Home / Romansa / Terjerat Pesona Mama Temanku / Memakaikan baju perempuan bugil

Share

Memakaikan baju perempuan bugil

Author: Risya Petrova
last update Huling Na-update: 2025-07-14 21:20:54

Malam terus merambat turun, dan suasana kamar kos Bela seperti membeku. Ketiga pemuda itu berdiri kaku di sekeliling ranjang, menatap tubuh Bela yang masih tak bergerak di balik selimut.

Keringat dingin mengalir di pelipis mereka.

Bukan karena suhu udara, tapi karena tekanan situasi yang tak biasa ini.

Tigar yang sedari tadi lebih banyak diam, akhirnya angkat suara.

“Sebetulnya ya … makein baju ke cewek itu bisa dibilang pengalaman paling menyenangkan buat cowok,” ucapnya sambil terkekeh gugup. “Tapi nggak tau kenapa, feeling aku sekarang nggak enak banget. Gak tau kenapa … bukannya seneng atau excited. Tapi ini aku kok malah takut ya ….”

Adit melirik Tigar tajam. “Aku juga gak mau, Gar. Bukan karena jijik. Aku nggak bermaksud menghina Bela. Dia cantik kok ... Tapi karena … kalau salah gerak, aku bisa masuk penjara, aku nggak mau dikira pemuda pembegal kehormatan … dan deket-deket dengan Bela ... gak tau kenapa bikin kepala ku pusing. Mual. Apa lagi kalau dia pas sadar terus langsung
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Ciuman basah di lift - Sarah & Adit

    Setelah proses administrasi yang cukup memakan waktu karena tak ada satu pun dari mereka membawa kartu identitas, akhirnya Bela bisa dirawat di UGD Rumah Sakit Harapan Insan. Hardian yang akhirnya menyerahkan KTP-nya untuk jaminan. Adit dan Tigar, masih dalam kondisi bingung dan gelisah, hanya bisa berdiri di luar ruang gawat darurat sambil mengamati dari balik kaca.Paramedis membawa Bela ke dalam ruang perawatan. Perempuan itu masih belum sadarkan diri, dan dokter jaga mulai memeriksa tekanan darah serta memberikan cairan infus."Kita gak bisa lama-lama di sini, Dit," kata Tigar, memecah keheningan. "Besok Hardian pasti kuliah. Kamu juga udah masuk kerja lagi kan, ditambah kuliah malem juga. Aku juga besok pagi harus berangkat kerja juga. Lagian Bela udah ditangani tim medis. Biarkan mereka yang ngurus. Kita titipin aja si Bela sama perawat.”Adit hanya mengangguk. Matanya sembab karena terlalu lama menahan emosi aneh yang ia sendiri tak tau apa itu. Ada rasa bersalah, takut, dan k

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Memakaikan baju perempuan bugil

    Malam terus merambat turun, dan suasana kamar kos Bela seperti membeku. Ketiga pemuda itu berdiri kaku di sekeliling ranjang, menatap tubuh Bela yang masih tak bergerak di balik selimut.Keringat dingin mengalir di pelipis mereka.Bukan karena suhu udara, tapi karena tekanan situasi yang tak biasa ini.Tigar yang sedari tadi lebih banyak diam, akhirnya angkat suara.“Sebetulnya ya … makein baju ke cewek itu bisa dibilang pengalaman paling menyenangkan buat cowok,” ucapnya sambil terkekeh gugup. “Tapi nggak tau kenapa, feeling aku sekarang nggak enak banget. Gak tau kenapa … bukannya seneng atau excited. Tapi ini aku kok malah takut ya ….”Adit melirik Tigar tajam. “Aku juga gak mau, Gar. Bukan karena jijik. Aku nggak bermaksud menghina Bela. Dia cantik kok ... Tapi karena … kalau salah gerak, aku bisa masuk penjara, aku nggak mau dikira pemuda pembegal kehormatan … dan deket-deket dengan Bela ... gak tau kenapa bikin kepala ku pusing. Mual. Apa lagi kalau dia pas sadar terus langsung

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Memperkosa?

