แชร์

BAB 4 - Reuni

ผู้เขียน: Serenaluna
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-04-24 00:18:22

“Ariadna Damayanti… makin cantik aja siiiihh sekarangg!!,” suara nyaring itu disertai pelukan cepat.

Ariadna tersenyum kecil, membalas pelukan teman SMAnya. Hana, rambutnya masih sama seperti dulu—pendek sebahu, meledak-ledak tapi hangat.

“Sayang sekali hidupku sekarang lagi jelek banget,” jawab Ariadna, mengambil kursi di depan Hana.

“Bahkan buat ketemu kamu di cafe aja harus sembunyi-sembunyi. Ayahku gak ngizinin aku keluar.”

Hana tergelak. “Itu wajar sih. Terakhir kamu diizinin keluar, malah keluar negeri. Terus menetap di Sydney pula. Siapa juga yang gak trauma.”

Ariadna mendengus “Justru waktu itu ayahku lega. Nggak usah lihat wajahku di rumah. Tapi sekarang beda. Dia takut yang kabur itu aset, bukan anak.”

Hana mengelus bahu Ariadna prihatin, sebagai sahabatnya, dia paham sedikit tentang masalah keluarga temannya itu.

“Memang bagaimana sih cerita  lengkapnya? Cerita kamu lewat chat tidak terlalu jelas”

Ariadna mulai bercerita. Bagaimana dia dijemput paksa tiba-tiba sampai pertemuannya dengan Vernando, dan usahanya untuk mengajak Vernando bekerjasama. Hana mendengarkan dengan sabar, sesekali mencicipi croissant-nya tanpa suara.

“Vernando Maheswara…” gumam Hana akhirnya. “Tapi, Ari. Dia itu terkenal banget di sini. masuk majalah ekonomi, lifestyle, gosip… semuanya. Dia muda, tampan, tajir, punya bisnis hiburan, agensi, klub malam,.. Banyak yang iri loh kamu digosipkan menikah sama dia.”

“Iri? Sama pasangan mafia? Sudah rahasia umum kalau dia itu trah keluarga mafia!”

“Please,” Hana mengangkat bahu. “Zaman sekarang semua orang itu mafia, Ari. Cara kriminalnya aja yang beda-beda. Ada yang pakai dasi,ada yang pakai sandal jepit. Ada yang maling data, ada juga yang korupsi. Kalau kamu kebagian yang tampan dan kaya, ya nikmati aja. Selama dia gak bunuh kamu dalam tidur, anggap itu hoki.”

Ariadna diam. Tidak ada yang lucu dari guyonan itu, tapi entah kenapa, ia tidak bisa membantah.

“Memang selain saat menolak negoisasimu, secara keseluruhan bagaimana dia?” tanya Hana, mencondongkan badan. “Dia kasar? Galak? Suaranya kayak preman pasar?”

Ariadna menggeleng. “Enggak, sih. Cukup kooperatif saat aku minta waktu begitu aku sampai rumah kemarin.”

“Hmm…” Hana menyender ke kursi. “Kalau dipikir-pikir, kamu bisa dapat haters.”

Ariadna menyipit. “Haters? Dari siapa?”

Hana mengaduk minumannya yang sudah tak panas lagi. “Kamu tahu Lysandra tidak ?”

“Lysandra siapa?” Ariadna bingung.

“Lysandra Devanti. Anaknya pemilik Clean and Complete. Perusahaan jasa bersih-berisih itu loh… yang punya aplikasi sampai ke Eropa. Dulu, tiga tahun lalu kalo ga salah, dia sempat tunangan sama Vernando. Waktu mereka batal, dramanya viral banget. Soalnya Lysandra itu selebgram. Banyak fans. Sampe ada fandomnya.”

Ariadna diam. Matanya membulat sedikit.

“Nah, sejak berita kamu muncul,” lanjut Hana, “ada yang bilang kamu itu pelarian Vernando. Ada juga yang bilang kamu selingkuhan sejak dulu.” Hana berhenti untuk memberi tatapan simpati.

“Pokoknya kamu jadi antagonis dadakan buat tim pendukung Lysandra.”

Ariadna mendesah dalam. “Hebat. Bahkan sebelum menikah aja aku udah diadili netizen.”

“Eh, ngomong-ngomong soal netizen, kamu udah denger soal Espoir?”

“Grilgroupnya agensi Angels punya Vernando kan?” tegas Ariadna

“Iyaaa… kan baru rame tuh influencer-influencer di t*****r mengecam Angels. Soalnya dari iklan-iklannya, kelihatan sekali mereka belum cukup umur tapi sudah predebut dengan image dewasa. Latar belakang mereka juga masih dirahasiakan. Konsepnya sih mungkin biar misterius ya. Tapi banyak orang berpendapat agar kita tidak tahu umur mereka sebenarnya“

Ariadna memejamkan mata. “Jelas aja netizen ramai. Itu jelas-jelas eksploitasi anak.”

“Oh, dan satu lagi. Kamu sempat tanya di chat soal Kalijaring, ya?”

