Share

BAB 15

Author: Rich Mama
last update Last Updated: 2025-07-28 23:35:03
“Revisi proposal rapat,” ujar Max datar. “Sampaikan ke ruangan Chris jam sepuluh.”

Laura menatap map itu. “Bisa kau taruh saja di ruangan sekretaris?”

“Aku ingin kau yang bawa,” ucap Max pelan, nyaris seperti perintah.

Lalu ia pergi tanpa menoleh.

Laura memejamkan mata. Ini akan jadi hari yang sangat panjang.

Tepat pukul sepuluh pagi, Laura membawa map itu menuju ruangan suaminya. Chris sedang duduk di belakang meja kerja, membuka dokumen dengan serius.

“Kau bisa letakkan di sini,” ujar Chris tanpa menatap.

Laura meletakkannya pelan. “Itu revisi proposal dari Max.”

Chris mengangguk. “Terima kasih.”

Hening.

Laura menggigit bibir. Ia ingin bicara, tapi terasa berat. Wanita itu hanya bisa berdiri kaku.

“Ada lagi?” tanya Chris kemudian.

Laura menggeleng. “Tidak.”

“Kalau begitu ... kau boleh kembali ke mejamu.”

Itu kalimat yang sangat biasa. Tapi entah kenapa, terasa seperti cambuk.

’Sepertinya Chris masih marah kepadaku.’

Laura keluar dengan perasaan tenggelam.

Sore hariny
Rich Mama

Hmmm, apa jawaban Chris ya?

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
sriiii
apa ya...apakah zuzur atau bohong...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 66

    Aroma bawang putih tumis yang baru saja masuk ke minyak panas memenuhi dapur sederhana rumah Armand. Cahaya matahari pagi masuk dari jendela, menimpa wajah Laura yang tengah sibuk memotong sayur. Tangan mungilnya bergerak hati-hati, sesekali berhenti untuk memastikan potongannya rapi.Ia ingin membuktikan sesuatu, bahwa ia tidak hanya menumpang, tapi juga bisa berguna. Laura tahu betul, kehadirannya di rumah ini hanyalah sementara. Ia mengulang itu berkali-kali di dalam hati. “Kalau aku bisa membantu, mungkin Tante Ratna akan sedikit lebih hangat,” ujar Laura lirih.Namun sejak ia bangun subuh tadi, Ratna hanya menatapnya datar, dingin seperti biasa. Ratna sibuk mengatur piring dan sendok, tapi sesekali menoleh ke arah Laura dengan sorot mata yang sulit dibaca.“Jangan potong terlalu besar,” suara Ratna terdengar pelan, tapi menusuk.“Iya, Tante,” jawab Laura cepat. Ia tersenyum kecil, berusaha menahan rasa kikuk.Dapur pagi itu hening, hanya ada suara pisau dan wajan yang sesekali b

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 65

    Laura menatap bayangan dirinya di cermin kamar rumah Armand. Rambutnya yang dulu sering dipuji Chris karena lembut dan wangi, kini tampak kusut dan kusam. Lingkaran hitam di bawah matanya semakin jelas, tanda betapa sedikitnya tidur yang ia dapat dalam beberapa malam terakhir.“Apakah aku benar-benar seburuk ini sekarang?” bisiknya pada pantulan wajahnya sendiri.Ada getaran getir di suaranya. Laura teringat bagaimana dulu, setiap kali ia merasa lelah, Chris selalu menyentuh pipinya lembut dan berkata, “Kamu tetap cantik bagiku.” Tapi kalimat itu kini terasa seperti dusta paling pahit.Ketukan pelan di pintu membuatnya terlonjak.“Laura, ini aku.” Suara Max.Laura buru-buru menyeka pipinya yang basah, lalu berusaha menenangkan nada suaranya. “Masuklah.”Pintu terbuka, dan Max melangkah masuk dengan langkah tegas khasnya. Ia membawa sebuah nampan berisi teh hangat dan roti tawar. “Paman menyuruhku memastikan kau sarapan.”Laura memaksa tersenyum, meski hatinya enggan menatap langsung

