Share

[S2] Aku Tau Kamu Kuat

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-18 20:05:52

Dan di saat itu—

Dikta mengayunkan dahan pohon ke arah tengkuk Jean dengan kekuatan sisa terakhirnya. Akan tetapi...

Dikta mengayunkan dahan pohon ke arah tengkuk Jean dengan kekuatan sisa terakhirnya. Akan tetapi...

Brakkk!

Tepat sebelum dahan itu menghantam tengkuk Jean, sebatang kayu besar menghantam sisi kepala Dikta dari arah belakangnya. Suara benturannya keras, tumpul, menggelegar menembus keheningan hutan. Mata Dikta membelalak kaget, tubuhnya langsung limbung dan ambruk menghantam tanah tanpa sempat berteriak.

Jean menoleh cepat, terkejut setengah mati. Matanya membesar ketika melihat Elisha berdiri di sana, terengah-engah dengan sebatang kayu yang masih tergenggam erat di tangannya.

“E-Elisha?!”

Wanita itu terdiam sejenak, dadanya naik turun, wajahnya pucat namun matanya mantap. “Mas...” suaranya serak karena lari terburu-buru.

"Kenapa kamu bisa di sini?" Jean bangkit. Ia menatap mantan istrinya dengan raut penuh tanya. "Qila mana?"

Belum sempat Elisha menjawab, suara sirene
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Suria
nilam selamat kan? tp babynya pasti gugur. mustahil utk baby tu bertahun dlm keadaan itu. ditendang, terhempas..
goodnovel comment avatar
Karminah Bae
ya Allah selamatkan Nilam ya Allah, Thor q sedih bngt nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Tolong Bertahan Demi Kami

    Beberapa menit kemudian, seorang perawat mendekat dan memberi isyarat lembut kepada Jean. “Silakan, Pak. Tapi hanya sebentar ya.”Dengan langkah pelan dan hati yang berdegup kencang, Jean mengikuti perawat masuk ke ruang ICU. Aroma khas disinfektan langsung menyeruak. Cahaya lampu putih menyinari ruangan itu dengan terang, memantulkan kilau dingin dari alat-alat medis yang berjejer di sekeliling ranjang.Dan di sanalah Nilam.Terbaring lemah, tubuhnya nyaris tak bergerak. Wajahnya pucat, bibirnya kering, kontras dengan selang oksigen yang menempel di hidungnya. Beberapa helai rambutnya menempel di pelipis karena keringat yang mengering. Di leher dan tangan terpasang infus dan monitor. Dadanya naik turun perlahan, seolah setiap tarikan napas membutuhkan usaha besar.Selimut putih menutupi tubuhnya hingga dada, tapi di bawahnya Jean tahu, ada luka, jahitan, dan bekas perjuangan panjang semalam. Lengan kirinya digips. Di sudut perut bagian bawah tampak perban tebal, tanda sisa pendarahan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Rentan

    Di dalam, monitor tiba-tiba berbunyi panjang—bunyi yang paling ditakuti. Bunyi lurus tanpa irama. “Sial! Henti jantung! Cepat, defibrillator!” “Siap, Dok!” Perawat menyiapkan alat dan menempelkan panel di dada Nilam. “Clear!” seru dokter. Tubuh Nilam terangkat sedikit saat arus listrik mengalir di dadanya. Sekali. Dua kali. Tiga kali. Monitor masih menunjukkan garis lurus. Waktu terasa berhenti. Semua di dalam ruangan menahan napas. Keringat dingin membasahi kening para tenaga medis yang berjuang menyelamatkan nyawa Nilam. “Sekali lagi! Clear!” Tubuh Nilam kembali tersentak. Beberapa detik yang terasa seperti seabad berlalu—lalu tiba-tiba, bip... bip... bip... Detak jantungnya muncul lagi, pelan, lemah… tapi ada. “Detak jantung kembali, Dok!” seru salah satu perawat dengan suara lega. Dokter utama menghela napas panjang, menatap timnya. “Stabilkan. Pantau terus tekanan darah dan pendarahannya. Kita belum boleh lengah sedikit pun.” Sementara itu, Jean dan Bu Mala hanya bisa

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kamu Gagal Lagi, Jean!

