Share

6. Akting

Seketika Lucas pun terkejut dengan penolakan yang Fiza lakukan, bahkan dia juga mengernyitkan dahinya sambil menatap tajam ke arah gadis itu.

Kemudian Lucas langsung mengubah raut wajahnya seperti meremehkan. Mungkin laki-laki itu tidak tau, siapa yang sedang menjadi lawannya saat ini.

"Waw! Ternyata harga dirimu tinggi juga ya, Sayang? Kalau begitu, bagaimana kalau kita melakukan negosiasi? Kamu menjadi milikku, maka semua kerugiannya akan lunas. Apa kamu bersedia?" tanya Lucas dengan penuh percaya diri.

'Apakah aku harus menerima tawarannya? Agar aku bisa dekat dengannya, tanpa harus melakukan penyamaran? Tetapi, bagaimana dengan Papah? Apa dia akan menyetujuinya?' gumam Fiza dalam hati.

Meskipun sebenarnya gadis itu merasa sangat muak dengan laki-laki angkuh yang saat ini tepat berada di sampingnya. Tetapi di lain pihak gadis itu juga akan mendapatkan keuntungan dari penawaran yang laki-laki itu lakukan kepadanya.

Fiza pun sangat yakin, seandainya dia bisa mendapatkan hatinya nanti, maka dengan sangat mudah gadis itu akan bisa menguasai dan mengendalikan diri laki-laki angkuh itu.

"Apakah dengan cara seperti ini, kamu melakukan negosiasi dengan seorang gadis?" tanya Fiza dengan suara yang sedikit lembut

Langkah pertama yang harus Fiza lakukan saat ini adalah berakting sebaik mungkin, agar Lucas percaya bahwa gadis itu juga tertarik kepadanya. Namun, tanpa Lucas sadari, jika semua ini hanyalah siasat Fiza untuk menjadikan dirinya sebagai kunci kemenangan nanti.

"Ups! Apa aku melukai mu, Sayang?" tanya Lucas dengan suara lembutnya.

Entah bagaimana perangai seorang Lucas Rider, jika memang benar dia adalah pemain wanita. Maka Fiza harus bersiap-siap untuk memainkan peran dan drama, agar dia tetap aman tanpa harus melakukan penyamaran itu.

"Apakah kamu tidak melihat jika daguku memerah dan terasa sedikit sakit?" tanya Fiza dengan nada manja.

Saat ini Fiza memang sengaja ingin menggoda Lucas. Karena itu memang salah satu rencananya, agar dia terjerat dalam jebakan gadis itu.

"Uh! Maafkan aku, Sayang! Aku tidak sengaja melakukannya, apakah aku harus memberikan sentuhan khusus untukmu?" ujar Lucas sambil menggenggam tangan Fiza disertai dengan senyum nakalnya.

Mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Lucas, justru membuat Fiza semakin mual dan muak. Ingin rasanya gadis itu pergi sejauh mungkin dan berlari meninggalkan laki-laki fackboy seperti Lucas.

Tetapi, Fiza juga tidak ingin membuat rencananya berantakan. Karena ini adalah salah satu kesempatan untuk mendekati rivalnya. Bahkan gadis itu juga bisa dengan mudahnya mengambil hati laki-laki itu.

Dengan membuat Lucas jatuh cinta, justru akan semakin mempermudah rencana Fiza untuk melumpuhkan lawan.

"Aku tidak apa-apa, Cas. Hanya saja, aku tidak terbiasa mendapatkan perlakuan kasar seperti ini, bahkan Papahku sendiri tidak pernah menyakiti ku," cetus Fiza yang berpura-pura kecewa.

Entah Lucas memang benar-benar tertarik atau hanya mengikuti sandiwara gadis itu saja. Saat ini dia mencoba untuk menenangkan gadis cantik itu kembali.

"Baiklah, aku minta maaf ya, Sayang? Sebagai gantinya untuk menebus kesalahan ku, kamu ingin aku melakukan apa untukmu?" tanya Lucas dengan suara lembutnya.

Fiza yang mendengar pertanyaan dari Lucas, kini memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan simpati darinya.

"Aku hanya ingin pulang, maukah kau mengantar ku?" mohon Fiza dengan wajah mengiba.

"Baiklah, tetapi kamu juga harus berjanji kepadaku! Jika besok kita akan bertemu kembali, dan aku yang akan menjemputmu!" ujar Lucas sambil mengajukan syarat kepada Fiza.

Sedangkan Fiza tanpa berpikir panjang langsung menyetujuinya. Agar Lucas bersedia untuk mengantarkannya pulang ke rumah.

"Baiklah. Besok jam 9 jemput aku di rumah."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status