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 64

    Laura menunduk, jari-jarinya meremas rok yang dipakainya. “Aku tidak bisa lagi, Max. Aku berusaha menutup mata, berusaha percaya, tapi kenyataan terlalu jelas.”Ia berhenti sejenak, menelan ludah, lalu menatap ke luar jendela lagi. “Chris dia bersama Kirana. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Aku memergoki mereka tengah bercinta di kamar tamu di saat aku sedang sakit.”Tangis Laura pecah. Ia masih teringat akan pengkhianatan itu.Max merasakan sesuatu yang aneh dalam dadanya. Bagian dirinya ingin merayakan kabar itu, leganya luar biasa. Laura akhirnya tahu. Laura akhirnya akan lepas dari Chris. Namun, bagian lain justru diliputi kegelisahan. Laura pasti sangat hancur. Dan jika Laura tidak tinggal di rumah Chris, di mana sekarang ia tinggal? Laura melanjutkan dengan suara bergetar. “Untung saja ada Paman Armand. Dia menolongku. Membukakan pintunya agar aku tempati.”Max meremas setir kuat-kuat. Nama itu membuatnya sedikit lega, sedikit tidak. Ia tahu Armand cukup bisa dipercay

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 63

    Tiga hari telah berlalu.Langit Valmerra tampak kelabu. Awan menggantung rendah seperti menggambarkan isi hati Laura. Meski tubuhnya mulai membaik, pikirannya tidak. Ada ruang kosong yang semakin menganga antara dirinya dan Chris, tapi anehnya, yang membuat hatinya gelisah justru Max—bos dingin yang selalu tahu cara membuatnya merasa dilihat.Suara gemericik hujan menyambut langkah Laura saat ia keluar dari mobil taksi.Tubuhnya masih sedikit lemah, tapi ia tetap memaksakan diri untuk kembali bekerja. Di dalam tasnya, surat dokter sudah ia siapkan, hanya sebagai formalitas.Lorong menuju lift sepi. Hanya suara hak sepatu menyentuh lantai marmer yang terdengar. Saat tiba di meja kerjanya, sesuatu membuat langkahnya terhenti.Botol kaca bening. Dingin. Diletakkan rapi di sisi meja.Cairannya merah tua, agak pekat. Aroma samar jahe, sereh, dan kayu manis langsung menyelinap ke hidung. Bukan aroma sembarangan. Ini minuman yang ia sukai sejak dulu dan hanya sedikit orang yang tahu.Chris?

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 62

    Laura membuka mata dengan berat. Pandangannya samar, cahaya lampu berpendar tipis di langit-langit sebuah kamar asing. Ia meraba sekeliling, mendapati tubuhnya berbaring di ranjang empuk dengan selimut hangat menutupi sebagian tubuh. Aroma obat gosok samar menempel di kulitnya, membuatnya sadar kalau seseorang telah merawatnya. Suara kursi digeser terdengar. Lalu sebuah suara berat dan lembut memanggil. “Laura, apa yang terjadi kepadamu?” Laura menoleh perlahan. Di sana, seorang pria berusia lima puluhan dengan wajah teduh dan rambut yang mulai memutih duduk di kursi. Sorot matanya penuh khawatir. Itu pamannya. “Paman ...,” sapa Laura dengan suara serak, hampir pecah. Armand mencondongkan tubuh, menggenggam tangan keponakannya dengan hangat. “Kamu bikin paman khawatir. Tadi paman pulang dari kantor dan melihat kamu pingsan di jalan. Badanmu basah kuyup.” Laura menahan isak. Air matanya mendesak keluar, tapi ia berusaha kuat. Namun tatapan teduh pamannya membuat benteng yang i

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 61

    Langkah kaki Laura terasa berat saat ia memasuki area pemakaman. Tubuhnya masih lemah, wajah pucat, sisa infus di tangannya meninggalkan bekas lebam. Napasnya pendek-pendek, tapi hatinya jauh lebih sesak daripada dadanya yang terasa tertekan. Hari itu langit mendung. Daun-daun bergoyang diterpa angin, seakan ikut berduka. Namun di antara kerumunan orang yang berpakaian hitam, Laura segera menyadari sesuatu yang menyesakkan. Chris tidak ada di sana. Padahal tadi Laura pulang dulu ke rumah untuk berganti pakaian. Ia pikir Chris lebih dulu datang di sana. Hati Laura berdenyut, bukan karena kaget, tapi kecewa. Sedalam itu ternyata ketidakpedulian Chris terhadap keluarganya sendiri. Di tepi liang lahat, Miranda berdiri angkuh dengan payung hitam. Tatapannya tajam saat menyadari Laura mendekat. “Apa yang kau lakukan di sini?” ucap Miranda tajam. Suaranya terdengar dingin dan menusuk. Laura terdiam, berusaha menahan diri. “Aku hanya ingin memberikan penghormatan terakhir untuk Nenek.”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status