memastikan bahwa benar saham itu baru saja ia ambil alih lima belas menit yang lalu."Ceo dari R.C company?" Erlan menajamkan mata nya memperhatikan Ethan. Saat ini perusahaannya juga sedang ada kerja sama dengan FR company, tapi tidak pernah bertemu dengan Ethan sama sekali."Benarkah dia Ceo yang misterius itu?" Gumam Erlan dalam pikiran nya, lalu mengalihkan pandangannya pada Adaline White. "Apa sebenarnya hubungan mereka berdua?" Erlan ingat, Ethan adalah pria yang menggendong Adaline saat Adaline sedang berbicara dengan nya tadi pagi.Ethan mengangkat wajah nya dengan elegan dan melihat ke semua orang yang ada di dalam ruangan itu."Aku yakin, sekertaris ku sudah mengirimkan laporan perubahan pemegang saham ke email kalian semua." Lanjut nya, masih dengan wajah
Selepas Beldiq pergi, Erlan pun berdiri dari duduk nya dan bermaksud untuk menyalami Adaline, atas terpilih nya Adaline sebagai direktur baru WT company."Nona Adaline, seperti nya tadi pagi aku belum mendapatkan giliran ku untuk memperkenalkan diri pada mu. Kenalkan aku Erlan Dallin Harrison, pemilik Li Tei Company. Dan selamat atas terpilih nya kau sebagai direktur baru perusahaan ini." Erlan mengulurkan tangan."A-""Kami juga senang mengenal anda tuan Erlan. Semoga ke depan nya kita bisa menjadi rekan bisnis yang baik. Aku Emmanuel Ethan, SUAMI ADALINE WHITE ." Tegas Ethan sekali lagi sambil menjabat tangan Erlan, yang wajah nya langsung berubah masam dan menarik tangan nya cepat setelah berjabat tangan dengan Ethan.Adaline hanya bisa melongos melihat sikap Ethan barusan, yang jelas-jelas tidak sopan karena telah menyela pembicaraan Adaline dan Erlan. Padahal Erlan cukup banyak membantu mereka sewaktu rapat tadi."Kau ini kenapa Ethan?" Ucap Adaline sambil pura- pura merapikan ra
"Ethan turunkan aku!" Teriak Adaline pada Ethan yang menggendong nya mulai dari perushaaan hingga sampai ke rumah mereka dan naik ke kamar mereka di lantai atas."Diam lah Adaline. Kalau kau bergerak terus maka kita akan jatuh bersama." Ujar Ethan terus menaiki tangga sambil menggendong Adaline ala bridal style."Tapi aku itu bisa berjalan sendiri Emmanuel Ethan! Kau tidak perlu menggendong ku seperti ini." Protes Adaline lagi dan lagi, tapi kali ini Ethan tidak menggubris sama sekali dan mendorong pelan pintu kamar nya yang memang sudah ia pesan kan ke anak buah nya untuk tidak di tutup rapat agar ia mudah membawa Adaline masuk ke dalam kamar.Ethan membawa Adaline ke tempat tidur dan membaringkan nya, pelan. "Nah diam dan beristirahat lah. Nanti aku mengakupuntur kaki mu setelah aku selesai mandi." Ujar Ethan dengan santai."Dan ya- aku sudah mengatakan pada tuan Erlan bahwa kita tidak jadi ke rumah nya malam ini." Sambung Ethan."Seperti ya dia tidak keberatan aku membatalkan janji
Adaline tersenyum mendengar apa yang Ethan katakan," apa dia bilang barusan? akan menghajar Dom? Menghajar Dom karena apa?" Adaline tertawa sendiri sambil memegang kedua pipi nya yang terasa di hinggapi ribuan kaki kupu-kupu yang sedang melakukan Senam SKJ 90 an.Sedangkan Ethan yang telah keluar dari kamar, bukan nya berlari mengejar Dom yang sudah turun ke lantai bawah. Ethan tersandar lemas di pintu kamar nya itu, lalu perlahan tubuh nya terduduk lemas di depan pintu, sambil memegang dada nya yang masih bergemuruh."Astaga!! hampir saja aku kawin..." Ucap nya, menutup mulut nya sambil senyam senyum sendiri.Setelah Ethan pergi, Dom datang ke kamar Ethan."Kakak ipar...?" terdengar suara Dom dari luar kamar."Kakak Ipar?" seru Adaline kemudian bangun dan berjalan untuk melihat siapa yang datang ke kamar."Ya?" ujar Adaline begitu pintu itu terbuka."Hi kakak ipar, kenalkan aku Dom." Dom memperkenalkan diri nya secara resmi pada Adaline. "Aku adik angkat nya Ethan." lanjut nya."Hi..