    “Ada apa sih ini memangnya?”Suara Hardian memecah malam yang semakin mencekam. Ia kini berdiri tegak di ambang teras kosan, tepat di depan pintu kamar Bela yang terbuka lebar.Cahaya dari lampu halaman menyorot sebagian wajahnya, menambah aura tegas dan curiganya.Adit dan Tigar nyaris melompat karena terkejut. Bayangan Hardian dalam siluet seperti ini begitu nampak menyeramkan. Hardian menyipitkan mata. “Kenapa kalian malah ada di kamar Bela? Ini bukan kamar kalian kan?” tanyanya sekali lagi. Nada bicaranya lebih tegas dari pada sebelumnya.Adit baru hendak membuka mulut, tapi Tigar keburu berseru sambil mengangkat kedua tangan, “Aku bukan pelakunya, Hardi! Sumpah, bukan aku! Yang salah itu Adit!” Seraya itu, Tigar menunjuk ke arah sahabatnya sendiri dengan jari telunjuk yang gemetar. “Ini aja aku baru pulang, dan ke kamar kosannya Bela.”Adit langsung menoleh dengan sorot terkejut. “Gar?!” tegurnya. Kesal karena sekarang seolah-olah dia adalah penjahat dalam sebuah kasus kriminal.

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Tigar curiga pada Adit

    Deru motor RX-King tua milik Tigar terdengar mendekat, menghentikan ketegangan dalam kepala Adit untuk sesaat. Suara mesin khas itu seolah menariknya kembali ke dunia nyata dari semua kekacauan barusan.Adit segera bangkit dari sisi tempat tidur Bela. Tubuh Bela masih terbaring lemah, napasnya tipis, tapi masih ada.Langkah Adit cepat menuju pintu. Begitu membuka, dilihatnya Tigar turun dari motornya dengan wajah lelah dan jaket semi kulit lusuh masih menempel di tubuh.“Loh kok lu dari kamar Bela sih?” tanya Tigar, keningnya langsung berkerut curiga. “Ngapain lo di sana? Kenapa juga lampunya gelap semua?”Adit menelan ludah. Keringat dingin masih membasahi tengkuknya. Tatapan mata Tigar saja sudah menghakimi. “Gar, lo ikut gue bentar. Gue harus jelasin semuanya. Tapi sumpah, jangan marah dulu. Gue juga bingung harus gimana.”Tigar mendekat, pandangannya makin serius. “Apa maksudnya sih?” tanyanya waspada. “Ini sebenernya ada apa sih?”Adit meminta Tigar segera melompati dinding pemb

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Dekapan Bela

    Adit membalikkan badan dan melihat Bela berdiri di hadapannya dalam keadaan tidak wajar. Dia telanjang bulat. Sepasang bukit kembarnya menggantung indah. Pinggangnya langsing. Namun terlalu kurus untuknya. Bela seperti kurang makan, atau seseorang yang memiliki masalah pikiran, tertekan. Kejantanan Adit memang mulai sedikit menegang karena ia adalah laki-laki normal. Beberapa kali Adit berusaha memalingkan muka, tak mau melihat tubuh indah Bela. Baginya, saat ini bukan waktunya mengagumi. Justru ini terasa ganjil. Wajah Bela datar, namun matanya berkilat seperti menyimpan kobaran tak terkendali. “Bela, tolong pakai bajumu kembali … ini nggak bisa begini,” kata Adit panik. Suaranya tercekat, jantungnya berdetak tak karuan. Bukan karena hasrat, tapi karena takut dan ngeri. Ia takut melakukan kesalahan fatal. Bela melangkah maju. “Aku nggak sanggup kehilangan kamu lagi, Arga … Aku nggak peduli kamu bilang bukan Arga, tapi aku tahu ini kamu!” bibir Bela bergetar. “Kita sudah

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Bela telanjang

    Suara knalpot motor sport terdengar pelan saat Adit mematikan mesinnya di pelataran kos sederhana itu. Malam itu langit seperti menyimpan sisa mendung. Sama sekali tidak ada bintang yang bertaburan di cakrawala.Ia turun dari motornya, melepaskan helm, dan menghela napas panjang.Langkahnya terasa berat hari ini.Pikirannya masih mengambang pada Sarah.“Apa dia sudah sampai dengan selamat ya di rumah sakit?” gumamnya lirih, berharap tidak terjadi apa-apa pada Sarah. Semuanya sesuai yang direncanakan sebelumnya.Adit semakin dekat melangkah ke pintu kosannya.Tigar belum juga terlihat. Motor RX-King sahabatnya itu tidak terparkir di tempat biasa.Adit merogoh saku, mengeluarkan kunci pintu.Namun baru saja kunci hampir masuk ke lubang, sebuah suara lirih, nyaris seperti bisikan membelah kesunyian dari kamar kos sebelah."Tolong …”Adit spontan menoleh. Itu suara dari kamar Bela. Tidak terlalu keras, tapi cukup membuat bulu kuduknya meremang.Tanpa pikir panjang, Adit melangkah cepat ke

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status