"Mommy... Mommy, sakit perut!" Axel berlari menghampiri ibunya sambil memegang perutnya yang sakit. "Wah, ayo cepat!" Harmoni beranjak, dia hendak menggendong putranya tapi tiba-tiba saja pandangannya berputar. Dia hampir jatuh tapi beruntungnya Harmoni berpegangan kuat pada kursi. "Kenapa, Mommy?" putranya tampak mencemaskan dirinya "Tidak. Tidak ada apa-apa." Sepertinya dia terlalu lelah menjaga Axel yang mulai aktif. Harmoni membawa putranya pergi ke kamar mandi. Dia menjaga Axel sambil berdiri di depan pintu. Dia merasa ada yang salah dengan keadaannya itu dan dia mulai mengingat kapan terakhir dia datang bulan. Sesungguhnya ini bukan pertama kali dia merasa pusing seperti itu. Dia sudah merasakannya sejak beberapa hari belakangan bahkan dia sering memuntahkan makanan yang mudah makan. Dia tidak pernah mengeluh sama sekali karena dia masih bisa menahannya tapi sekarang dia jadi curiga dengan keadaan yang dia alami. "Sudah, mommy. Axel sudah selesai!" Putranya m
Gadis itu duduk di sebuah kursi yang berada di dekat bartender. Rupanya cantik, bentuk wajahnya sedikit oval. Rambutnya berwarna coklat bergelombang, gaun hitam seksi yang dia kenakan membuatnya terlihat seperti putri konglomerat yang diundang ke acara pesta itu. Dia adalah Harmoni Douglas dan dia adalah pembunuh bayaran. Dia bergabung dalam sebuah organisasi untuk mencari tahu apa penyebab kematian kakaknya yang juga seorang pembunuh bayaran. Malam ini, dia berada di sebuah pesta yang diadakan di atas kapal Yacht karena targetnya berada di sana. Tatapan Harmoni tertuju pada seorang pria yang sedang berbincang dengan beberapa pengusaha dan pria itu adalah targetnya. Dia adalah Archer Smith, Mafia kejam yang berkuasa di kota itu. Malam ini dia harus menghabisi nyawanya dan membawa kepala pria itu. Dia memang cantik tapi di balik kecantikannya, dia adalah gadis yang sangat berbahaya. Minuman yang ada di gelas diteguk, Harmoni masih memandangi targetnya. Sebuah alat terpasang
Terjangan ombak yang cukupbesar menghantam kapal yacht yang mereka tumpangi sehingga membuat kapal itu bergoyang dengan keras. Kapal itu sudah akan kembali ke pelabuhan karena rute perjalanannya memang tidaklah jauh.Cuaca sedikit buruk, langit tampak mendung dan angin pun berhembus begitu kencang. Ombak yang begitu besar menggulung di atas air lalu menghantam kapal yacht itu kembali.Kapal itu kembali bergoyang dengan keras, Harmoni yang sedang tidur jadi terbangun. Dia merintih kesakitan sambil memegangi pinggangnya yang terasa nyeri.Kurang ajar. Dia tidak akanmemaafkan pria itu. Harmoni beranjak dari tempat tidur. Aiken sudah tidak ada di sana. Dia bergegas menyambar gaunnya dan mengenakannya dengan terburu-buru.Dia juga mencari keberadaan pistolnya karena dia akan membunuh Aiken Smith yang telah merenggut kesuciannya tapi dia tidak menemukan benda itu dimanapun.“Sial!” Harmoni mengumpat. Lebih baik dia pergi terlebih dahulu tapi nanti, dia akan kembali dan membuat perhitungan k
