Share

Bayang-Bayang Vazques

Author: THANISA
last update Last Updated: 2025-06-16 14:35:47

Sergio menatap tajam layar laptop di hadapannya, cahaya biru dingin memantul di iris matanya yang kelam. Di layar, dua pria muda berdiri berdampingan dalam foto lawas yang telah diwarnai usia—satu dengan seragam polisi rapi dan senyum tenang, dan satu lagi mengenakan jas hitam elegan, menyiratkan aura kekuasaan dan bahaya.

Adrian Vazques, Kepala Polisi legendaris.

Don Rafael Santiago, bos dunia abu-abu dan ayah Leon Santiago.

Sahabat lama. Dua nama besar di dua dunia yang bertolak belakang.

“Siapa sangka,” gumam Sergio pelan, jarinya menyentuh permukaan layar. “Ayahmu, Elera Vazques, pernah bersumpah akan melindungi anak dari sahabatnya… seorang mafia.”

Ia membuka sebuah berkas tua yang telah ia curi dari arsip kepolisian yang paling tertutup. Transkrip komunikasi terakhir antara Adrian dan Don Rafael masih terjaga dengan jelas.

> “Aku tidak bisa ikut jalanmu, Rafael. Tapi aku percaya padamu. Jika suatu hari aku jatuh… lindungi anakku.”

“Kau juga… jagalah anakku. Dunia ini akan jauh l
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Luka yang Tersembunyi

    Pagi itu seharusnya biasa saja. Elera sedang menyusui salah satu bayi kembarnya sementara Leon sedang menyeduh kopi di dapur. Alva bermain tenang di ruang tamu bersama Dante dan Maya, suasana rumah Santiago penuh ketenangan—untuk pertama kalinya setelah sekian lama.Namun ketenangan itu runtuh seketika saat seorang staf datang membawakan paket. Tak ada nama pengirim. Hanya amplop cokelat tua dengan inisial “S.” yang membuat Leon membeku sejenak begitu melihatnya.“Sayang, ini apa?” tanya Elera santai saat Leon masuk dan menyerahkan paket itu. Leon ragu. Tapi sebelum ia bisa menjawab atau merebutnya kembali, Elera sudah membukanya.Isinya sebuah flashdisk kecil dan selembar surat dengan tulisan tangan halus namun sinis:Apa kau benar-benar mengenal siapa suamimu, Dokter?Atau kau hanya mencintai sosok yang ia perlihatkan padamu?—SLeon langsung merebut flashdisk itu, ingin menghentikannya sebelum terlambat, tapi Elera sudah berdiri. “Kita lihat bersama,” katanya dingin.Leon menghela

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Bayang Masa Lalu

    Pagi itu terlihat biasa saja di mansion Santiago. Matahari menyelinap hangat dari balik tirai tipis, si kembar masih tidur pulas dalam pelukan dunia kecil mereka, sementara Alva sedang sibuk menyusun pasukan mainannya di ruang tengah. Elera sedang menyusui satu dari si kembar, mengenakan gaun rumah sederhana, rambutnya digulung seadanya. Suasana rumah terasa damai.Tapi ketenangan itu pecah ketika Leon menerima sebuah paket di ruang kerjanya. Tak ada pengirim. Hanya kotak kecil dengan kertas lusuh dan pita usang, seolah berasal dari masa yang sudah lama terkubur. Dengan dahi berkerut, Leon membukanya pelan.Di dalamnya, tumpukan foto tua. Hitam putih, beberapa mulai pudar. Tapi satu hal yang langsung menghentakkan napasnya: seorang anak perempuan kecil dengan senyum cerah, rambut dikuncir dua, berdiri di samping seorang anak laki-laki berwajah tegas dengan sorot mata yang sangat familiar. Dia. Leon.Tangannya gemetar saat membalik beberapa foto lain. Semua dari waktu yang sudah ia kub

