Share

Bab 6. Pemaksaan

last update Last Updated: 2023-06-17 09:57:03

Odelia memejamkan mata lelah di kala sudah selesai membuat laporan yang diinginkan oleh Noah. Wanita itu nampak sangat sedih bercampur dengan kesal. Entah, Odelia merasa hidupnya benar-benar seperti tengah dikutuk.

Suara dering ponsel berbunyi. Odelia mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dan menatap ke layar tertera nomor ibunya di sana. Raut wajah Odelia berubah di kala melihat nomor telepon ibunya.

Odelia terdiam sejenak. Dia memang menghindari kedua orang tuanya. Sudah sejak tiga tahun lalu, Odelia memutuskan tinggal di New York. Sedangkan kedua orang tuanya berada di Florida.

Odelia mendapatkan penawaran pekerjaan di New York, lalu bertemu dengan Viktor. Sayangnya, perjalanan hidup Odelia tak sempurna seperti apa yang dia imajinasikan.

Sorry, Mom.” Odelia menggeser tombol merah menolak panggilan ibunya itu. Dia mengirimkan pesan singkat pada ibunya mengatakan dusta; tengah meeting. Terpaksa, Odelia harus berbohong. Dia tidak memiliki pilihan lain. Pasalnya, Odelia tak ingin ditanyakan sudah sampai mana persiapan pernikahannya dengan Viktor. Dia belum siap untuk menjelaskan pada kedua orang tuanya.

Odelia bangkit berdiri seraya membawa laporan yang sudah dia buat. Wanita itu melihat ke cermin, matanya sudah tak terlalu sembab seperti tadi pagi. Jadi, sekarang Odelia tak perlu memakai kaca mata hitam.

Odelia mengatur napasnya pelan, lalu melangkah meninggalkan ruang kerjanya, menuju ke ruang kerja Noah. Dalam hati, Odelia meneguhkan untuk bersikap professional.

Noah Danzel adalah CEO baru di perusahaannya, maka mau tak mau Odelia akan sering berhadapan dengan pria menyebalkan itu. Jika saja, Odelia sudah mendapatkan penawaran pekerjaan lebih baik, sudah pasti Odelia akan memilih meninggalkan perusahaan ini. Namun, di era jaman seperti ini mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Sedangkan Odelia membutuhkan uang untuk tetap bisa bertahan hidup.

Setibanya di ruangan Noah, Odelia mengetuk pintu, lalu dia mendengar suara Noah memintanya untuk masuk ke dalam. Odelia pun kini melangkahkan kaki masuk ke dalam ruang kerja Noah.

“Baik, Tuan Danzel. Saya akan menjalankan tugas Anda.” Elvina menundukkan kepalanya, pamit undur diri.

Odelia yang melihat sang Direktur Utama pergi, buru-buru dia menunduk sopan.  

Noah duduk di kursi kebesarannya, menatap Odelia yang sejak tadi masih berdiri di ambang pintu. “Kau hanya ingin berdiri diam di sana?”

Odelia melangkah menghampiri Noah sambil menyerahkan dokumen di tangannya. “Tuan Danzel, ini laporan yang Anda minta.”

Noah mengambil dokumen yang diberikan Odelia, dan membaca seksama dokumen tersebut. Tampak sebelah alis Noah terangkat, awalnya pria itu pikir kalau laporan yang dibuat Odelia pasti kurang rapi. Melihat wanita itu adalah wanita yang patah hati—tentunya bekerja akan sangat kacau jika kondisi hati sedang tidak baik.

Namun, ternyata apa yang Noah pikirkan salah besar. Laporan yang dibuat Odelia sangat rapi, tak mencerminkan wanita itu tengah patah hati. Harus Noah akui, bahwa Odelia sangatlah professional. Odelia mampu mengesampingkan urusan pribadi untuk urusan perusahaan.

Noah menutup laporan itu. “Aku pikir wanita patah hati sepertimu, akan bekerja kacau.” Noah menatap Odelia dengan senyuman samar. Senyuman yang mampu melumpuhkan para kaum hawa.

