Share

18. Rumitnya hujan

To the point. Posisinya, Juna dan Arin tengah melangkah bersama di lajur trotoar arah kepulangan. Yang satu hanya diam membebaskan oksigen bertukar dengan karbondioksida di paru-parunya. Satu yang lain mengunci tangan dalam saku, membiarkan pikiran melayang pada masalah yang sedang menerpa. Memang sumbernya tidak ada di depan mata, namun tetap melekat dalam otak Arjuna. 

Jika begini, Yusi itu semacam bom waktu. Diamnya adalah memendam. Sekali meledak, runyam sudah status teman yang sekian tahun disandang. Terlebih ketika Juna—si adam yang disukai gadis itu—tengah menemukan tambatan hati, baru memasuki dunia romansa yang sesungguhnya. Mereka kewalahan jadinya. 

Mencuri pandang pada Juna, berusaha menemukan iris-iris langit malam di antara anak surai hitamnya, Arin ingin tahu apa yang sedang terjadi di dunia kecil pemuda itu. 

Sedetik, dua detik, dan kekehan pelan keluar dari bibir delima. 

"Ah... begini ya rasanya nggak dianggap?" c

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status