Share

Serabi

“Aku pulang telat, Ya Kop. Kamu tidur duluan saja,” kata Bastian siang itu.

Pria itu membenarkan posisi kemejanya dan gesper yang melingkar di pinggangnya. Sedangkan sang istri membawakan tas berisi laptop dan mengantarkan hingga teras rumah.

“Emang mau kemana?”

“Lembur aja,” jawab Bastian singkat.

Pria itu melipat kakinya lantas memeluk perut buncit sang istri. Akhir-akhir ini, Bastian sering melakukan hal semacam ini. Cilla tidak tahu sedang apa suaminya itu di sana. Dia melihat Bastian seperti mengobrol dengan perutnya berakhir mengecup perutnya.

"Tian, hati-hati ya. Gak usah ngebut," ucap wanita hamil itu.

Bastian sambil memandang tajam sang istri. Ia meraih rambut Cilla dan mengusapnya lembut, menampilkan senyuman tipis yang hampir tak terlihat di bibirnya.

Cilla menatap Bastian dengan ekspresi cemas. Ia menatap ujung sandalnya, seolah sedang mencari keberanian atau alasan untuk tidak ditinggalkan oleh Bastian.

Bastian mencoba menebak apa yang ada di pikiran istrinya. Dengan ra
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status