Terjerat Pesona Anak Mafia
Chapter 23
Darah Karin seakan mendidih, rasanya ia ingin memuntahkan lava panas dari mulutnya, beberapa kali ia menghembuskan napas kasar. Kalimat demi kalimat yang dilontarkan Ayu membuat darah tingginya kumat.
“Grr,” erangnya dalam hati. Ayu begitu semringah mengumbar hubungannya dengan Garda. Kalau hanya itu sih, Karin tak menyoal. Dia tak mau ambil pusing. Hanya saja, Ayu selalu menyindirnya, terang-terangan.
“Aku pulang dulu ya, kalian terusin aja,” ucap Karin dengan senyum tipis mengembang di wajahnya. Itu saja sudah susah payah ia lakukan. Entah kenapa ia jadi semeja dengan Ayu dan teman-temannya yang riuhnya seperti satu RT.
“Oh, ya sudah. Masih perlu pengawalan gak ? kalau nggak Gardanya aku tahan dulu ya, masih kangen ni soalnya,” kata Ayu yang langsung memeluk tangan Garda. Gadis itu terus tersenyum tanpa memperdulikan Gar
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 24Sinar matahari tampak dari sela tirai berwarna putih terang, memaksa Garda membuka matanya sejenak. Dia menoleh ke arah jam dinding yang menandakan ini sudah saatnya dia bangun.Dia menguap, matanya terasa masih betah untuk terpejam. Beberapa saat dia mengerutkan dahinya, teringat akan sesuatu yang penting.Lelaki berperawakan tinggi besar itu bangun menuju kamar Karin, dia mengetuk beberapa kali, namun belum ada jawaban.Terakhir setelah mereka berpelukan, badan gadis terasa panas, beberapa kali Garda memaksanya minum obat, entah dilakukan atau tidak.“Karin, kamu sudah bangun?” panggil Garda untuk kesekian kalinya. Baru saja akan nekat memaksa masuk, terdengar suara gagang pintu ditekan dari dalam.“Hmm, tapi mau tiduran lagi, kepalaku sakit.”Karin kembali lagi ke peraduannya, disusul Garda dari belakang.&ldq
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 25Garda menarik napas panjang, dia mengetuk pintu apartemen Karin. Rasanya enggan ingin menyampaikan kabar bahwa dirinya ditugaskan ke Papua.Dia menghembus napas lagi, belum selesai menata ekspresi, pintu itu terbuka. Karin muncul di muka pintu dengan senyum semringah.“Masuk Kapt, mas Rendra lagi masakin makan malam.” Garda hanya mengangguk, walau tersenyum, tapi wajah lelah Karin tetap terlihat. Mungkin kondisi tubuhnya belum pulih, pikir Garda.“Masih gak enak badan?” tanya Garda sambil menyentuh dahi Karin.“Nggak kok, sudah mendingan. Ayo ke dalam!”Garda mengikuti langkah Karin, menatap punggung Rendra yang masih sibuk dengan perkara dapurnya. Dia tersenyum simpul, bisa-bisanya seorang Rendra yang terkenal cuek, berjibaku dengan panci dan wajan.“Kok jadi Rendra yang masak?&rdq
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 26Seminggu sebelum keberangkatan Garda ke Papua, Jenderal akhirnya menyetujui hubungan keduanya, walaupun banyak syarat yang diajukan oleh orang tua itu.Garda yang awalnya memaksa kedua orang tuanya untuk melamar Karin akhirnya harus pasrah. Jenderal tak menyetujui mereka menikah dalam waktu dekat.Cukup tunangan saja, tegas pria tua itu. Dan hari ini, acara pertunangan akan digelar secara sederhana. Persiapan yang cukup singkat dan hanya akan dihadiri oleh keluarga inti saja.“Ibu kecil cantik sekali,” puji Agatha sambil memangku Bian. Karin tersenyum, memainkan jari mungil Bian, kadang ia melirik ke arah depan, melihat wajah masam mantan suaminya yang sedang mengemudikan mobil.Hyuga tak setuju dan tak kan pernah rela dengan hubungan keduanya. Perasaannya sakit, apalagi harus mengantar Karin pada Garda, pria tampan sialan yang merebut kekasih h
