Share

Bab 97

Penulis: Olivia Yoyet
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-15 13:22:05

97

Malam kian larut. Perhelatan akbar usai beberapa saat setelah jam 10. Semua tamu telah pergi. Sementara tim panitia dan keluarga pengantin sudah beristirahat di kamar masing-masing di hotel Janitra.

Jauhari dan Avreen baru selesai salat Isya berjemaah, yang dilanjutkan dengan salat sunnah. Jauhari masih duduk bersila di sajadah, sedangkan Avreen bergegas bangkit dan jalan ke pintu.

Perempuan bergaun tidur biru, membuka pintu depan president suite. Avreen mengulaskan senyuman, lalu menarik pintu agar terbuka lebih lebar, supaya petugas bisa masuk sambil mendorong troli penuh makanan.

Tidak berselang lama, pasangan tersebut telah berada di sofa depan televisi. Avreen sibuk mengunyah potongan kue pengantin, sementara Jauhari menghabiskan dua porsi puding.

Tiba-tiba Jauhari tersedak, seusai membaca pesan di grup petinggi PBK new. Dia cepat-cepat mengambil gelas dari meja, dan meneguk minumannya hingga habis.

"Kenapa?" tanya Avreen.

"Aku diledekin para Abang di grup," jelas Jauhar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
kwkwkwkwkwkw siap seutuh nya euy duh aku deg degan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjerat Daun Muda    Bab 100

    100Ballroom hotel BPAGK di pusat Kota Malang, Minggu siang itu terlihat ramai. Dekorasi indah bernuansa ungu dan sliver, menjadikan banyak orang terpukau. Fikri dan Rinjani kembali berduet menjadi MC. Keduanya menyebutkan banyak pejabat dan pengusaha di seputar Kota Malang, yang diundang dalam acara tersebut. Petugas khusus berseragam jas abu-abu, mengitari area dan membagikan buku kecil, yang berisikan nama-nama perusahaan bentukan bos PG dan PC. Sekaligus dengan nama semua komisarisnya. Pada acara kuis nanti, pertanyaannya adalah seputar itu. Sebab tidak semua tamu mengetahui nama perusahaan dan para komisaris, tim panitia sengaja membuat kamus kecil tersebut. Hampir 30 menit berselang, perhatian seluruh hadirin mengarah ke pintu utama. Lima bocah laki-laki yang mengenakan tuksedo hitam, dan lima gadis kecil bergaun ungu muda, muncul sambil memegangi keranjang kecil. Arjuna yang menjadi ketua kelonpok bocah, menunggu kode dari Urfan yang menjadi ketua ring tiga. Kemudian Arjun

  • Terjerat Daun Muda    Bab 99

    99Pesawat carteran yang disewa Tio, tiba di bandara Kota Malang, sore waktu setempat. Aswin yang menjadi ketua rombongan, menjadi orang pertama yang turun dari pesawat. Kedua puluh pengawal muda mengikuti langkah Aswjn menuruni tangga hingga tiba di jalan. Mereka membantu petugas yang tengah mengeluarkan bagasi, dan menyusunnya di mobil khusus. Jaka, Fajar, Salman dan Satrio, mengatur anggota rombongan yang hendak keluar. Sedangkan Hisyam dan rekan-rekannya memastikan tidak ada barang yang tertinggal di semua bagasi kabin. Setelah semua penumpang turun, barulah tim Hisyam keluar dari pesawat. Mereka jalan cepat mengikuti langkah orang-orang yang tengah bergerak ke ruang tunggu. Puluhan menit terlewati, rombongan itu telah berada di beberapa bus dari hotel BPAGK, yang akan menjadi tempat resepsi ngunduh mantu, sekaligus tempat menginap para tamu. Akan tetapi, khusus keluarga Gahyaka dan Pramudya, tidak ikut menginap di hotel. Mereka akan menempati kediaman masing-masing, hingga w