Joy menunggu di dekat pelabuhan. Dia mengawasi para tamu yang turun dari atas kapal dari jarak yang cukup jauh. Dia sangat berharap Harmoni dapat melarikan diri setelah melewatkan malam tak menyenangkan itu dengan Aiken Smith.Tidak seharusnya dia salah orang, tapi siapa yang bisa membedakan antara Aiken dan Archer? Mereka berdua kembar identik yang memiliki rupa sama sehingga membuat siapapun sulit membedakan mereka berdua tapi dia pernah mendengar gosip, jika Archer seperti seorang idiot sedangkan Aiken tidak.Seharusnya dia meminta video kepada Harmoni bukannya sebuah foto karena dengan sebuah foto, akan sulit membedakan mereka berdua tapi dia juga tidak tahu seidiot apa Archer Smith. Joy memantau menggunakan sebuah teropong. Dia melihat satu persatu orang yang turun dari atas kapal yacht itu tapi dia belum melihat keberadaan Harmoni. Dia juga berusaha mencari keberadaan Aiken, tapi pria itu pun tidak terlihat.Ke mana sebenarnya Harmoni pergi? Apa telah terjadi sesuatu dengannya
Harmoni benar-benar tidak mengingat apa pun. Dia bahkan tidak ingat apa yang telah terjadi dengan mereka semalam dan apa yang telah mereka lakukan. Aiken pun tidak membunuhnya karena tujuannya tapi karena kebohongannya membuat Harmoni mengekorinya terus menerus. Mereka sedang mencari air bersih juga sesuatu yang dapat mereka makan di pulau itu sebelum malam benar-benar tiba. Mereka harus bertahan sampai anak buahnya menemukan mereka. Pulau itu begitu luas. Mereka tidak mungkin menjelajahinya apalagi mereka tidak tahu bahaya yang ada di pulau itu. Asalkan menemukan air dan makanan, itu sudah cukup. “Kakiku sakit, bisakah kita berhenti sebentar?” Pinta Harmoni padanya. Mereka berdua tidak menggunakan alas kaki dan pakaian mereka pun sudah compang-camping. “Sudah aku katakan padamu, tunggu saja di sisi pantai tapi kau tetap ingin mengikuti aku!” “Aku tidak mau kau pergi sendirian. Bagaimana jika kau tidak kembali lagi?” “Kenapa? Apa kau mengkhawatirkan aku?” “Mengkhawatirk
Joy kembali ke organisasi karena dia tidak menemukan keberadaan Harmoni. Dia harus memberikan laporan pada pemilik organisasi jika mereka kehilangan pembunuh terbaik yang mereka miliki dan dia pun harus memberitahu jika misi mereka telah gagal. Seorang pria dengan postur tubuh yang cukup tinggi telah menunggu kedatangannya. Pria itu berkulit hitam dengan kepalanya yang tak memiliki rambut. Pria itu adalah Denzel Ward dan dialah pemilik organisasi itu.Seseorang membayarnya dengan harga yang cukup tinggi untuk melenyapkan Archer Smith dan pekerjaan itu sia serahkan kepada Joy juga Harmoni. Kini dia menunggu kabar baik tapi Joy justru menghampirinya dengan tergesa-gesa. "Aku harap kau memberikan kabar baik untukku, Joy. Kau tahu aku tidak terima kabar buruk apalagi kegagalan!""Maaf, Sir. Kali ini aku benar-benar harus menyampaikan kabar tak menyenangkan untukmu, " Joy berdiri cukup jauh dari pria itu. Dia terlihat begitu waspada apalagi dia sangat tahu Denzel akan membunuh siapapun t
Api unggun sudah menyala. Kali ini mereka tidak perlu tidur di sisi sungai lagi karena mereka telah menemukan tempat untuk menyimpan air bersih. Mereka pun sudah memiliki makanan karena Aiken berhasil menangkap beberapa ekor ikan menggunakan tombak kayu yang dia buat seadanya. Mereka berdua berada di sisi pantai, menikmati makan malam mereka. Di situasi seperti itu, dapat menikmati ikan bakar sudah seperti menikmati hidangan mewah dari restoran saja. Harmoni yang kelaparan makan begitu banyak. Aiken membersihkan tulang ikan untuknya. Dia memperlakukan Harmoni seolah-olah wanita itu benar-benar dia cintai. Dia memang sudah gila tapi anggap dia sedang berakting agar Harmoni percaya jika mereka berdua benar-benar suami istri. “Tidak perlu terburu-buru, Harmoni,” dia kembali memberikan sepotong ikan bakar yang baru saja matang. “Maaf, aku benar-benar lapar dan aku tidak bisa menahannya,” semenjak mereka terdampar, yang dia makan hanyalah buah-buahan yang tidak begitu enak itu
