Share

Bab 5

Author: Tarasari
Jika Limar bukan putri ayahnya Talia, itu berarti Aris dan lainnya membohongi Talia sejak awal. Kalau begitu, mereka bukan hanya merusak reputasi ayahnya yang sudah meninggal. Mereka juga mencoreng kisah cinta orang tua Talia.

Bahkan, mereka membiarkan anak haram itu memanfaatkan statusnya sebagai keturunan keluarga cabang untuk merebut semua milik Talia.

Bibir Talia berdarah. Dia berujar dengan marah, "Aku mau pulang."

Atmaja membalas, "Aku bisa antar kamu pulang. Tapi, apa rencanamu setelah kamu pulang? Kamu mau mengekspos identitas Limar atau meminta penjelasan pada Aris dan lainnya?"

Talia hendak bicara. Namun, Atmaja menyela, "Kamu sama sekali nggak punya bukti. Apa gunanya kamu meminta penjelasan kepada mereka? Keluarga Respati punya gelar adipati. Mereka berstatus tinggi, jadi mereka nggak mungkin mengacaukan garis keturunan keluarga."

Atmaja menambahkan, "Mereka membiarkan anak wanita simpanan itu tinggal di kediaman. Itu berarti dia memang punya hubungan darah dengan Keluarga Respati."

Dengan kata lain, kemungkinan besar Limar adalah anak Aris atau Tresna. Atmaja meneruskan, "Mereka berani menyuruh anak wanita simpanan itu untuk menyamar menjadi keturunan keluarga cabang. Mereka pasti yakin kamu nggak akan menyadarinya dan nggak punya bukti untuk menunjukkan Limar bukan putri ayahmu."

"Kamu memang boleh meminta penjelasan kepada Aris dan lainnya. Bahkan, kamu boleh bertengkar hebat dengan mereka. Tapi, bagaimana kalau mereka bersikeras menyangkal dan menyalahkanmu nggak berbakti? Apa yang akan kamu lakukan kalau mereka menuduhmu mencurigai senior dan merusak reputasi mereka?" lanjut Atmaja.

"Aku ...," ucap Talia. Dia bingung menghadapi pertanyaan Atmaja.

Talia hanya gadis yang dimanjakan sejak kecil. Biarpun di kehidupan sebelumnya Talia dikurung di Kediaman Respati selama bertahun-tahun dan mati dengan hati yang diliputi kebencian, dia tetap tidak terlalu memahami intrik-intrik orang jahat.

Melihat respons Talia, Atmaja berkata, "Kalau Limar cuma anak Tresna, Keluarga Respati nggak perlu berusaha menutupi identitasnya. Kecuali keberadaan Limar bisa membahayakan masa depan Keluarga Respati, bahkan bisa menghancurkan kekuatan Keluarga Respati di pemerintahan. Seharusnya kamu tahu siapa orang ini."

Talia berucap dengan tubuh gemetaran, "Aris ...."

Atmaja menanggapi, "Iya. Aku tahu kamu marah. Tapi, kamu harus tahu orang seperti Aris yang sudah bergelut di dunia pemerintahan selama bertahun-tahun nggak akan membiarkan kamu menghancurkan reputasinya sebagai seorang pejabat."

"Kamu boleh langsung pulang dan meminta penjelasan kepada mereka, mungkin mereka akan menenangkanmu kalau mereka berbaik hati. Mereka akan mencari cara untuk membujukmu biar bisa menutupi kebenarannya. Jadi, nggak ada yang dirugikan," lanjut Atmaja.

Atmaja meneruskan, "Tapi, kalau mereka bertindak kejam, takutnya mereka akan membersihkan semua bukti dan balik menyerangmu. Bukan cuma reputasi ayahmu yang rusak, identitas anak wanita simpanan itu juga akan terbukti. Dengan begitu, kamu nggak akan bisa menyingkirkan anak wanita simpanan itu selamanya."

Atmaja mengingatkan, "Mereka itu seniormu, jadi mereka bisa menghancurkanmu dengan mudah."