  • Terjerat Daun Muda    Bab 97

    98Pasangan pengantin baru, memasuki restoran yang tengah ramai orang. Wajah keduanya yang semringah, menimbulkan senyuman dari orang-orang yang memahami arti senyuman itu. Jauhari mengajak Avreen ke meja besar yang ditempati keluarga mereka. Jauhari membantu Avreen duduk di kursi antara Mayuree dan Liana. Kemudian dia memutari meja dan duduk di dekat Alvaro serta Yanuar. Pria berparas blasteran menyenggol lengan kiri Jauhari yang tengah mengaduk kopinya. Mereka berbisik-bisik, kemudian Alvaro terkekeh dan mengejutkan yang lainnya. Yanuar dan Marley menggeser kursi mereka mendekati Alvaro serta Jauhari. Yanuar mendesak sang pengantin baru yang hanya cengengesan. "Kamu bikin aku penasaran, Ri," keluh Yanuar. "Nanti kuceritain, Bang. Sekarang, aku mau makan dulu. Lapar," jelas Jauhari. "Pasti ngomongin malam pertama," ledek Marley dengan suara pelan agar tidak terdengar yang lainnya. "Enggak, Mas," kilah Jauhari. "Pipimu blushing." Marley menepuk pelan lengan kanan iparnya. "Nga

  • Terjerat Daun Muda    Bab 97

    97Malam kian larut. Perhelatan akbar usai beberapa saat setelah jam 10. Semua tamu telah pergi. Sementara tim panitia dan keluarga pengantin sudah beristirahat di kamar masing-masing di hotel Janitra. Jauhari dan Avreen baru selesai salat Isya berjemaah, yang dilanjutkan dengan salat sunnah. Jauhari masih duduk bersila di sajadah, sedangkan Avreen bergegas bangkit dan jalan ke pintu. Perempuan bergaun tidur biru, membuka pintu depan president suite. Avreen mengulaskan senyuman, lalu menarik pintu agar terbuka lebih lebar, supaya petugas bisa masuk sambil mendorong troli penuh makanan. Tidak berselang lama, pasangan tersebut telah berada di sofa depan televisi. Avreen sibuk mengunyah potongan kue pengantin, sementara Jauhari menghabiskan dua porsi puding. Tiba-tiba Jauhari tersedak, seusai membaca pesan di grup petinggi PBK new. Dia cepat-cepat mengambil gelas dari meja, dan meneguk minumannya hingga habis. "Kenapa?" tanya Avreen. "Aku diledekin para Abang di grup," jelas Jauhar

  • Terjerat Daun Muda    Bab 96

    96Anjani meneriakjan slogan PBK yang dibalas teman-temannya dengan semangat. Kemudian Anjani mengibarkan bendera berlogo PBK, sebelum bersiap-siap untuk turun. Satu per satu orang turun dari formasi. Kemudian mereka berpindah ke dekat dinding, sambil menunggu tim lainnya muncul. Musik berubah menjadi lagu khas Jawa. Para penari muncul dengan menggunakan kostum berwarna-warni dan dilengkapi dengan selendang. Zivara dan Cyra memimpin di depan. Sementara Edelweiss, Irshava, Fairish dan Malanaya di belakang. Mereka menampilkan tarian khas Jawa dengan gemulai. Lalu perlahan berubah cepat seiring dengan musik yang temponya bertambah. Kelompok pendekar perempuan bergabung dengan rekan-rekan penari. Hadirin bersorak ketika belasan perempuan tersebut berganti menampilkan gerakan silat Jaipong, sambil berpindah posisi ke belakang. Kedelapan pendekar bergeser ke tengah-tengah panggung. Penonton memekik, kala Delany, Sabrina, Kyle dan Laura melakukan salto menyilang. Disusul oleh Wirya, Zul

  • Terjerat Daun Muda    Bab 95

    95Ruang ballroom hotel Janitra di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, malam itu tampak ramai orang. Namun, nyaris tidak ada yang berbincang. Sebab perhatian mereka tertuju pada video pre wedding yang ditayangkan menggunakan proyektor, dan dipantulkan pada dinding bercat hitam di sisi kanan ruangan. Jauhari mengerjap-ngerjapkan matanya, kala melihat potongan video, ketika dirinya memasuki sel khusus di kantor polisi pusat Kota Sydney, untuk pertama kalinya. Berbagai aktivitas sehari-hari yang dilakukan Jauhari bersama Harzan, Chalid, Irham dan Nuriel, tergambar jelas dalam video itu. Jauhari menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan, ketika video berganti menjadi saat pembacaan vonis hukuman buatnya di pengadilan negeri Kota Sydney. Pria bertuksedo silver tersebut, masih mengingat jelas momen itu. Sentuhan di tangannya menyebabkan Jauhari menoleh ke kiri. Senyuman Avreen dibalas Jauhari dengan hal serupa. Kemudian mereka kembali mengarahkan pandangan ke dinding untuk

