Share

Bab 2

Author: Tarasari
Talia tidak menyangka Atmaja berubah pikiran begitu cepat. Sebelumnya Atmaja masih bersikap ramah, sekarang dia langsung ingin menghabisi Talia.

Talia baru menyadari dirinya pasti celaka saat lengannya ditarik dan tubuhnya diangkat. Dia berusaha keras untuk menenangkan dirinya.

Talia tidak boleh mati. Dia belum membuat Keluarga Respati mendapatkan hukuman setimpal. Talia juga belum menanyakan alasan mereka memperlakukannya dengan kejam. Dia menggenggam poros kereta dengan kuat sehingga sekujur tubuhnya kesakitan saat ditarik.

Talia berteriak, "Tuan Atmaja, aku nggak membohongimu. Tadi aku memang baru mengenalimu. Dulu aku cuma pernah bertemu kamu sekali di istana, jadi aku nggak familier denganmu. Itulah sebabnya tadi aku nggak langsung mengenali identitasmu."

Talia melanjutkan, "Aku bukan orang jahat. Aku memang benar-benar tersesat. Hari ini ibuku yang sudah meninggal berulang tahun. Semua orang di Kuil Ruhi melihatku ...."

Talia diseret makin menjauh dan dia tidak berhenti menggapai tanah sambil meminta ampun. Awalnya Talia masih bisa menjelaskan dengan tenang. Dia meminta Atmaja untuk memastikan kebenarannya, tetapi akhirnya dia yang putus asa berteriak histeris setelah melihat kekejaman Atmaja.

Hujan dan kabut membuat mata Talia kesakitan. Tanah yang dibasahi hujan menodai tubuh Talia.

Atmaja memandangi Talia dengan tatapan dingin. Ekspresinya tetap terlihat santai. Jubah bulu serigala berwarna hitam menutupi rahangnya yang putih. Tatapan Atmaja yang dingin membuatnya tampak mengintimidasi.

Ketika Pirata menyeret Talia ke tepi tebing dan hendak melemparnya ke bawah, jubah bulu Talia yang dilumuri lumpur terbuka. Seutas tali merah di lehernya tiba-tiba terlihat.

"Tunggu dulu," perintah Atmaja.

Talia berusaha menarik ranting patah di samping tangannya sembari menangis. Atmaja yang membawa payung berjalan ke tepi tebing seraya menyipitkan matanya. Dia berjongkok, lalu meraih tali merah di leher Talia dan menariknya.

Atmaja menggenggam tali merah dan kepingan giok yang tergantung di tali tersebut. Warna giok itu agak keabu-abuan, tidak seperti giok bening.

Bahkan, bentuk gioknya seperti ekor ular yang patah sehingga terlihat makin aneh. Giok itu dihiasi ukiran cekung yang tidak beraturan bercampur dengan ukiran melingkar yang tersembunyi.

"Dari mana kamu dapatkan giok ini?" tanya Atmaja. Dia menatap Talia dengan tatapan dingin.

Talia menjawab sambil berlinang air mata, "Aku ... memakainya sejak kecil ...."

Atmaja bertanya lagi sembari menyipitkan mata, "Sejak kecil?"

Talia menangis hingga wajahnya memerah. Dia tidak berani berbohong lagi setelah melihat kekejaman Atmaja.

Talia menjelaskan dengan jujur, "Waktu kecil, giok ini sudah dikalungkan ke leherku. Ibuku bilang seorang bibi yang sangat menyayangiku memberikannya kepadaku. Dia juga bilang ini barang peninggalannya yang paling berharga, jadi dia menyuruhku untuk selalu memakainya."

Talia menambahkan, "Ibuku berpesan padaku giok ini nggak boleh diserahkan pada siapa pun."

Ranting patah di tangan Talia berguncang karena diguyur hujan. Talia menangis tersedu-sedu seraya meneruskan, "Aku ... benar-benar nggak membohongimu. Percaya padaku ... aku ...."

