author-banner
Aries grils
Aries grils
Author

Novels by Aries grils

Tentara Tampan Itu Suamiku

Tentara Tampan Itu Suamiku

Kanaya Anggraini Dokter cantik berusia 26 tahun harus merasakan berkali-kali disakiti oleh Abdi Negara, hingga dia enggan menjalin hubungan lagi.. Namun kenyataan membawanya kembali harus menjalin ikatan dengan Abdi Negara dalam sebuah pernikahan, karna perjodohan orang Tuanya.. Membuat Kanaya memutuskan Membuat perjanjian pernikahan, Mampukah Kanaya menerima suaminya, akankah hubungan mereka berjalan seperti hubungan suami istri lainnya? ataukah Kanaya akan kembali tersakiti karna Abdi negara lagi..
Read
Chapter: Bab 121. Tamat
Hampir dua bulan Rey mendapat perawatan intensif dari Rumah Sakit, hari-hari ia lalui dengan terus melakukan pengobatan, hingga kini ia bisa kembali berjalan normal. Tidak terasa anak mereka pun sudah berusia tiga bulan lebih, bayi itu terus menemani pengobatan Papanya, menjadi penyemangat untuk Rey bisa kembali pulih seperti sedia kala, dan akhirnya perjuangan itu berbuah manis. Kini dia bahkan sudah bisa menggendong dan berjalan kemanapun bersama anaknya. Anak yang mereka beri nama Dharyadika Ausky. Rey sengaja tidak menyematkan nama belakang keluarganya, dia tak mau sang anak nantinya terbebani dengan itu. "Mas, istrihat dulu, jangan terlalu capek!" interupsi Kanaya. Rey mengangguk, pria yang tengah melakukan terapi itu berjalan menghampiri istri dan anaknya. "Hey anak Papa yang tampan, kenapa belum tidur?" Tangan Rey terulur menyentuh kaki Sky, bayi mungil itu terlihat masih anteng dalam gedongan Mamanya. Mereka terus menemani apapun kegiatan yang ia lakukan. Padahal saat
Last Updated: 2025-09-12
Chapter: Bab 120. Maha Baik Tuhan..
Ceklek.. Pintu ruangan VVIP itu terbuka, terlihat Sarah dan Amy serta seorang bayi mungil dalam dekapannya. Kedua wanita itu menyorot ke atas ranjang, dimana Rey tengah bersandar menatap kedatangan mereka. Sesaat mereka terdiam, benar-benar tidak tahu jika ternyata Rey sudah membuka matanya. Sudut bibir Kanaya terangkat, membentuk lengkungan indah. Dia memang sengaja tidak memberi tahu keluarganya, membiarkan ini sebagai sebuah kejutan. Wanita itu bangkit menghampiri Mama dan Ibu mertuanya, lantas mengambil alih bayi yang Amy gendong. "Kenapa pada diem disini?" Ucapan kanaya menyadarkan dua wanita paruh baya itu dari lamunan mereka, bola mata keduanya berkaca-kaca, memandang penuh haru pada Rey yang juga sedang menatap kearah mereka dengan tetesan air mata."Rey, kamu sudah sadar nak?" Sarah berjalan cepat menghampiri putranya, saat dalam perjalanan dia sempat bertanya-tanya mengapa Rey sudah di pindahkan ke ruang VVIP. Ada harapan jika putranya sudah sadar, namun dia tidak terlal
Last Updated: 2023-11-21
Chapter: Bab 119. Tangis Haru..
