Share

3. Anak yang baik

'Mama sudah bangun?" Alisa berkata ketika  masuk ke dalam kamar mamanya.

"Iya nak," jawab Nur.

"Ma, Isa ganti baju sementara ya." Alisa tersenyum dan mencium tangan mamanya. Seperti apapun lelah tubuhnya, Alisa akan tetap memperlihatkan kepada ibunya bahwa darinya baik-baik saja. Meskipun raut wajah penuh dengan kelelahan tidak bisa di sembunyikan nya.

"Iya nak," jawab Nur. Nur memandang wajah lelah putrinya yang baru pulang dari tempat kerjanya. Nur hanya diam duduk di atas tempat tidur. Hari demi hari akan dilaluinya seperti ini.

Nur tersenyum ketika melihat putrinya yang sudah masuk ke dalam kamarnya.

"Kita mandinya pagi-pagi,  nggak apa-apa ya ma?" Alisa membuka baju yang dipakai mamanya. Air matanya serasa ingin menetes saat melihat tubuh kurus wanita yang telah melahirkan serta membesarkannya itu. Saat ini, mamanya hidup bergantung dengan obat. "Ma, gak apa ya mandi nya kepagian," ucapnya Alisa. Ia menutup bagian tubuh mamanya dengan handuk setelah melepaskan pakaiannya.

Nur tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Iya gak apa sudah biasa mandinya jam segini," ucapnya.

"Sebentar ya Ma Isa ambil air hangat dulu." Alisa yang pergi meninggalkan kamar mamanya.

Nur menganggukkan kepalanya.

Alisa mengambil baskom berisi air hangat dan memasukkan air yang tadi direbus nya ke dalam baskom. Alisa mencampur air panas itu dengan air dari kran kamar mandi. Ia mengangkat Baskom yang ukurannya cukup besar itu ke kamar mamanya. Alisa juga mengambil sabun, kain handuk kecil, untuk perlengkapan mandi mamanya. Alisa tidak berani untuk mengangkat mamanya ke kamar mandi karena Alisa hanya sendiri. Ia tidak mungkin sanggup untuk menggendong mamanya. Alisa juga tidak berani mengambil resiko bila nanti mananya jatuh. Karena itu Ia memutuskan memandikan mamanya di atas tempat tidur. 

Alisa mealas tempat tidur itu dengan perlak plastik, agar tempat tidur tidak basah. Ia kemudian membuka Pampers yang dipakai oleh mamanya tersebut.

Ia mulai mengusap tubuh mamanya dengan sangat lembut menggunakan handuk kecil yang sudah diberinya sabun. "Ma doain isa banyak rezeki ya, nanti Isa bakal beliin mama kursi roda. Biar Mama bisa jalan-jalan ke depan," Kata alisat sambil terus mengusap tubuh mamanya. Ia akan terus bercerita dengan mamanya bila sedang membersihkan mamanya seperti ini.

Nur menganggukkan kepalanya. "Sekarang gak pakai kursi roda juga nggak apa-apa," ucapnya.

"Isa tahu Mama pasti bosan di kamar selalu, apalagi mama sendiri di rumah. Bila ada kursi roda Mama bisa keluar dari kamar sambil memandang ke depan," ucap Alisa sambil memiringkan tubuh mamanya.  Alisa kemudian memberi sabun bagian punggung tersebut.

"Bila ada uang daripada untuk beli kursi roda, lebih baik uangnya dipakai untuk bayar uang komite Isa. uang komite Isa sudah nunggak, belum lagi uang buku, uang kas, uang kegiatan. Sekarang Isa sudah kelas 12, sebentar lagi akan melakukan terobosan. Nanti bayar uang terobosan juga. Lagipula Ibu Aminah selalu datang ke sini nemenin mama bila kerjaannya di rumahnya sudah selesai," ucap Nur menjelaskan panjang lebar kepada putrinya.