“Di sini!” Harmoni melompat di bibir pantai sambil melambaikan kedua tangannya pada beberapa kapal yang tampak mendekati Pulau itu.Pagi sudah menjelang, dia terbangun karena mendengar suara kapal. Aiken masih tidur. Harmoni tidak sempat membangunkannya karena dia takut kapal-kapal itu pergi tanpa melihat keberadaan mereka.Suara teriakannya kini membuat Aiken terbangun. Pria itu beranjak dengan perlahan, Harmoni masih melompat sambil berteriak memanggil kedua kapal yang semakin mendekat."Kenapa kau berteriak?" Harmoni berpaling, mendengar suaranya. “Ada kapal yang datang!” Harmoni berlari menghampiri dengan wajah berseri.“Bagus!” Dia yakin mereka adalah anak buahnya.“Cepat pakai bajumu!” Harmoni melemparkan pakaian Aiken dengan wajah memerah karena di atas tubuh pria itu terdapat bercak merah yang dibuat olehnya.Dia kembali berlari ke sisi pantai dan kembali melompat supaya terlihat oleh orang-orang yang ada di atas kapal itu. Aiken begitu santai. Dia menghampiri Harmoni sambil
"Mommy... Mommy, sakit perut!" Axel berlari menghampiri ibunya sambil memegang perutnya yang sakit. "Wah, ayo cepat!" Harmoni beranjak, dia hendak menggendong putranya tapi tiba-tiba saja pandangannya berputar. Dia hampir jatuh tapi beruntungnya Harmoni berpegangan kuat pada kursi. "Kenapa, Mommy?" putranya tampak mencemaskan dirinya "Tidak. Tidak ada apa-apa." Sepertinya dia terlalu lelah menjaga Axel yang mulai aktif. Harmoni membawa putranya pergi ke kamar mandi. Dia menjaga Axel sambil berdiri di depan pintu. Dia merasa ada yang salah dengan keadaannya itu dan dia mulai mengingat kapan terakhir dia datang bulan. Sesungguhnya ini bukan pertama kali dia merasa pusing seperti itu. Dia sudah merasakannya sejak beberapa hari belakangan bahkan dia sering memuntahkan makanan yang mudah makan. Dia tidak pernah mengeluh sama sekali karena dia masih bisa menahannya tapi sekarang dia jadi curiga dengan keadaan yang dia alami. "Sudah, mommy. Axel sudah selesai!" Putranya m
"Mommy, Uncle dan Aunty mau menikah!" Perkataan putranya mengejutkan Harmoni.Dia dan Aiken sudah berada di restoran tapi mereka tidak menemukan keberadaan Joy dan Stuart. Harmoni menghubungi sahabat baiknya tapi yang menjawab justru putranya. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, apalagi perkataan putranya itu. Dia menanyakan di mana mereka berada dan cukup terkejut karena mereka berada di kantor catatan sipil. Harmoni mengajak suaminya pergi ke sana tapi dia masih berbicara dengan putranya. Dia bahkan ingin berbicara dengan Joy tapi Axel berkata Joy sedang berganti pakaian. "Apa maksud Axel? Apa Aunty dan Uncle benar-benar mau menikah?""Axel tidak tahu, Mommy. Aunty Joy berkata Dia suka dengan anak-anak dan Uncle mau memberikannya.""Wah," meski ucapan putranya kurang jelas tapi dia dapat mengerti apa yang dimaksudkan. "Jika begitu Mommy dan Daddy akan segera pergi ke sana.""Cepat, Mommy. Axel mau makan enak!" Ucapan putranya membuat Harmoni tertawa. Sepertinya Axel belum