Ariadna mengangguk cepat. “Iya. Aku cari infonya di internet, tapi minim banget.”

Hana mencondongkan badan, menurunkan volume suaranya. “Kalijaring itu daerah kumuh di pinggiran kota. Bekas kawasan industri, sekarang penuh rumah petak, warung, pemukiman begitu deh. Tapi katanya tunanganmu itu mau bangun Klub Malam dan hotel mewah disitu”

Ariadna menegang. “Dan penduduknya?”

“Digusur. Protes. Teriak. Tapi kayaknya proyek tetap jalan. Dan yang aneh,sejak dulu daerah situ emang selalu diperebutkan banyak perusahaan karena lokasinya yang tidak jauh dari jalan tol. Tapi... proyek Angels yang diterima duluan. Cepat banget prosesnya.”

Sebelum Ariadna sempat menjawab, ponselnya bergetar.

Nomor tak dikenal.

Pesan masuk:

Save nonor ini. Ini nomor pribadiku.

Vernando

Ariadna belum sempat membalas, pesan lain masuk lagi:

Cafe penuh wartawan. Perempuan berkacamata arah jam 12 beberapa kali mengambil gambarmu. Hati-hati dalam berbicara, lubang telinga mereka bisa mendengar dosa-dosamu bahkan yang belum kamu lakukan. Jika kamu terpeleset, aku bisa kena airnya.

Ariadna merinding. Ia perlahan memalingkan wajah ke arah jam dua belas. Di sana memang duduk seorang perempuan berkacamata besar yang berpura-pura membaca buku, tapi tangannya tak lepas dari ponsel.

Ariadna cepat-cepat membalas:

Bagaimana Anda bisa tahu sedetail itu? Apa Anda juga di sini?

Balasan datang tak sampai sepuluh detik kemudian:

Aku tidak punya waktu, tapi aku punya banyak bawahan.

Ariadna menatap layar ponselnya lama.

Mana yang lebih mengerikan—para wartawan… atau para bawahan Vernando Maheswara?

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Terjerat Cinta Tuan Penguasa Hiburan Malam   Bab 12 - Penculikan

    “Jangan bicara omong kosong Sean. Foto apa yang kau maksud?”“Aw, apa Ariadna kita takut pada gambar-gambar lama?” ejek Sean Ariadna mendengus kesal “Kita tidak pernah memilki foto vulgar. Kecuali kau merekayasa sendiri. Dan aku peringatkan untuk tidak bermain-main tentang itu.” “Ah takutnya, aku berhadapan dengan putri menteri….dan istri mafia.” sahut Sean mengejek.Ariadna memandang mantan kekasihnya itu dalam-dalam. “Percayalah, jika menjadikanku musuh, maka walau aku tidak ingin, kau akan benar-benar jatuh.”“Kenapa aku perlu merekayasa foto, Ari? Tanpa rekayasa aku sudah punya banyak koleksi foto kita di klub malam, kau mabuk di apartemen, berbikini di pantai. Bukan foto vulgar, tapi cukup menghancurkan citramu yang kini pura-pura anggun dan terhormat. Kira-kira kalau media Indonesia dapatkannya… kau akan viral dalam dua menit.”Ariadna mengangkat dagunya. “Kalau kau mengancamku, kau baru saja memperlihatkan bahwa kau benar-benar berbahaya, Sean.”Sean menyipitkan mata. “Aku t

  • Terjerat Cinta Tuan Penguasa Hiburan Malam   Bab 11 - DIAM-DIAM

    Bab 11 - MantanSosok itu berdiri tegak di sudut ruangan. Kacamata gelap. Gaya rambutnya memang berbeda—lebih pendek dan disisir rapi. Tapi postur tubuh itu… bahkan posisi bahu kirinya yang sedikit turun—Ariadna tahu betul siapa itu. Sean, pacarnya yang sudah hampir setengah tahun tak diingatnya lagi sejak ia menunggalkan Sydney. Ariadna tak sempat pamit waktu itu, dan memang hubungan mereka saat itu sudah dingin selama beberapa bulan.Jantungnya berdebar. Tidak sekadar terkejut—lebih ke rasa tidak percaya yang pekat bercampur panik.Apa yang dia lakukan di Indonesia? Terlebih, di tempat ini? Dan… mengapa berpakaian seperti salah satu bodyguard tamu penting? Siapa yang dia layani?Mata Ariadna membelalak samar, namun ia berusaha menjaga sikap. Sean juga menoleh sekilas ke arahnya, sejenak saja. Tapi Ariadna tahu: di balik kacamata hitam itu, ia juga sedang mengamati gadis itu.Ariadna menyentuh lengan Vernando pelan, mencari momen. “Aku ke toilet sebentar.” bisiknya.Vernando mengang