Ranting itu tidak bisa bertahan lagi dan terjatuh. Talia yang ikut jatuh berteriak. Saat Talia mengira dirinya pasti mati, tangan seseorang meraih lengan Talia dan mengangkatnya.

Tubuh Talia jatuh ke dalam pelukan yang dingin dan dagunya dijepit. Atmaja mengamati wajah Talia yang dinodai lumpur dan darah dengan saksama. Dia teringat tampang anak kecil gemuk dan menggemaskan yang mengikutinya dulu.

"Kenapa kamu menjadi begitu jelek?" komentar Atmaja.

Talia merasa kesakitan karena dagunya dijepit. Dia sesak saat mencium bau tubuhnya yang dilumuri lumpur dan darah.

Rambut pria di depan Talia masih rapi, bahkan jubah bulu serigalanya tidak basah. Sementara itu, Talia tampak sangat menyedihkan seperti ayam basah kuyup yang bulunya belum dicabut dan memberontak saat dimasukkan ke dalam air.

Talia sangat ketakutan karena hampir mati. Dia juga belum sempat bersyukur setelah terlahir kembali. Ditambah lagi, Talia merasa tidak rela dan takut karena disiksa dengan cara dicekik mati di kehidupan sebelumnya.

Akhirnya, Talia tidak bisa mengendalikan emosinya lagi setelah mendengar Atmaja mengkritiknya jelek. Terserah jika Atmaja ingin membunuhnya, tetapi atas dasar apa Atmaja mengkritiknya jelek? Mata Talia memerah. Dia mendorong Atmaja.

Talia marah-marah, "Memangnya kenapa kalau aku jelek? Apa aku makan gratis di rumahmu? Apa aku membuatmu terganggu? Aku cuma nggak sengaja berjalan ke sini, aku cuma salah jalan ...."

"Kamu memegang kekuasaan besar di pemerintahan sehingga bisa membunuh orang lain sesuka hatimu. Kamu bisa menentukan nasib seseorang sesuai keinginanmu. Tapi, aku nggak pernah menyinggungmu! Kalau kamu nggak mau menyelamatkanku, biarkan saja aku terjatuh dan mati," lanjut Talia.

Talia meneruskan, "Kenapa kamu mau menyelamatkanku dan mendorongku lagi? Kenapa kamu terus mempermainkanku? Kesalahan apa yang kuperbuat? Apa salahku?"

Ketakutan dan kegelisahan membuat Talia melupakan identitas pria di depannya. Air mata Talia terus mengalir.

Talia adalah putri resmi keluarga cabang di Kediaman Respati. Ibu Talia adalah putri pertama Jumanta Raharja yang sudah meninggal. Jumanta merupakan mentor agung.

Jumata mempunyai 2 anak perempuan. Putri pertamanya menikah dengan putra kedua Keluarga Adipati Respati yang bernama Batara dan putri keduanya menikah dengan Raja Hardana.

Batara dan istrinya mati muda. Pasangan suami istri ini meninggalkan putri mereka satu-satunya, Talia. Biarpun tidak dilindungi oleh orang tua kandungnya, Talia yang merupakan satu-satunya keturunan keluarga cabang Kediaman Respati memiliki status yang tinggi di ibu kota.

Ditambah lagi, Talia mempunyai bibi yang sangat protektif dan pengaruh dari kedudukan Jumanta yang terhormat sebagai mentor agung. Bahkan, Kaisar juga menyayangi Talia yang kehilangan orang tuanya saat kecil.

Sejak kecil, Talia dijodohkan dengan putra resmi pertama Keluarga Wicaksana. Nugraha adalah keponakan Permaisuri. Talia juga dilindungi Nendra dari keluarga inti Kediaman Respati dan Rahadi Lawana dari Keluarga Raja Hardana. Rahadi adalah kakak sepupu Talia.

Talia menjalani kehidupan yang bebas dan bahagia. Akan tetapi, kemunculan Limar merusak kehidupan Talia.

