Share

Pelecehan dan Trauma

Author: Mommykai22
last update Huling Na-update: 2025-04-10 11:11:18

"S-selamat malam semuanya! Aku Patra ... aku ...."

Susah payah Patra membuka mulutnya menyapa semua, tapi Maya langsung menyelanya dengan nada meremehkan. 

"Cleaning service kan? Kami sudah tahu!" Maya menatap Patra dari atas ke bawah dan tersenyum menyeringai. 

Tanpa sengaja, Maya mengetahui rencana manager proyek dan dua karyawannya untuk menggoda Patra dan Maya yang memang kesal pada Patra karena insiden di kantin pun menawarkan diri untuk membantu mengerjai Patra. 

"Kau ini kenapa, Maya? Hei, Patra, ayo kemari!" ajak Timo, manager proyek yang langsung bangkit berdiri dan memeluk bahu Patra dengan santainya.

Refleks Patra menepis lengan Timo sampai Timo pun membelalak kaget. 

"Ah, maaf ya! Aku hanya bersikap santai dan akrab saja."

"Ah, iya, apa ... hanya ada ... kita?" tanya Patra sungkan. 

Entah mengapa rasa antusias Patra yang tadi mendadak menghilang merasakan atmosfer yang berbeda begitu masuk k

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Sang Penyelamat

    "Sial! Mengapa perasaanku seperti ini?"Nero tidak berhenti mengumpat saat ia sudah duduk di dalam mobilnya.Bahkan, ia tidak juga berniat menjalankan mobilnya dan hanya terus memukul setirnya dengan geram."Dia sengaja berdandan untuk mereka kan?" gumam Nero sambil tertawa begitu frustasi."Sial! Mengapa aku harus mendengar obrolan mereka kemarin malam? Mengapa harus aku? Mengapa juga aku harus memakai toilet karyawan pada saat seharusnya aku bisa memakai toiletku sendiri? Sial!" geram Nero lagi sambil berusaha menenangkan napasnya.Nero pun memejamkan matanya dan bayangan Patra muncul di sana.Patra yang begitu cantik dengan kemeja dan rambutnya yang tergerai, make up tipisnya pun membuat wajah cantik itu menjadi makin cantik.Namun sedetik kemudian, Nero mengepalkan tangannya mengingat bagaimana Patra bersandar di pelukan pria tadi."Cukup, Nero! Berhenti memikirkannya! Para pria itu brengsek! Ya, o

    Huling Na-update : 2025-04-10
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Sebuah Pertengkaran

    "Pergi ke mana dia?"Nero melangkah cepat ke toilet wanita di dekat ruangan Timo dan membuka satu persatu biliknya, tapi Patra tidak ada."Sial! Bukankah wanita suka bersembunyi di toilet? Di mana dia sebenarnya?"Nero pun keluar dari toilet dan meraih ponselnya, bermaksud menelepon bagian CCTV untuk mencari Patra, tapi ia teringat karyawan CCTV sedang berada di ruangan Timo.Dengan tidak sabar, Nero mencari Patra ke ruangan cleaning service. Dan benar saja, Patra memang ada di sana.Awalnya Nero mau langsung masuk saja karena pintunya tidak tertutup rapat, tapi mendengar suara isakan dari dalam, Nero pun menghentikan langkahnya.Sebagian hati Nero merasa perih mendengar tangisan Patra. Saat masih bersama dulu, Nero selalu melindungi Patra dan tidak pernah membiarkan Patra menangis sedikit pun, walaupun tetap saja Patra pernah menangis di depan Nero dan setiap mendengar tangisan Patra, Nero pun merasa sedih.&nbs

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Tidur Denganku!

    "Lepaskan aku, Pak Nero! Apa lagi yang mau Anda dengar, hah?" Patra menatap Nero dengan berani.Nero pun terdiam sambil menatap Patra dengan tatapan yang sulit diartikan."Aku tidak menyangka kau benar-benar murahan, Patra! Sepenting itukah uang untukmu sampai mengorbankan harga dirimu?""Tadinya aku masih berharap semua yang aku tahu tentangmu itu salah, tapi apa yang aku lihat sudah membuktikan semuanya! Kau menghalalkan segala cara hanya demi uang! Kau berakting polos padahal kau ... KAU MURAHAN, PATRA!" teriak Nero begitu keras.Dan Patra yang mendengarnya kembali tertawa frustasi.Tubuh Patra lemas setelah berjuang melawan traumanya, Patra menangis begitu keras tadi dan Patra sangat lelah, namun saat ini, otak dan hatinya kembali dipaksa berperang melawan Nero tanpa ampun hingga seluruh bagian dalam diri Patra pun meledak."Benar!" sahut Patra akhirnya. "BENAR! AKU MURAHAN!" teriak Patra dengan sama k