Talia sudah pernah mati. Pengorbanan yang menyakitkan itu membuat Talia tahu Keluarga Respati sangat kejam. Talia bergidik. Dia menatap Atmaja seraya bertanya, "Kalau begitu, apa yang harus kulakukan?"

Atmaja merasa kagum saat melihat Talia bisa langsung menenangkan dirinya. Dia menjawab, "Sebaiknya kamu menahan diri dulu. Kalau mau bertindak, kamu harus siapkan serangan fatal."

Talia menggertakkan giginya. Dia tidak bisa menahan dirinya, tetapi jika dia ingin melancarkan serangan fatal ....

Atmaja menasihati, "Bertindak tanpa perencanaan itu paling berbahaya waktu menghadapi musuh. Kemungkinan untuk menang lebih besar kalau kita memahami musuh kita terlebih dulu. Kamu tetap berada di posisi lemah kalau dibandingkan dengan Aris dan Keluarga Respati. Kamu pasti dianggap melanggar aturan kalau menentang senior."

"Jadi, kamu harus mencari tahu kelemahan mereka dan kelebihanmu dulu. Kamu harus pahami apa yang diinginkan mereka dan apa yang mereka takutkan. Kamu juga harus tahu apa yang kamu miliki untuk melawan mereka," lanjut Atmaja.

Atmaja meletakkan tangannya di lutut. Dia sangat lembut saat bicara, seperti sedang mengajar anak-anak.

Atmaja membimbing Talia dengan sabar, "Kamu harus mempertimbangkan secara matang sebelum bertindak. Kamu harus menyiapkan jalan keluar waktu berjuang mati-matian. Orang yang bertarung dengan taktik yang tepat pasti menang. Apa kamu paham?"

Mendengar perkataan Atmaja, Talia menunduk sambil merenung. Aris dan lainnya mementingkan reputasi, harga diri, dan kedudukan Keluarga Respati. Mereka takut masa depan Aris sebagai pejabat akan hancur jika identitas Limar yang sebenarnya terekspos.

Sementara itu, kelebihan Talia adalah dia memang terlahir dengan status yang tinggi. Namun, orang tuanya sudah meninggal. Dia memang bisa menarik simpati orang lain.

Semua orang pasti mengasihani nasib Talia jika tahu dirinya dicelakai Keluarga Respati. Selain itu, Talia mempunyai bibi berstatus istri raja yang sangat protektif. Talia juga mempunyai kakek yang menjabat sebagai mentor agung dulu.

Kakek Talia pernah mengajar kaisar dan mempunyai hubungan dekat dengan banyak pejabat senior di pemerintahan. Para murid kakeknya juga telah menjadi pejabat penting di pemerintahan.

Talia tidak perlu takut kalau dia bertindak masuk akal. Talia tidak kebingungan lagi dan sudah merasa tenang. Dia menggigit bibirnya ketika melihat Atmaja lagi.

Jelas-jelas sebelumnya Atmaja ingin menghabisi Talia. Dia juga mempermainkan Talia dengan cara yang keji. Atmaja membuat kondisi Talia menjadi sangat menyedihkan. Sekarang Atmaja mengajari Talia cara menghadapi Keluarga Respati, sebenarnya apa maksud Atmaja?

"Kenapa Tuan Atmaja membantuku?" tanya Talia. Dia terdiam sejenak, lalu melanjutkan saat teringat sesuatu, "Sebelumnya kamu bilang kamu menyinggung keuntungan banyak orang. Aku rasa kamu punya dendam dengan mereka, apa Keluarga Respati termasuk dalam orang-orang ini?"

Melihat Talia berwaspada, Atmaja tertawa dan menimpali, "Jangan berpikiran macam-macam. Kalau aku ingin membunuh seseorang, aku nggak perlu memanfaatkan anak kecil sepertimu."

Kejadian dulu dirahasiakan dan melibatkan nyawa banyak orang. Bukan hal bagus jika Talia mengetahuinya.