Setengah tahun yang lalu, paman ketiga Talia yang bernama Tresna Respati pergi dinas ke luar kota. Dia membawa pulang seorang gadis yang kondisinya menyedihkan dari Provinsi Argani.

Awalnya, Talia mengira Limar adalah sepupu salah satu anggota keluarga kediaman yang bersikap sangat ramah padanya. Siapa sangka, beberapa hari kemudian Tresna mengatakan Limar adalah anak ayah Talia dengan wanita lain. Ayah Talia mempunyai wanita simpanan saat muda.

Seketika Talia tidak bisa menerima kenyataan ini. Dia tidak percaya ayahnya yang sangat mencintai ibunya berhubungan dengan wanita lain.

Namun, paman pertama Talia mengakui hal ini. Paman ketiganya juga mengatakan dia melihat dengan mata kepala sendiri ayah Talia bermesraan dengan wanita itu.

Bahkan, nenek Talia juga ikut membujuk setelah melihat Limar menangis. Bagaimanapun, Limar adalah darah daging ayah Talia dan merupakan kakak yang memiliki hubungan darah dengan Talia. Indriya mengatakan Limar hanya dibesarkan di kediaman agar mereka bisa memberinya makan.

Nendra juga mengatakan kepada Talia dia hanya memiliki satu adik, yaitu Talia. Dia tidak akan membiarkan Limar mendapatkan kasih sayang lebih dari Talia.

Talia yang masih muda sangat polos. Dia menuruti saran mereka dan membiarkan Limar tinggal di kediaman. Talia juga menuruti pesan Indriya dan lainnya untuk menutupi identitas Limar.

Talia mengatakan pada orang luar ibu kandung Limar adalah pelayan baik yang mendampingi ibunya. Sebelumnya, ayah Talia mempunyai anak dengan ibu kandung Limar setelah menerimanya. Hanya saja, dulu Limar dibesarkan di luar ibu kota karena tubuhnya lemah.

Seorang anak wanita simpanan menyamar menjadi putri selir. Talia pun menjadi Nona Kedua Keluarga Respati.

Awalnya Talia mengira hanya bertambah satu orang yang tidak disukainya di kediaman. Siapa sangka, Limar merebut kasih sayang kakaknya, perhatian kakak sepupunya, dan tunangan yang dekat dengannya sejak kecil.

Sementara itu, wajah Talia hancur dan kakinya cacat. Talia dikurung di paviliun terbengkalai yang gelap dan bertahan hidup dengan susah payah. Akhirnya, dia juga dicekik hingga mati.

"Kenapa kalian menindasku? Kenapa? Sebenarnya apa salahku sehingga kalian memperlakukanku seperti ini?" kata Talia.

Talia yang selama ini terus berusaha bertahan tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Air matanya tidak berhenti mengalir. Air hujan yang membasahi wajahnya tidak bisa menutupi ekspresinya yang putus asa.

Jelas-jelas Talia adalah adiknya Nendra dan kekasih Nugraha. Jelas-jelas Rahadi adalah kakak sepupu yang menyayangi Talia sejak kecil.

Talia tidak melakukan apa pun dan tidak pernah menyakiti siapa pun, tetapi kenapa mereka selalu melindungi Limar dan menyalahkan Talia?

Mereka mengatakan Talia tidak pengertian dan murah hati. Latar belakang Limar sangat menyedihkan dan hidupnya dulu sangat menderita. Mereka menyalahkan Talia yang menikmati kemewahan, tetapi tidak mengasihani Limar yang hidup susah.

Namun, bukan Talia yang membuat Limar menjadi anak wanita simpanan. Semua yang diincar Talia memang merupakan miliknya. Limar yang merebut semua milik Talia dan menghancurkan hidupnya.

Mereka melindungi Limar yang lembut dan perhatian, tetapi mereka menyalahkan Talia licik. Hanya saja, apa kesalahan yang diperbuat Talia?

Suara tangisan Talia sangat menyayat hati, seakan-akan dia tidak bisa terlepas dari keputusasaan. Talia yang awalnya menangis histeris hanya terisak sekarang. Dia perlahan duduk di tanah dan memeluk dirinya sendiri.

