Share

Terjerat Cinta Pesepakbola Tampan
Terjerat Cinta Pesepakbola Tampan
Penulis: Aspasya

Aku Akan Menunggumu

Penulis: Aspasya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-16 19:03:40

Madrid, Mei 2003

"Hei haruskah kita melakukan ini?" Ale melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Diamlah! Ini demi masa depan dan karirmu di lapangan hijau!" Pria setengah baya di sebelahnya mengedipkan mata.

"Aku sudah bahagia di sini Al," gumamnya lirih.

"Ale, janganlah menjadi katak dalam tempurung. Kau memiliki bakat yang luar biasa dan biarkanlah dunia mengetahuinya. Kau harus mengawalinya dengan menemui orang ini." Alfredo, pria yang merupakan manager sekaligus agennya menjelaskan dengan lugas.

Ale menatap pria yang terlihat begitu bersemangat dan penuh antusias dengan pertemuan mereka dengan salah satu staf manajerial sebuah klub sepakbola dari negeri pizza.

Dia kembali mendesah pelan hingga tatapannya tertumbuk pada sosok yang baru saja memasuki salah satu restauran mewah di ibukota negeri matador itu. Sosok itu mendekati meja mereka diiringi seorang pria.

"Halo, selamat malam Senor Castillo dan Senor Alfredo," sapa wanita cantik itu begitu tiba di meja mereka.

"Selamat malam Senorita Sasmaya dan Senor Vialli," sahut Alfredo dengan ramah dan mempersilakan mereka untuk duduk.

Ale tertegun, terpesona menatap wanita cantik yang kini duduk di hadapannya. Tidak pernah ada yang memberitahunya staf talent dari klub ternama negeri pizza itu ternyata seorang wanita yang cantik.

"Saya memperhatikan beberapa pertandingan anda Senor Ale dan klub kami sangat tertarik dengan bakat anda." Wanita itu tersenyum dan berbicara dengan tegas.

Ale tersenyum canggung. Dia merasa sedikit gugup saat harus berhadapan dengan wanita seperti Sasmaya. Sesosok wanita yang bisa meruntuhkan rasa percaya dirinya.

"Terimakasih Senorita, saya tidak sehebat yang anda sanjungkan." Ale berbasa-basi dengan merendahkan diri.

"Bagaimana dengan tawaran kami?" Pria yang bersama wanita itu menatap Alfredo dengan serius.

"Kami akan memikirkannya. Saya rasa ini memerlukan waktu dan pembicaraan yang lebih serius." Alfredo menjawab diplomatis pertanyaan itu.

"Saya mengerti Senor Alfredo, tetapi pemilik klub menginginkan jawaban secepatnya. Bursa transfer akan dimulai bulan depan dan akan lebih baik jika kita mencapai kata sepakat lebih cepat." Wanita cantik itu kembali berbicara.

Ale menatapnya dan tanpa sadar terus menatapnya. Dia menyukai nada tegas dan berwibawanya. Begitupun dengan penampilannya yang menawan. Selintas dia dapat menerka Sasmaya bukanlah wanita eropa murni.

"Ale bagaimana?" Alfredo menegurnya pelan.

Ale mengerjapkan mata sejenak, terkejut mendengar pertanyaan manajernya. Dia kehilangan konsentrasi sejak wanita cantik itu muncul di pintu restauran.

"Saya memerlukan waktu untuk memikirkannya, Senorita," sahut Ale berusaha untuk bersikap santai.

"Tentu saja, saya mengerti. Percayalah anda akan mendapatkan yang terbaik dari kami. Bakat anda tidak akan tersia-siakan begitu saja." Sasmaya tersenyum dan kembali meyakinkannya.

Ale dan Alfredo hanya tersenyum. Mereka berempat kembali berbincang sembari menikmati hidangan makan malam yang baru saja disajikan para pramusaji di meja mereka.

Sesekali Ale melirik Sasmaya yang mengobrol akrab dengan Alfredo dan Vialli. Sepertinya wanita itu sangat memahami seluk beluk dunia olahraga terutama sepakbola.

Hingga perbincangan santai mereka berakhir, Ale tak lepas memandangi Sasmaya. Wanita itu sama sekali tidak bereaksi terhadap sikapnya yang jelas tersirat dari semua gerak-geriknya selama makan malam tadi.