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 27“Komplek Pergudangan Hutan Kota,” ucap Rendra. Garda mengangguk lalu beranjak lebih dulu sedangkan Rendra harus menunggu ayahnya sampai, mungkin lima menit lagi. Jenderal sedang berbicara dengan dokter perihal penanganan Hyuga.Garda memacu kendaraannya membelah malam. Seperti dugaan, ini tak kan mudah. Langit belum merestui mereka, mungkin. Hanya bisa berharap Karin baik-baik saja. Jika bukan Michael, lalu ini ulah siapa? Garda harus berpikir keras kali ini.***“Kita ketemu lagi, sayang.” Mata Karin nanar melihat sosok yang berdiri di depannya. Pria itu dengan bangga menunjukan jari tangannya yang buntung.“Hmm, kau ingin aku bereaksi seperti apa?” tanya Karin tersenyum.“Brengsek, ayah dan anak sama saja. Sama-sama jaha**m.”“Jangan mengucapkan kata yang se
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 28Papua, setahun kemudian.“Emm, uh ah,”“Honey um.”“Emm.”“Kenapa dimatiin sih, resek banget kamu, Kay.”“Otakmu rusak kebanyakan nonton beginian, anterin aku ke pasar sekarang.”“Eh, ini buat pelajaran sebelum praktik, dasar kolot.”“Nah, kamu apa? oppa-oppa mesum?”Yun mendecah kesal pada Karin, melemparkan jaketnya lalu berjalan keluar kamar. Di markas ini, selain Michael Lee, titah Karin adalah mutlak.Ya, setahun berlalu setelah kejadian itu. Karin memutuskan untuk ikut dengan Michael dengan syarat melepaskan Garda. Dia tak mau laki-laki itu terlibat. Sudah cukup orang di sekitarnya menjadi korban.Karin memangkas pendek rambutnya, badannya sekarang lebih kurus namun tegap.
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 29“Ini semua gara-gara benda sialan itu, dia mati… .” Karin melampiaskan kekesalannya di tengah hujan deras. Di pangkuannya seorang wanita yang sedang hamil tua meninggal. Jenazahnya sudah evakuasi namun Karin masih bertahan di tempat itu.Dia kesal, sedih dan marah.“Kita pulang,” bisik Yun sambil memeluknya. Dia menutupi tubuh Karin dengan jaketnya, memasangkan penutup kepala di tengah derasnya hujan.Karin tertunduk, langkah terseret, Yun terus menggenggamnya erat. Karin itu perasa, dia tahu itu. Tapi yang lebih penting sekarang adalah, pergi dari tempat ini secepatnya.Bahaya.“Masuk dulu, kalian juga tidak bisa pergi di hujan lebat begini.” Ibu pemilik warung memberikan sebuah kain bersih untuk sekedar menyeka wajah mereka yang kuyup. Dia sibuk, tapi masih sempat memberikan dua gelas teh hangat untuk kedu
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 30Garda duduk di pojokan sementara Karin masuk ke dalam kamar. Lelaki itu memegang wajahnya yang masih terasa perih. Tamparan itu masih menyisakan sakit.“Apa yang kulakukan?” gumamnya. Melihat Gadis itu tersenyum meledek membuat Garda gemas sendiri hingga melakukan hal gila.Dia dan wanita itu, perasaannya terasa dekat seperti melihat bayang wanita dalam ingatannya. Tapi hanya parasnya yang sama sedangkan yang lain terasa berbeda. Apakah benar orang yang sama? Ingatan Garda samar.Dia setahun lalu di temukan orang yang kebetulan lewat di area hutan kota. Kondisinya ambigu antara sadar dan tidak. Dirinya baru benar-benar pulih setelah satu bulan kemudian.Ingatannya kacau, bercampur aduk, bahkan tentang wanita yang bernama Karin. Semua bilang wanita itu sudah meninggal, bahkan makamnya pun ada. Tapi hari ini, dia
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 31Lewat tengah malam menjelang subuh, saat orang-orang sudah lelah dan tertidur, terdengar suara siulan. Mirip cuitan burung hutan, mendayu dan sedikit membuat bulu kuduk berdiri. Karin mencoba bangun, hawa panas masih terasa dari tubuhnya, tapi ia tahu itu kode dari Yun yang menjemputnya.“Mau kemana kamu?” Garda berdiri dengan posisi siaga. Sebuah pistol berada di genggaman tanganya.“Jangan halangi jalanku.” Keduanya saling menatap tajam. “Hah, aku tak kan melepaskanmu. Kayra, Kayra Lee.”Karin tersenyum. “Dia mengenali Kayra?” gumamnya dalam hati. Sekarang tak ada alasan untuk mengurai lagi masa lalu. Garda dan Kayra Lee itu adalah musuh.“Kayra Lee? Ada apa dengan nama itu?” Karin menaikan sudut bibirnya.“Pemberontak.” Kini pistol Ga