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Hanya Seorang Pria Brengsek

    Gila!Nero pasti sudah gila saat mengajukan syarat untuk Patra.Pertama karena Nero tidak sungguh-sungguh ingin mengijinkan Patra keluar dari perusahaan ini.Dan kedua, mengapa syaratnya harus tidur bersama?Entahlah, Nero hanya tidak bisa berpikir jernih saat ini, tapi kebutuhan untuk mempertahankan Patra mendadak ia rasakan sangat mendesak.Nero pun hanya bisa menatap Patra dengan hati yang galau, menunggu respon Patra.Namun tanpa disadari, hatinya diam-diam berharap, bukan karena ia ingin melecehkan Patra, tapi karena ia sungguh menginginkan wanita itu.Sedangkan Patra yang mendengarnya sudah membelalak begitu lebar."Apa? Apa yang Anda katakan?" tanya Patra dengan syok.Nero menelan salivanya dengan samar sambil berusaha mempertahankan ekspresinya."Kau mendengarku, Patra! Tidur denganku!" ulang Nero yang merasa tidak ada jalan untuk kembali lagi.Nero su

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   You Are The Reason

    Cukup sudah!Kesabaran Patra sudah habis mendengar semua hinaan Nero. Setiap kata yang terucap dari bibir pria itu seolah meremat hatinya dan Patra sudah tidak sanggup lagi.Sekalipun Patra bukan orang kaya, sekalipun sekarang ia hanya seorang cleaning service, tapi ia tidak terima terus direndahkan seperti ini. Cara Nero membalas sakit hatinya terasa sangat menyesakkan dan Patra tidak mau lagi. Itulah yang membuat Patra begitu berani berteriak dan melawan Nero tadi. "Ya, aku tidak menyesal! Aku sama sekali tidak menyesal sudah membela martabatku sendiri! Dan apa yang aku katakan adalah kebenaran! Mengenal Nero adalah penyesalan terbesar dalam hidupku! Hidupku berantakan karena mengenal pria itu dan jatuh cinta padanya!"Sesaat setelah mengatakannya, Patra memeluk dirinya makin erat sambil meringkuk di atas ranjang kamarnya. Patra menangis. Lagi-lagi ia menangis. Saat semua emosi dalam diri tidak cukup diungkapkan hanya dengan kata-kata, maka tangisan adalah satu-satunya cara unt

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Aku Sudah Pulang, Sayang

    "Ayo cepat, Greedy!""Tunggu dulu! Kau tahu tubuhku sebesar ini, aku tidak bisa berlari cepat! Kau duluan saja, cari Patra di ruang cleaning service, aku akan menyusul!" sahut Greedy dengan napas yang sudah tersengal karena berlari mengikuti Selly. Selly dan Greedy baru saja datang bersama ke kantor tadi saat beberapa karyawan lain bergosip tentang insiden kemarin malam.Awalnya Selly hanya memasang telinganya untuk sekedar ingin tahu saja, tapi begitu mendengar nama Patra disebut, Selly langsung panik dan mereka pun mencari Patra. Patra sendiri baru saja selesai mengganti seragam cleaning servicenya, tapi hatinya sendiri tidak tenang. "Apa benar para karyawan itu menatapku dengan aneh atau itu hanya perasaanku saja? Mengapa rasanya seperti ini? Apa karena masalah kemarin?"Patra mengernyit dan mengingat kembali lirikan para karyawan lain saat ia masuk ke lobby tadi, bahkan baru saja teman sesama cleaning service juga buru-buru keluar saat ia masuk. Entah masalah apa lagi ini. Pat