Setelah Alisa menyabuni tubuh mamanya dengan handuk kecil tersebut, Ia kemudian mengambil handuk yang bersih dan membasahi dengan air yang ada di dalam baskom yang sudah disiapkannya. Alisa mulai membersihkan bekas-bekas sabun tersebut. Alisa membersihkan bagian punggung, tangan, bagian kaki, dan seluruh bagian tubuh mamanya. Alisa juga membersihkan wajah, telinga, ketiak dan leher. Memandikan mamanya seperti memandikan seorang bayi. Iya mengusap kulit mamanya dengan sangat lembut dan berhati-hati . Alisa tidak merasa jijik ataupun geli saat membuang kotoran mamanya ada di dalam Pampers.

"Nanti kalau Isa sudah punya duit, Isa akan bawa Mama untuk terapi. Agar bisa jalan lagi hanya saja untuk sekarang Isa belum bisa bawa Mama terapi," ucapnya sambil terus mengusap kulit mamanya dengan handuk basah. Begitu banyak yang ingin dibuat Alisa untuk kesembuhan mamanya.  

Setelah Alisa yakin bahwa mama nya sudah benar-benar bersih, Alisa kemudian mengeringkan tubuh mamanya dengan handuk. Alisa mengambil kembali perlak tersebut dan menjamur nya. Setiap pagi Alisa akan mengurus mamanya seperti mengurus anak bayi. Alisa memakaikan minyak kayu putih di bagian perut punggung dan juga belakang leher. Setelah itu Ia memakai kan pampers serta pakaian dalam dan kemudian memakaikan daster. Alisa juga membedakan pipi mamanya. "kuku Mama nanti ya Isa potongin, kalau Isa lagi nggak buru-buru," ucap Alisa yang tersenyum.

Nur tersenyum dan mengangguk dan kepalanya. Sejak tadi Nur hanya diam mendengarkan apa yang di ucapkan putrinya.

Alisa mengangkat kembali ember yang dibawanya tadi ke kamar mandi. Alisa memasukkan pampes bekas ke dalam plastik hitam dan kemudian menaruhnya di dalam tong sampah. Setelah memandikan mamanya Alisa membersihkan kamarnya.

"Mama kalau lagi buang air besar kasih tahu aja isa nanti pampes nya Isa ganti," ucap Alisa yang mencium punggung tangan mamanya.

"Iya," jawab Nur yang sedikit menganggukkan kepalanya.

"Kita sarapan dulu ya ma," ucap Alisa yang tersenyum.

"Iya,perut Mama sudah minta di isi,"  Jawab Nur yang berbohong. Nur tidak ingin putrinya terlambat ke sekolah karena dirinya belum sarapan.

"Isa ambil sarapannya dulu," ucap Alisa  yang  yang sedikit berlari ke dapur mengambilkan sarapan pagi untuk mamanya.

Nur tersenyum saat mendengar ucapan putrinya.

Alisa duduk di tepi tempat tidur. Dengan memegang nasi yang berisi sayur bening sawi dan telor dadar. "Kita sarapan," ucap Alisa yang menyuapi mamanya.

Nur tersenyum saat putrinya menyuapi nasi ke mulutnya. Nur makan dengan sangat cepat tanpa ada berbicara.

"Alhamdulillah habis, sekarang Mama minum obat ya," ucap Alisa setelah  memberi mamanya sarapan.

"Iya," ucap Nur yang kemudian mengambil obat yang telah dibukakan putrinya. Nur menelan obat itu satu persatu dengan air putih.

"Isa mau siap-siap ke sekolah dulu ya ma," ucap Alisa ketika ia melihat sudah jam 6.15.

Nur menganggukkan kepalanya. Alisa mencium mamanya tersebut. "Mama sudah wangi," ucapnya.