Disela-sela kesibukan nya menjadi seorang ibu, Kanaya tidak pernah absen mengurus suaminya. Tiga hari sudah berlalu, kondisi Rey pun sudah membaik. Namun sayang pria itu masih belum membuka matanya.Dokter menyatakan jika Rey mengalami patah tulang kaki dan retak bahu sebelah kanan, serta dadanya yang memar akbitan terjatuh dari ketinggian. Jika mendengar penjelasan Rio, bahwa parasut yang berkembang setelah terjadi ledakan hanya milik Rey dan Deri. Namun sayang Deri mendarat di titik lokasi cukup jauh dari mereka. Sedangkan parasut dua prajurit lainnya tidak sempat berkembang ketika mereka jatuh, begitu pun milik Rio, namun dia masih selamat karena Rey membantunya, jadilah mereka terjatuh bersama dan menyebabkan patah tulang dan lain sebagainya. Rey dan Rio masih sempat sadar dan berusaha menolong teman lainnya, namun sayang hanya mereka yang selamat. Mereka tidak sadarkan diri karena dehidrasi dan tidak memiliki tenaga untuk mecari makanan selama tiga hari belum di temukan. Untung
Last Updated: 2023-11-17
Chapter: Bab 118. Harapan Nyata...
Sirine Ambulance begitu nyaring mengiri perjalanan mereka menuju Rumah Sakit. Seperti tidak ada habisnya, air mata Kanaya terus mengalir membasahi pipinya. Satu tangannya mengusap wajah Rey, sementara tangan lain menggenggam jari jemari Suaminya begitu erat. Sakit ketika melihat suaminya tak berdaya seperti ini, namun ada setitik rasa syukur karena Rey bisa bertahan. Tidak tergambar seperti apa perasaan Kanaya, di satu sisi dia bahagia bisa melihat Rey selamat, namun di sisi lain ia pun terluka karena keadaan Rey seperti ini."Bertahan Mas!" Kanaya terus mengecup punggung tangan suaminya, wajah tampan yang sangat ia rindukan itu sudah ada di hadapannya. Wajah tampan yang selalu tergambar di malam-malam sunyi yang ia rasakan, malam penuh dengan sejuta rindu yang haus akan bertemu."Anak kita sudah lahir, dia sangat tampan seperti kamu Mas. Dia terus menangis, pasti karena dia ingin bertemu ayahnya." Lagi Kanaya terus membisikan kata-kata di telinga Rey, berharap pria itu merespon apa
Last Updated: 2023-11-15
Chapter: Bab 117. Flashback..
"Rey.."Pandangan semua orang tertuju pada dua buah Brankar yang mendorong Rey dan Rio. Sesat semua orang yang ada disana termangu, diam dan tak mengatakan apapun. Otak mereka masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi."Tuan Adit.." sapa Lukman, pria yang bertugas menyambut kedatangan para anggota Militer itu nampak menghampiri Keluarga salah satu prajuritnya."Komandan Lukman, Rey masih selamat?" tanya Adit dengan raut kagetnya.Lukman mengernyitkan dahi. "Apa Rian belum memberi tahu. Rey memang selamat," jelasnya.Seketika tangis Kanaya kembali pecah, ia yang semula tak percaya buru-buru mengejar Brankar yang tengah di dorong menuju sebuah Ambulance. Disusul Amy yang turut mengejar putrinya. "Jadi Rey masih selamat? Rian bilang dia tidak selamat," sahut Adit.Flashback.."Bertahan Rey, inget Kanaya, anak kalian sudah lahir.." Terus saja Rian membisikan sesuatu ke telinga sahabatnya, berharap Rey bisa bertahan sebelum mereka tiba di Rumah Sakit yang ada di Wamena.Sudah dipastikan t
Last Updated: 2023-11-12
Chapter: Bab 116. Penjemputan..