Talia bergumam, "Aku cuma ingin hidup dengan tenang .... Kenapa ... kalian semua menindasku?"

Rasa sakit yang menusuk membuat Talia menghela napas. Dia seperti terjatuh ke dalam mimpi buruk. Talia memelas sembari terisak, "Kak, aku kesakitan .... Bu, selamatkan aku ...."

Atmaja menahan napas, hatinya terasa sakit. Atmaja membungkuk dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh Talia. Akan tetapi, sentuhan Atmaja malah membuat Talia yang tidak mampu bertahan lagi terkulai. Tangisan Talia terhenti dan dia langsung tumbang ke samping.

Atmaja menarik Talia ke dalam pelukannya. Jubah bulu serigala Atmaja dinodai lumpur. Melihat Talia yang memejamkan matanya pingsan, Atmaja menggendong Talia dan memerintah Pirata, "Kembali ke manor!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 50

    Indriya merasa seperti baru pertama kali mengenal cucunya. Dia mengamati Talia, lalu berujar, "Kenapa kamu bicara begini? Kejadian jatuh dari tebing itu cuma kecelakaan, kenapa kamu terus mengungkit mati?"Indriya melanjutkan, "Kalau tahu kamu begitu takut, aku akan tetap berusaha menjemputmu pulang biarpun sakit hingga nggak bisa turun dari tempat tidur beberapa hari lalu."Indriya hendak menarik tangan Talia, tetapi dia menyadari luka di tangannya yang dibalut kain sangat parah. Indriya terpaksa merangkul bahu Talia dengan lembut. Matanya memerah dan dia berkata seraya terisak, "Nenek yang salah, seharusnya Nenek nggak membiarkan kamu menderita di luar."Talia dipeluk neneknya. Hanya saja, dia malah bergidik. Talia tidak pernah menyadari ternyata neneknya sangat pandai bicara. Perhatiannya bisa membuat Talia terbuai.Jika bukan karena sudah pernah melihat kekejaman Indriya, takutnya Talia benar-benar percaya orang tua di depannya memang menyayanginya.Talia mencubit luka di jarinya d

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 49

    Dari dulu, nenek Talia adalah sosok yang "penyayang". Di kehidupan sebelumnya, Indriya yang memukul Nendra dan menghukum Limar setelah Talia pulang dengan keadaan terluka. Dia juga langsung meminta maaf kepada Berlian.Indriya memeluk Talia sambil menangis tersedu-sedu. Dia memarahi Nendra, Rahadi, dan Nugraha. Indriya yang merasa kasihan pada Talia terus menemaninya di samping tempat tidur sambil berlinang air mata. Dia berharap bisa menggantikan Talia, sepertinya dia lebih sedih daripada Talia yang terluka.Kemudian, Indriya juga yang bersikap dingin saat menyuruh Talia berhenti merajuk. Dia memperingatkan Talia untuk tahu batasan dan memikirkan kepentingan Keluarga Respati. Indriya melarang Talia merusak masa depan Nendra karena masalah sepele.Indriya melihat Talia dikurung di paviliun terbengkalai. Dia membiarkan Nendra dan lainnya menghina Talia. Indriya melihat mereka membantu Limar merebut semua barang peninggalan ibunya Talia secara perlahan dan menyokong Limar menjadi wanita

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 48

    Indriya menjadi bersemangat. Dia tiba-tiba merasa Talia yang terluka di Gunung Caraka kali ini adalah hal bagus. Setidaknya mereka bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Atmaja.Tidak peduli apa yang disukai Atmaja dari Talia. Yang penting Keluarga Respati bisa mendapatkan keuntungan.Sementara itu, Retni tidak merencanakan apa pun. Dia hanya merasa cemburu pada Talia yang mendapatkan kediaman semewah ini. Beberapa hari ini, Keluarga Respati sangat cemas. Namun, Talia malah hidup tenang.Retni melihat bawahan Kediaman Magnolia membawa mereka masuk ke aula depan, tetapi dia tidak melihat Talia keluar.Retni berkomentar, "Apa yang dilakukan Talia? Bu, kamu sudah datang, tapi dia nggak keluar untuk menyambutmu. Sebaliknya, dia malah membiarkan senior menunggu di luar. Benar-benar nggak tahu aturan ...."Dina menyajikan teh. Ekspresinya sangat muram saat berucap, "Nyonya Retni, luka di tubuh Nona Talia belum sembuh. Dia masih harus minum obat setiap hari. Waktu kalian datang, tab