Nur hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia tidak pernah melihat Putrinya makan. Seperti saat ini setelah putrinya pulang bekerja putrinya akan langsung mengurus nya. Memandikannya, memberinya makan dan obat . Bahkan Ia tidak tahu kapan putrinya itu makan. Setelah suaminya meninggal dalam kecelakaan sekitar 4 bulan yang lalu. Alisa menjadi tulang punggung keluarganya. Suaminya yang berprofesi sebagai tukang ojek online mengalami kecelakaan ketika menjemput putranya yang bernama Raihan. Saat itu  Raihan masih duduk di kelas 6 SD. Raihan meninggal di tempat bersama dengan Ahmad. setelah kepergian suaminya, Nur  merasa sangat terkejut saat harus kehilangan suami dan juga putranya, sehingga membuatnya  mulai depresi. Setelah 2 minggu kepergian suaminya, Ia terjatuh saat penyakit jantungnya kumat. Nur merasa jantungnya begitu sangat sakit dan juga sesak. Ia memang sudah memiliki riwayat penyakit jantung. Pada saat itu Ia hanya sendiri di rumah, sedangkan Alisa sudah berangkat sekolah. Nur baru sadar dan saat  melihat ke sekeliling nya, ternyata dia sudah ada di rumah sakit. Nur shock ketika Kakinya sudah tidak bisa digerakkan. Dokter memvonis dirinya stroke. Nur mengalami stroke setengah badan yang mengakibatkan kakinya lumpuh total. Pada saat itulah putrinya harus bekerja dan juga sekolah untuk membiayai kehidupannya dan juga biaya pengobatannya. Meskipun biaya pengobatan nya ditanggung oleh Jamkesda, namun hanya untuk obat-obat generik di luar dari obat generic maka semuanya dibeli pribadi. Putrinya selalu mencari uang untuk membeli obat-obat tersebut.

"Ma, Isa berangkat dulu ya," ucap Aisa yang mencium pipi dan juga tangan mamanya. Alisa berangkat kesekolah dengan tampilan yang tidak rapi. Alisa terlihat begitu sangat buru-buru.

"Sekolah yang benar, Jangan pikirkan mama terus," ucap Nur tersenyum saat melihat putrinya.

Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Alisa berlari meninggalkan kamar tersebut.

****

Alisa memarkirkan motornya di deretan parkiran sepeda motor yang ada di sekolahnya. Alisa mulai berlari dari parkiran motor saat mendengar bel sekolahnya yang sudah berbunyi. Alisa berlari sambil merapikan rambutnya yang panjang dan mengikatnya. Alisa berhenti di depan kelasnya dan mengikat tali sepatunya.

Ia kemudian masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi nya.

"Baru sampai," ucap Karin yang duduk di sebelahnya.

Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

****

'Mama sudah bangun?" Alisa berkata ketika  masuk ke dalam kamar mamanya.

"Iya nak," jawab Nur.

"Ma, Isa ganti baju sementara ya." Alisa tersenyum dan mencium tangan mamanya. Seperti apapun lelah tubuhnya, Alisa akan tetap memperlihatkan kepada ibunya bahwa darinya baik-baik saja. Meskipun raut wajah penuh dengan kelelahan tidak bisa di sembunyikan nya.

"Iya nak," jawab Nur. Nur memandang wajah lelah putrinya yang baru pulang dari tempat kerjanya. Nur hanya diam duduk di atas tempat tidur. Hari demi hari akan dilaluinya seperti ini.

Nur tersenyum ketika melihat putrinya yang sudah masuk ke dalam kamarnya.

"Kita mandinya pagi-pagi,  nggak apa-apa ya ma?" Alisa membuka baju yang dipakai mamanya. Air matanya serasa ingin menetes saat melihat tubuh kurus wanita yang telah melahirkan serta membesarkannya itu. Saat ini, mamanya hidup bergantung dengan obat. "Ma, gak apa ya mandi nya kepagian," ucapnya Alisa. Ia menutup bagian tubuh mamanya dengan handuk setelah melepaskan pakaiannya.

Nur tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Iya gak apa sudah biasa mandinya jam segini," ucapnya.

"Sebentar ya Ma Isa ambil air hangat dulu." Alisa yang pergi meninggalkan kamar mamanya.

Nur menganggukkan kepalanya.

Alisa mengambil baskom berisi air hangat dan memasukkan air yang tadi direbus nya ke dalam baskom. Alisa mencampur air panas itu dengan air dari kran kamar mandi. Ia mengangkat Baskom yang ukurannya cukup besar itu ke kamar mamanya. Alisa juga mengambil sabun, kain handuk kecil, untuk perlengkapan mandi mamanya. Alisa tidak berani untuk mengangkat mamanya ke kamar mandi karena Alisa hanya sendiri. Ia tidak mungkin sanggup untuk menggendong mamanya. Alisa juga tidak berani mengambil resiko bila nanti mananya jatuh. Karena itu Ia memutuskan memandikan mamanya di atas tempat tidur. 