Matahari bersinar begitu cerah di hari ini. Namun tak secerah wajah Kanaya dan seluruh keluarganya. Dua buah mobil melaju beriringan menuju Bandara Halim Perdana Kusuma, sebab siang ini seluruh korban tragedi meledaknya Helikopter yang tengah bertugas di Irian Jaya akan segera tiba.Semua perisapan pemakaman dan hal lainnya di siapkan oleh Anggota Militer. Karena mereka akan di kuburkan mengikuti prosedur kemiliteran.Pandangan Kanaya terlihat kosong, wanita itu hanya diam memandangi luar jendela. Tidak lagi ada air mata yang mengalir di Pipinya. Semua telah ia tumpahkan ketika dirinya baru tersadar beberapa jam lalu. Tidak ada yang tahu apa yang tengah wanita itu fikirkan, sebab dirinya hanya diam dan enggan membuka suara. Bayi yang baru Kanaya lahirkan pun tak diperdulikannya.Di dalam mobil itu ada Arga kakak iparnya, Amar sang Papa, serta Amy mamanya. Sementara mertuanya membawa mobil lain yang di kemudikan sopir mereka. Sedangakn Bayi Kanaya dan Rey sengaja di tinggalkan bersama
Last Updated: 2023-11-09
SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU

SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU

Caca Aurora Tifani atau orang-orang di sekelilingku biasa memanggil Caca, aku tak pernah menyangka hidupku akan berubah menjadi mimpi buruk setelah dijual oleh ibu tiriku sendiri. Di usia tujuh belas tahun, aku dipaksa menikah dengan putra seorang wanita kaya raya yang memiliki mata tajam seperti ular dan senyum yang tak pernah benar-benar sampai ke mata. Orang-orang bilang, aku beruntung karena akan menjadi menantu keluarga terpandang. Tapi kenyataannya jauh lebih mengerikan dari yang kubayangkan. Suamiku, pria yang bahkan belum pernah kutatap langsung wajahnya, dikurung dalam sebuah kamar gelap di sayap timur rumah besar itu—sebuah ruangan yang selalu tertutup rapat, lembap, dan sunyi, seolah menyimpan rahasia kelam yang tak boleh diusik. Mereka bilang dia sakit. Tapi tak ada dokter yang berani memeriksanya. Tak ada pelayan yang selamat setelah masuk ke ruangannya. Setiap yang masuk… tidak pernah keluar dalam keadaan sama. Beberapa hilang tanpa jejak. Sisanya, ditemukan dalam keadaan mengenaskan—penuh luka, pandangan kosong, atau sekadar tubuh dingin yang tak bernyawa. Kini, aku adalah istrinya. Dan waktuku tinggal sedikit sebelum aku harus masuk ke kamar itu… ke dalam kegelapan yang bahkan cahaya pun takut memasukinya. Apa sebenarnya yang disembunyikan keluarga ini? Siapa sebenarnya pria yang kini menjadi suamiku? Dan... kenapa aku merasa semua ini bukan kebetulan?
Read
Chapter: Bab 57 Pelukan Hangat
“Kemari!” suara Satya terdengar berat, penuh tekanan. Bukan sebuah permintaan, melainkan perintah. Caca tersentak, jantungnya berdegup kencang. Tangannya yang semula berada di pangkuan langsung terkepal erat, tapi tak ada jalan untuk menolak. Dengan langkah pelan, ia mendekat ke sisi ranjang. Hatinya berdesir aneh, antara takut dan… hangat. Begitu jaraknya cukup dekat, tangan Satya bergerak. Jemari pria itu, meski masih kaku karena luka, terulur lembut menarik lengan Caca, membuatnya lebih mendekat lagi. Tatapan tajam Satya menusuk, seolah menembus lapisan hati terdalamnya. Kemudian, tanpa peringatan, tangan besar itu mengusap pipi Caca. Sentuhan hangat bercampur dingin, membuat tubuh gadis itu seakan membeku di tempat. “Ini… bekas tamparan?” suara Satya rendah, nyaris bergetar menahan emosi. Sorot matanya mengeras, rahangnya menegang. “Siapa yang menamparmu? Apakah Ratna?” Caca langsung menggeleng cepat, kedua matanya melebar. Ia tak ingin menambah masalah. “Bukan, Tuan Mud