Odelia membalas tatapan Noah. “Aku dibayar di perusahaan ini untuk bersikap professional, Tuan Danzel.”

Noah bangkit berdiri, melangkah mendekat pada Odelia. “Great. Aku suka cara pikirmu.” Pria itu mengikis jaraknya dengan Odelia. “Tapi, tadi pagi kau memakai kaca mata hitam pasti karena kau menangis semalaman, kan?”

“Tidak! Tadi malam aku begadang sampai membuat mataku bengkak!” seru Odelia dengan nada tinggi.

Noah terkekeh meledek. “Kau bisa menipu banyak orang, tapi tidak dengan menipuku, Odelia.”

Odelia semakin salah tingkah, tapi dia tetap tak mau menunjukkan sisi lemahnya. “Kau tidak tahu apa pun tentangku, Tuan Danzel.”

Noah tersenyum penuh arti. “Satu malam bersamamu sepertinya membuatku sedikit banyak mulai tahu dirimu. Dan sekarang kau adalah karyawanku. Of course, aku semakin mengenalmu, Bukan?”

Napas Odelia seakan tercekat di kala Noah sudah berada di hadapannya. Aroma parfume di tubuh Noah begitu menyeruak ke indra penciumannya, melumpuhkan seluruh organ saraf dalam tubuhnya.

Odelia seakan terjebak di dalam lingkaran api yang membuatnya terjebak. Odelia terbelenggu di dalamnya dan tersesat. Sungguh, ingin sekali Odelia berlari sejauh mungkin menghindari Noah Danzel, tapi ke mana dia pergi? Semua langkahnya terhalang.

“Tuan Danzel, apa laporan yang aku berikan sudah cukup jelas untukmu?” Odelia tak menghiraukan apa yang Noah katakan. Dia bersikap professional dengan menanyakan tentang laporan yang dia buat. Tak mau merespon ucapan gila yang lolos di bibir pria itu.  

Noah belum menghiraukan pertanyaan Odelia. Pria itu menarik dagu Odelia, menatap dalam dan lekat iris mata wanita itu. “Pekerjaanmu sudah rapi. Aku menyukai cara kerjamu. Tapi—” Noah menundukkan bibirnya ke telinga Odelia seraya berbisik serak, “Sangat disayangkan kalau kau menangisi pria yang sudah tidak menginginkanmu, Odelia. Lebih baik kau bersenang-senang menikmati hidupmu. Seperti contoh, malam waktu itu. Kau tahu? Aku menyukai berada di dalammu.”

Pipi Odelia memerah memanas mendengar ucapan vulgar Noah. “Jika tidak ada lagi yang kau butuhkan, aku akan pergi.” Buru-buru, Odelia berlari meninggalkan ruang kerja Noah. Beruntung, wanita itu tak terjatuh meski memakai heels tinggi.

Senyuman samar di wajah Noah terlukis melihat Odelia pergi dengan wajah memerah malu. Noah mengambil wine yang ada di atas meja, dan menatap Odelia dnegan tatapan penuh makna. Rupanya hanya sedikit menggoda, tapi membuat wanita itu menjadi salah tingkah.

***

Jam pulang tiba. Odelia segera bergegas untuk pulang. Jika biasanya, Odelia bisa berlama-lama di kantor, kali ini berbeda. Odelia enggan terlalu lama di kantor. Wanita itu ingin segera pulang menenangkan segala pikirannya.

“Odelia? Kau mau pulang sekarang?” tanya Darla menatap temannya yang nampak sangat terburu-buru.

Odelia mengangguk. “Ya, Darla. Aku ingin segera pulang.”

Sebelah alis Darla terangkat. “Kau terburu-buru pulang, apa karena ingin berkencan dengan Viktor?”

Odelia menatap jengah Darla yang kerap membahas Viktor. “Darla, please. Jangan bahas Viktor.”

Kening Darla mengerut. “Kenapa kau tidak ingin membahas Viktor lagi? Bukankah biasanya kau selalu membahas Viktor. Apalagi sejak Viktor melamarmu.” Darla merasa ada yang aneh dari Odelia.