Jadi, Atmaja menjelaskan dengan cara lain, "Giok yang dikalungkan ke lehermu itu barang peninggalan kakaknya ibuku. Dia itu penyelamatku. Giok ini barang kesukaannya dan dibagi menjadi 2 keping. Dia memberikan salah satunya kepada ibuku dan yang lain kepada teman baiknya."

Atmaja mengeluarkan setengah keping giok pola naga dari sakunya dan meletakkannya di telapak tangannya.

Talia yang terkejut membelalak. Dia tanpa sadar menyentuh kepingan giok yang sudah dikalungkan kembali ke lehernya.

Talia memakai kalung giok ini sejak kecil. Tentu saja dia ingat. Awalnya dia mengira ini hanya giok yang patah. Tidak disangka, giok ini ada pasangannya dan disimpan oleh Atmaja.

Atmaja berujar, "Waktu kecil, Bibi Listia sering menceritakan padaku teman baiknya punya seorang putri. Dia juga bilang kamu harus memanggilku 'kakak' kalau bertemu denganku. Dia menyuruhku untuk melindungimu, jadi kamu nggak usah takut padaku."

Kakak? Talia tidak menduga Atmaja akan berbicara seperti itu. Dia tertegun. Talia pernah melihat kekejaman Atmaja, tentu saja dia paham Atmaja mendadak mengalah karena kepingan giok ini.

Hanya karena Talia berhubungan dengan "Bibi Listia" yang disebutkan Atmaja. Jadi, Atmaja mengajari Talia cara untuk melawan Keluarga Respati dan membelanya.

Bagaimana kalau giok ini diambil Limar? Pandangan Talia menjadi gelap dan dia memejamkan matanya supaya tidak kehilangan kendali.

Di kehidupan sebelumnya, Talia dibawa pulang ke Kediaman Respati. Saat bangun, pakaian Talia sudah diganti dan giok ini menghilang.

Nendra dan lainnya hanya mengatakan mereka tidak melihat giok itu sewaktu petani mengantar Talia pulang. Talia menganggap gioknya hilang di gunung.

Setelah wajah Talia hancur dan kakinya patah, Limar sempat menyanjung Talia selama hampir setahun. Keluarga Respati tidak pernah mengungkit tentang Atmaja. Tiba-tiba, suatu hari Limar mengakui Atmaja sebagai kakak angkatnya.

Talia bertanya dengan suara bergetar, "Kalau nggak ada giok ini, apa Tuan Atmaja mau mengakui seseorang sebagai adik?"

"Memangnya aku kurang kerjaan?" komentar Atmaja. Untuk apa dia mengakui orang lain sebagai adik tanpa alasan?

Begitu Atmaja melontarkan ucapannya, entah kenapa dia membuat Talia ketakutan lagi. Atmaja melihat Talia menangis. Seketika Atmaja merasa pusing. Dia bertanya, "Kenapa kamu menangis lagi?"

Waktu kecil, Atmaja masih bisa mengangkat Talia tinggi-tinggi untuk menghiburnya. Sekarang ....

Atmaja berdiri. Ujung pakaiannya ikut bergerak saat dia berjalan menghampiri tempat tidur. Atmaja menepuk kepala Talia dengan wajah tampan yang bisa membuat anak kecil ketakutan.

Atmaja menghibur, "Jangan menangis lagi. Aku bantu kamu bantai anggota Keluarga Respati."

Emosi Talia tersulut. Dia memukul tangan Atmaja yang menepuk kepalanya dan membentak, "Aku nggak butuh bantuanmu!"

Dasar pria berengsek! Atmaja kaget setelah dipukul Talia. Dia memandangi Talia yang memelotot dan mengamuk.

Talia merasa kesal, benci, dan takut. Dia tidak menyangka dirinya sangat berani. Talia menahan tangannya yang memukul Atmaja tadi dan berujar, "Aku mau pergi ke Kediaman Raja Hardana ...."