"Senor Alfredo dan Senor Castillo, kami menunggu kabar baik dari kalian. Saya harap kita dapat bekerja sama secepatnya." Sasmaya dan Vialli bangkit dari kursinya dan berpamitan pada mereka berdua.

Setelah berbasa-basi sejenak, keduanya meninggalkan meja, di bawah tatapan Ale yang tak lepas dari Sasmaya. Alfredo mendesah kasar dan menepuk bahunya. Ale terkejut dan hanya meringis mendapat tatapan tajam sang agen.

"Ale ada apa denganmu? Sedari tadi kau menatap Sasmaya tidak berkedip." Tegurnya pada pesepakbola muda itu dengan kesal.

"Dia cantik," sahut Ale dengan santai.

"Kau tahu siapa dia?" Alfredo bertanya padanya.

"Tidak. Sepertinya aku harus mengejarnya!" Ale berdiri dan tanpa berpikir panjang bergegas setengah berlari menuju ke arah di mana Sasmaya dan Vialli menghilang tadi.

"Ale! Kau!" Alfredo hampir saja berteriak keras.

Dia melemparkan napkin ke atas meja, menyugar rambutnya dengan kasar. Alejandro Castillo, salah satu pesepakbola yang berbakat di bawah agensinya, sepertinya akan membuat ulah lagi.

Sementara itu Ale berlari mencari kemana Sasmaya menghilang. Wanita itu cukup cepat berjalan sehingga dia hilang dalam sekejap. Ale menendang pembatas jalan di depan restauran dan berkacak pinggang dengan kesal.

Hampir saja dia kembali ke restauran saat tanpa sengaja dia melihat sosok Sasmaya yang muncul dari sebuah gerai anjungan tunai mandiri yang ada di dekat restauran. Dia seorang diri tanpa pria yang tadi bersamanya.

Ale tersenyum gembira, segera berlari menghampirinya. Tepat saat sebuah mobil dari arah jalan hendak memasuki area parkir restauran, hampir menyerempet wanita yang masih berkonsentrasi dengan isi tasnya.

"Sasmaya!" Ale berteriak dan menyambar tubuh mungilnya membawanya menjauhi mobil yang melaju kencang.

"Astaga!" Sasmaya berseru kaget.

"Kau tidak apa-apa?" Ale menatap wanita di pelukannya dengan cemas.

"Iya, terima kasih Senor," sahutnya dengan canggung.

Mereka saling bertatapan sejenak, merasa canggung dengan situasi mereka saat ini. Sasmaya yang pertama kali menyadari dan melepaskan diri dari pelukannya.

"Soal yang tadi aku akan mempertimbangkannya asalkan kau bersedia berkencan denganku!" Entah dari mana datangnya keberanian Ale, dia mengucapkan itu dengan penuh rasa percaya diri.

Sasmaya membelalakkan matanya dan menatapnya dengan bingung. Sepertinya dia cukup kaget dengan ucapan Ale barusan.

"Maksudmu?" Sasmaya tersenyum tipis, sembari menyibakkan rambutnya yang tergerai di punggungnya.

"Aku ingin berkencan denganmu. Eh tidak, aku ingin kau menjadi ibu dari anak-anakku kelak." Ale berbicara dengan nada dan sikap yang serius.

Kembali Sasmaya menatapnya. Kali ini sepertinya dia syok mendengar ucapan Ale yang terakhir. Namun hanya sekejap saja, beberapa saat kemudian dia sudah dapat menguasai diri dan kembali bersikap seperti sebelumnya.

"Anda sungguh pandai bercanda Senor." Sasmaya terkekeh dan menepuk bahunya, kemudian melangkah hendak meninggalkan Ale.

Ale menyambar lengannya, menghentikannya. Menariknya agar lebih dekat padanya. Ditatapnya Sasmaya lekat-lekat.

"Aku serius, meski terdengar seperti sebuah rayuan, tetapi aku berbicara dengan sungguh-sungguh." Ale masih menatap Sasmaya.

"Senor Castillo, sayang kita terlambat berjumpa. Seandainya saya belum menikah, mungkin saya tidak akan keberatan dengan tawaran anda barusan." Sasmaya tersenyum dan menyingkirkan tangan Ale dari lengannya.

"Kau sudah menikah?" Ale memicingkan mata menatapnya seakan-akan tidak percaya.

Sasmaya tersenyum dan mengangkat tangannya menunjukkan cincin di jemari manisnya di depan Ale. Sebuah cincin yang cantik dengan sebuah berlian yang berkilau menghiasinya.

