Share

2. Pom bensin.

Jam 11 malam Alisa baru sampai di rumahnya. Ia membuka pintu rumahnya yang sudah terkunci. Biasanya ibu Aminah yang mengunci pintu rumah tersebut.

Alisa masuk kedalam rumah nya setelah membuka pintu rumahnya. Ia masuk ke dalam kamar dan melihat mama nya yang sudah tertidur. Melihat mamanya seperti ini, Alisa merasa begitu tidak tega. Ia baru bisa pulang di Jam 11 malam untuk mengantarkan makanan malam mamanya.

Gadis itu berdiri tidak jauh dari tempat tidur mamanya. Dengan cepat Alisa mengusap air matanya.

"Isa berharap mama bisa bertahan sampai Isa dapat duit untuk pengobatan mama," ucapnya dalam hati. Alisa berjalan mendekati wanita yang saat ini berbaring di atas tempat tidur wajah putih Mamanya tampak begitu sangat pucat. Dalam Minggu ini Alisa harus bisa mencari uang untuk menebus obat-obat mamanya. Alisa mengambil tangan namanya dan mencium tangan mamanya.

Nur terbangun dan melihat putrinya yang sudah pulang.

"Ma maafin Isa yang baru pulang, ini bubur ayamnya tapi Isa gak bisa suapin Mama, Isa mau langsung ke pom bensin," ucap Alisa yang sudah terburu-buru.

"Nur tersenyum dan menganggukkan kepalanya tidak apa. Mama makan sendiri," ucapnya.

"Mama beneran bisa makan sendiri?" tanya Alisa.

"Iya bisa," jawab Nur yang tersenyum dan meyakinkan putrinya.

Alisa menyusun beberapa bantal untuk menyandarkan punggung mamanya. Ia kemudian mengangkat tubuh mamanya, agar posisi duduknya sedikit naik ke atas . Alisa mengambilkan bubur ayam yang sudah di bukanya dari box putih busa dan memberikannya kepada mamanya.

"Buburnya wajib dimakan ya ma," ucap Alisa.

Nur tersenyum dan kemudian menganggukkan kepalanya.

"Isa siap-siap sebentar ya ma," ucapnya.

"Iya nak," ucap Nur yang berusaha menahan air matanya yang serasa akan meluncur begitu saja, saat melihat putrinya hanya pulang sebentar untuk mengantarkan Ia bubur ayam dan mengganti baju.

Nur menganggukkan kepalanya sambil memejamkan matanya.

Alisa langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya dan mengganti bajunya dengan seragam merah. Malam ini ia akan berjaga di pom bensin.

"Ma Isa berangkat dulu ya," pamit Alisa yang memegang tangan mamanya dan mencium tangan wanita itu.

Nur menganggukkan kepalanya. "Hati-hati ya nak," ucapnya yang akan melepaskan putrinya berangkat kerja. Nur melihat jam yang tertempel di dinding kamarnya yang sudah menunjukkan pukul 23:20 menit.

 "Iya ma, mama jangan cemas, Isa jaga pom malam itu santai ma. Isa akan tidur bila kondisi sepi. Jadi Isa bisa beristirahat nanti," ucapnya yang mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh Mamanya itu.

Nur menganggukkan kepalanya. Ia sudah tidak dapat lagi berbicara, rasa sesak di dadanya begitu sangat membuatnya tidak mampu untuk mengeluarkan kata-kata dari mulutnya. Ia hanya memandang putrinya yang sudah memakai baju berwarna merah. Air matanya menetes ketika melihat senyum putrinya yang begitu sangat cantik saat menatapnya.

****

Gadis itu mengendarai motornya di jam yang sudah menunjukkan pukul 23.30. Disaat orang sudah mulai terlelap di atas tempat tidur, Ia masih harus bekerja hingga nanti subuh.

 Alisa menerobos jalan yang sudah sunyi. Hal seperti ini sudah dilaluinya sekitar 4 bulan. Awal mulanya Ia cukup takut melakukan aktivitas seperti ini, ketika mengendarai motor di jalan yang sudah sepi, namun saat ini Alisa sudah terbiasa.

Alisa memarkirkan motornya di parkiran. Ia kemudian berjalan mendekati tangki minyak tempat dirinya bekerja. Alsis membawa satu kotak nasi goreng dan air minum di botol plastik yang di bawah nya dari rumah. Alisa membeli nasi goreng sebelum sampai di pom bensin. 