Mungkin Talia teringat Atmaja mengatakan dia harus memanggil Atmaja "kakak". Dia memberanikan dirinya untuk berbicara dengan suara lebih keras, "Aku mau pergi sekarang!"

....

Pirata melihat Atmaja menggendong Talia keluar. Jubah bulu serigala itu menyelubungi tubuh Talia yang mungil. Begitu masuk ke kereta kuda, Talia langsung duduk di sudut.

Melihat Talia yang buru-buru dan ketakutan, Pirata tidak bisa menahan tawanya. Taymur juga tertawa.

Bagian wajah Talia yang tidak terluka tampak memerah. Atmaja juga merasa Talia yang pasrah dan meringkuk di sudut terlihat lucu. Padahal tadi Talia sangat galak. Sekarang dia baru ketakutan.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 50

    Indriya merasa seperti baru pertama kali mengenal cucunya. Dia mengamati Talia, lalu berujar, "Kenapa kamu bicara begini? Kejadian jatuh dari tebing itu cuma kecelakaan, kenapa kamu terus mengungkit mati?"Indriya melanjutkan, "Kalau tahu kamu begitu takut, aku akan tetap berusaha menjemputmu pulang biarpun sakit hingga nggak bisa turun dari tempat tidur beberapa hari lalu."Indriya hendak menarik tangan Talia, tetapi dia menyadari luka di tangannya yang dibalut kain sangat parah. Indriya terpaksa merangkul bahu Talia dengan lembut. Matanya memerah dan dia berkata seraya terisak, "Nenek yang salah, seharusnya Nenek nggak membiarkan kamu menderita di luar."Talia dipeluk neneknya. Hanya saja, dia malah bergidik. Talia tidak pernah menyadari ternyata neneknya sangat pandai bicara. Perhatiannya bisa membuat Talia terbuai.Jika bukan karena sudah pernah melihat kekejaman Indriya, takutnya Talia benar-benar percaya orang tua di depannya memang menyayanginya.Talia mencubit luka di jarinya d

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 49

    Dari dulu, nenek Talia adalah sosok yang "penyayang". Di kehidupan sebelumnya, Indriya yang memukul Nendra dan menghukum Limar setelah Talia pulang dengan keadaan terluka. Dia juga langsung meminta maaf kepada Berlian.Indriya memeluk Talia sambil menangis tersedu-sedu. Dia memarahi Nendra, Rahadi, dan Nugraha. Indriya yang merasa kasihan pada Talia terus menemaninya di samping tempat tidur sambil berlinang air mata. Dia berharap bisa menggantikan Talia, sepertinya dia lebih sedih daripada Talia yang terluka.Kemudian, Indriya juga yang bersikap dingin saat menyuruh Talia berhenti merajuk. Dia memperingatkan Talia untuk tahu batasan dan memikirkan kepentingan Keluarga Respati. Indriya melarang Talia merusak masa depan Nendra karena masalah sepele.Indriya melihat Talia dikurung di paviliun terbengkalai. Dia membiarkan Nendra dan lainnya menghina Talia. Indriya melihat mereka membantu Limar merebut semua barang peninggalan ibunya Talia secara perlahan dan menyokong Limar menjadi wanita

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 48

    Indriya menjadi bersemangat. Dia tiba-tiba merasa Talia yang terluka di Gunung Caraka kali ini adalah hal bagus. Setidaknya mereka bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Atmaja.Tidak peduli apa yang disukai Atmaja dari Talia. Yang penting Keluarga Respati bisa mendapatkan keuntungan.Sementara itu, Retni tidak merencanakan apa pun. Dia hanya merasa cemburu pada Talia yang mendapatkan kediaman semewah ini. Beberapa hari ini, Keluarga Respati sangat cemas. Namun, Talia malah hidup tenang.Retni melihat bawahan Kediaman Magnolia membawa mereka masuk ke aula depan, tetapi dia tidak melihat Talia keluar.Retni berkomentar, "Apa yang dilakukan Talia? Bu, kamu sudah datang, tapi dia nggak keluar untuk menyambutmu. Sebaliknya, dia malah membiarkan senior menunggu di luar. Benar-benar nggak tahu aturan ...."Dina menyajikan teh. Ekspresinya sangat muram saat berucap, "Nyonya Retni, luka di tubuh Nona Talia belum sembuh. Dia masih harus minum obat setiap hari. Waktu kalian datang, tab