  • Terjerat Cinta Tuan Penguasa Hiburan Malam   Bab 10 - Keramahan

    Suara Vernando pelan, namun cukup keras untuk menggedor jantung Ariadna hingga berdebar keras. Vernando membawa tangan Ariadna ke pipinya, lalu memejamkan mata. “Seperti ini.” katanya pelan“Hah?”Vernando membuka matanya “Iya, persis seperti ini.”Ariadna mengerjap-ngerjap tak mengerti. Vernando menahan tawa. Matanya yang tadinya lembut berubah menjadi tatapan jahil. “Kamu ketiduran, Ari.”“Ketiduran?”“Iya, lagi tanggung, tiba-tiba kamu jatuh ke dadaku dan ketiduran. Nggak bergerak.”Vernando menyeringai geli memandang Ariadna yang masih bengong. “Kita belum melakukannya. Aku tidak punya fetish menyentuh gadis yang sedang mendengkur.”“Astaga…..” Ariadna memegang pipinya yang terasa panas karena malu.. “Kalau kamu mau melanjutkan sekarang, boleh,” bisik Vernando. “Tapi aku cuma bisa pakai satu tangan.”“Veerr…nannnn…doooo1“ Ariadna mendesis kesal. Ditinjunya bahu pria itu kecil. Vernando menangkap tangan gadis itu. Ditatapnya Ariadna dengan pandangan yang sulit diartikan, membuat

  • Terjerat Cinta Tuan Penguasa Hiburan Malam   Bab 9 - Ingatan

    Ariadna menggigit bibirnya,tatapannya penuh hasrat yang tak lagi bisa dipendam. “Aku mau. Sekarang.” Dengan kalimat itu, tubuh gadis itu memperdalam posisinya ke pangkal paha Vernando, mendesah saat jemari Vernando mulai menyentuhnya. Dengan mata terpejam, samar-samar Ariadna mendengar Vernando membuka resleting celananya. Sambil menikmati sentuhan Vernando dan hangatnya pelukan pria itu, suara di luar terasa semakin menjauh… dan gelap. ++—-----------------------------------------------------------Ariadna membuka matanya.Bangkit dengan kepala masih pusing, dia berusaha mencerna situasinya saat ini. Ini pagi hari : check. Ini di kamar : check. Ia mengerjap cepat. Samar-samar ia ingat kakinya menekan tuas rem mobil. Ingat tangan Vernando di pahanya, ingat bau parfum mint itu, ingat suara serak di telinganya"Bilang kalau kamu mau."Ariadna merona seolah suara itu sungguh-sungguh terdengar lagi."Aku mau… sekarang."AAAAAAAAKKHHH Ariadna berteriak dalam hati. Memukul-mukul kepalany

  • Terjerat Cinta Tuan Penguasa Hiburan Malam   BAB 8 - Pengabaian

    Ciuman itu tidak manis. Tidak hangat. Itu adalah pernyataan dominasi dan kemarahan. Ariadna terdorong ke rak. Tangannya masih memegang folder Espora, jantungnya berdebar kencang. Ketika Vernando menarik diri, matanya dingin. “Kalau mau main api, Ariadna,” gumamnya pelan, “siap-siap terbakar.” Dia melangkah pergi tanpa menoleh. Ariadna berdiri diam. Bibirnya basah. Napasnya tercekat. Matanya panas. Tapi yang membuat air mata jatuh bukan karena dicium tanpa izin, bukan karena merasa terhina. Melainkan karena sesuatu di dalam dirinya—bagian kecil, memalukan, dan menyedihkan—bahwa dirinya justru tidak membenci sentuhan itu. Ia menatap pintu yang sudah tertutup. Dada sesak. Karena ia sadar... mungkin, ia hampir menghancurkan hati seseorang yang tidak pernah diberi pilihan untuk tumbuh sebagai manusia biasa.—------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Beberapa hari setelah kejadian itu, udara di rumah m

  • Terjerat Cinta Tuan Penguasa Hiburan Malam   BAB 7 - Rutinitas

    Sudah sebulan sejak Ariadna tinggal di mansion Vernando dan resmi menjadi istrinya—CEO Angels Entertainment yang juga sekaligus bos mafia internasional di bawah tanah.. Selain sikap aneh Vernando padanya di malam pernikahan mereka terkait penculikan Ariadna di masa lalu, gadis itu tidak merasa ada hal lain yang mengganjal. Pembicaraan mereka malam itu berakhir begitu saja ketika Ariadna menegaskan bahwa dia sungguh-sungguh tidak punya ingatan tentang itu. Sejak itu, mereka tidak pernah membahasnya seolah interogasi Vernando malam itu tidak pernah ada. Yang menarik? Mereka sudah tidur seranjang selama tiga puluh hari tanpa satu pun adegan panas. Bahkan tidak ada sesi accidental brushing-of-the-hand seperti di drama. Yang ada hanya bantal tambahan di tengah ranjang dan jarak yang bisa diukur dengan meteran bangunan. Ariadna tidak tahu harus bersyukur atau merasa tersinggung. “Jadi… aku ini istri, boneka pajangan, atau semacam roommate yang kebetulan sah di mata hukum?” gumamnya

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status