"Kalau begitu aku akan menunggumu melepaskan cincin itu." Ale tersenyum dan meraih tangan Sasmaya, mengecup jari jemarinya dengan lembut.

"Baiklah! Tunggulah aku hingga suatu saat nanti aku sendiri lagi."Sasmaya menarik tangannya.

"Alejandro Castillo, kau sangat berbakat dan aku yakin kelak kau akan menjadi superstar lapangan hijau di era mendatang. Di saat itu, percayalah, kau pasti akan melupakan aku," lanjutnya lagi, sembari tersenyum tipis.

Menatapnya sebentar dan melambaikan tangannya sebelum berlari meninggalkannya menuju sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka berbincang tadi.

"Aku akan menunggumu bahkan sekalipun kelak aku menjadi seorang bintang aku akan tetap menunggumu," gumam Ale sembari tersenyum menatap kepergian Sasmaya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rai Seika
Oh, Senorita Sasmaya 。◕‿◕。
goodnovel comment avatar
Anindya Alfarizi
Yeayy, udah baru lagiii .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Pesepakbola Tampan   Memulai Kisah Baru

    "Buenos días!" Sasmaya menyapa Ale begitu memasuki kamar. Dia membawa nampan berisi sarapan untuk mereka berdua, sedangkan Paloma di belakangnya menggendong Isabella."Buenos días, mi amor!" Ale menegakkan tubuhnya dan mengulurkan tangannya meraih Isabella ke pelukannya.Paloma menyerahkan bocah perempuan itu pada Ayahnya. " Pergilah, sarapan dahulu bersama yang lain." Sasmaya tersenyum padanya dan memintanya untuk meninggalkan mereka.Paloma mengangguk dan melambaikan tangan pada Isabella. Bocah itu menjerit, tertawa memamerkan giginya yang belum lengkap."Sarapan dulu!" Sasmaya meletakkan nampan di atas tempat tidur.Seperti kebiasaan orang Spanyol pada umumnya, tapaz selalu tersedia sebagai menu sarapan mereka. Kali ini Bibi Martha menyiapkan bocadillode huevos, sandwich ala Spanyol yang terbuat dari roti khas Spanyol yang mirip baguette dan bertekstur lembut, berisi scrambled egg.Selain itu ada bocadillo de queso, sandwich berisi keju dan bocadillo de calamares yang berisi cumi g

  • Terjerat Cinta Pesepakbola Tampan   Hiduplah Bersamaku

    [Alejandro Castillo dan Alicia Dominguez mengumumkan perpisahan mereka secara resmi melalui juru bicara mereka masing-masing]Mikaila menatap smartphone-nya dan melirik Sasmaya yang tengah sibuk dengan laptopnya. Sementara Isabella bermain-main dengan Paloma."Apakah benar dia tidak mengetahui berita yang tengah hangat dan memenuhi hampir seluruh tajuk utama media hiburan dan olahraga?" Mikaila bertanya-tanya dalam hati.Berita mengenai perpisahan Alejandro Castillo dan Alicia Dominguez memang tengah menjadi bahan pembicaraan netizen dan media. Berbagai spekulasi mengenai penyebab perpisahan mereka bergulir liar tetapi sayangnya baik Ale maupun Alicia tidak mengeluarkan pernyataan selain sudah tidak ada lagi kecocokan di antara mereka berdua."Ada apa?" Sasmaya tiba-tiba saja menegurnya. Mikaila tergagap dan menjadi salah tingkah.Sasmaya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah asisten pribadinya itu. Mikaila terkadang

  • Terjerat Cinta Pesepakbola Tampan   Bagaimana Kalau Kita Berpisah?

    "Kita perlu bicara!" Ale menatap Alicia yang tengah duduk memunggunginya, menghadap kaca rias. Dia hanya mendesah pelan dan menatap bayang Ale yang terpantul di cermin.Wajah tampan, tubuh kokoh dan atletis, dua hal yang membuatnya menggandrungi pria yang waktu itu masih berjaya di lapangan hijau. Pria yang juga menghujaninya dengan cinta dan tentu saja kemewahan yang kemudian membuatnya jatuh cinta dalam arti sebenarnya."Ada apa?" Alicia bertanya tanpa menoleh. Enggan untuk saling bersitatap dengan tatapan Ale yang terkadang membuatnya gugup, seperti saat pertama mereka bertemu.Gugup, canggung, tidak percaya diri sekaligus ragu saat dia menyadari Alejandro Castillo, sang bintang lapangan hijau, menatapnya tak berkedip. Waktu itu mereka menghadiri sebuah acara di kota Madrid."Apakah kau begitu sibuk hingga tidak memiliki waktu lagi untuk menemani Maria dan Julio?" Ale masih berdiri kaku di belakangnya.Tanpa berniat untuk mendekatinya, kemudian memegang bahunya dan menghujaninya de