Odelia mendesah panjang. “Darla, aku ingin pulang. Jangan membahas Viktor.” Lalu, Odelia melangkah pergi meninggalkan Darla begitu saja. Tampak raut wajah Darla sangat bingung.

“Odelia, kau berhutang cerita padaku,” seru Darla sedikit berteriak cukup kencang, namun sayangnya Odelia tetap tak menggubris Darla. Dia menatap kesal Odelia yang pergi meninggalkannya.

Di perjalanan, Odelia mengemudi dengan kecepatan sedang membelah kota Manhattan. Sore itu, cuaca sangat cerah, namun sayang wajah Odelia tetap kusut. Memiliki masalah yang datang bertubi-tubi memang membuatnya tak bisa berpikir jernih saat ini.  

Jika Odelia kacau masalah hubungan asmara, biasa dia fokus pada pekerjaannya, bahkan dia pasti akan berlama-lama di kantor tak langsung pulang. Namun, keadaannya dirinya terjebak dalam masalah rumit. Bayangkan saja, dia one night stand dengan CEO perusahaannya. Kalau para karyawan tahu, pasti Odelia menjadi bahan sindiran. Oh, astaga! Tidak-tidak. Odelia tidak akan membiarkan orang tahu.

Tiba-tiba, mobil Odelia berhenti di tengah jalan. Sontak, Odelia terkejut di kala mobilnya berhenti. Mesin menyala tapi mobil tak bisa berjalan. Dia merasa ada yang tidak beres dengan ban mobilnya.

Odelia memukul setir mobilnya, dengan wajah yang nampak sangat kesal. Dengan terpaksa, Odelia turun dari mobil dan segera memeriksa—ternyata benar ban mobil Odelia terkena ranjau.

Shit!” Odelia mengumpat kasar. Dia tak mengerti bagaimana cara mengganti ban mobil.

Odelia hendak mengambil tas yang ada di dalam mobil, namun langkah Odelia terhenti di kala melihat ada mobil yang berhenti di hadapannya. Raut wajah wanita itu menunjukkan jelas kebingungan. 

Lalu … seketika rasa bingung di wajah Odelia terhenti melihat Noah turun dari mobil. Dalam hati, Odelia mengumpat kasar. Dia sudah pulang cepat dari kantor, malah sekarang dirinya tetap bertemu dengan Noah.

Noah melirik ban mobil Odelia sekilas. “Ban mobilmu bocor.”

Odelia mengangguk. “Ya,” jawabnya dingin.

“Naiklah. Aku akan mengantarmu pulang. Nanti orangku akan membawa mobilmu ke bengkel,” ucap Noah datar.

“Tidak usah. Aku bisa sendiri. Thanks.” Odelia gengsi, tak mau menerima tawaran Noah.

Alis Noah terangkat. “Really kau bisa sendiri, Odelia? Dari tadi aku lihat kau hanya diam, tidak melakukan apa pun.”

Odelia mengembuskan napas kasar. “Aku akan menelepon bengkel untuk—”

Perkataan Odelia terpotong di kala Noah menarik tangan Odelia paksa, dan membawa masuk Odelia ke dalam mobil. Sontak, Odelia terkejut akan tindakan Noah yang menyeretnya paksa.

“Noah, apa yang kau lakukan, akh—” Odelia meringis di kala dipaksa masuk ke dalam mobilnya. Odelia hendak ingin pergi, namun sayang Noah sudah masuk dulu ke dalam mobil dan mengunci pintu mobil hingga membuat Odelia tak bisa keluar.

Lagi dan lagi, Odelia terjebak sampai harus berurusan dengan Noah. Dia sudah menghindari pria sialan itu, tapi tetap saja takdir seakan ingin mereka bertemu.

