Share

Runtuhnya Matteo

Author: Strawberry
last update Last Updated: 2025-08-08 21:55:25

Isabella menatap layar iPad-nya dengan mata yang semakin menyipit. Setiap portal berita terkemuka di Italia memuat foto yang sama: potret dirinya dan Leonardo berpelukan mesra di balkon hotel, diambil dua minggu sebelum perceraiannya resmi. Headline-headline menjerit:

"CEO Baru Ruzzo Group: Pengkhianat atau Penggoda?"

"Dari Istri Jadi Perebut Warisan - Skandal Isabella Ricci"

"Matteo Ruzzo: Suami yang Dikhianati"

Jari-jarinya mengepal. Foto itu jelas diambil dari gedung sebelah—mungkin salah satu dari para penonton yang mereka lihat malam itu.

Leonardo masuk ke ruangan dengan membawa dua cangkir espresso. "Kau sudah lihat?"

"Seluruh Italia sudah lihat," jawab Isabella, melemparkan iPad ke sofa.

Di layar televisi, rekaman lama Matteo sedang diputar ulang—wawancara penuh air mata setahun lalu saat ia mengaku "berjuang menyelamatkan pernikahan". Potret dirinya membelikan Isabella tas Hermès limited edition, foto mereka berpelukan di Venice—semua terlihat sangat sempurna.

"Dia sudah menyi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Penyusup Di Penthouse Isabella

    Malam di Penthose Isabella.Lampu temaram memantulkan bayangan dua tubuh yang saling terikat di atas seprai sutra berwarna hitam. Isabella berbaring di bawah Leonardo, napasnya pendek-pendek, jari-jarinya menggenggam erat rambutnya yang terurai di atas bantal. Leonardo menelusuri garis lehernya dengan bibir, dari rahang hingga ke tulang selangka, sementara tangannya yang besar meraba perlahan di bawah gaun malam Isabella yang sudah tergeser."Leonardo..." Isabella menghela, mencoba fokus meski pikirannya dipenuhi oleh bisikan panasnya. "Kita harus... membicarakan... saham Venticelli..."Leonardo mengangkat wajahnya, matanya gelap oleh nafsu dan sesuatu yang lebih dalam—kekuasaan. "Sekarang?" suaranya rendah, menggoda. Tangannya bergerak lebih tinggi, membuat Isabella menggigit bibir."Y

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Pembantaian

    Isabella menatap Leonardo dengan tatapan yang dalam, matanya menyimpan ribuan pertanyaan yang belum sempat terucap. Angin malam di helipad Ruzzo Tower berhembus kencang, membawa serta aroma kota Milan yang gemerlap. Tapi di antara gemerlap itu, ada sesuatu yang gelap—sebuah rahasia yang selama ini tersembunyi."Leonardo," suaranya tegas, tapi tidak keras. "Apa Riccardo tahu bahwa kau adalah anak Ivy?"Leonardo menghela napas, wajahnya yang biasanya penuh percaya diri kini terlihat lebih berat. "Tentu tidak," jawabnya, matanya menatap lurus ke arah Isabella. "Ivy menikah dengan Riccardo bukan karena cinta. Dia hanya mencari perlindungan saat itu. Riccardo seorang patriark yang selalu mencari keuntungan sendiri. Dia hanya membela apa yang bisa dia kendalikan."Isabella mengerutkan kening. "Jadi, selama ini... Ivy berada di sisi Riccardo hanya untuk melindungimu?"Leonardo mengangguk perlahan. "Dia tidak pernah mencintainya. Pernikahan mereka hanyalah transaksi. Riccardo butuh seorang is

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Kemenangan Isabella

    Layar televisi di ruang kerja Isabella memancarkan wajah Matteo Ruzzo yang pucat, bibirnya bergetar saat reporter Corriere della Sera membacakan laporan eksklusif:"Dokter Ungkap Konspirasi Matteo Ruzzo: Racuni Istri, Jual ke Rival Bisnis."Isabella menekan tombol mute, tapi rekaman suara itu tetap bergema di kepalanya—suara Matteo yang dingin, tanpa penyesalan:"Buat dia tidak sadarkan diri dan antarkan ke suite Damiano. Pastikan ada foto mereka bersama."Jantungnya berdegup kencang. Ini benar-benar terjadi.Pintu terbuka. Leonardo masuk dengan langkah tegas, wajahnya memancarkan kemenangan."Polisi baru saja mengeluarkan mandato di cattura untuk Matteo," ujarnya, melemparkan dokumen ke meja. "Pasal 231 KUHP—Perdagangan Orang disertai Penganiayaan Berat. Dia akan menghabiskan sisa hidupnya di penjara."Isabella menyentuh foto Matteo di dokumen itu. Wajah yang dulu begitu berkuasa, kini tercetak sebagai buronan. Tanpa kata-kata, ia bangkit dari kursinya, langkahnya gemetar tapi pasti.

