Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja

Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja

Oleh:  TarasariBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
50Bab
8Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Di kehidupan sebelumnya, Talia adalah gadis yang paling bermartabat di ibu kota. Namun, dia mati di tangan kakak dan tunangannya karena seorang putri selir. Mereka merebut semua milik Talia dan menghancurkan hidupnya. Mereka menginjak-injak Talia dan menyokong putri selir hingga menjadi sosok yang menakjubkan. Sementara itu, wajah Talia hancur dan kakinya patah. Dia dikurung di paviliun terbengkalai selama bertahun-tahun dan dicekik mati. Setelah terlahir kembali, Talia tidak ingin menjadi batu loncatan mereka lagi. Dia tidak menginginkan kakak yang kejam dan pilih kasih. Talia juga memutuskan hubungan dengan kakak sepupu yang menyayangi wanita munafik. Dia membatalkan pernikahan dengan tunangan yang tidak setia. Saat Talia mengekspos sifat asli putri selir, kakak dan tunangan Talia berlutut di hadapannya sambil memintanya memaafkan mereka. Talia hanya memandangi mereka dengan dingin. Mana mungkin dia memaafkan mereka? Talia mencibir, jangan mimpi! Sekarang Talia sudah mempunyai kakak. Kakak barunya memang merupakan seorang kasim, memiliki reputasi buruk, dan sangat kejam. Bahkan, anak kecil menangis saking takutnya saat tahu dia datang. Namun, dia sangat lembut ketika memanggil Talia "Magnolia Kecil". .... Sewaktu Atmaja berduaan dengan Talia pertama kali, orang lain mengingatkan Atmaja tindakannya tidak sesuai aturan. Akan tetapi, Atmaja berkomentar, "Aku ini kasim, untuk apa aku memedulikan aturan?" Kemudian, Atmaja dan Talia bermesraan di kamar yang hangat. Dia memeluk Talia yang mabuk seraya berkata, "Magnolia Kecil, biar Kakak yang menyayangimu."

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Pada awal musim semi di bulan Februari, salju musim dingin di Gunung Caraka belum mencair. Hujan deras yang mendadak turun diselimuti kabut dan salju. Pohon tilia di dalam hutan yang tertutupi salju diguyur hujan deras.

Seekor kuda liar yang ditunggangi seseorang menerobos masuk. Kuda tersebut memecah ketenangan di tengah salju.

Talia Respati masih tenggelam dalam momen dirinya dicekik. Dia yang sesak terus memberontak. Kemudian, tubuh Talia terpental. Tali kuda menggores jari tangannya dan tubuhnya menghantam tumpukan salju.

Sebelum Talia sempat merespons, tubuhnya sudah berguling ke bawah. Betis Talia membentur bebatuan. Whoosh! Angin kencang menerpa wajah Talia.

Talia yang kesakitan hampir pingsan. Dia mengayunkan tangannya untuk meraih bebatuan yang paling dekat dengannya. Lengan Talia tergores batu hingga muncul luka memanjang.

Setelah tubuh Talia menghantam rerumputan di lereng beberapa kali, dia baru bertumpu pada celah bebatuan untuk menstabilkan tubuhnya.

Talia terus menarik napas. Dia merasakan sesak sebelum dirinya dicekik mati. Talia juga merasakan sakit yang menusuk di sekujur tubuhnya.

Talia memandangi ranting pohon yang patah di atas dengan ekspresi bingung. Di bawah tubuhnya terdapat salju tebal. Bahkan, terdengar suara kuda meringkik di kejauhan. Apa ini ... Gunung Caraka?

Ternyata Talia kembali ke kejadian saat wajahnya hancur dalam kecelakaan di luar Kuil Ruhi. Tahun ini, kakak tiri Talia yang bernama Limar Respati baru masuk ke kediaman. Limar sangat disayang kakak Talia karena memiliki latar belakang yang menyedihkan.

Begitu Limar menangis, kakak sepupu yang menyayangi Talia sejak kecil langsung terenyuh. Tunangan yang dekat dengan Talia sejak kecil juga sangat memanjakan Limar.