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Hari Khusus Tante Maya

    Pagi itu, mentari di langit Santiago menyapa dengan hangat. Udara segar dan suasana tenang memberi pertanda akan datangnya hari istimewa. Di dalam mansion Santiago, terdengar langkah kaki kecil berlari menuruni tangga.“Tante Mayaaa!” teriak Alva dengan semangat, langsung memeluk kaki Maya yang berdiri santai di dapur sambil menyesap minuman dingin.Maya tersenyum lebar, mengangkat Alva ke udara dan memutarnya sekali. “Hari ini, dunia milik kita, pendekar kecil.”Tak lama, Dante muncul dari arah tangga, mengenakan jaket hitam dan sepatu boots. Di pundaknya tergantung ransel besar yang sedikit bergoyang. Tatapannya tenang, tapi ada sedikit kilau geli di matanya.“Semua senjataku sudah siap,” katanya datar.Elera melirik curiga. “Senjata?”“Catur, puzzle, dan rencana dari B sampai Z,” jawabnya ringan.Leon yang duduk di meja makan sambil menyeruput kopi hanya mengangguk pelan. “Aku sudah bisa mencium bau kekacauan... versi keluarga.”“Karena memang akan begitu,” balas Elera, menyerahkan

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Bukan Ayah Baru, Tapi Panik Seperti Baru

    Leon berdiri kaku di depan meja pendaftaran rumah sakit. Tangannya memegang formulir pendaftaran dengan tegang seolah dia baru saja menandatangani kontrak perang, bukan sekadar… imunisasi bayi.Di sisinya, Elera tampak jauh lebih tenang, meski sedikit menguap—efek begadang semalaman karena si kembar yang menyusu bergantian.“Sayang, ini cuma imunisasi,” ujar Elera dengan lembut tapi tegas, sambil menggendong Axel yang tidur pulas. “Kita sudah pernah melalui ini dengan Alva.”“Tapi itu Alva,” balas Leon, menatap Aurora di pelukannya dengan ekspresi khawatir. “Aurora terlalu kecil… dan Axel terlalu kalem. Seperti diam-diam menyimpan rencana.”Elera tertawa pelan. “Leon. Kita tidak sedang hadapi interogasi musuh. Ini rumah sakit. Kita yang punya.”Perawat yang mengenali mereka tersenyum sopan. “Dokter anak sudah menunggu. Silakan masuk, Tuan dan Nyonya Santiago.”---Di ruang imunisasiDokter anak senior dan dua suster menyambut mereka. Semua dilakukan sesuai protokol, dan tentu saja den

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Bayang-Bayang Vazques

    Sergio menatap tajam layar laptop di hadapannya, cahaya biru dingin memantul di iris matanya yang kelam. Di layar, dua pria muda berdiri berdampingan dalam foto lawas yang telah diwarnai usia—satu dengan seragam polisi rapi dan senyum tenang, dan satu lagi mengenakan jas hitam elegan, menyiratkan aura kekuasaan dan bahaya.Adrian Vazques, Kepala Polisi legendaris.Don Rafael Santiago, bos dunia abu-abu dan ayah Leon Santiago.Sahabat lama. Dua nama besar di dua dunia yang bertolak belakang.“Siapa sangka,” gumam Sergio pelan, jarinya menyentuh permukaan layar. “Ayahmu, Elera Vazques, pernah bersumpah akan melindungi anak dari sahabatnya… seorang mafia.”Ia membuka sebuah berkas tua yang telah ia curi dari arsip kepolisian yang paling tertutup. Transkrip komunikasi terakhir antara Adrian dan Don Rafael masih terjaga dengan jelas.> “Aku tidak bisa ikut jalanmu, Rafael. Tapi aku percaya padamu. Jika suatu hari aku jatuh… lindungi anakku.”“Kau juga… jagalah anakku. Dunia ini akan jauh l

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Hadiah untuk Kakak Tertua

    Kai menyusuri lorong-lorong mansion Santiago, yang hari itu berubah menjadi istana kecil perayaan. Suara tawa, denting gelas, dan musik lembut mengisi udara. Tapi telinganya hanya mencari satu hal—hening.Langkah kakinya membawanya ke sayap timur mansion, tempat para penghuni rumah biasa ‘menghilang’ dari keramaian. Dan benar saja, di sana, tersembunyi di balik rak buku dan ruangan servis tua, ada sebuah loteng kecil dengan jendela menghadap halaman belakang.Tempat itu… tempat ‘rahasia’ Alva. Tempat bocah itu biasa menyusun strategi tempur, memata-matai orang dewasa, atau hanya duduk diam sambil menggambar rencana-rencana imajinasinya di kertas bekas hasil scan MRI.Kai berdiri di pintu kayu kecil yang sedikit terbuka.Di dalam, Alva duduk diam di lantai kayu dengan lutut ditarik ke dada, boneka rubah di pelukannya. Dia menatap keluar jendela, memandangi pesta dari kejauhan.Kai tidak langsung bicara. Ia hanya menghela napas pelan.“Sial… anak ini terlalu mirip denganku waktu kecil.”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status