แชร์

Bab 51

ผู้เขียน: Mita Yoo
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-24 20:00:30

Pelabuhan yang sepi itu disinari lampu sorot kapal-kapal yang berlabuh. Reve terbaring lemah di antara tumpukan karung, kemeja putihnya yang bersih dan membuatnya gagah kini compang-camping, berlumuran darah dan lumpur. Saat lampu mobil mendekat, dia menyipitkan mata, berusaha mengenali sosok yang melangkah mendekat.

“Aku tidak menyangka ternyata kau semenyedihkan itu, Reve,” ucap seorang wanita yang ternyata Shara, suaranya dingin seperti es. Dia berdiri dengan tinggi, mengenakan gaun sutra mewah yang masih mulus, kontras dengan keadaan Reve yang mengenaskan.

“Shara. Aku—” Reve mencoba bangkit, tapi tubuhnya terlalu lemah.

“Diam!” bentak Shara, matanya menyala-nyala karena kemarahan. “Aku benar-benar marah karena kau meninggalkan aku di malam pertama kita!”

Reve menarik napas dalam, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Sayang, aku minta maaf,” ucapnya, suaranya serak penuh penyesalan.

Namun Shara hanya meleng
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 65

    Dokter Cael mengangkat jarum suntik itu, membiarkan ujung logam dari jarum yang dipegangnya itu menangkap cahaya. Reve terus memberontak, berusaha melepaskan kain ikatan di pergelangan tangan dan kakinya.“Lepaskan aku! Kau bukan dokter! Lapaskan!”Dokter Cael menyeringai. “Baiklah ... aku akan memberikannya dengan paksa jika kau terus berontak seperti ini, Reve. Pilihannya ada di tanganmu. Apakah kau akan menerima 'penyembuhan' dariku dengan sadar, atau haruskah kita memakai cara yang lebih tidak menyenangkan? Bagaimanapun juga, hasil akhirnya akan sama. Kau akan melupakan gadis bernama Laura itu.”Setiap kata yang diucap Dokter Cael seperti pukulan palu godam bagi Reve. Itu bukan lagi sekadar konsultasi, melainkan penghapusan dirinya, pencurian satu-satunya hal yang masih membuatnya merasa hidup.“Tidak! Tidak boleh! Kau tidak bisa melakukannya padaku! Dia milikku!” teriak Reve, jeritan itu penuh dengan keputusasaan dan klaim

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 64

    “Anak kami sedang ... bersenang-senang dengan istrinya. Dia baru menikah. Anda tahu, seorang suami yang baru saja menikah. Ya, begitulah,” jawab Thomas, menyembunyikan fakta bahwa Reve sedang berburu Laura secara putus asa.“Baik. Saya perlu bertemu dengannya secara langsung, beberapa kali, sebelum dapat menentukan tindakan atau diagnosis yang tepat, Tuan Thomas,” dokter Cael mencoba menjelaskan dengan tegas.Wajah Thomas berkerut sedikit, menunjukkan ketidaksabarannya. “Apakah Anda tidak bisa langsung memberinya sesuatu? Sebuah obat untuk ... memanipulasi ulang ingatannya? Mengunci semua ingatan buruk itu jauh-jauh di dalam pikirannya?” Nada tergesa-gesa terdengar dalam suaranya. Ia menginginkan solusi cepat, sebuah reset.Dokter Cael tersenyum tipis, sebuah ekspresi yang dingin dan tidak menghibur. “Maaf, Tuan. Etika profesi saya tidak mengizinkannya. Saya harus bertemu dan menilai pasien secara langsung. Tanpa itu, segala intervensi bisa