Hanya karena Talia dan Limar berselisih, ketiga anggota keluarga yang sangat dekat dengan Talia meninggalkannya di hutan belantara yang terpencil. Mereka membiarkan Talia jatuh dari tebing. Alhasil, kaki Talia patah dan wajahnya hancur.

Air hujan yang dingin terus menghantam wajah Talia. Darah mengalir ke mata Talia sehingga dia merasa kesakitan. Talia berusaha untuk memanjat ke atas, tetapi tubuhnya tergelincir ke bawah begitu dia bergerak.

Talia sangat putus asa. Padahal dia baru kembali. Masa dia harus mati lagi?

Tiba-tiba terdengar suara seseorang. "Sepertinya tadi suaranya dari sini. Eh, ada seekor kuda di sini .... Tuan, mau lihat nggak?"

Orang lain menyahut, "Lihat orang mati?"

Orang yang bicara terlebih dahulu tadi menimpali, "Benar juga ... takutnya orang itu sudah mati setelah jatuh dari tempat yang begitu tinggi ...."

Talia mendengar sepertinya suara yang samar di atas lereng makin menjauh. Dia tidak sempat memikirkan keterkejutan dan kebingungannya sesudah terlahir kembali.

Talia berusaha sekuat tenaga meraih bebatuan di bawah tangannya dan berteriak, "Ada orang di atas? Tolong! Selamatkan aku!"

Seketika suasana di atas menjadi hening. Tak lama kemudian, tampak seseorang menjulurkan kepalanya dan menceletuk, "Wah, orang ini beruntung sekali. Bisa-bisanya dia masih hidup!"

Pandangan Talia terhalangi air hujan, jadi dia tidak bisa melihat jelas wajah orang yang berbicara. Talia hanya bisa melihat jubah jerami yang dikenakannya.

Talia segera memohon, "Perwira, aku ini Nona Kedua dari Kediaman Adipati Respati. Ratu Hardana itu bibiku. Pamanku itu wakil kanselir yang bernama Aris. Tolong selamatkan aku, nanti keluargaku pasti akan memberimu imbalan yang setimpal."

Begitu bicara, air hujan bercampur darah masuk ke mulut Talia. Dia tersedak hingga tubuhnya terhuyung.

Orang di atas berujar dengan ekspresi terkejut, "Tuan, dia ini Nona Kedua dari Kediaman Adipati Respati."

"Anggota Keluarga Respati?" balas orang lain yang berbicara tadi. Dia memerintah, "Bawa dia kemari."

"Oke," sahut orang yang berada di atas lereng. Dia langsung turun setelah mendapatkan perintah. Bebatuan yang hampir runtuh langsung jatuh karena gerakannya.

Talia yang ketakutan segera memejamkan matanya. Tangannya berguncang dan dia berteriak saat terjatuh. Orang itu langsung menangkap Talia, lalu mengangkatnya dan melompat ke atas.

Ilmu bela diri orang itu sangat bagus. Seketika dia sudah membawa Talia ke tempat yang datar.

Ketika Talia berdiri di tengah hutan yang diselimuti salju dan memastikan dirinya sudah diselamatkan, dia berlutut di tanah karena kedua kakinya lemas.

Mata Talia tertutupi darah sehingga dia tidak bisa melihat situasi di depannya dengan jelas. Talia mendongak dan berucap ke arah kereta kuda di depan, "Perwira, terima kasih atas bantuanmu ...."

"Perwira?" sahut orang di dalam kereta kuda. Dia mengulurkan tangannya dari jendela kereta kuda yang terbuat dari kayu dan dihiasi ukiran.

Setelah tirai jendela disingkap, Talia tertegun begitu melihat wajah samping orang itu yang tampan dan rambutnya yang rapi. Pandangan Talia masih terhalangi darah saat melihat langit, bumi, kereta kuda, dan ... Atmaja Sambara.

Wajah Talia pucat pasi. Dia tidak menyangka orang yang menyelamatkannya adalah Atmaja.

Atmaja berasal dari Badan Urusan Internal. Dia merupakan kepala kasim. Atmaja menguasai pasukan ibu kota karena dipercayai Kaisar Atharwa. Dia mengendalikan Pasukan Zirah Hitam yang ditakuti semua orang.

