Share

SIMALAKAMA

Auteur: Anonara
last update Dernière mise à jour: 2025-12-20 15:33:39

"Jasmine!"

Jasmine menoleh ke sumber suara saat ia baru saja keluar dari toko buku. Matanya sempat mencari-cari di antara banyaknya penggunan jalan, siapa yang memanggil. Hingga seseorang yang sangat ia kenal keluar dari mobil.

Garis wajah Jasmine yang awalnya santai itu berubah masam. Setelah apa yang terjadi di antara mereka, Jasmine sama sekali tidak bisa bermanis muka di depan Erick, meskipun itu hanya berpura-pura.

"Mau apa lagi?" tanya Jasmine langsung, begitu Erick mendekat.

Malas sekali rasanya harus basa-basi dengan pria tukang selingkuh ini.

Berbanding terbalik dengan Jasmine, Erick justru tersenyum lebar. Ia tahu Jasmine malas bertemu dengannya, tetapi seperti yang disarankan sang ayah, ia harus perlahan mendekati Jasmine dan menarik perhatian gadis ini lagi.

"Lagi sibuk?"

"Kalau nggak ada apapun aku pergi!" ancam Jasmine.

Wajahnya semakin tak berminat meladeni Erick. Seperti biasa, Erick akan membahas sesuatu yang tidak penting.

"Sebentar. Buru-buru banget. Mana c
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Sahabat Kakakku   MARI COBA SENSASI BARU

    "M... Mas, jangan mendekat!" Jasmine mendorong dada Damian pelan. "Aku harus pergi segera. Ada janji." Damian tak peduli. Lengannya semakin merapatkan tubuh Jasmine pada dirinya. Kemudian menunduk, mencoba menatap wajah mungil yang sudah memerah milik Jasmine. Ruangan berwarna biru muda itu mendadak panas. Tubuh Jasmine langsung menegang saat jemari Damian justru menari-nari di tulang selangkanya. Deru hangat napas Damian juga membuat napas Jasmine tercekat. "Mas...!" rengek Jasmine, berharap Damian akan melepaskannya. Sorot Damian jadi berkabut. Aroma manis tubuh Jasmine membuatnya benar-benar terlena. Ia bahkan meremas pinggang Jasmine yang masih tertutup handuk. Leher jenjang yang masih basah itu merayu Damian untuk mendekat. Dan, dalam seperkian detik, gigi Damian benar-benar mendarat di sana. "Aakh...!" Desahan itu keluar begitu saja saat Jasmine merasakan gigitan pelan Damian di lehernya. Jemari Jasmine meremas kemeja Damian dengan kuat. Matanya terpejam. Sialnya, sensas

  • Terjerat Gairah Sahabat Kakakku   KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN

    "Lain kali kalau sakit ke rumah sakit. Bukannya ke sini. Kamu kira ini panti sosial!" Renan terus mengomel pada Damian yang sedang menikmati sarapannya. Damian hanya melirik Renan singkat, lalu kembali fokus pada sarapan yang dibuat Renan untuknya. "Datang ke rumah malam-malam. Untung kita belum tidur, kalau kita udah tidur bisa kedinginan di luar!" lanjut Renan, lalu duduk di samping Damian. Tak lupa segelas susu ia berikan untuk Damian. Gaya mengomelnya sudah seperti seorang ibu memarahi anak. Benci dan sayang berada dalam satu paket. "Justru saya tahu kamu belum tidur. Cuma nggak nyangka aja Jasmine juga belum tidur. Kan udah lumayan larut semalam." Damian akhirnya bersuara. Tepat setelah sarapannya habis.Renan teringat sesuatu. Jasmine belum kunjung muncul sejak pagi. "Mau ke mana?" tanya Damian, melihat Renan yang hendak pergi. "Cek Jasmine lah. Masa jam segini belum tidur. Tumben banget." Renan yang sudah berpakaian siap untuk bekerja menjawab. Damian diam sejenak. Kemud