"Baru datang Isa?" tanya nya Edo security pom bensin tersebut.

"Iya Bang, bang Edo sudah makan belum?" ucap Alisa yang menunjukkan nasi goreng yang sedang di yang dibawanya. Alisa mencacarkan pantat nya di atas kursi plastik berwarna merah.

Edo tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Sudah tadi," jawabnya.

"Kalau gitu Isa makan dulu ya Bang, mumpung lagi sepi," ucap Alisa sambil tersenyum.

"Iya makan yang banyak biar gemuk," kata Edo yang kemudian meninggalkannya. Pria yang bertubuh tinggi sedikit gemuk itu berkeliling-keliling di areal pom bensin sambil berjaga-jaga.

"Hai Alisa," ucap Alvin.

"Iya Bang Alvin," jawab Alisa yang mengunyah nasi goreng di mulut nya.

"Enak ya makan nasi goreng nya," ucap Alvin saat melihat Alisa yang sedang makan.

Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya. " Bang Alvin mau?" Tawar Alisa memberikan sendok yang ada di tangannya. Mulut gadis itu terisi penuh dengan nasi yang tadi di sendoknya cukup besar.

"Mau lah apalagi kalau disuapin," gurauan Alvin yang menggodanya.

Alisa hanya tersenyum. "Ini Bang makan," ucap Alisa. Ia berbicara dengan mulut yang berisi.

"Gak usah lah abang tadi udah makan, cuman bercanda aja. Ya udah lanjutin sa makannya, jangan buru-buru makannya nanti keselek", saran Alfin yang duduk di dekat pengisian minyak.

Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Hanya Alisa satu-satunya karyawan wanita di pom bensin yang bekerja di jam 12 malam keatas.

Setelah menghabiskan nasi goreng dan juga meminum air mineralnya, Alisa menyandarkan punggungnya di sandaran kursi plastik. Alisa merasakan matanya yang sudah mengantuk ditambah lagi suasana pom yang sepi.

"Bang Alvin, Isa tidur sebentar ya nanti kalau rame bangunin Isa," pinta Alisa.

Alvin menganggukkan kepalanya. "Iya boleh," ucapnya. Alvin tahu bahwa gadis itu akan bersekolah besok pagi.

Alisa menyandarkan kepalanya di tangki pengisian minyak. Ia kemudian memejamkan matanya dan tertidur dengan posisi duduk. Tidur Dalam posisi duduk seperti ini sudah sering dilakukannya. Alisa akan selalu memanfaatkan situasi seperti seperti ini. Bisa tidur 1 jam saja Alisa sudah sangat bersyukur.

Alisa terbangun ketika suara klakson mobil yang mengejutkannya. Di jam tengah malam seperti ini hampir rata-rata yang masuk ke pom bensin mobil-mobilnya Fuso yang besar.

Pada umumnya mobil-mobil Fuso itu memilih jam tengah malam untuk mengisi bahan bakar minyak mobilnya, guna menghindari antri panjang di siang hari.

Alisa bangun dan mengisi solar ke dalam mobil Fuso tersebut. Walaupun tidak antri panjang namun ada sekitar 2 hingga 3 mobil yang selalu antri di saat ia mengisi bahan bakar minyak mobil itu.

Alisa tersenyum ketika Ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 04:50 subuh. Itu artinya jam kerjanya sudah selesai. Dengan penuh semangat Alisa mengemas barang-barangnya serta menyelesaikan laporan penjualannya dan menyerahkan uang hasil penjualan di kantor. Ia kemudian bersiap-siap untuk pulang.

"Bang Alvin Isa mau pulang dulu ya," ucap Alisa ketika sudah menyelesaikan pekerjaannya.

Alvin menganggukkan kepalanya. "Hati-hati ya pulangnya," ucapnya yang melambatkan tangan nya.

"Iya Bang Alvin sip," ucap Alisa yang berjalan menuju parkiran.

"Bang Edo, Isa pulang dulu," ucap Alisa ketika melihat pria yang bertubuh tinggi itu baru keluar dari kamar mandi.

Pria itu menganggukan kepalanya. "Hati-hati sa," ucap Edo yang melambangkan tangannya.

"Iya bang Edo," ucap Alisa yang sudah menjalankan motor nya.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status