Pasukan itu khusus membantu Kaisar Atharwa membasmi orang-orang yang menentangnya di pemerintahan. Setiap orang yang diincar Atmaja pasti berakhir tragis. Banyak orang mati di tangan Atmaja.

Semua orang di pemerintahan menganggap Atmaja sebagai kepala kasim. Namun, Atmaja memegang kekuasaan besar. Bahkan, keluarga kekaisaran dan bangsawan juga menghormati Atmaja dan memanggilnya "Tuan Atmaja".

Atmaja selalu bersikap dingin dan tindakannya sangat kejam. Dia tidak mempunyai keluarga yang membebaninya. Akan tetapi, Atmaja malah menjadi sandaran terkuat Limar di kehidupan sebelumnya. Limar adalah kakak Talia yang merupakan anak wanita simpanan.

Talia menunduk dengan wajah pucat pasi. Dia teringat hari-harinya sewaktu dikurung Keluarga Respati. Terkadang Talia mendengar orang-orang yang mengawasinya membicarakan hal ini.

Mereka mengatakan Atmaja mengakui Limar sebagai adik angkat dan Atmaja sangat memperhatikan adik angkatnya ini. Dengan ancaman dari Atmaja, tidak ada yang berani meremehkan Limar.

Semua orang di ibu kota menyanjung Limar karena latar belakangnya ini. Biarpun anak wanita simpanan ini hanya berstatus putri selir, martabatnya lebih mulia daripada putri kaisar.

Talia tidak akan pernah melupakan dia dikurung Keluarga Respati di dalam kediaman selama bertahun-tahun karena "cemburu" pada Limar. Saat itu, dia baru jatuh dari tebing curam di Gunung Caraka hingga wajahnya hancur.

Limar malah menikah dengan Nugraha Wicaksana yang sudah lama bertunangan dengan Talia. Pada saat mereka menikah, Talia akhirnya berhasil kabur dengan memanfaatkan situasi yang sedang ramai.

Namun, Talia malah bertemu Atmaja di depan pintu. Kala itu, Atmaja yang mengenakan jubah berdiri di depan kakak Talia yang bernama Nendra Respati.

Atmaja bertanya dengan ekspresi dingin, "Siapa dia?"

Nendra menjawab dengan ekspresi jijik, "Orang gila di kediaman. Maaf sudah mengganggu Tuan Atmaja."

Atmaja menanggapi, "Kalau dia itu orang gila, awasi baik-baik."

Ucapan Atmaja membuat Talia ditangkap kembali. Malam itu, Talia dicekik hingga mati di dalam ruangan. Sebelum mati, dia mendengar orang di belakangnya berkata dengan dingin, "Siapa suruh dia mengganggu orang penting."

....

Rasa sesak karena dicekik kain putih membuat Talia kesulitan bernapas. Talia seolah-olah melihat dia mati tragis. Kepalanya miring dan matanya memelotot.

Talia yang panik ingin mundur, tetapi dia malah menabrak kaki Pirata. Melihat wajah Talia yang pucat karena kedinginan, Pirata mengambil payung dan memayungi Talia.

Pirata bertanya, "Nona Talia, apa kamu baik-baik saja? Hujan turun begitu deras, tempat ini sangat terpencil dan sulit dilalui. Kenapa Nona Talia datang ke tempat ini sendirian?"

Talia menunduk untuk menutupi kepanikannya. Dia menjawab, "Aku bukan datang sendirian. Aku mengikuti kakakku untuk sembahyang di Kuil Ruhi."

Pirata menimpali dengan ekspresi kaget, "Sembahyang? Tempat ini sangat jauh dari Kuil Ruhi."

Talia takut pada Atmaja. Dia juga tidak tahu apakah sekarang Atmaja sudah berhubungan dengan Limar atau belum.

Talia tidak berani menjelek-jelekkan Limar. Dia hanya menjelaskan dengan hati-hati, "Kakakku dan lainnya pulang ke ibu kota dulu karena ada urusan penting. Mereka menyuruhku menunggu di kuil, nanti malam mereka baru jemput aku. Tapi, aku yang bandel ikut mereka keluar sehingga tersesat ...."