Last Updated: 2025-10-01
Chapter: Bab 56 Tamparan
Caca melangkah cepat menyusuri lorong rumah sakit. Suara langkah kakinya bergaung samar di antara aroma obat dan bau antiseptik yang menyengat. Wajahnya masih menyisakan lelah setelah menjaga Satya, tapi detak jantungnya makin kencang tiap kali ia mendekati ruang perawatan ayahnya. Tangannya gemetar saat menekan tombol lift. Sesekali ia mengusap dadanya, berusaha menenangkan diri. Namun hatinya tetap bergejolak, apalagi mengingat percakapan Satya dan Natan barusan—semua itu membuat pikirannya semakin kacau. Begitu lift terbuka, ia keluar tergesa, menyusuri koridor hingga berhenti di depan pintu bercat putih dengan jendela kaca kecil. Dari balik kaca itu, ia melihat sosok ayahnya tengah berjuang meraih gelas air di atas nakas dengan tangan yang gemetar. Tubuh renta itu tampak makin kurus, wajahnya pucat, namun tatapannya tetap berusaha tegar. Di sisi lain, Naumi, adik tirinya, justru duduk santai di kursi, menekuri ponsel mahalnya sambil sesekali menyuapkan cemilan ke mulut. Seak
Last Updated: 2025-09-29
Chapter: Bab 55 Mulai Takut Kehilangan
“Apa yang dia katakan padamu, tawaran apa yang dia berikan?” suara Satya pecah di udara, datar tapi mengandung tekanan. Tatapan matanya tajam menusuk, membuat Caca yang baru saja selesai membereskan pecahan beling tertegun sejenak. Pertanyaan itu membuat napas Caca sedikit tercekat. Ia menoleh perlahan, lalu menghela napas panjang untuk menenangkan diri. Tanpa banyak pikir, ia kembali duduk di sisi ranjang Satya. Tangannya bergerak otomatis, mengambil apel dari mangkuk buah dan mulai mengupas kulitnya dengan telaten. “Tuan Muda Natan bilang akan menolong saya jika saya ingin bebas dari Nyonya Ratna,” ucap Caca akhirnya, lirih namun tegas. Tak ada gunanya berbohong, pikirnya. Pria di hadapannya terlalu tajam, kebohongan sekecil apa pun bisa jadi bumerang. Satya tidak langsung menjawab. Rahangnya mengeras, sorot matanya tetap menusuk wajah Caca yang menunduk. Ada sesuatu yang berputar di kepalanya, namun ia memilih bungkam, hanya membiarkan keheningan menekan ruangan. “Makan buah du
Last Updated: 2025-09-28
Chapter: Bab 54 Sekeping Asa
Caca menunduk, lalu dengan telaten membereskan sisa makanan yang tersisa di meja kecil. Mangkuk dan sendok ia rapikan satu per satu ke dalam kantung yang tadi dibawa Saga. Gerakannya sederhana, tapi ada kelembutan yang membuat ruangan itu terasa hangat. Ia tak mengeluh meski tubuhnya sendiri belum sepenuhnya pulih. Satya menyandarkan tubuhnya ke sandaran ranjang, satu tangannya masih kaku dengan perban. Tatapannya tak lepas dari sosok Caca. Diam-diam ia memperhatikan detail kecil: bagaimana gadis itu menunduk saat membereskan piring, bagaimana jemarinya yang mungil tampak cekatan, dan bagaimana wajahnya tetap teduh tanpa mengeluh sedikit pun. “Bukannya ayahmu dirawat di sini juga?” suara Satya memecah keheningan. Nada bicaranya datar, tapi sorot matanya menyimpan rasa ingin tahu yang tak bisa ia sembunyikan. Caca menoleh, sedikit terkejut, lalu mengangguk pelan. “Benar, kemarin saya sudah menjenguk beliau,” jawabnya jujur. Satya menggerakkan kepalanya sedikit, masih menatapnya den