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pria yang Dirindukan

    "Kau baik-baik saja, Patra?" Greedy memeluk bahu Patra dengan sayang saat mereka sudah duduk bersama di kantin, sedangkan Selly sendiri memeluk lengan Patra yang satunya. "Hmm, aku baik-baik saja," sahut Patra sambil mencoba tersenyum singkat. Greedy dan Selly saling melirik seolah memberi kode untuk menghibur Patra. Selly pun mengangguk dan langsung memasang senyum cerahnya. "Hei, Patra! Baguslah kalau kau baik-baik saja! Jangan dipikirkan lagi ya! Sebenarnya ada bagusnya juga kau tetap di sini jadi kita bisa terus bersama. Pokoknya kau jangan khawatir, selama ada Selly dan Greedy di sini, tidak akan ada yang bisa menjahatimu lagi!""Benar, Patra! Setiap siang aku juga akan memasak makanan khusus untukmu, semua makanan yang enak-enak agar kau senang! Bagaimana? Ayolah, tersenyumlah!" Greedy terus menyenggol bahu Patra. Selly kembali mengangguk bersemangat. "Kalau pekerjaanku sudah selesai pun aku akan membantumu, jadi kau tidak akan merasa berat!" ucap Selly dengan penuh keyaki

    Huling Na-update : 2025-04-13
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pak CEO dan Tunangan Cantiknya

    Ya, Nero adalah tunangan Kania selama tiga tahun terakhir ini. Ada banyak alasan mengapa Nero setuju bertunangan dengan Kania, namun yang pasti tidak ada alasan cinta di dalamnya. Sepanjang hidupnya, Nero hanya mencintai satu wanita. Dan salah satu cara untuk melupakan wanita yang dicintainya itu adalah berhubungan dengan wanita lain, walaupun setelah dijalani, ternyata cara itu juga tidak berpengaruh apa pun. Nero pun masih menatap Kania sambil tersenyum tipis. "Welcome home, Kania!""Hmm, kau selalu tidak romantis. Maafkan aku tidak memberitahumu kapan aku pulang dan baru menghubungimu setelah aku sudah sampai karena aku tahu kau juga tidak akan menjemputku kan?" seru Kania pengertian sambil melangkah mendekati Nero. Nero tertawa pelan mendengarnya. Alasan lain mengapa Nero bertunangan dengan Kania adalah karena Kania sangat pengertian, bahkan Kania tetap menerima walaupun tahu kalau Nero sama sekali tidak mencintainya. "Hmm, aku senang kalau sedikit kata-kata dariku bisa memb

    Huling Na-update : 2025-04-13

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Sahabat yang Telah Kembali

    "Astaga, Axel! Aku benar-benar tidak menyangka kau begitu gentle!" sahut Kania tiba-tiba. "Kau baru mengenalnya sebentar tapi kau sudah begitu yakin padanya.""Haha, aku sudah sangat yakin dengan perasaanku, Kak. Semakin diyakinkan lagi, yang ada malah aku semakin menyukainya. Bahkan aku tidak tahan berjauhan dengannya. Aku benar-benar seperti orang bodoh saat ada di dekatnya.""Wah wah, aku yakin kali ini Axel serius. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya." Kania melirik Nero dan Juan yang sudah mematung tanpa ekspresi. Kania dan Axel pun mendadak heboh sendiri menceritakan tentang Patra, tapi mendadak Nero berkomentar. "Kapan kau mau menyatakan perasaanmu, Axel? Di villa nanti? Kau tidak bisa melakukannya, Axel!" geram Nero dengan nada meninggi. "Momennya tidak pas. Kalau kau ditolak, kau akan down dan tidak bisa bekerja lagi! Kau mau mempertaruhkan nama perusahaan hanya karena ungkapan cinta, hah?" "Jangan kekanakan, Axel! Lagipula seperti dia juga menyukaimu saja!" geram Nero

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Ingin Memintanya Menjadi Kekasih

    "Pihak investor mau kita menemuinya di villanya besok lusa, Patra. Jadi bersrmangatlah. Namanya Pak Barry, kita harus berhasil melobinya untuk berinvestasi di proyek itu!" seru Axel pagi itu. Patra yang mendengarnya pun berdebar, tapi ini proyek pertamanya. Karena itu, Patra harus berusaha keras untuk mendapatkan investasi itu. Di sisi lain, Juan sedang sangat gelisah dan terus mengikuti Nero ke mana-mana. Nero mabuk semalam saat mengatakan akan memutuskan Kania dan ketika Juan meminta penjelasannya, Nero malah tertidur. "Semoga saja dia tidak ingat apa yang sudah dia katakan tadi malam." Juan terus bergumam sendiri. "Apa Kania tidak ke kantor pagi ini? Dia tidak memberitahuku soal jadwalnya pagi ini," kata Nero yang melangkah masuk ke ruang kerjanya. "Eh, mengapa mendadak kau mencari Kania?" sahut Juan tegang. "Memangnya mengapa aku tidak boleh mencarinya? Tidak biasanya dia tidak memberitahu jadwalnya.""Err, apa sekarang kau mempedulikan Kania?""Heh? Aku tidak mengerti maks