Alisa mealas tempat tidur itu dengan perlak plastik, agar tempat tidur tidak basah. Ia kemudian membuka Pampers yang dipakai oleh mamanya tersebut.

Ia mulai mengusap tubuh mamanya dengan sangat lembut menggunakan handuk kecil yang sudah diberinya sabun. "Ma doain isa banyak rezeki ya, nanti Isa bakal beliin mama kursi roda. Biar Mama bisa jalan-jalan ke depan," Kata alisat sambil terus mengusap tubuh mamanya. Ia akan terus bercerita dengan mamanya bila sedang membersihkan mamanya seperti ini.

Nur menganggukkan kepalanya. "Sekarang gak pakai kursi roda juga nggak apa-apa," ucapnya.

"Isa tahu Mama pasti bosan di kamar selalu, apalagi mama sendiri di rumah. Bila ada kursi roda Mama bisa keluar dari kamar sambil memandang ke depan," ucap Alisa sambil memiringkan tubuh mamanya.  Alisa kemudian memberi sabun bagian punggung tersebut.

"Bila ada uang daripada untuk beli kursi roda, lebih baik uangnya dipakai untuk bayar uang komite Isa. uang komite Isa sudah nunggak, belum lagi uang buku, uang kas, uang kegiatan. Sekarang Isa sudah kelas 12, sebentar lagi akan melakukan terobosan. Nanti bayar uang terobosan juga. Lagipula Ibu Aminah selalu datang ke sini nemenin mama bila kerjaannya di rumahnya sudah selesai," ucap Nur menjelaskan panjang lebar kepada putrinya.

Setelah Alisa menyabuni tubuh mamanya dengan handuk kecil tersebut, Ia kemudian mengambil handuk yang bersih dan membasahi dengan air yang ada di dalam baskom yang sudah disiapkannya. Alisa mulai membersihkan bekas-bekas sabun tersebut. Alisa membersihkan bagian punggung, tangan, bagian kaki, dan seluruh bagian tubuh mamanya. Alisa juga membersihkan wajah, telinga, ketiak dan leher. Memandikan mamanya seperti memandikan seorang bayi. Iya mengusap kulit mamanya dengan sangat lembut dan berhati-hati . Alisa tidak merasa jijik ataupun geli saat membuang kotoran mamanya ada di dalam Pampers.

"Nanti kalau Isa sudah punya duit, Isa akan bawa Mama untuk terapi. Agar bisa jalan lagi hanya saja untuk sekarang Isa belum bisa bawa Mama terapi," ucapnya sambil terus mengusap kulit mamanya dengan handuk basah. Begitu banyak yang ingin dibuat Alisa untuk kesembuhan mamanya.  

Setelah Alisa yakin bahwa mama nya sudah benar-benar bersih, Alisa kemudian mengeringkan tubuh mamanya dengan handuk. Alisa mengambil kembali perlak tersebut dan menjamur nya. Setiap pagi Alisa akan mengurus mamanya seperti mengurus anak bayi. Alisa memakaikan minyak kayu putih di bagian perut punggung dan juga belakang leher. Setelah itu Ia memakai kan pampers serta pakaian dalam dan kemudian memakaikan daster. Alisa juga membedakan pipi mamanya. "kuku Mama nanti ya Isa potongin, kalau Isa lagi nggak buru-buru," ucap Alisa yang tersenyum.

Nur tersenyum dan mengangguk dan kepalanya. Sejak tadi Nur hanya diam mendengarkan apa yang di ucapkan putrinya.

Alisa mengangkat kembali ember yang dibawanya tadi ke kamar mandi. Alisa memasukkan pampes bekas ke dalam plastik hitam dan kemudian menaruhnya di dalam tong sampah. Setelah memandikan mamanya Alisa membersihkan kamarnya.

"Mama kalau lagi buang air besar kasih tahu aja isa nanti pampes nya Isa ganti," ucap Alisa yang mencium punggung tangan mamanya.