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Badai Belum Berlalu

    Seperti kata Ivy, jangan pernah lengah. Matteo ataupun Riccardo sedang dalam keadaan terjepit. Mereka akan lebih powerfull dengan aksi nekatnya. Ini yang terjadi pagi ini, jadi apa yang dilakukan oleh Isabella di hari sebelumnya ternyata tak sepenuhnya membuat Isabella aman. Di jaman sekarang, opini public menjadi senjata paling kuat untuk menjatuhkan musuh.Ada pergeseran pasar saham Ruzzo Corp. dan ini sinyal yang kurang baik untuk Isabella, meskipun dia pemegang saham terbesar.Isabella membeku di depan layar laptopnya. Jari-jarinya yang menggenggam cangkir espresso bergetar halus, membuat cairan hitam di dalamnya bergoyang tak stabil. Di layar, headline Il Giornale terpampang nyaring:"Kehamilan Misterius Isabella Ricci: Anak Siapa?"Di bawahnya, foto hasil USG yang seharusnya privat—gambar samar bayi kecil dengan tulisan "Baby Ruzzo" yang sudah diedit secara digital menjadi "Baby ?"."Tidak mungkin..." bisik Isabella, suaranya serak. "Ini... ini hanya ada di klinik khusus..."Le

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Runtuhnya Matteo

    Isabella menatap layar iPad-nya dengan mata yang semakin menyipit. Setiap portal berita terkemuka di Italia memuat foto yang sama: potret dirinya dan Leonardo berpelukan mesra di balkon hotel, diambil dua minggu sebelum perceraiannya resmi. Headline-headline menjerit:"CEO Baru Ruzzo Group: Pengkhianat atau Penggoda?""Dari Istri Jadi Perebut Warisan - Skandal Isabella Ricci""Matteo Ruzzo: Suami yang Dikhianati"Jari-jarinya mengepal. Foto itu jelas diambil dari gedung sebelah—mungkin salah satu dari para penonton yang mereka lihat malam itu.Leonardo masuk ke ruangan dengan membawa dua cangkir espresso. "Kau sudah lihat?""Seluruh Italia sudah lihat," jawab Isabella, melemparkan iPad ke sofa.Di layar televisi, rekaman lama Matteo sedang diputar ulang—wawancara penuh air mata setahun lalu saat ia mengaku "berjuang menyelamatkan pernikahan". Potret dirinya membelikan Isabella tas Hermès limited edition, foto mereka berpelukan di Venice—semua terlihat sangat sempurna."Dia sudah menyi

  • Terjerat Obsesi Kakak Ipar   Terjerat Obsesi Leonardo

    Elevator private langsung membawa mereka ke suite teratas yang menyambung dengan Ruzzo Tower. Begitu pintu terbuka, Leonardo mendorong Isabella ke dinding marmer, mulutnya tak sabar mengejar bibir Isabella yang masih terengah-engah."Kau tadi hampir merasa iba padanya," tuduhnya di antara ciuman yang dalam, tangannya merobek kancing blus Isabella.Isabella membalas dengan menggigit bibir bawah Leonardo. "Hanya sedetik," desisnya.Leonardo mengangkat tubuh Isabella dengan mudah, mendorongnya ke meja bar marmer. Botol-botol minuman mahal bergetar saat Isabella mendorong laptop dan dokumen-dokumen penting ke lantai."Aku akan membuatmu lupa bahwa sedetik itu pernah ada," janjinya sambil menyingkirkan sisa pakaian Isabella.Angin malam Milan berdesir melalui balkon terbuka, menerpa kulit Isabella yang telanjang di depan kaca setinggi 150 meter. Leonardo menekan tubuhnya dari belakang, telapak tangannya yang panas menelusuri lekuk pinggangnya yang ramping sebelum meraih kedua pergelangan ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status