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Akan Memutuskan Pertunangan Ini

    "Nero ... lepas ..." Patra masih mencoba bicara walau bibirnya saat ini sedang dikunci oleh Nero. "Mmphh ...." Beberapa kali Patra berusaha mendorong Nero namun semakin Patra mendorong, Nero semakin maju sampai Patra terhimpit dan tidak bisa bergerak lagi. Nero terus memagut bibir Patra begitu lama, mengabaikan Patra yang terus memberontak. Hingga akhirnya Patra pun menyerah, alih-alih mendorong, Patra malah mencengkeram kemeja pria itu. Tanpa disadari, Patra mulai membalas pagutan bibir pria itu. Nero yang merasakannya sempat tersenyum kecil, sebelum ia kembali melahap bibir Patra. Tubuh Patra pun mulai melemas, menandakan bahwa wanita itu sudah pasrah dan tangan Nero pun berhenti mengungkungnya. Tanpa melepas pagutan bibirnya, Nero pun mulai menangkup dan membelai kepala Patra dengan sayang. Dan untuk sesaat, mereka begitu menikmati tautan bibir mereka, sama seperti dulu saat mereka masih sepasang kekasih. Hanya saja, bedanya kalau dulu mereka hanyalah sepasang remaja yang m

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Ciuman Mengejutkan

    Nero memicingkan matanya mendengar pertanyaan Kania pada Patra.Walaupun Nero cukup kaget dengan pertanyaan kepo itu, namun Nero sendiri cukup penasaran apa jawaban Patra. Namun, Patra sama sekali tidak berniat menjawabnya. Patra pun melirik Axel, seolah meminta bantuan dan Axel yang pengertian pun lagi-lagi menyelamatkannya. "Haha, Bu Kania! Lagi-lagi Anda membuat Patra takut!" "Ya ampun, maaf ya, Patra! Aku tidak bermaksud membuatmu takut, aku hanya penasaran. Tapi kalau kau tidak mau bercerita juga tidak apa." Kania melirik Axel dan memberi kode tidak bisa membantu lagi. Patra tersenyum canggung, tapi Axel terus berusaha mencairkan suasana sampai pembicaraan mereka menjadi lebih santai, walaupun tatapan Nero tidak berhenti terpaku pada Patra. Sampai tidak lama kemudian, ponsel Kania dan Axel berbunyi pada saat yang hampir bersamaan. Mereka pun mendadak sibuk mengangkat teleponnya masing-masing. "Astaga, Nero! Maaf aku harus segera pulang. Ibuku baru saja dijambret dan dia san

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Ingin Tahu Kehidupan Pribadinya

    Kania sadar pertanyaannya begitu absurd, rasanya tidak mungkin Patra ke apartemen Nero. Namun, entah mengapa rasa penasarannya seperti bom yang akan meledak. Semakin Kania mengingatnya, wanita itu memang mirip dengan Patra, walaupun baju wanita tadi tidak mirip dengan baju Patra sekarang. Nero dan Patra sendiri langsung menegang mendengar pertanyaan Kania sampai tidak ada yang bicara selain mematung. Untungnya, Axel menyahuti lebih cepat. "Bu Kania, Anda benar-benar absurd ya! Anda membuat asistenku takut."Axel terus tertawa seolah pertanyaan Kania adalah hal yang sangat lucu. "Tidak mungkin Patra ada di apartemen Pak Nero! Kurasa di mana apartemen Pak Nero saja dia tidak tahu, bukankah begitu, Patra? Anda pasti salah orang, Bu Kania."Kania yang melihat Axel tertawa pun akhirnya ikut tertawa. "Ah, aku sudah menduganya! Kalian pasti mengira aku absurd kan? Tadi aku sedang menelepon dan mendadak berpapasan dengan seorang wanita yang tampak belakangnya mirip sekali dengan Patra."