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 47

    Mereka tidak mungkin membiarkan Indriya menunggu di luar, tetapi Talia bisa menghindari Indriya dengan alasan sakit.Mendengar ucapan Dina, Talia menggeleng dan menanggapi, "Menunda nggak bisa menyelesaikan masalah. Kediaman Raja Hardana cukup jauh dari Gang Awar. Biarpun Bibi mendapatkan kabar, dia juga nggak sempat datang."Talia menambahkan, "Lagi pula, hari ini mereka datang untuk menemuiku. Walaupun sekarang aku sekarat, aku tetap nggak bisa menghindari Nenek yang mau bertemu denganku.""Tapi Nona ...," ucap Nia. Dia takut Talia disakiti saat menghadapi kedua orang itu.Talia memang takut kepada Indriya, tetapi terkadang dia tetap harus menghadapi masalahnya sendiri. Talia tidak mungkin selalu bergantung pada Atmaja dan Berlian.Talia berujar kepada Dina, "Bi Dina, tolong suruh orang bawa mereka ke aula depan. Bilang saja aku akan segera ke sana setelah selesai mengobati lukaku."Dina terpaksa keluar setelah melihat Talia sudah membuat keputusan. Namun, dia tetap khawatir. Dina di

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 46

    Sewaktu Indriya pergi ke Gang Awar, cuacanya sangat bagus. Kamala datang ke kediaman untuk mengobati luka Talia.Kuntum bunga mawar di halaman sudah tumbuh. Daun-daun menjalar di bambu. Puri dan Dina mengarahkan beberapa pelayan untuk membuat ayunan di luar.Talia yang bersandar di jendela mengobrol dengan Kamala. Dia mendengar Kamala menceritakan hal menarik yang dialaminya di Suhan saat mengobati orang sakit.Kamala berkata, "Kamu nggak tahu orang-orang aneh yang kutemui. Akhir tahun lalu, aku bertemu dengan orang yang sekujur tubuhnya berbulu. Bahkan bulunya panjang dan hitam pekat. Wajahnya ditutupi bulu sampai-sampai cuma kedua matanya yang terlihat.""Pria itu takut dilihat orang lain, jadi dia menyusup ke balai pengobatan dan berdiri di depan pintu kamarku saat tengah malam. Aku kira dia itu siluman beruang hitam waktu melihat tubuhnya yang hitam. Aku sangat ketakutan dan hampir pingsan," lanjut Kamala.Kamala meneruskan, "Suatu kali, aku kekurangan 1 jenis bahan obat-obatan wak

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 45

    Selama ini, reputasi Keluarga Respati selalu dijaga dengan baik. Keluarga Nugraha pun telah banyak membantu dan gelar kebangsawanan tinggal selangkah lagi untuk diwariskan. Namun, kini semuanya hancur di tangan Talia.Retni berbicara dengan nada penuh amarah, "Kalau gelar Keluarga Respati benar-benar dicabut dan reputasi Nendra rusak karena kejadian ini hingga membuat Kaisar membencinya, aku nggak akan tinggal diam terhadap Talia.""Cukup! Kamu kira situasi ini belum cukup kacau?" Indriya menegur. Melihat Retni masih tidak bisa menerima, Indriya meneruskan dengan kesal, "Waktu kalian memulai semua ini, seharusnya kalian membereskan segalanya sampai bersih.""Kalian ingin menerimanya, tapi nggak mengurus identitasnya dengan baik. Sekarang kalian malah menyalahkan orang lain karena menemukan celah kalian?"Wajah Aris pun menjadi semakin suram. Dia tak pernah menyangka, Talia yang biasanya patuh dan lembut, bisa begitu kejam hingga tak meninggalkan ruang untuk berunding.Indriya menarik n

