Share

2. Sisi Lain Seorang Fathan

"Ceklek!"

Kini pintu terbuka lebar, kemudian gadis berambut pirang pun ikut masuk ke dalam lalu menutup kembali pintu tersebut.

"Duduk!" titah Fathan dengan tegas.

Sesuai dengan perintahnya, kini Fiza duduk di kursi yang berseberangan dengan Papahnya, Fathan Wiratama.

"Kamu tadi pasti sudah mendengar semua pembicaraan kami 'kan?" tanya Fathan sambil menyandarkan punggung tepat di kursi kebesarannya.

"Hem, ya. Aku memang sudah mendengarnya, lalu apa yang Papah harapkan dariku?" tanya Fiza dengan ekspresi wajah yang datar.

"Waow!! Ternyata kamu memang putri Papah yang cerdas, Sayang. Ehem! jadi langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menyamar sebagai karyawan di Rider Company, untuk menggali informasi tentang Lucas Rider, putra dari Giorgio Rider." ujar Fathan sambil menyeringai.

"Lalu?" tanya Fiza sambil melipat kedua tanganku di depan dada.

"Lalu kamu pantau terus gerak-geriknya, dan kamu laporkan semua ke Papah. Tetapi sebelumnya kamu harus melakukan penyamaran terlebih dahulu, dan berpenampilan seburuk mungkin. Semisal menjadi gadis lugu dan cupu, agar identitas mu tidak dicurigai olehnya." jelas Fathan sambil mengangkat sebelah sudut bibirnya.

"Brak!"

Fiza yang mendengar penjelasan Papahnya, merasa tidak terima jika gadis cantik itu harus merubah penampilannya yang sangat sempurna ini, menjadi seorang gadis cupu dan lugu.

Ah, sama sekali di luar dugaan. Ini benar-benar ide gilaa yang Fathan lontarakan.

"Tidak! Aku tidak sudi jika harus berpenampilan seperti gadis kampungan. Apa yang akan dikatakan oleh teman-teman ku nanti, Pah. Jika salah satu dari mereka mengenali ku, saat bertemu denganku." tolak Fiza dengan tegas.

"Ckk!! Ternyata kamu juga bisa menjadi gadis bodoh, Fiza. Apa kamu pikir mereka akan mengenalimu, jika kamu memakai pakaian yang sederhana, berkacamata, dan bertompel?" hardik Fathan sambil berdecak.

"Hah?" Fiza pun terperangah dengan ucapan Fathan yang baru saja dia dengar.

"Gilaa, ini benar-benar gilaa, Pah. Aku yang berpenampilan sempurna dan cantik seperti ini, harus berpenampilan menjijikan seperti itu?" protes Fiza yang masih tidak terima dengan rencana Papah.

"Brak!"

"Diam! Apa kamu belum paham juga? Kalau Papah tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun. Dan jika kamu masih menolaknya, maka Papah akan mencabut semua fasilitas dan kemewahan mu saat ini juga." ancam Fathan sambil menatap tajam kearah putrinya.

Kini nyali Fiza pun mulai menciut, saat Fathan melontarkan ancaman mautnya.

Mau tidak mau, gadis cantik itu harus menuruti semua perintah Papahnya. Agar dia tidak kehilangan fasilitas dan kemewahan yang dia miliki saat ini.

"It's okey! Aku akan melakukannya, tetapi aku juga mempunyai sebuah syarat kepada Papah," ucap Fiza sambil mengangkat sudut bibirku.

Sambil menyipitkan mata, akhirnya Fathan menganggukkan kepala sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Syarat apa yang ingin kamu ajukan kepada Papah?" tanya Fathan sambil memberikan tatapan tajam mematikan.

Jujur saja, melihat sorot mata Fathan yang sudah mulai menggelap. Kini dengan susah payah gadis cantik itu menelan saliva sambil mengulum senyum.

"Jika aku mengajukan syarat ini, maka Papah mau tidak mau harus menyetujuinya! Bagaimana? Deal?" tawar Fiza sebelum mengajukan beberapa persyaratan kepada Fathan.

"Baik. Tetapi jika syarat yang kamu ajukan itu menentang aturan Mafia Raxtra, maka kamu akan Papah berikan sanksi dengan tegas!" ujar Fathan dengan penuh ketegasan.

Lagi-lagi Fiza dibuat tercengang oleh sosok yang selama ini terlihat lemah lembut kepada putra-putrinya. Ternyata selama ini Fathan mempunyai kepribadian ganda, dia bisa selembut sutra dan dia juga bisa sekeras baja.

Bahkan Fiza yang notabennya adalah putri kandung sendiri pun harus melihat secara langsung bagaimana sikap pimpinan Mafia Raxtra.

Benar-benar sangat dingin dan tak mengenal ampun.

'Apakah nanti aku akan seperti Papah, menjadi sosok yang sangat kejam dan dingin bahkan sulit tersentuh?' gumam Fiza dalam hati.

"Apa yang sedang kamu pikirkan? Apa kamu ingin membuat Papah mu menunjukkan hal tergilaa saat ini juga? Huh?" hardik Fathan sambil menatap bengis kearah putri kesayangannya.

Gadis cantik berhidung mancung itu pun terlonjak karena merasa sangat terkejut. Tidak pernah menduga, jika saat ini Fiza sedang berhadapan dengan sisi gelap dari Papah kandungnya sendiri.

"Em, i-itu-....."

"Katakan dengan jelas dan tegas! Karena tidak ada seorang pemimpin yang terlihat sangat lemah dan lembek seperti mu!" gertak Fathan dengan rahang yang mengeras.

"Cepat! Katakan sekarang juga!" titahnya lagi.

Sebelum berbicara, Fiza pun menarik napas panjang lalu menghembuskan perlahan. Ini semua dia lakukan untuk menetralkan kegugupan yang sedang menyelimutinya.

"Baik. Aku ingin......"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status