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pertanyaan Mengejutkan

    Kania pulang lebih cepat pagi itu dari luar kota. Ia sudah merindukan Neronya dan ia pun membawa sarapan untuk dinikmati bersama dengan Nero. Namun, saat ia melangkah di lobby sambil menelepon, mendadak ia melihat seorang wanita familiar yang berjalan dengan cepat melewatinya. "Patra?" gumam Kania antara yakin dan tidak. Kania pun masih terdiam sampai lawan bicaranya memanggilnya dan ia pun tersentak kaget. "Ah, iya, maaf! Sampai di mana kita?" Kania mengerjapkan mata sambil tersenyum lalu meneruskan mengobrolnya sambil melangkah naik ke apartemen Nero. Nero sendiri yang ditinggalkan oleh Patra masih mematung di tempatnya dan sama sekali belum beranjak walaupun sudah cukup lama Patra pergi. Nero masih berharap Patra kembali, sampai saat bel pintu apartemen berbunyi, tawa sumringah pun mengembang di wajah Nero. Dengan bersemangat, Nero membuka pintu apartemennya, berharap melihat Patra di sana, namun seketika tawanya menghilang saat alih-alih Patra, ia malah melihat Kania, tuna

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Wanita yang Familiar

    Nero mengerut dalam tidurnya. Rasanya ia baru saja mengalami tidur panjang dan ia sangat lelap.Nero pun mulai menggerakkan tubuhnya sambil perlahan membuka matanya dan hal pertama yang dilihatnya adalah wajah cantik Patra yang sedang tertidur lelap di sampingnya. Entah bagaimana gerakan mereka saat tidur kemarin, namun saat ini Nero sedang memeluk lengan Patra yang sedang tertidur pulas tepat di sampingnya. Mereka sama-sama tidur menyamping dan saling berhadapan. Nero pun hanya bisa tertegun menatap wajah cantik itu dan ia baru ingat bagaimana wanita itu merawatnya kemarin malam. Entah jam berapa sekarang namun belum terlihat cahaya sama sekali dari jendela, mungkin masih subuh, tapi untungnya Nero sudah merasa lebih baik, jauh lebih baik. "Kau menepati janjimu, Patra. Tidak meninggalkanku saat aku tertidur."Dengan hati-hati, Nero membelai pipi Patra dengan punggung tangannya. Nero pun menyingkirkan helaian rambut di sisi wajah wanita itu dan terus tersenyum. Baru saja Nero mem

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Menemanimu Sepanjang Malam

    Patra langsung mematung mendengar ucapan Nero. Untuk sesaat, semua rasa dalam dirinya melonjak mendengar Nero mengatakan mencintainya. Siapa yang tidak senang mendengar pria yang masih dicintainya ternyata juga merasakan hal yang sama. Namun sedetik kemudian, kesadaran pun menyentak Patra. Tidak! Apa yang Nero katakan barusan? Nero masih mencintainya?Tidak! Semua ini salah. Tidak seharusnya Nero berkata begitu. Ya, ini salah dan yang namanya kesalahan harus segera dibenarkan atau Patra akan menjadi ikut-ikutan salah."Nero ... lepaskan! Kau sudah makin ngawur! Lepaskan aku, Nero! Lepaskan!""Tidak, Patra! Aku tidak ngawur! Aku masih sadar!"Patra mulai memberontak lagi dan Nero bertahan, namun rasa sakit di tubuhnya akhirnya membuatnya menyerah dan melepaskan Patra. Patra pun berlari menjauh dari Nero. "Kau sedang sakit, Nero! Otakmu tidak bisa berpikir dengan baik dan kau mengingau! Ingat itu, kau meracau! Kau hanya meracau!" ucap Patra berulang kali seolah berharap sugesti itu

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Aku Mau Mencintaimu Saja

    Nero masih tersenyum menunggu Patra-nya yang sedang ada di ruang wardrobe, tapi wanitanya tidak kunjung kembali.Sambil meringis, ia pun melangkah ke arah ruang wardrobe dan sungguh lantai kamarnya terasa dingin di telapak kaki Nero. Nero pun terus meringis dan mempercepat langkahnya, namun mendadak ia berhenti saat ia sudah sampai di ruang wardrobe. Nero tertegun sejenak menatap punggung Patra. Wanita itu sedang berdiri di depan lemarinya sambil memegang kaos berwarna biru muda dan tentu saja Nero langsung mengenali kaos apa itu. Kaos kenangan mereka. Nero membelinya agar mereka bisa memakai kaos couple, tapi sayangnya mereka tidak pernah bisa memakainya karena tidak lama kemudian mereka berpisah. Nero pun akhirnya tidak pernah memakai kaos itu sampai sekarang dan hanya menyimpannya. Bagi Nero, kaos couple itu harus dipakai bersama Patra. Untuk sesaat, Nero hanya berdiri diam. Bahkan Nero tidak mempedulikan lagi telapak kakinya yang terasa dingin karena mendadak ia melow menging

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status