Last Updated: 2025-09-25
Chapter: Bab 53 Makan Berdua
Ketukan pelan terdengar di pintu kamar rawat itu. Seorang pelayan tua masuk membawa kantung besar berisi makanan. Dialah Saga, orang yang sudah mengabdi cukup lama di rumah keluarga besar Mahendra. Rambutnya memutih, wajahnya dipenuhi kerut usia, namun sorot matanya masih teduh dan penuh wibawa. “Permisi, Tuan Muda… Nona Caca,” ucapnya seraya melangkah pelan. Kantung makanan itu ia letakkan di meja kecil dekat ranjang Satya. Aroma sup hangat dan bubur lembut langsung memenuhi ruangan, menghadirkan kehangatan di udara yang dingin. Satya hanya mengangguk singkat, wajahnya tetap datar. Tapi Caca yang duduk di sisi ranjang tempatnya segera berdiri, menunduk sopan sambil berkata, “Terima kasih, Pak Saga.” Pelayan tua itu menatap Caca sekilas. Ada keharuan yang jelas tergambar di wajahnya. “Tidak apa-apa, Nona. Ini memang sudah menjadi tugas saya. Tapi… saya sempat khawatir sekali mendengar Nona harus dirawat kemarin. Begitu juga saat Tuan Muda Satya mengalami kecelakaan. Hati saya sungg
Last Updated: 2025-09-23
Chapter: Bab 52 Benih Rasa
Pagi itu sinar matahari mulai menyusup lewat celah tirai rumah sakit. Satya terbangun lebih awal dari biasanya, matanya langsung menatap ke arah sofa kecil di sudut ruangan. Di sana, Caca masih terbaring, tubuhnya meringkuk tanpa selimut tambahan. Satya sempat hendak mengalihkan pandangan, namun sesuatu membuatnya menahan diri. Wajah Caca pucat, bibirnya kering, dan keringat tipis membasahi pelipisnya. Napasnya tampak lebih berat dari biasanya. Alis Satya berkerut. Dia terlihat… tidak baik-baik saja. “Caca.” Panggilannya pelan, tapi gadis itu tidak bergerak. Satya berdeham, mencoba lagi. “Caca, bangun.” Tak ada jawaban. Hanya dengusan napas teratur, tapi terdengar lemah. Perasaan aneh menjalari dada Satya, jantungnya berdegup tak karuan. Ia segera berusaha bangkit, meski tubuhnya sendiri masih belum pulih. Dengan gerakan terbatas, ia meraih tombol panggil perawat di sisi ranjangnya. Tak lama kemudian, seorang perawat masuk tergesa. “Ada apa, Tuan Muda?” “Lihat dia…” suar
Last Updated: 2025-09-21
Terjerat Pesona CEO Kesepian

Terjerat Pesona CEO Kesepian

Stefani Sauvone, gadis berusia 21 tahun yang harus melewati lika-liku kehidupan yang rumit, sejak lulus sekolah Stefani harus melawan kerasnya dunia, hidup mandiri untuk memenuhi tuntutan keluarga. Hingga akhinya ia mulai bekerja di sebah perusahaan property, tuntutan kerja semakin membuatnya tertekan. Bahkan membuatnya harus rela melakukan segala hal yang tak pernah ia perbuat. Keaadaan itu membawa Stefani bertemu dengan Albert Wiliams, seorang laki-laki dewasa yang sudah mempunyai seorang istri. Niat awal Stefani mendekati laki-laki itu murni untuk pekerjaan, namun siapa sangka, sikap Albert Wiliams yang lemah lembut dan penuh perhatian menumbuhkan benih cinta dalam hati Stefani. Lantas bagaimanakah kisah hubungan beda usia dan status tersebut? Akankah Stefani mengubur perasaannya, atau justru semakin terjerat oleh Pesoan CEO kesepian itu!?