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 63

    Kalimat itu meluncur dari bibir Reve, hancur dan parau, tenggelam dalam deru mobil dan gemuruh kota yang acuh. Sebuah pertanyaan yang ditujukan pada angin, pada bayangan, pada kekosongan yang menusuk di dalam dirinya.“Kau di mana, Sayang?”Tidak ada jawaban. Hanya kesibukan orang-orang yang terus berjalan, masing-masing membawa kehidupan mereka sendiri, tidak peduli dengan drama putus asa seorang pria di dalam mobil mewah. Ponsel di kursi penumpang tetap diam, layarnya gelap, sebuah pengingat betapa mudahnya seseorang menghilang dari hidupnya.Pertanyaan itu bukan lagi sekadar pencarian fisik. Itu adalah teriakan jiwa yang tersesat. Reve telah menghabiskan waktunya membangun tembok kekuasaan dan kontrol, percaya bahwa segalanya bisa dimiliki, termasuk cinta. Namun Laura, dengan kepergiannya, telah meruntuhkan semua itu. Dia menyadari dengan getir bahwa istana yang ia bangun ternyata adalah penjara, dan satu-satunya kunci yang bisa membebask

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 62

    Pengakuan itu terasa seperti kekalahan bagi Laura. Setelah semua yang terjadi, setelah pengakuan Argo tentang nasib Ana, setelah ia menyaksikan sendiri sisi gelap Reve, hatinya yang terluka masih saja berdebar-debar untuknya.Apakah itu cinta? Atau sekadar ketergantungan pada sebuah kenangan yang sudah tidak lagi nyata?Dia membuka matanya, memandang laut biru kelabu di kejauhan. Laut yang sama yang mungkin juga dipandang oleh Reve saat ini. Apakah dia juga merasakan hal yang sama? Ataukah dia sudah terlena dalam pelukan Shara, melupakan semua janji manisnya pada Laura?Kerinduan itu berubah menjadi pertanyaan yang menggantung, sebuah misteri yang jawabannya terletak pada janji satu tahun yang tiba-tiba terasa seperti siksaan yang terlalu panjang.“Apa aku bisa bertahan?” bisik Laura.***Suara Shara memotong kesunyian ruangan kerjanya, tajam dan penuh urgensi, namun masih menyisakan getaran halus da

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 61

    “Aku hanya ingin membuatmu tenang, Reve,” jawab Shara, suaranya bergetar mencoba membela diri. Senyumnya pudar, digantikan oleh ketakutan yang mulai merayap di matanya.“TENANG?” Reve menggebrak meja kerjanya dengan keras hingga semua benda di atasnya bergetar. Suara itu menggema di ruangan yang sunyi, membuat Argo yang berdiri di samping secara refleks menegakkan bahunya. “Aku tidak akan pernah tenang, Shara! Tidak sebelum aku menemukan Laura! Kekasihku! Apakah kau mengerti?!”Wajah Shara memucat, namun sebagai seorang wanita yang dibesarkan di dunia bisnis, dia berusaha keras untuk tetap berpegang pada akal sehat. “Tapi, Reve,” katanya, berusaha menenangkan, “hari ini kita ada pertemuan penting dengan para pemegang saham. Pertemuan untuk menunjuk direktur baru perusahaan keluargaku. Ibuku sudah menunggu kita. Ini sangat krusial.”Reve mengangkat tangannya dan dengan frustrasi yang mendalam, mengacak-acak rambutnya yang rapi hingga berantak

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 60

    Fajar menyingsing, menembus jendela kamar kecil di rumah biru itu dengan cahaya pucat. Laura terbangun, dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, kepalanya terasa ringan. Tidak ada mimpi tentang Reve. Tidak ada bayangan yang menghantuinya dalam tidur. Hanya ada keheningan kosong.Secara refleks, tangannya meraba tempat tidur di sampingnya. Hanya ada dinginnya seprai yang kosong. Biasanya, di saat-saat seperti ini, ponselnya sudah penuh dengan pesan dan panggilan tak terjawab dari Reve. Namun pagi itu, layarnya tetap gelap dan sunyi. Janji satu tahun yang diucapkan Reve itu tiba-tiba terasa sangat nyata, dan sangat menyakitkan. Reve benar-benar memberinya jarak, persis seperti yang diinginkan Shara, untuk kebebasannya. Sebuah kenyataan yang justru melukainya.Hidup di rumah Argo terasa asing dan membuatnya tidak nyaman. Setiap sudut rumah ini, dengan kesederhanaannya yang bersih dan foto Ana yang selalu memandang, mengingatkannya bahwa dia hanyalah

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status