Atmaja yang duduk di kereta kuda menyergah, "Kamu bohong. Jalur khusus untuk para pejabat sembahyang sudah disediakan, begitu pula di kaki gunung. Seharusnya putri Keluarga Adipati didampingi pelayan waktu keluar. Biarpun kamu bersikeras meninggalkan Kuil Ruhi, nggak mungkin kamu datang ke sini dengan menunggangi kuda sendirian."

Talia berucap dengan tubuh gemetaran, "Aku ...."

"Siapa yang utus kamu datang ke sini?" tanya Atmaja. Semua orang di ibu kota tahu dia akan naik ke Gunung Caraka untuk sembahyang setiap tahun. Wanita ini mengatakan dia pergi ke Kuil Ruhi, tetapi dia malah melewati jalan kecil yang dilalui Atmaja.

Belakangan ini, Atmaja menyelidiki kejadian di masa lalu. Hal ini berkaitan dengan keuntungan keluarga bangsawan di ibu kota dan menyinggung kelemahan banyak orang.

Atmaja bersaing dengan orang-orang itu di pemerintahan selama bertahun-tahun. Tentu saja, ada yang ingin menghabisi Atmaja karena cemas. Jadi, siapa yang menyelidiki keberadaan Atmaja dan mengutus seseorang menyamar menjadi putri Keluarga Respati untuk menyerangnya secara diam-diam?

Atmaja menegaskan dengan tatapan dingin, "Katakan dengan jujur dan kamu nggak akan mati tragis."

Talia ketakutan. Dia menjelaskan, "Aku memang putri Keluarga Respati. Aku nggak membohongi Tuan. Aku cuma tersesat makanya bisa sampai di sini ...."

Atmaja melihat Talia yang berlutut di tanah. Talia gemetaran saking takutnya. Wajah Talia yang mulus dipenuhi luka goresan. Kedua matanya yang dinodai darah membengkak karena dia menangis.

Talia yang menciut terlihat seperti hewan kecil yang terluka. Namun, Atmaja tidak merasa kasihan pada Talia sedikit pun. Dia memerintah, "Bunuh dia."

Tadi Pirata masih mengkhawatirkan Talia. Sekarang dia mencekik Talia. Pirata menegur, "Dasar nggak tahu berterima kasih! Kamu mau mencelakai majikanku?"

Seketika Talia takut dicekik mati. Talia meraih poros kereta kuda, lalu berlutut di tanah dan memohon, "Ampuni aku, Tuan Atmaja!"

"Oh?" sahut Atmaja. Dia yang berada di dalam kereta kuda mencibir, lalu bertanya kepada Talia dengan arogan, "Kamu nggak pura-pura nggak kenal aku lagi?"

Jelas-jelas Atmaja hanya berbicara dengan santai, tetapi Talia merasa sebentar lagi dia akan dikuliti. Talia menjawab, "Aku bukan sengaja membohongi Tuan Atmaja. Hanya saja, awalnya aku nggak mengenalimu ...."

"Sekarang kamu sudah mengenaliku?" tanya Atmaja.

Talia bergidik. Dia berkata, "Aku ...."

Atmaja tertawa, lalu menyela, "Kenapa? Kamu takut padaku?"

Atmaja terlihat seperti orang yang sangat sabar setelah meredam amarahnya. Akan tetapi, Talia malah merasa tegang. Dia menyahut, "Nggak, aku cuma pernah dengar orang lain bilang Tuan Atmaja menyukai ketenangan."

"Rumor dari mana itu?" celetuk Atmaja. Dia seperti mendengar ucapan yang menarik. Atmaja bersandar di jendela kereta kuda sambil tersenyum.

Atmaja melanjutkan, "Aku paling menyukai keramaian, apalagi waktu menguliti orang hidup-hidup. Mereka akan berteriak histeris dan terus meminta ampun dengan tubuh berlumuran darah. Suara mereka sangat enak didengar. Kulit mereka diambil dari kepala sampai ke ujung kaki, pemandangannya sungguh indah."

Melihat wajah Talia yang pucat pasi, Atmaja tertawa sinis dan memerintah dengan tatapan dingin, "Lempar dia ke bawah."

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
50 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status