Share

Bab. 21

Penulis: AuthorS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-21 17:47:09

Dia terkekeh melihat sikapku yang gelagapan juga kesal mendapat perlakuan barusan. Riko memang jahil. Sengaja dia mengerjaiku. Setelah selesai mengganti baju dia menghadangku kembali.

"Mau kemana lagi?" Riko kembali menahanku yang hendak pergi.

"Aku harus kerja, aku bukan bos yang enak-enak bersantai ria!" jawabku kesal.

"Malam ini anggap saja kamu itu seorang bos, aku udah pesan ramen pedas plus cake kesukaan kamu juga kopi hangat dan jus mangga. So, duduk lagi, dan tunggu dulu, sebentar lagi makanannya akan segera diantar." Katanya lagi, dia menggiring tubuhku kembali.

"Tapi..."

"Ardian itu sepupu aku, dan aku udah izin sama dia kalau kamu gak usah kerja lagi malam ini, lagipula jam kerja kamu cuma tinggal beberapa menit lagi 'kan?" sangkalnya memotong ucapanku.

Karena tak ingin lelah berdebat dengannya. Aku memutuskan untuk pasrah saja. Menuruti apa yang dia katakan.

Setelah salah satu temanku selesai menaruh semua pesanan di atas meja. Kami mulai menyantapnya. Aku jadi teri
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Pak Dosen   Bab. 21

    Dia terkekeh melihat sikapku yang gelagapan juga kesal mendapat perlakuan barusan. Riko memang jahil. Sengaja dia mengerjaiku. Setelah selesai mengganti baju dia menghadangku kembali. "Mau kemana lagi?" Riko kembali menahanku yang hendak pergi. "Aku harus kerja, aku bukan bos yang enak-enak bersantai ria!" jawabku kesal. "Malam ini anggap saja kamu itu seorang bos, aku udah pesan ramen pedas plus cake kesukaan kamu juga kopi hangat dan jus mangga. So, duduk lagi, dan tunggu dulu, sebentar lagi makanannya akan segera diantar." Katanya lagi, dia menggiring tubuhku kembali. "Tapi..." "Ardian itu sepupu aku, dan aku udah izin sama dia kalau kamu gak usah kerja lagi malam ini, lagipula jam kerja kamu cuma tinggal beberapa menit lagi 'kan?" sangkalnya memotong ucapanku. Karena tak ingin lelah berdebat dengannya. Aku memutuskan untuk pasrah saja. Menuruti apa yang dia katakan. Setelah salah satu temanku selesai menaruh semua pesanan di atas meja. Kami mulai menyantapnya. Aku jadi teri

  • Terjerat Cinta Pak Dosen   Bab 20

    "Nyaman juga tempatnya, enak, adem ya!" katanya sambil duduk di atas ranjangku. "Sekarang kita tetanggaan loh, aku ngekost disini juga," jelasnya yang membuat mataku terbelalak. "Ngekost disini juga?! Bukannya selama ini dia tinggal di apartemen?" ucap batinku. "Kenapa terkejut? Emangnya salah ya, kalau aku ngekost dekat kamu?" tanyanya. Aku tetap diam, menahan emosiku yang seakan ingin meledak. Ku rogoh ponselku dari dalam tas kecil. Lalu mengirimkan sebuah pesan singkat pada Pak Devan. "Aku boleh numpang tiduran disini ya?" tanya Clara. "Gak boleh!" jawabku tegas menatapnya sinis sambil melipat tangan. "Sombong banget sih, baru ngekost di tempat kayak gini aja udah sombong!" celetuknya sambil bangkit."Kostan kita sama, jadi bukan masalah sombong. Tapi, harus tahu adab ketika masuk ke dalam rumah orang lain. Seengaknya jika belum di izinkan masuk, jangan langsung masuk!" balasku lagi. Clara menatapku tajam. Dia seakan sedang mengibarkan bendera peperangan denganku. "Akan aku