Sepanjang perjalanan Odelia terus menatap dingin dan tajam Noah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
So sweet,perhatian banget Noah sm Odelia...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Pesona CEO Tampan   Bab 90. Ending Scene (TAMAT)

    Odelia bangun pagi-pagi sekali. Dia berkemas hanya dalam waktu satu jam. Pun dia tak perlu berkemas banyak, karena para pelayan sudah membantunya. Noah sudah menyarankan, kalau ada barang yang tertinggal, bisa membeli di negara tersebut. Tapi Odelia tidak puas. Wanita itu selalu kesal setiap kali berpergian ada barang yang tertinggal.Selama mengemasi barang-barang, ada rasa kesal pada diri Odelia, karena Noah tidak bilang jauh-jauh hari ingin mengajaknya berlibur. Kalau saja Noah bilang jauh-jauh hari, pastinya Odelia akan mempersiapkan barang-barangnya dari jauh-jauh hari.Tak dipungkiri ada rasa bahagia karena Noah mengajaknya berlibur. Tentu saja Odelia merasa bahagia. Selama ini Noah selalu sibuk bekerja. Sekarang sang suami meluangkan waktu untuknya dan anak-anak mereka. Jelas membuat hati Odelia bahagia.Sejak menikah, Odelia memang fokus mengurs Orlin dan Neville. Dia sudah meninggalkan posisi jabatannya di kantor. Jika rindu kantor, pasti Odelia akan datang ke kantor sang sua

  • Terjerat Pesona CEO Tampan   Bab 89. Extra Part V

    Pujian lolos di bibir Orlin sangat polos. Mata Orlin sampai melebar dan mengerjap beberapa kali melihat ketampanan Diego. Sedangkan Diego nampak tak suka di kala Orlin terus menatapnya.Bocah laki-laki itu memilih untuk membuang pandangannya, tak merespon sama sekali pujian yang lolos di bibir Orlin. Tampak jelas bocah laki-laki itu merasa tak nyaman. Tapi dia tidak bisa berbuat apa pun, karena sekarang dia sedang berada di rumah teman lama ayahnya.“Orlin, kemari, Sayang.” Odelia meminta putrinya duduk.Orlin menurut, duduk di samping ibunya. Tepat di kala Orlin sudah duduk—Kimberly memberikan kecupan di pipi bulat Orlin. Terlihat Kimberly sangat gemas pada Orlin yang sangat cantik dan menggemaskan.“Kimberly, ini Orlin, putriku dan Noah.” Odelia mengenalkan Orlin pada Kimberly. “Orlin, berikan salam pada Bibi Kimberly, Paman Damian, dan Kak Diego.”Orlin patuh. Gadis kecil itu melukiskan senyumannya. “Hallo, Paman Damian, Bibi Kimberly—dan kau Kak … ah Diego saja. Aku suka memanggil

  • Terjerat Pesona CEO Tampan   Bab 88. Extra Part IV

    Bella dan Yosef datang berkunjung ke mansion Noah dan Odelia. Bella sudah minta maaf pada Odelia, tentang masalah Orlin. Bella meminta maaf karena tidak bermaksud untuk membuat Orlin menjadi anak yang jahat. Tentu Odelia mengerti maksud Bella. Tanpa harus minta maaf, Odelia sudah memaafkan ibu mertuanya.Hubungan Odelia dan Bella bisa dikatakan sangat baik. Meskipun dulu Bella tak menyukai Odelia, tapi sekarang Bella sangatlah menyukai sifat Odelia. Sosok Odelia selain baik, juga tegas membuat ibu Noah itu menjadi luluh. Noah dan Odelia sama-sama anak tunggal di keluarga. Orlin dan Neville selalu menjadi cucu kesayangan dari keluarga Noah dan keluarga Odelia. Tak heran kalau Orlin dan Neville sangat manja, karena memang kedua orang tua Noah dan Odelia sangatlah memanjakan Orlin dan Neville.Namun ada satu sikap Odelia yang membuat banyak kagum padanya. Odelia memiliki sikap yang jauh lebih tegas dan keras dalam mendidik anak. Berbeda dengan Noah yang jauh lebih tenang dan sabar.Odel