Tepat pukul 7 pagi, Ethan telah selesai mandi dan dengan isi kepala yang telah terbersihkan dengan sempurna menurut nya,ia mendekati tempat tidur di mana Adaline sedang tertidur pulas bak seorang bayi."Apa dia tidak ada niatan untuk ke kantor pagi ini?" seru Ethan sambil meletakan handuk yang dia pakai untuk mengelap kepala nya ke bahu nya.Ya, Ethan baru saja selesai mandi dan sama sekali belum berpakaian saat ini. Handuk saja masih terlilit rapi di pinggang nya, menandakan kalau dirinya masih belum mengenakan apapun di dalam sana.Ethan menghela nafas melihat kekhusukan tidur Adaline yang sepertinya walau gempa bumi terjadi, pasti tidak akan bangun dari tidur nya."Heiii..." Ethan pun memegang pergelangan kaki Adaline, bermaksud untuk membangun kannya.Adaline membuka mata nya sedikit, benar- benar sedikit, saat kaki nya di sentuh oleh sebuah tangan yang terasa dingin. Dengan mata nya yang hanya segaris itu, sayup - sayup Adaline mendengar suara Ethan yang sedang memanggil-manggil
"Ethan kau dimana?" tanya Dom melalui handphone nya."Aku, aku sedang bersama Adaline di kantor." Jawab Ethan, sambil melihat ke arah Adaline yang sedang sibuk berbicara dengan beberapa dewan direksi termasuk pria berwajah korea yang Ethan tidak sukai beberapa hari ini."Apa kita bisa bertemu sebentar Ethan, ada hal penting yang ingn aku bicarakan pada mu. Tapi tidak bisa aku sampaikan via telpon seperti ini." Ujar Dom."Apa ada masalah dengan Mr. Sean?" Tebak Ethan, yang mengira pasti ini ada kaitan nya dengan Mr. Sean."Tidak. Semua baik-baik saja di sini. Tapi ini lebih ke kakak ipar." sebut Dom."Adaline Whit ?" Seru Ethan kaget, mengapa apa yang akan Dom bicarakan yang kata nya sangat penting itu malah berkaitan dengan Adaline."Ya, Adaline White, kalau seandainya kau belum mengganti nya menjadi Adaline Milik Ethan Seorang." seloroh Dom yang benar-benar minta jitak oleh Ethan kayak nya."Ada apa dengan Adaline?" tanya Ethan sambil dari ekor mata nya melihat ke arah Adaline."Aku
"Selamat datang dalam perjalanan indah dan penuh warna bersama Jarvis." Ucap Jarvis yang sedang dalam mode penyambutan paling basik setelah sumber daya nya tercabut."WWow.. Woooow wwwwwwwwwwoooOoowww! Ada apa ini?" Teriak Jarvis setelah menyadari dia sedang berlari kencang saat ini."Bisa kau jelaskan pada ku apa yang sedang terjadi tuan Ethan?" teriak nya seakan-akan dia pun sedang ikutan panik."Mungkin majikan baru mu bisa membantu mu menjawab nya JaRvvvvvvvvvvvvviiss!" Seru Ethan dengan suara melengkung karena tiba-tiba saja Adaline memotong mobil yang ada di depan mereka."Hi Jarvis? Welcome back." Sapa Adaline dengan tampang tak bersalah nya, menyapa santai Jarvis."Hi nona Adaline, apa ada yang bisa aku bantu?" tanya Jarvis berbasa basi, bingung bagaimana cara nya mengambil alih kemudi tubuhnya tanpa melukai perasaan Adaline."Untuk saat ini tidak Jarvis. Kau duduk saja. Aku bisa menangani semua ini. Lagi pula kita sudah akan sampai." Jawab Adaline lalu memijak pedal gas dadak