  • Terjerat Gairah Sahabat Kakakku   OBATNYA KAMU

    "Mas Damian nggak apa-apa, kan?" tanya Jasmine cemas. Sedangkan Renan baru saja membantu Damian berbaring di ranjang. "Aman. Nggak usah cemas begitu. Kayak Damian mau mati aja." Renan terkekeh, menatap wajah cemas Jasmine. "Dia itu cuma demam Jasmine. Kan sudah dikompres itu." Jasmine mencebik. Ia langsung duduk di sisi ranjang Renan dan menempelkan punggung tangannya di leher Damian. Masih cukup panas. "Nggak dibawa ke rumah sakit aja?" "Dia nggak suka aroma rumah sakit. Dari dulu emang gini. Nggak tahu kenapa nekat banget malah ke rumah malam-malam!" jawab Renan. Jasmine tidak menyahut lagi. Ia menatap pria yang biasanya terlihat kuat itu dengan khawatir. Jas hitam yang biasa membungkus tubuh tegapnya itu sudah Renan lepaskan. Sepatu dan kaos kakinya juga sudah Jasmine lepaskan. "Udah. Kamu balik ke kamar. Dia biar Mas yang jaga." Renan lalu dengan santainya berbaring di sofa kamar. Ranjangnya yang tak terlalu besar itu tentunya akan sangat sempit jika harus menampung merek

  • Terjerat Gairah Sahabat Kakakku   HATI RISAU

    "Kenapa melamun?" tanya Renan, saat mendapati sang adik sedang duduk diam di depan televisi. Televisinya memang nyala, hanya saja mata Jasmine terlihat kosong meskipun terarah ke layar. Jasmine menoleh pada sang kakak yang baru saja duduk di sampingnya itu. Tiba-tiba saja ia kepikiran dengan perkataan Erick tadi sore. Sebenarnya ia tidak ingin terganggu dengan itu, hanya saja pesan yang sudah ia kirimkan sejak sore tadi belum kunjung Damian balas. Pikiran Jasmine jadi ke mana-mana. "Kok baru pulang? Akhir-akhir ini Mas sering banget pulang malam. Aku kan kesepian." Jasmine tiba-tiba saja menyandarkan kepalanya di bahu Renan. Renan jadi bingung. Adiknya terlalu aneh. Sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran Jasmine. "Kali ini Damian ngapain?" tanya Renan, dingin. Tatapannya lurus ke arah televisi.Wajahnya memang terlihat serius. Padahal sebenarnya ia tidak benar-benar menikmati acara yang disuguhkan. Jasmine diam sejenak. Kemudian tangannya ikut memeluk lengan kekar Rena

  • Terjerat Gairah Sahabat Kakakku   SIMALAKAMA

    "Jasmine!" Jasmine menoleh ke sumber suara saat ia baru saja keluar dari toko buku. Matanya sempat mencari-cari di antara banyaknya penggunan jalan, siapa yang memanggil. Hingga seseorang yang sangat ia kenal keluar dari mobil. Garis wajah Jasmine yang awalnya santai itu berubah masam. Setelah apa yang terjadi di antara mereka, Jasmine sama sekali tidak bisa bermanis muka di depan Erick, meskipun itu hanya berpura-pura. "Mau apa lagi?" tanya Jasmine langsung, begitu Erick mendekat. Malas sekali rasanya harus basa-basi dengan pria tukang selingkuh ini. Berbanding terbalik dengan Jasmine, Erick justru tersenyum lebar. Ia tahu Jasmine malas bertemu dengannya, tetapi seperti yang disarankan sang ayah, ia harus perlahan mendekati Jasmine dan menarik perhatian gadis ini lagi. "Lagi sibuk?" "Kalau nggak ada apapun aku pergi!" ancam Jasmine. Wajahnya semakin tak berminat meladeni Erick. Seperti biasa, Erick akan membahas sesuatu yang tidak penting. "Sebentar. Buru-buru banget. Mana c

  • Terjerat Gairah Sahabat Kakakku   HANYA PEMUAS NAFSU

    Gio : yakin jasmine mau kamu lepasin begitu aja? Lihat! dia makin cantik, broSent a pictureErick hampir saja akan melemparkan ponselnya kalau saja sebuah tangan mungil tidak menahan tangannya. Gelengan pelan disertai dengan mimik menggoda itu pada akhirnya membuat Erick mendengus kasar. "Mau coba gaya baru dulu? Barangkali bisa meredakan amarah kamu yang hampir meledak ini." Clara tiba-tiba saja duduk di pangkuannya. Erick tidak menolak. Namun, pikirannya tertuju pada foto yang barusan Giorgino kirimkan. Sebuah gambar yang terdapat Jasmine sedang tertawa lebar mengenakan gaun pernikahan. Ia tampak sangat cantik. Aura kebahagiannya begitu terlihat jelas. Eye smile yang dulu sering terlihat saat sedang bersama dirinya, kini akan menjadi milik Damian. Clara yang mengetahui kegelisahan di mata Erick lalu mengecup singkat bibir pria itu. Tanpa memperdulikan raut terkejut Erick, Clara menerbitkan senyuman menggoda. "Gimana? Mau di sini atau—""Tidak untuk hari ini, Clara!" potong Er

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status