"Iya," jawab Nur yang sedikit menganggukkan kepalanya.

"Kita sarapan dulu ya ma," ucap Alisa yang tersenyum.

"Iya,perut Mama sudah minta di isi,"  Jawab Nur yang berbohong. Nur tidak ingin putrinya terlambat ke sekolah karena dirinya belum sarapan.

"Isa ambil sarapannya dulu," ucap Alisa  yang  yang sedikit berlari ke dapur mengambilkan sarapan pagi untuk mamanya.

Nur tersenyum saat mendengar ucapan putrinya.

Alisa duduk di tepi tempat tidur. Dengan memegang nasi yang berisi sayur bening sawi dan telor dadar. "Kita sarapan," ucap Alisa yang menyuapi mamanya.

Nur tersenyum saat putrinya menyuapi nasi ke mulutnya. Nur makan dengan sangat cepat tanpa ada berbicara.

"Alhamdulillah habis, sekarang Mama minum obat ya," ucap Alisa setelah  memberi mamanya sarapan.

"Iya," ucap Nur yang kemudian mengambil obat yang telah dibukakan putrinya. Nur menelan obat itu satu persatu dengan air putih.

"Isa mau siap-siap ke sekolah dulu ya ma," ucap Alisa ketika ia melihat sudah jam 6.15.

Nur menganggukkan kepalanya. Alisa mencium mamanya tersebut. "Mama sudah wangi," ucapnya.

Nur hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia tidak pernah melihat Putrinya makan. Seperti saat ini setelah putrinya pulang bekerja putrinya akan langsung mengurus nya. Memandikannya, memberinya makan dan obat . Bahkan Ia tidak tahu kapan putrinya itu makan. Setelah suaminya meninggal dalam kecelakaan sekitar 4 bulan yang lalu. Alisa menjadi tulang punggung keluarganya. Suaminya yang berprofesi sebagai tukang ojek online mengalami kecelakaan ketika menjemput putranya yang bernama Raihan. Saat itu  Raihan masih duduk di kelas 6 SD. Raihan meninggal di tempat bersama dengan Ahmad. setelah kepergian suaminya, Nur  merasa sangat terkejut saat harus kehilangan suami dan juga putranya, sehingga membuatnya  mulai depresi. Setelah 2 minggu kepergian suaminya, Ia terjatuh saat penyakit jantungnya kumat. Nur merasa jantungnya begitu sangat sakit dan juga sesak. Ia memang sudah memiliki riwayat penyakit jantung. Pada saat itu Ia hanya sendiri di rumah, sedangkan Alisa sudah berangkat sekolah. Nur baru sadar dan saat  melihat ke sekeliling nya, ternyata dia sudah ada di rumah sakit. Nur shock ketika Kakinya sudah tidak bisa digerakkan. Dokter memvonis dirinya stroke. Nur mengalami stroke setengah badan yang mengakibatkan kakinya lumpuh total. Pada saat itulah putrinya harus bekerja dan juga sekolah untuk membiayai kehidupannya dan juga biaya pengobatannya. Meskipun biaya pengobatan nya ditanggung oleh Jamkesda, namun hanya untuk obat-obat generik di luar dari obat generic maka semuanya dibeli pribadi. Putrinya selalu mencari uang untuk membeli obat-obat tersebut.

"Ma, Isa berangkat dulu ya," ucap Aisa yang mencium pipi dan juga tangan mamanya. Alisa berangkat kesekolah dengan tampilan yang tidak rapi. Alisa terlihat begitu sangat buru-buru.

"Sekolah yang benar, Jangan pikirkan mama terus," ucap Nur tersenyum saat melihat putrinya.

Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Alisa berlari meninggalkan kamar tersebut.

****

Alisa memarkirkan motornya di deretan parkiran sepeda motor yang ada di sekolahnya. Alisa mulai berlari dari parkiran motor saat mendengar bel sekolahnya yang sudah berbunyi. Alisa berlari sambil merapikan rambutnya yang panjang dan mengikatnya. Alisa berhenti di depan kelasnya dan mengikat tali sepatunya.

Ia kemudian masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi nya.

"Baru sampai," ucap Karin yang duduk di sebelahnya.

Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status