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 44

    Atmaja bangkit dan melangkah keluar dari dalam istana, lalu menggunakan saputangan untuk menyeka bahunya yang tadi ditepuk. Ekspresinya menunjukkan rasa jijik."Tuan Atmaja, Tuan Aris dan Tuan Nendra masih berdiri di sana," lapor salah satu penjaga.Atmaja melempar saputangan itu ke lantai, lalu melirik ayah anak yang sudah tampak limbung disinari terik matahari. Dia berujar, "Yang Mulia sudah pergi ke tempat selirnya dan nggak meninggalkan pesan. Hanya bilang nanti akan memanggil mereka."Penjaga itu langsung paham. Ternyata kabar yang beredar itu benar. Ayah dan anak dari Keluarga Respati ini telah membuat Atmaja murka.Semua orang tahu, kalau Kaisar sudah masuk ke bagian belakang istana, dia tidak akan kembali ke aula sampai besok pagi.Penjaga itu tak berani berkata banyak dan kembali berdiri di tempatnya. Sementara Aris dan Nendra yang telah berdiri sejak pagi sampai sore hari, mulai pucat karena dehidrasi dan kelelahan.Mereka sempat ingin mencari seseorang untuk bertanya apa mak

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 43

    Atmaja tak menanggapi tatapan penuh senyum Kaisar Atharwa, seakan-akan tak mendengar maksud tersembunyi di balik ucapannya.Dia hanya menjatuhkan bidak hitam ke papan catur, menunduk sambil berkata, "Memang lumayan cocok. Kalau nggak, saya juga nggak akan repot-repot membawa pulang seseorang dari Gunung Caraka yang begitu besar.""Yang Mulia juga tahu, akhir-akhir ini saya sedang pusing dengan urusan transportasi pangan ke ibu kota. Beberapa keluarga bangsawan itu seperti tempurung kura-kura, nggak bisa ditemukan celah apa pun. Saat saya sedang buntu, langit tiba-tiba menunjukkan belas kasih, menganugerahi saya pertemuan ini."Mendengar itu, Kaisar Atharwa tertawa terbahak-bahak. "Kamu ini sungguh berhati batu. Sama sekali nggak tahu caranya mengasihi perempuan.""Saya ini hanya seorang kasim. Mau mengasihi siapa?""Padahal gadis kecil itu kasihan sekali, 'kan?""Saya menyelamatkan nyawanya, memberinya tempat tinggal. Apa yang perlu dikasihani? Kalau nggak ada saya, dia pasti sudah jat

  • Terjerat Kasih Sayang Tuan Atmaja   Bab 42

    Talia sudah menetap di Gang Awar sehingga Kediaman Wicaksana menjadi sangat sunyi.Di luar tampak tenang, tetapi kericuhan di Keluarga Mandaka masih belum mereda. Para anggota Keluarga Respati dan Nendra beberapa hari ini hidup dalam tekanan besar, benar-benar seperti berada di neraka.Aris sebelumnya mengira Talia mudah dikendalikan, sehingga tidak menangani dengan benar dan membiarkan masa lalu Limar terungkap. Fakta bahwa ibu kandung Limar adalah seorang wanita simpanan tak dapat disembunyikan dari orang-orang yang ingin menyelidikinya.Begitu terkuak bahwa Limar adalah anak dari seorang wanita simpanan, sementara Keluarga Respati menganggapnya sebagai anak selir, bahkan membiarkannya menindas keturunan sah hingga hampir membuat Talia yang patim piatu celaka, Keluarga Respati langsung dihujat habis-habisan.Baru saja sidang pagi di istana dimulai, Aris dan Nendra langsung mendapatkan pengaduan dari para pejabat pengawas. Yang satu dituduh tak mampu mengurus rumah tangga, yang satu l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status