“Aunty!” Teriakan Axel mengalihkan perhatian Joy yang sedang menunggu Harmoni.Joy berpaling melihat ke arah pintu masuk. Sedotan yang ada di mulut terjatuh. Dia tampak mengagumi sesuatu tetapi bukan Axel yang sedang melambai ke arahnya melainkan Stuart yang berjalan masuk.Axel berada di dalam gendongan Stuart. Tatapan Joy tidak berpaling sama sekali dari pria itu. Entah kenapa dia merasa Stuart seperti hot Daddy yang begitu menggoda.Pria itu menghampirinya dengan gagah. Dia menggendong Axel dengan satu tangannya saja sehingga otot tangannya terlihat. Joy mulai mengaduk minuman, dia masih terlihat terpana.“Aunty, Axel datang untuk makan enak!” Axel kembali memanggilnya tapi perhatian Joy tak teralihkan dari wajah Stuart.“Aunty?” Axel kembali memanggil.“Oh, hm,” Joy mengalihkan perhatiannya, “Aunty juga ingin makan enak,” minumannya kembali diseruput. Dia baru menyadari jika Stuart terlihat tampan.“Aunty, Aunty lihat apa?” Pertanyaan itu mengalihkan perhatiannya.“Oh, tidak. Mana
Tom makan dengan lahap, makanan yang baru saja disediakan. 3 tahun berada di sana, dia justru menikmati hidupnya. Walaupun dia terkurung di tempat itu dan tidak bisa pergi kemanapun tapi dia menjalani kehidupannya dengan nyaman.Tidak ada yang menyiksa dirinya. Dia pun diberi makan. Dia tidak perlu memikirkan apa pun. Dia tidak tahu apa yang terjadi karena Harmoni tidak pernah datang lagi setelah hari itu.Dia menebak Harmoni telah mati dibunuh oleh Danzel. Bisa saja gara-gara kejadian itu, Aiken melupakan dirinya dan tidak berminat untuk membunuhnya lagi.Makanan yang disediakan pun tidak buruk. Dia merasa tidak seperti seorang tawanan tapi dia tak tahu jika itu adalah makanan terakhir yang akan dia nikmati.Sebuah tong besar yang terbuat dari kaca dibawa masuk ke dalam. Tom berhenti makan, dia tampak heran karena anak buah yang selalu menjaganya selama ini terlihat begitu sibuk.Dia menyimpan piring makanan yang sudah kosong ke atas lantai dan meneguk minumannya dengan cepat. Dia
Setelah menikah, mereka tidak berencana pergi berbulan madu. Harmoni tidak mau melakukannya. Dia merasa tidak perlu karena mereka sudah memiliki anak. Dia pun tidak ingin meninggalkan putranya. Dia ingin putranya mendapatkan apa yang seharusnya dia dapatkan yaitu kasih sayang dari mereka. Siang itu dia ada janji dengan Joy. Setelah menikah, banyak yang dia lakukan. Salah satunya mengambil tulang belulang kakaknya yang masih berada di rumah sakit. Tadinya dia berencana membawa pulang tulang belulang kakaknya ke kampung halaman tapi dia mengurungkan niat dan memutuskan untuk memakamkan kakaknya di makam pribadi milik keluarga Aiken. Tidak saja kakaknya yang dimakamkan di sana. Putri kecilnya sudah dipindahkan beberapa minggu yang lalu. Dia dan Aiken pergi secara langsung untuk memindahkan makam Putri mereka. Satu hal yang dia lupakan, dia lupa dengan keadaan orang kepercayaan Danzel yang masih berada di markas Aiken. Dia belum menanyakan hal itu dan dia tidak tahu apakah pria itu ma
Beberapa waktu telah berlalu, acara pernikahan dipersiapkan dengan cepat tapi Harmoni tidak melibatkan diri karena dia sibuk menjalani operasi. Dia ditemani oleh Aiken, putra mereka bersama dengan sang nenek. Keluarga besar Aiken tentu membantu apalagi dia memiliki banyak sepupu. Mereka dengan sukarela membantu Aiken untuk menyiapkan pernikahannya dengan Harmoni sehingga Aiken berfokus dengan operasi yang dijalankan oleh Harmoni. Pernikahan itu akan diadakan secara tertutup. Tidak banyak yang diundang karena Harmoni sudah tidak memiliki siapapun lagi. Hanya Joy saja yang dia undang karena dia memang tidak begitu memiliki banyak teman. Semua persiapan sudah selesai. Operasi yang dijalani oleh Harmoni pun berjalan dengan lancar. Dia kira wajahnya tidak akan kembali lagi tapi rupanya dokter yang menangani dirinya mampu mengembalikan wajahnya seperti semula. Tidak ada bekas luka bakar, satu goresan pun tidak ada. Semuanya tampak seperti semula dan tentunya ada bagian kulit lain yan
