Share

Beken 103

*Happy Reading*

"Memang itu tujuannya," sahut Aaron tanpa beban."

Eh?

"A-apa maksud kamu?" Aku bertanya dengan terbata.

Sayangnya, bukannya menjelaskan. Aaron malah tersenyum manis dan mengangkat bahu dengan acuh. Membuat aku kesal sekali. Apa-apaan sih dia.

"Ron, jangan becanda. Ini bukan hal yang bisa kami jadikan lelucon!" Tak ayal aku pun langsung menghardiknya.

"Siapa juga yang sedang becanda? Aku serius, kok."

"Lalu, kenapa--"

"Serahin aja semuanya sama aku. Aku punya cara sendiri buat ngadepin pria brengsek itu."

Sayangnya, jawaban Aaron barusan. Meski disuarakan dengan sungguh-sungguh. Tetap saja tidak bisa membuat aku tenang. Karena Aaron tidak tahu seberapa gila si duda sableng itu.

"Serahin semuanya sama kamu? Jangan gila, Ron! Kamu gak tahu seberapa nekadnya dia. Khanza, anaknya dan Tita sudah menjadi korbannya. Aku gak mau kamu juga ... ikut jadi korbannya, Ron. Aku ... gak mau." Aku mencoba menyuarakan kekhawatiranku. Tanpa sadar air mataku menetes lagi. Membayangkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
hahahaha... x ini si amih ngancam readers... mau dicuekin tapi gak hasil ... terpaksa komen juga deeeh .... bikin happy ending ya miiiih
goodnovel comment avatar
dwi...
mau baku lawan dengan keluarga besan setiawan ya.... hati2 aja kamu malvino edan
goodnovel comment avatar
Nia Adjah
dahlah..bunuh aja tu si duda kampret..kesel gue............
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status