Share

Bab 99

Author: Mita Yoo
last update Last Updated: 2025-10-18 22:29:12

Laura menunduk, tidak sanggup menatap mata Dylan yang penuh pertanyaan itu. Di tengah kerinduannya akan masa lalu dan rasa sakit karena dilupakan, kehadiran Dylan yang terlihat tulus terasa seperti anugerah sekaligus beban.

Laura tidak ingin melukai siapa pun, tetapi hatinya masih terluka karena pria itu, pria yang telah menyentuhnya dan kini bahkan tidak mengingatnya.

“Saya tidak ada hubungan apa pun dengannya, Dokter,” jawab Laura.

Dylan mengangguk, tetapi sorot matanya mengatakan bahwa dia tidak sepenuhnya percaya. Dia tidak pernah meragukan ucapan Laura, tetapi karena dia bisa merasakan dalamnya luka yang ditinggalkan oleh pria yang disebut Laura tidak ada hubungan dengannya itu.

“Laura,” Dylan memanggilnya dengan suaranya yang lembut. “Terkadang, luka yang paling dalam justru datang dari orang-orang yang seharusnya tidak berarti apa-apa bagi kita.”

Dylan tidak menekan, tidak memaksa Laura untuk bercerita. Dia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 104

    Reve membuka matanya perlahan. Dan kali ini, bukan dengan tatapan kosong. Sebuah api menyala di kedalaman pupilnya. Api kemarahan yang terlihat lebih besar dari apa yang ada di bayangannya. Dan dia merasakan hal itu sepenuhnya miliknya.“Aku marah …” ujarnya, suaranya rendah dan bergetar, seolah berbicara pada dirinya sendiri. “Aku marah karena ... karena aku merasa dikhianati.”Reve menatap tangannya yang masih mengepal, seolah bisa melihat batu kemarahan itu di telapak tangannya.“Oleh siapa, Reve? Siapa yang berkhianat?” tanya Caleb dengan lembut, membimbingnya.Reve menggeleng, frustrasi karena tidak bisa memberitahu nama seseorang atau hal apa yang membuatnya merasa dikhianati dan marah. “Aku tidak tahu! Tapi … rasanya seperti ... seperti ada yang mengambil sesuatu dariku. Sesuatu yang sangat berharga.” Dia menatap Caleb, matanya penuh penderitaan. “Seperti ada yang masuk ke kepalaku dan ... mencuri diriku.”

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 103

    Caleb menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Reve, menciptakan ruang yang lebih intim di dalam ruang interogasi yang steril dari orang selain Argo dan Irene. Suaranya lembut, seperti seorang teman yang siap menjadi pendengar untuk cerita Reve.“Baiklah, Reve. Mari kita tinggalkan foto ini untuk sementara,” ujarnya, dengan sengaja menggeser foto Ana ke samping. “Mari kita fokus pada Laura. Katakan padaku tentang dia. Apa hal pertama yang muncul di pikiranmu ketika mendengar namanya?”Reve menutup matanya, dahinya berkerut. Sebuah gambaran samar muncul. Sebuah senyuman, tawa yang berderai, perasaan hangat yang tiba-tiba menyergapnya, diikuti oleh rasa sakit yang tajam di kepalanya. Dia mengerang.“Itu ... rasanya kepalaku sakit,” gumamnya, tangannya menekan pelipisnya.“Sakit itu biasa, Reve,” Caleb membimbing dengan tenang. “Itu sering kali terjadi saat kau sedang dalam mode pertahanan. Otakmu sedang berusaha bertahan. Coba l