  • Terjerat Cinta Pak Dosen   Bab 19

    Singkat cerita kami tidak pernah bertemu kembali. Aku memutuskan untuk pergi pindah kostan juga agar Pak Devan dan Riko tidak bisa menemuiku lagi. Aku juga sudah bekerja di salah satu restaurant memutuskan untuk berhenti kuliah yang aku anggap itu hanya akan menyusahkan ibu. "Ar, tolong kamu antar pesanan ini ke meja nomer 12!" Kata salah satu teman kerjaku. "Oke, Bang!" segera aku mengantar dua gelas kopi late pesanan itu ke arah yang di tuju. "Ini Mbak pesanannya, selamat menikmati," ucapku ramah padanya. Tapi baru saja aku hendak pergi, wanita berkacamata hitam itu menahan tanganku. "Kamu... Ardilla 'kan?" tanyanya. Aku mengernyitkan dahi, sambil mengangguk mencoba mengingat siapa wanita itu sebenarnya. Saat dia membuka kacamatanya barulah aku bisa mengenalinya. "Iya, saya Ardilla." Jawabku. "Siapa juga yang gak tahu sama kamu, jejak digital itu emang gak akan bisa terhapus. O, ya. Aku cuma mau kasih tahu aja sama kamu kalau semalam Riko ada di apartemen aku." Katanya seolah

  • Terjerat Cinta Pak Dosen   Bab. 18

    Ternyata Pak Devan tidak langsung pulang. Dia tetap menunggu restaurant tutup agar bisa mengantarku pulang seperti yang dia katakan. Menunggu selama berjamjam tak lantas membuatnya bosan. Dia justru membantu aku dan karyawan lain melayani pelanggan dari meja satu ke meja lain. "Pak, bira saya saja, bapak sebaiknya istirahat." Ucapku sambil mengambil nampan di tangannya. "Gak apa-apa, saya sudah terbiasa bekerja seperti ini. Tolong kamu ambilkan handphone saya di dalam tas ya!" katanya sambil menyunggingkan senyuman. Aku menurut. Segera pergi menuju ruangan. Dengan ragu aku membuka tas kerja milik Pak Devan karena tidak terbiasa membuka tas orang sembarangan. Ku lihat dalam sebuah buku terdapat lukisan yang belum selesai. Saat aku mengambilnya. Ternyata itu adalah lukisan wajahku. Buku itu seperti buku diary. Terdapat banyak kata-kata yang di tulis beberapa tahun yang lalu. "Wanita ini akan menjadi milikku, namanya Ardilla Maharani, seorang perempuan yang sudah berhasil membuatku

  • Terjerat Cinta Pak Dosen   Bab. 17

    "Tolong jangan pergi dulu!" cegahnya menghalangi jalanku. "Tolong Pak, saya mau ke kantin. Tugas saya sudah selesai, kan?" "Iya, ada yang ingin saya bicarakan sama kamu. Tolong jangan pergi dulu..." cegahnya lagi sambil memegang tanganku. Saat aku berusaha melepaskannya. Tiba-tiba saja seseorang berteriak. "Dasar pelakor!" teriak Bu Ristia yang berdiri di depan pintu ruangan Pak Devan. Matanya melotot sambil memandang ke arahku dengan menahan amarah. Dia berjalan cepat, lalu menjambak rambutku dengan kasar. "Hei, wanita penggoda! Ternyata kamu ada disini juga ya, kenapa kamu tidak tahu diri mendekati kembali anak saya?!" ujarnya sambil mendorong kepalaku dengan kasar. "Mah, sudah Mah, kenapa Mamah melakukan itu? Tindakan Mamah ini keterlaluan!" bentak Pak Devan. "Kamu dan wanita ini yang keterlaluan! Bisa-bisanya di depan bayi di ruangan kampus ini kamu mesra-mesraan dengan wanita kotor ini!" ujarnya sambil menunjukkan telunjuknya ke arahku. "Dia bukan wanita kotor Mah, dia wa

  • Terjerat Cinta Pak Dosen   Bab. 16

    Satu bulan sudah berlalu. Gosip tentang foto syur itu perlahan memudar. Tapi masih selalu ada orang yang membicarakan aku saat aku lewat di depan mereka. Aku berusaha tak mempedulikannya."Katanya foto itu, foto editan loh," bisik seorang mahasiswi pada temannya. "Beneran? Emang kamu tahu darimana kalau foto itu foto editan?" tanya temannya. "Baca nih, di grup chat ada yang menjelaskan soal editing foto jaman sekarang yang lagi ngetrend. Jaman sekarang kan dah canggih banget, jadi kita bisa aja terkecoh dengan hasil foto editan." jelas temannya. "Bener juga sih, kayaknya emang benar deh foto si Ardilla itu foto editan, kita kan bisa cek langsung fotonya di aplikasi." Kata temannya lagi yang membuat hatiku sedikit lega.Senyumku mengembang saat mendengar gosip yang sedang beredar tentang foto-fotoku yang ternyata hasil editan. Aku berjalan menuju ruang kelasku. Tapi, tiba-tiba saja Riko menghampiriku, dia mengulurkan tangannya. "Selamat ya, nama kamu sudah bersih, karena aku yakin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status