Read
Chapter: Bab 40 Flashback
“A… Apa? Kamu gila, Dan!” Suara Stela pecah, hampir melengking. Tubuhnya seketika melemas, lututnya tak lagi mampu menopang. Ia terduduk di lantai, wajahnya penuh kepanikan dan air mata. Seluruh harga diri yang tadi masih coba dipertahankan, kini lenyap tanpa sisa. Hidupnya terasa tak lagi punya harapan. Dengan tubuh bergetar, ia kembali merangkak dan merangkul kaki Albert. Air matanya menetes di sepatu mahal yang dikenakan pria itu. “Tolong beri aku kesempatan, Al… bagaimanapun kita sudah bersama selama 15 tahun. Uang itu… tidak seberapa, kan? Jadi tolong maafkan aku, ya…” rengek Stela, suaranya parau, lirih, penuh ketakutan. Albert menunduk sedikit, menghela napas panjang dan berat. Dadanya naik turun, menahan amarah yang membakar. Ia tidak sanggup menatap wajah Stela. Baginya, wajah itu kini hanya mengingatkan pada pengkhianatan yang menusuk jantungnya dalam-dalam. Selama 15 tahun, ia mencintai wanita itu, membangun keluarga, menjaga komitmen. Namun kini, semua yang ia berikan h
Last Updated: 2025-10-01
Chapter: Bab 39 Mari Bercerai
“Apa kamu yakin rencana kita akan berhasil, sayang?” Suara wanita itu terdengar jelas dari rekaman yang diputar Bobby. Semua orang di ruangan—wartawan, Danil, bahkan Stela sendiri—membeku di tempatnya. Mikrofon yang tadi teracung kini perlahan diturunkan, sementara kamera masih terus menyala, mengabadikan momen yang jauh lebih besar dari sekadar dugaan perselingkuhan. Danil yang berdiri di dekat pintu kamar seketika pucat pasi. Tubuhnya kaku, matanya melebar tak percaya. Suara itu… terlalu familiar. Ia menoleh perlahan pada Stela, jantungnya berdetak tak beraturan, keringat dingin mulai menetes di pelipisnya. “Asal gadis itu bisa diandalkan, rencana kita pasti akan berhasil, Danil. Aku tahu Albert kesepian, dia nggak mungkin tahan kalau keadaannya sudah mendesak. Jadi buat perempuan itu melakukan perintahmu.” Suara Stela terdengar jelas, bening tanpa retakan. Tak ada yang bisa menyangkal lagi. Serentak ruangan bergemuruh. Para reporter yang tadi berteriak menuduh Albert kini
Last Updated: 2025-09-29
Chapter: Bab 38 Panik
Bruakkk!! Pintu kamar utama terbuka dengan paksa, kayunya bergetar keras menimbulkan bunyi nyaring yang menggema di seluruh lorong. Wartawan yang sudah tak sabar langsung menyerbu masuk dengan kamera menyala, mikrofon teracung, bahkan ada yang langsung menyiarkan secara live ke ponsel mereka. “Ayo cepat! Rekam semua! Ini momen emas!” teriak salah satu reporter bersemangat. Kilatan lampu kamera membuat ruangan seketika terang-benderang, cahaya-cahaya putih memantul di dinding kamar mewah yang elegan. Semua orang berebut posisi, sebagian sampai saling dorong, berharap jadi yang pertama mengabadikan bukti skandal besar itu. Namun detik berikutnya, suara-suara riuh itu berubah jadi kekacauan. “Loh… tidak ada orang di sini!” seru salah satu reporter dengan nada heran. “Bagaimana bisa? Tadi jelas-jelas kita dengar suara perempuan mendesah, kan?” timpal yang lain. Para wartawan mulai celingukan, kamera menyorot setiap sudut kamar. Ada yang membuka pintu kamar mandi, ada yang menyingka
Last Updated: 2025-09-27
Chapter: Bab 37 Sekandal Panas