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 47

    Mereka tidak mungkin membiarkan Indriya menunggu di luar, tetapi Talia bisa menghindari Indriya dengan alasan sakit.Mendengar ucapan Dina, Talia menggeleng dan menanggapi, "Menunda nggak bisa menyelesaikan masalah. Kediaman Raja Hardana cukup jauh dari Gang Awar. Biarpun Bibi mendapatkan kabar, dia juga nggak sempat datang."Talia menambahkan, "Lagi pula, hari ini mereka datang untuk menemuiku. Walaupun sekarang aku sekarat, aku tetap nggak bisa menghindari Nenek yang mau bertemu denganku.""Tapi Nona ...," ucap Nia. Dia takut Talia disakiti saat menghadapi kedua orang itu.Talia memang takut kepada Indriya, tetapi terkadang dia tetap harus menghadapi masalahnya sendiri. Talia tidak mungkin selalu bergantung pada Atmaja dan Berlian.Talia berujar kepada Dina, "Bi Dina, tolong suruh orang bawa mereka ke aula depan. Bilang saja aku akan segera ke sana setelah selesai mengobati lukaku."Dina terpaksa keluar setelah melihat Talia sudah membuat keputusan. Namun, dia tetap khawatir. Dina di

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 46

    Sewaktu Indriya pergi ke Gang Awar, cuacanya sangat bagus. Kamala datang ke kediaman untuk mengobati luka Talia.Kuntum bunga mawar di halaman sudah tumbuh. Daun-daun menjalar di bambu. Puri dan Dina mengarahkan beberapa pelayan untuk membuat ayunan di luar.Talia yang bersandar di jendela mengobrol dengan Kamala. Dia mendengar Kamala menceritakan hal menarik yang dialaminya di Suhan saat mengobati orang sakit.Kamala berkata, "Kamu nggak tahu orang-orang aneh yang kutemui. Akhir tahun lalu, aku bertemu dengan orang yang sekujur tubuhnya berbulu. Bahkan bulunya panjang dan hitam pekat. Wajahnya ditutupi bulu sampai-sampai cuma kedua matanya yang terlihat.""Pria itu takut dilihat orang lain, jadi dia menyusup ke balai pengobatan dan berdiri di depan pintu kamarku saat tengah malam. Aku kira dia itu siluman beruang hitam waktu melihat tubuhnya yang hitam. Aku sangat ketakutan dan hampir pingsan," lanjut Kamala.Kamala meneruskan, "Suatu kali, aku kekurangan 1 jenis bahan obat-obatan wak

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 45

    Selama ini, reputasi Keluarga Respati selalu dijaga dengan baik. Keluarga Nugraha pun telah banyak membantu dan gelar kebangsawanan tinggal selangkah lagi untuk diwariskan. Namun, kini semuanya hancur di tangan Talia.Retni berbicara dengan nada penuh amarah, "Kalau gelar Keluarga Respati benar-benar dicabut dan reputasi Nendra rusak karena kejadian ini hingga membuat Kaisar membencinya, aku nggak akan tinggal diam terhadap Talia.""Cukup! Kamu kira situasi ini belum cukup kacau?" Indriya menegur. Melihat Retni masih tidak bisa menerima, Indriya meneruskan dengan kesal, "Waktu kalian memulai semua ini, seharusnya kalian membereskan segalanya sampai bersih.""Kalian ingin menerimanya, tapi nggak mengurus identitasnya dengan baik. Sekarang kalian malah menyalahkan orang lain karena menemukan celah kalian?"Wajah Aris pun menjadi semakin suram. Dia tak pernah menyangka, Talia yang biasanya patuh dan lembut, bisa begitu kejam hingga tak meninggalkan ruang untuk berunding.Indriya menarik n