  • Terjerat Daun Muda    Bab 94

    94*Grup Iring-iringan Pengantin* Yanuar : Gaes, sudah jalan? Zulfi : Yes. Sedang menuju gerbang kompleks utama. Alvaro : @Zulfi, Wirya ke mana? Zulfi : Dia ikut rombongan motor besar. Dibonceng Hisyam. Alvaro : Banyakkah yang pakai motor?Zulfi : Ya, sekitar 30-an motor. Alvaro : Berarti orangnya 60.Zulfi : Enggak. Yang boncengan cuma Wirya, Hisyam, Zein, Rupert, Dedi, Harwill, Rangga, Cayden, Aditya, Geoff, Harper, Harun, Gilbert, Beni, Paul, Nanang, dan tim Spanyol. Bos PG bawa motor sendirian. Yanuar : @Bakti, siapkan area khusus motor. Bakti : Siap, Komandan! Alvaro : Aku nelepon Yusuf, nggak diangkat. Yoga : Yusuf lagi jadi sopir mobil pengantin. Alvaro : Bukannya itu tugas Yono? Andri : Dia lagi sakit perut. Mobilnya jadi penutup konvoi. Haikal : Yono pasti sakit perut gara-gara sambal bakso kemarin malam. Aswin : Yups. Isi mangkuknya, cabe semua. Mardi : Aku lihat kuahnya, merinding. Jaka : Aku sempat nyobain. Sudahlah pedas, asem pula. Hamid : Yono lagi ngid

  • Terjerat Daun Muda    Bab 93

    93Acara siraman Jauhari berlangsung penuh haru. Hampir semua orang turut menitikkan air mata, kala Ishwar dan Pujiyanti memandikan putra sulung mereka yang tengah terisak-isak. Kedua Nenek Jauhari, dituntun anak masing-masing untuk menyirami sang cucu. Kemudian giliran para Paman dan Bibi yang bergantian memandikan calon pengantin tersebut. Selanjutnya, giliran para tetua dari bos PG dan PC, yang dekat dengan Jauhari. Dimulai dari Sultan, Gustavo, Mediawan, Frederick, Kakek Edmundo, Babeh Aziz, Harsaya Kartawinata, Qianfan Vong, Frans, Finley, dan Ayah Zulfi. Para bos PG yang sangat dekat dengan Jauhari juga mendapatkan kesempatan untuk menyirami sang calon pengantin. Dimulai dari Baskara, Dante, Heru, Benigno, Ivan, Hadrian, Anto, Samudra, Harry, dan Ethan. Dilanjutkan dengan para pengawal lapis satu, yang diwakili Hamid, Haikal, Idris, Ilyas, Rusli, Darma dan Hans. Wirya menjadi pemimpin Power Rangers. Pria berbaju koko putih itu memeluk asisten kesayangannya sembari melafazka

  • Terjerat Daun Muda    Bab 92

    92Rabu sore, tepat seusai asar, kediaman Ishwar dipenuhi ratusan orang. Mereka berkumpul di pekarangan depan yang telah ditutupi tenda biru.Jauhari mendatangi para tamu untuk beramah-tamah. Dia mendengarkan berbagai petuah tentang pernikahan, dari tetua keluarga dan para sahabat orang tuanya. Bila ada yang berpamitan, maka Jauhari akan memberikan tas berisikan souvenir pernikahan, nasi kotak dan aneka kue. Khusus untuk para bocah, Jauhari memberikan amplop berwarna-warni berisikan uang yang jumlahnya sama, yaitu 20 ribu per orang. Itu merupakan salah satu nazar Jauhari, yakni berbagi rezeki pada anak-anak, baik dari keluarga maupun warga sekitar. Tepat sebelum azan magrib, acara selamatan itu berakhir. Jauhari memasuki kamarnya untuk berganti pakaian, lalu mengambil wudu. Matahari sudah gelap sepenuhnya, kala belasan mobil berbagai tipe melaju keluar dari kompleks kediaman Ishwar. Seunit mobil van operasional PBK yang dipinjam Jauhari untuk mengangkut banyak makanan, melaju me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status