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 102

    Reve tertawa getir, matanya menatap tajam Argo dengan kemarahan dan rasa dikhianati yang mendalam. “Apa-apaan ini Argo? Apa salahku? Apa kau sedang bermain polisi-polisian denganku?”Dengan tenang, Argo mengeluarkan sebuah lencana berkilau dan tanda pengenal resmi dari saku dalam jaketnya. “Saya adalah pasukan khusus yang ditugaskan untuk memata-matai Anda, Tuan Reve,” ujarnya, suaranya datar dan profesional, sama sekali berbeda dengan sopir setia yang selama ini Reve kenal.Wajah Reve berubah pucat, lalu merah kembali oleh amarah. “Lelucon macam apa ini?” geramnya, suaranya meninggi. “Kau sudah menjadi sopirku selama ini. Kau mengkhianatiku!!”“Selama ini saya hanya melakukan pekerjaan saya,” balas Argo dingin, tidak tergoyahkan oleh ledakan emosi Reve.Saat itu, pintu ruang interogasi terbuka dan seorang jaksa wanita bernama Irene masuk dengan langkah tegas. Dia meletakkan sebuah map di atas meja dan duduk berseberangan denga

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 101

    Di rumah sakit, suasana berlangsung cepat dan penuh tekanan. Petugas medis segera membawa Reve ke ruang gawat darurat. Setelah serangkaian pemeriksaan, termasuk CT scan, dokter menyimpulkan bahwa Reve beruntung. Dia tidak mengalami gegar otak atau cedera kepala serius, hanya memar dan luka di kulit kepala yang membutuhkan jahitan.Saat Reve mulai sadar, kepalanya berdenyut-denyut, tetapi pikirannya, ingatan tentang hal yang dilupakannya, masih sama kaburnya. Kabut yang sengaja dipelihara oleh obat-obatan Dokter Cael masih menyelimuti ingatannya.Kilasan tentang Laura, yang sempat memicu serangan sakit kepala sebelumnya, kini tenggelam kembali, diredam oleh kombinasi pukulan dan obat penenang yang diberikan di rumah sakit.Argo berdiri di luar tirai ruang gawat darurat, merasa lega sekaligus hancur. Rencana nekatnya berhasil. Reve tidak akan menghadapi Thomas hari ini. Namun, dia harus membayarnya dengan menjadi orang yang melukai tuannya sen

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 100

    Kepala Reve tiba-tiba terasa seperti dihantam oleh palu godam, rasa sakit yang tajam dan tiba-tiba membuatnya menjerit dan membungkuk, tangannya mencengkeram pelipisnya.“Aargh!! Sakit sekali!”Shara panik, turut berlutut di samping Reve. “Sayang, ada apa?”“Ambilkan obatku! Obat! Cepat!!” Reve berteriak sambil menunjuk ke arah tas obat miliknya. Suaranya kesakitan.Dengan tangan gemetar, Shara merogoh tas obat Reve dan mengeluarkan pil yang diresepkan Dokter Cael. Dokter yang berperan sebagai penjaga gerbang yang dirancang untuk menekan segala ingatan buruk Reve yang memberontak.Reve meraih obat yang telah diresepkan untuknya dan menelannya dengan air yang ditawarkan Shara. Dia dengan patuh menelan obat untuk penyembuhannya itu.Saat obat mulai bekerja, rasa sakitnya mereda, digantikan oleh rasa hampa yang sama seperti sebelumnya. Namun kali ini, ada sisa-sisa kegelisahan di benaknya.

  • Terjerat Hasrat Tuan Muda Kejam   Bab 99

    Laura menunduk, tidak sanggup menatap mata Dylan yang penuh pertanyaan itu. Di tengah kerinduannya akan masa lalu dan rasa sakit karena dilupakan, kehadiran Dylan yang terlihat tulus terasa seperti anugerah sekaligus beban.Laura tidak ingin melukai siapa pun, tetapi hatinya masih terluka karena pria itu, pria yang telah menyentuhnya dan kini bahkan tidak mengingatnya.“Saya tidak ada hubungan apa pun dengannya, Dokter,” jawab Laura.Dylan mengangguk, tetapi sorot matanya mengatakan bahwa dia tidak sepenuhnya percaya. Dia tidak pernah meragukan ucapan Laura, tetapi karena dia bisa merasakan dalamnya luka yang ditinggalkan oleh pria yang disebut Laura tidak ada hubungan dengannya itu.“Laura,” Dylan memanggilnya dengan suaranya yang lembut. “Terkadang, luka yang paling dalam justru datang dari orang-orang yang seharusnya tidak berarti apa-apa bagi kita.”Dylan tidak menekan, tidak memaksa Laura untuk bercerita. Dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status