  • Terjerat Pesona CEO Tampan   Bab 87. Extra Part III

    Odelia mengatur napasnya seraya memejamkan mata. Wanita cantik itu memijat keningnya, akibat rasa pusing yang melanda. Ya, emosi hari ini membuat Odelia menjadi cukup tak terkendali. Rasa marah bercampur dengan rasa kecewa yang menimbulkan kesesakan.Noah melangkah masuk ke dalam kamar, mendapati sang istri duduk di tempat tidur dengan wajah yang menyimpan rasa kesal. Tanpa perlu ditanya, dia sudah mengerti kenapa emosi sang istri tak mudah menyurut.“Odelia—”“Noah, jangan bicara dulu denganku. Aku ingin istirahat.” Odelia langsung memotong ucapan Noah, meminta suaminya untuk tak bicara. “Putri kita ingin bertemu denganmu.” Noah tetap masuk sambil menggenggam tangan Orlin. Tampak raut wajah Orlin menunjukkan jelas rasa takut. Gadis kecil itu terus menggenggam tangan Noah.Odelia mengalihkan pandangannya, menatap Orlin dengan tatapan tegas.Noah membelai rambut Orlin. “Ayo, lakukan yang tadi kau katakan. Jangan takut.”Beberapa detik, Orlin masih terdiam melihat Odelia yang menunjuk

  • Terjerat Pesona CEO Tampan   Bab 86. Extra Part II

    “Mom, kau sudah keterlaluan. Kau mengajarkan hal buruk pada Orlin. Hari ini dia membuat masalah di sekolah. Dia menghina anak laki-laki yang memberikan hadiah murahan padanya. Tindakan Orlin ini sangat buruk. Odelia sangat kecewa.” Noah berujar dengan nada tegas pada ibunya melalui panggilan telepon.Hal pertama yang Noah lakukan untuk menyelesaikan masalah adalah bicara pada ibunya. Dia tahu bahwa tindakan ibunya, tidaklah benar. Ajaran ibunya membawa dampak negative pada putri sulungnya.Bella mendesah panjang. “Noah, Mommy hanya memberikan nasihat agar Orlin selalu hati-hati dekat dengan laki-laki. Mommy tidak ingin sampai cucu Mommy mendapatkian laki-laki sembarangan.” “Tapi caranya tidak seperti itu, Mom. Kau sama saja mengajarkan hal buruk pada Orlin. Orlin menjadi angkuh. Dia tidak mau bergaul dengan orang yang hidup berkurangan. Ini akan membuat sifat Orlin buruk di masa depan.”“Noah, Mommy tidak bermaksud seperti itu. Mommy hanya tidak ingin Orlin salah memilih pria di masa

  • Terjerat Pesona CEO Tampan   Bab 85. Extra Part

    Empat tahun berlalu … “Kau sudah keterlaluan Orlin!” Odelia nampak marah dengan putri kecilnya. Raut wajah wanita itu menunjukkan jelas rasa kesal yang tak termaafkan. Dia bertolak pinggang menyalang menatap putri kecilnya yang berusia empat tahun.Bibir Orlin menekuk dalam. “Mom, aku tidak salah. Apa yang aku katakan fakta. Laki-laki tadi terlalu miskin. Grandma bilang, aku harus mendapatkan laki-laki terbaik. Grandma melarangku di masa depan, menjalin hubungan dengan laki-laki yang berbeda kasta denganku.”Mata dan bibir Odelia melebar mendengar apa yang dikatakan putri kecilnya. “Astaga, Orlin! Kau keterlaluan. Ayo pulang sekarang! Kita selesaikan di rumah!”Odelia kehilangan kesabaran. Dia segera membawa masuk Orlin masuk ke dalam mobil, dengan raut wajah kesal. Ya, Orlin Odelia Danzel adalah putri pertama Odelia dan Noah. Gadis kecil itu membuat ulah di sekolah sampai membuat Odelia harus mendatangi sekolahnya.Seumur hidup, Odelia belum pernah sama sekali diuji kesabaran. Membe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status