  • Terjerat Cinta Pesepakbola Tampan   Maria Castillo

    "Di mana Alicia?" Ale bertanya pada gadis pengasuh yang kewalahan menenangkan tangisan Maria.Putri bungsunya dengan Alicia sedari tadi menangis dan rewel. Membuatnya khawatir sekaligus marah. Karena tidak biasanya anak-anak rewel dan mudah marah."Saya tidak tahu Senor." Gadis itu menjawab dengan takut-takut.Dia pengasuh baru yang dipekerjakan setelah kesibukan Alicia semakin tak terkendali. Biasanya cukup Bibi Luisa dan semua kerewelan anak-anak akan tertangani."Maria sayang." Ale yang telah berpakaian rapi dan bersiap hendak ke kantornya terpaksa turun tangan membujuk sang putri."Papa!" Gadis kecil berusia dua setengah tahun itu berlari menghambur ke pelukannya."Ada apa?" Dengan lembut Ale bertanya kemudian menggendongnya. Membawanya ke ruang makan mencari Alicia."Mau Mama." Gadis kecil itu menyahut di sela tangisnya dengan ucapan yang masih kurang jelas."Ah baiklah! Ayo kita cari Mama." Ale tersenyum dan mengecup pipi gembulnya.Sementara sang pengasuh mengikuti mereka berdu

  • Terjerat Cinta Pesepakbola Tampan   To Much Love Will Kill You

    [Film perdana Alicia Dominguez menjadi Box office dalam beberapa pekan ini di berbagai negara]Tajuk berita di salah satu media sosial menarik perhatian Sasmaya. Perlahan jarinya menyentuh layar smartphone-nya dan bergerak turun untuk membuka berita selengkapnya."Wah filmnya sukses," gumamnya pelan.Selama ini Sasmaya hampir tidak pernah mengikuti perkembangan berita mengenai Alicia Dominguez. Dia memiliki alasan tersendiri atas sikapnya itu."Semakin kau tahu mengenai dirinya itu akan semakin membuatmu sakit hati." Itu salah satu nasehat dari Tante Clarissa saat dia selalu memantau media sosial sang kakak yang tak hentinya mengumbar kedekatannya dengan suaminya waktu itu.Menuruti nasehat wanita yang telah melahirkan sosok pengusaha ternama di negeri Singa, Andrew Kim itu, Sasmaya semenjak awal menjalin kedekatan dengan Ale hampir tidak pernah mengikuti berita mengenai Alicia Dominguez."Hebat! Dia wanita pekerja keras," gumamnya lagi seraya menatap foto-foto Alicia yang kini terpamp

  • Terjerat Cinta Pesepakbola Tampan   Impian

    "Wah selamat ya!" Chloe tertawa dan memeluk Alicia. Kedua model cantik itu saling berpelukan dan tertawa riang."Aku tak mengira akhirnya mimpiku menjadi nyata!" Alicia tersenyum semringah, setelah duduk bersama Chloe."Kau sungguh beruntung. Banyak artis menginginkan peran itu dan kaulah yang mendapatkannya." Chloe mengacungkan jempolnya."Iya, ini loncatan besar dalam karirku." Alicia terlihat begitu bahagia. Senyum tak lepas dari bibir seksinya."Bagaimana dengan Ale?" Tiba-tiba Chloe teringat akan kekasih Alicia. Mantan pesepakbola yang kini menjadi pemilik klub yang juga tengah naik daun itu bisa saja keberatan jika sang kekasih terlalu sibuk dengan karirnya di dunia hiburan."Aku rasa dia akan mengerti selama aku masih memiliki waktu untuk keluarga." Alicia terlihat begitu percaya diri saat berkata demikian."Semoga saja begitu. Ini adalah sebuah kesempatan yang bagus dan akan sangat berpengaruh untuk kelanjutan karirmu di masa depan." Chloe kembali tersenyum cerah.Dia turut ba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status