“Ini dia mobil Albert,” gumam Stela lirih, matanya menatap tajam ke arah sedan hitam mahal yang berhenti di halaman vila megah itu. Tangannya yang masih menggenggam clutch bag bergetar pelan. Dari balik kacamata hitam yang menutupi separuh wajahnya, sorot matanya berkilat penuh kepuasan ada perasaan cemas sekaligus lega yang bercampur menjadi satu. Danil yang turun dari mobilnya di belakang Stela segera mendekat, jas rapi yang ia kenakan tak bisa menutupi aura licik yang menguar dari dirinya. Ia sengaja berdiri sedikit menyamping agar tak menarik perhatian. “Ingat,” bisiknya tajam, suaranya rendah namun penuh tekanan, “kita harus pura-pura nggak saling kenal. Wartawan yang kupanggil sebentar lagi tiba. Semuanya harus berjalan sesuai rencana. Jangan sampai ada celah.” Stela menarik napas dalam, mencoba menahan degup jantung yang semakin kencang. Dua tahun penuh ia harus bersabar, merencanakan langkah demi langkah untuk sampai pada titik ini. Dua tahun menyimpan kebosanan, rasa muak,
Last Updated: 2025-09-26
Chapter: Bab 36 Diambang Dilema
Stefani duduk dengan gelisah di dalam taksi, kedua tangannya saling menggenggam erat di pangkuan. Nafasnya terasa sesak, seakan ruang kabin sempit itu menutup jalan keluar bagi semua kecemasan yang berdesakan dalam dadanya. Sejak pagi tadi perutnya mual, bukan karena sakit, melainkan karena pikiran-pikiran yang terus berkecamuk, seolah ada suara-suara yang berdebat tanpa henti di kepalanya. Jarum jam menunjuk ke angka dua belas lebih empat puluh lima. Lima belas menit lagi ia akan bertemu Albert, seseorang yang membuat hatinya bergetar sekaligus memunculkan rasa bersalah yang tak terkira. “Bagaimana kalau dia marah? Bagaimana kalau dia benar-benar menganggapku murahan?” gumamnya pelan, hampir tak terdengar. Ia lalu menunduk, menatap tas kecil di pangkuannya. Dari sela resleting yang terbuka, botol kecil berisi obat itu tampak berkilau diterpa cahaya matahari. Tangannya bergetar ketika menyentuh benda itu. Stefani menggenggamnya, lalu buru-buru menarik kembali tangannya seakan bo
Last Updated: 2025-09-25
Chapter: Bab 35 Sebotol Obat
Stefani tiba di kantor dengan napas terengah, langkahnya cepat meski tubuhnya terasa lemah. Ia tahu dirinya sudah terlambat, beberapa pasang mata menatap sinis ke arahnya begitu ia melewati ruang kerja staf lain. Bisik-bisik kecil terdengar, seakan semua orang menilai dirinya hanya dari pandangan mata. Namun Stefani berusaha menutup telinganya. Ia hanya ingin segera sampai ke mejanya, membuka komputer, dan mengalihkan diri pada pekerjaan. Baru saja ia duduk, layar komputernya baru menyala setengah, suara ketukan sepatu di lantai dan panggilan seorang wanita langsung mencuri perhatiannya. “Stefani,” suara tegas itu datang dari asisten Daniel, wanita berpenampilan rapi dengan wajah tanpa ekspresi. “Pak Daniel menunggumu di ruangannya sekarang.” Stefani menahan napas panjang. Jantungnya langsung berdetak kencang. Ia tahu, cepat atau lambat, ia memang harus menghadapi ini. Vila yang seharusnya sudah berpindah tangan semalam, justru menjadi awal malapetaka baginya. Dengan tangan ya
Last Updated: 2025-09-24
You may also like
Ketika Janda Ketemu Duda
Ketika Janda Ketemu Duda
Romansa · Erna Azura
414.2K views
Ketika Istriku Minta Talak
Ketika Istriku Minta Talak
Romansa · Helminawati Pandia
401.9K views
Gairah Liar Keponakanku
Gairah Liar Keponakanku
Romansa · Chocoberry pie
400.8K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status