    "Terus kamu gimana?"Jean mengusap rambut Qila pelan, lalu menggandeng lengan kecil itu ke arah ibunya.“Aku akan tetap di sini,” katanya lembut, menatap wajah Elisha yang tampak ragu. “Aku nggak mungkin ninggalin Mama dan Nilam dalam kondisi kayak gini.”Elisha memeluk Qila erat. Sementara anaknya itu tampak masih diam dan mungkin sedikit trauma karena kejadian ini.Jean melanjutkan, suaranya rendah namun tegas. “Tolong jagain Qila, Elisha. Qila juga pasti capek banget sama semua kejadian ini.""Iya Mas. Aku bakal jagain Qila."Jean mengangguk."Kamu juga jangan lupa istirahat ya! Salam buat Bu Mala," Elisha bangkit dari tempat duduknya dan melirik sekilas ke arah Bu Mala yang tampak terisak. Jujur dia ingin sekali menyapa wanita itu dan minta maaf atas kejadian di masa lalu, namun situasi saat ini sangat tidak memungkinkan baginya untuk menyapa wanita tersebut.Terlebih kondisi Nilam saat ini sama kritisnya dengan beberapa tahun lalu. Dan itu pasti membuat beliau trauma."Do'akan Ni

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kondisi Nilam Sekarang

    "Dokter, bagaimana kondisi anak saya?""Bagaimana kondisi Nilam Dokter?"Dokter melepas masker pelan, lalu mengusap peluh di dahinya. Sorot matanya lesu, wajahnya terlihat kelelahan. Tapi jelas—dia belum selesai.“Pasien mengalami kondisi yang cukup serius,” ucapnya akhirnya.Jean dan Bu Mala saling pandang, lalu secara bersamaan bertanya dengan suara yang terdengar nyaris putus, “Seberapa serius, Dok…? Dia—dia bagaimana keadaannya?”Dokter menghela napas panjang sebelum menjawab, “Ada beberapa luka di tubuhnya akibat pecahan kaca. Tapi yang paling mengkhawatirkan adalah pendarahan internal di area perut. Kami sudah lakukan tindakan untuk menghentikan pendarahan, tapi kami belum bisa pastikan stabilitasnya sekarang.”Bu Mala menutup mulutnya. Suaranya tercekat. “Ya Allah…”“Selain itu,” lanjut dokter, “tulang panggulnya retak parah karena sempat tertindih bagian samping mobil yang jatuh saat benturan. Ada juga patah pada lengan kiri dan memar berat di rusuk. Syukurnya, tidak ada traum

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Makin Kritis

    Ambulans meluncur cepat menembus malam menuju rumah sakit kota. Di dalamnya, tubuh Nilam terbaring di tandu darurat, dikelilingi paramedis yang bergerak cepat memasang infus, selang oksigen, dan alat pemantau detak jantung. Lampu ambulans yang berkedip merah-biru seolah menari-nari di wajah Jean yang duduk di samping tandu itu—pucat, tegang, dan berlinang air mata.“Tekanan darahnya turun! Siapkan plasma!” salah satu paramedis berteriak.“Sepertinya terjadi pendarahan internal. Pasien harus segera masuk UGD!”Jean hanya bisa menggenggam tangan Nilam yang dingin, bibirnya tak berhenti bergerak dalam doa lirih. “Tolong… ya Tuhan, tolong… jangan ambil dia dari aku. Jangan sekarang…”Pintu ambulans terbuka begitu tiba di rumah sakit. Beberapa petugas segera menyambut, membawa Nilam dengan cepat menuju ruang UGD. Jean ikut berlari di belakang mereka, bahunya masih sakit, tapi ia tak peduli. Rasa cemas menggerus semua nyeri fisik.“Bapak tidak boleh ikut masuk!” pinta seorang suster dengan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Aku Tau Kamu Kuat

    Dan di saat itu—Dikta mengayunkan dahan pohon ke arah tengkuk Jean dengan kekuatan sisa terakhirnya. Akan tetapi...Dikta mengayunkan dahan pohon ke arah tengkuk Jean dengan kekuatan sisa terakhirnya. Akan tetapi...Brakkk!Tepat sebelum dahan itu menghantam tengkuk Jean, sebatang kayu besar menghantam sisi kepala Dikta dari arah belakangnya. Suara benturannya keras, tumpul, menggelegar menembus keheningan hutan. Mata Dikta membelalak kaget, tubuhnya langsung limbung dan ambruk menghantam tanah tanpa sempat berteriak.Jean menoleh cepat, terkejut setengah mati. Matanya membesar ketika melihat Elisha berdiri di sana, terengah-engah dengan sebatang kayu yang masih tergenggam erat di tangannya.“E-Elisha?!”Wanita itu terdiam sejenak, dadanya naik turun, wajahnya pucat namun matanya mantap. “Mas...” suaranya serak karena lari terburu-buru."Kenapa kamu bisa di sini?" Jean bangkit. Ia menatap mantan istrinya dengan raut penuh tanya. "Qila mana?"Belum sempat Elisha menjawab, suara sirene

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status