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 44

    Atmaja bangkit dan melangkah keluar dari dalam istana, lalu menggunakan saputangan untuk menyeka bahunya yang tadi ditepuk. Ekspresinya menunjukkan rasa jijik."Tuan Atmaja, Tuan Aris dan Tuan Nendra masih berdiri di sana," lapor salah satu penjaga.Atmaja melempar saputangan itu ke lantai, lalu melirik ayah anak yang sudah tampak limbung disinari terik matahari. Dia berujar, "Yang Mulia sudah pergi ke tempat selirnya dan nggak meninggalkan pesan. Hanya bilang nanti akan memanggil mereka."Penjaga itu langsung paham. Ternyata kabar yang beredar itu benar. Ayah dan anak dari Keluarga Respati ini telah membuat Atmaja murka.Semua orang tahu, kalau Kaisar sudah masuk ke bagian belakang istana, dia tidak akan kembali ke aula sampai besok pagi.Penjaga itu tak berani berkata banyak dan kembali berdiri di tempatnya. Sementara Aris dan Nendra yang telah berdiri sejak pagi sampai sore hari, mulai pucat karena dehidrasi dan kelelahan.Mereka sempat ingin mencari seseorang untuk bertanya apa mak

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 43

    Atmaja tak menanggapi tatapan penuh senyum Kaisar Atharwa, seakan-akan tak mendengar maksud tersembunyi di balik ucapannya.Dia hanya menjatuhkan bidak hitam ke papan catur, menunduk sambil berkata, "Memang lumayan cocok. Kalau nggak, saya juga nggak akan repot-repot membawa pulang seseorang dari Gunung Caraka yang begitu besar.""Yang Mulia juga tahu, akhir-akhir ini saya sedang pusing dengan urusan transportasi pangan ke ibu kota. Beberapa keluarga bangsawan itu seperti tempurung kura-kura, nggak bisa ditemukan celah apa pun. Saat saya sedang buntu, langit tiba-tiba menunjukkan belas kasih, menganugerahi saya pertemuan ini."Mendengar itu, Kaisar Atharwa tertawa terbahak-bahak. "Kamu ini sungguh berhati batu. Sama sekali nggak tahu caranya mengasihi perempuan.""Saya ini hanya seorang kasim. Mau mengasihi siapa?""Padahal gadis kecil itu kasihan sekali, 'kan?""Saya menyelamatkan nyawanya, memberinya tempat tinggal. Apa yang perlu dikasihani? Kalau nggak ada saya, dia pasti sudah jat

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 42

    Talia sudah menetap di Gang Awar sehingga Kediaman Wicaksana menjadi sangat sunyi.Di luar tampak tenang, tetapi kericuhan di Keluarga Mandaka masih belum mereda. Para anggota Keluarga Respati dan Nendra beberapa hari ini hidup dalam tekanan besar, benar-benar seperti berada di neraka.Aris sebelumnya mengira Talia mudah dikendalikan, sehingga tidak menangani dengan benar dan membiarkan masa lalu Limar terungkap. Fakta bahwa ibu kandung Limar adalah seorang wanita simpanan tak dapat disembunyikan dari orang-orang yang ingin menyelidikinya.Begitu terkuak bahwa Limar adalah anak dari seorang wanita simpanan, sementara Keluarga Respati menganggapnya sebagai anak selir, bahkan membiarkannya menindas keturunan sah hingga hampir membuat Talia yang patim piatu celaka, Keluarga Respati langsung dihujat habis-habisan.Baru saja sidang pagi di istana dimulai, Aris dan Nendra langsung mendapatkan pengaduan dari para pejabat pengawas. Yang satu dituduh tak mampu mengurus rumah tangga, yang satu l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status