Joy telah mendapatkan kabar jika Harmoni sudah ditemukan. Kabar itu tentu memberikan kebahagiaan baginya. Joy tidak membuang waktu sama sekali, dia bergegas kembali karena dia sangat ingin bertemu dengan Harmoni.Entah bagaimana kabar Harmoni dan entah bagaimana dia bisa lolos dari ledakan itu, dia benar-benar ingin tahu.3 tahun dia hidup dalam perasaan bersalah dan tak hentinya dia menyalahkan diri atas kematian sahabat baiknya itu tapi hari ini, kabar baik justru dia dapatkan dari Stuart. Selama 3 tahun itu pula, dia tak henti mencari keberadaan Harmoni. Meski dia tidak kembali ke tempat kejadian itu lagi, tapi dia tak henti menelusuri CCTV untuk mencari jejak keberadaan sahabat baiknya. Harmoni menunggunya di restoran. Dia telah mendapat kabar dari Stuart jika Joy ingin bertemu dengannya. Dia pun sudah tidak sabar untuk bertemu dengan sahabat baiknya dan dia berada di sana bersama dengan Aiken. Mereka baru saja dari rumah sakit untuk berkonsultasi. Luka bakar di wajah Harmoni
Harmoni pergi mandi, untuk membersihkan tubuhnya yang kotor. Aiken mencarikan baju ibunya yang dapat dipakai oleh Harmoni. Dia sudah mengatakan pada ibunya jika Axel memiliki saudara kembar tapi telah tiada.Kabar itu tentu saja membuat sedih tapi mereka tidak bisa menyalahkan Harmoni karena mereka pun tahu Harmoni hidup menderita selama ini.Aiken kembali ke kamar setelah menemukan baju yang dapat dipakaikan oleh Harmoni. dia masuk ke dalam kamar mandi tanpa mengetuk dan apa yang dia lakukan mengejutkan Harmoni.Harmoni menutupi tubuhnya dengan cepat. Jujur saja dia malu Aiken melihat tubuhnya yang dipenuhi dengan bekas luka bakar.“Untuk sementara waktu, pakai pakaian ini terlebih dahulu,” dia memberikan pakaian itu.“Terima kasih, Aiken. Bisakah keluar sekarang?”“Kenapa, apa kau tidak suka aku berada di sini?”“Tidak. Aku hanya tidak mau kau melihat tubuhku yang sudah tidak bagus ini lagi!” Harmoni memeluk lengannya. Sebagai seorang perempuan tentu dia sangat malu dengan keadaanny
Pada akhirnya, Harmoni harus kembali dengan Aiken. Dia sudah berusaha menolak dengan begitu banyak alasan tapi Aiken tidak memperdulikan apa yang dia katakan. Dia telah mencari begitu lama, lalu bagaimana mungkin dia membiarkan Harmoni pergi darinya begitu saja?Dia memaksa Harmoni untuk ikut. Dia bahkan sedikit memberikan ancaman yang membuat Harmoni tidak memiliki pilihan karena jika dia tidak pulang, maka selamanya dia tidak akan bisa bertemu dengan putranya.Itu bukanlah hal yang dia inginkan, dia menitipkan putranya bukan berarti dia tidak ingin bertemu dengan putranya lagi. Ancaman itu membuatnya tidak berdaya sama sekali.Sepotong roti berada di tangan, Harmoni memakannya dengan lahap. Dia benar-benar lapar, dia tidak peduli Aiken melihatnya. Dia tidak pernah berpikir pria itu akan mencarinya dan dia pun tidak pernah berpikir akan kembali dengan pria itu lagi.Harmoni sedikit berubah, dia lebih banyak diam dan menunduk. Dia lebih tertutup dan menjaga jarak dengan Aiken. Dia ba