Share

BAB 78

Author: Rich Mama
last update Last Updated: 2025-09-17 23:03:56

Hari-hari berikutnya, kehidupan mereka di apartemen berjalan dengan ritme baru.

Laura mulai terbiasa melihat Max yang sibuk dengan laptop di ruang kerja, sementara ia sendiri beres-beres dapur atau membaca buku di sofa. Sesekali mereka bertemu di tengah aktivitas dan momen-momen kecil tanpa sadar menumbuhkan keintiman.

Seperti detik ini, Laura kesulitan membuka toples kaca dan Max dengan mudah memutarnya hanya menggunakan satu tangan.

“Kau terlalu lemah,” canda Max kepada Laura.

“Atau toplesnya yang keras kepala,” Laura membalas, tapi senyum tipis di wajahnya tidak bisa disembunyikan.

Mereka pun menikmati makanan ringan bersama hingga lupa waktu.

Siang harinya, Laura tanpa sengaja ketiduran di sofa, lalu terbangun dengan selimut menutupi tubuhnya.

“Max pasti yang melakukannya.” Ia pura-pura tidak tahu, tapi hatinya terasa hangat.

Malam itu, mereka menonton film bersama. Max selalu duduk cukup dekat, sehingga Laura bisa merasakan kehangatan tubuhnya. Di setiap ada adegan lucu, Max te
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 88

    Max menunduk, suaranya bergetar ketika berbisik di telinga Laura. “Karena aku bodoh. Aku kira kau akan bahagia bersama Chris. Aku salah, Laura. Aku salah besar.”Laura semakin terisak, tubuhnya seakan kehilangan tenaga, hingga akhirnya hanya bersandar lemah di pelukan Max. Tangisnya melemah menjadi isakan pelan, tapi hatinya tetap bergemuruh.“Kalau saja waktu bisa diputar,” bisik Laura, suaranya serak. “…aku akan memilihmu, Max. Aku tidak akan pernah membiarkan Chris merebutku darimu.”Max menutup mata rapat, menahan air mata yang nyaris jatuh. Ia mencium pucuk kepala Laura dengan lembut, lama sekali, seolah ingin menenangkan badai yang bergolak di hati perempuan itu.“Kau masih punya kesempatan,” katanya lirih. “Kita masih punya kesempatan. Aku tidak peduli apa yang sudah Chris lakukan. Aku hanya peduli padamu. Pada hubungan kita.”Laura mengangkat wajahnya perlahan, mata merahnya menatap dalam ke mata Max. Ada kejujuran, ada luka, ada cinta yang masih menyala di sana.Kali ini Laur

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 87

    Hari itu, bertahun-tahun lalu, Laura masih ingat jelas bagaimana ia ingin menyampaikan kabar bahagia pada Max. Ia baru saja menerima pernyataan cinta Chris, dan di dalam hatinya, ia ingin Max mendengar langsung dari dirinya. Karena ia percaya Max adalah sahabat yang akan mengerti.Namun… Max menghilang.Saat ia pergi ke rumah Max, orang tua Max mengatakan sesuatu yang membuat hatinya hancur.“Max sudah berangkat ke luar negeri. Dia akan melanjutkan pendidikannya di sana.”Laura tertegun waktu itu. Ia tidak mengerti. Max pergi tanpa berpamitan, tanpa pesan, tanpa sepatah kata pun. Hatinya yang semula berbunga karena cinta pertama yang ia terima justru retak oleh kepergian Max yang mendadak.Dan sejak hari itu, Laura menanamkan satu keyakinan. Max adalah lelaki pengecut. Max meninggalkannya tanpa alasan.Namun kini, membaca pesan-pesan itu, Laura sadar segalanya tidak seperti yang ia kira.“Chris… jadi kau yang memaksanya pergi? Kau yang membuat Max seolah-olah pengecut?”Tubuh Laura be

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 86

    Kamar nenek sederhana namun penuh kehangatan. Aroma lavender menyeruak dari lilin kecil di meja. Laura duduk di kursi sambil mendengarkan nenek bercerita tentang masa mudanya, tentang cinta pertamanya yang ternyata adalah kakek Max, dan bagaimana kalung safir biru itu pernah diselamatkan dari kebakaran oleh kakek dengan taruhan nyawa. “Kalung itu,” bisik nenek, jemarinya menyentuh liontin di leher Laura, “selalu menjadi lambang cinta yang tulus. Jagalah baik-baik, Sayang. Karena ketika kau menjaganya, berarti kau juga menjaga hati Max.” Laura terharu hingga tak mampu menjawab. Ia hanya menggenggam tangan nenek erat. Tak lama, nenek pun tertidur nyenyak dengan senyum di bibirnya. Laura menarik selimut untuk menutupi tubuh ringkih itu. Lalu, dengan langkah pelan, ia keluar kamar. “Max, kau di mana?” Rasa penasaran membawanya ke kamar Max. Berbeda dengan apartemennya yang modern, kamar di rumah nenek ini penuh dengan nuansa klasik. Ada lemari kayu tua, meja tulis dengan tinta dan p

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 85

    Sore itu, langit berwarna jingga, seakan ikut merayakan sesuatu yang tidak bisa Laura sembunyikan lagi dari hatinya. Angin semilir membawa aroma bunga dari taman kecil di pusat kota. Laura menggenggam jemari Max, perasaan hangat itu menyalurkan keberanian yang sejak tadi ia pendam.“Max .…” suaranya lembut, sedikit bergetar.Pria itu menoleh, tatapannya penuh tanya. “Hm?”Laura berhenti di bawah pohon sakura yang kelopaknya berjatuhan, lalu menatap Max dalam-dalam. “Aku sudah lelah berlari dari perasaanku sendiri. Aku sudah terlalu lama menutup hati karena takut disakiti lagi. Tapi…” ia menarik napas panjang, “…kamu yang selalu ada di saat aku hancur, yang melindungi aku, yang membuat aku merasa berarti. Aku ... mau menikah denganmu, Max.”Seolah waktu terhenti, mata Max melebar. Sejenak ia terdiam, lalu bibirnya merekah dalam senyum yang tidak pernah Laura lihat sebelumnya. Senyum yang penuh kemenangan sekaligus kelegaan. Ia meraih wajah Laura, menempelkan dahinya ke dahi perempuan

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 84

    Kirana menggigil. Perkataan Adrian menusuk tepat ke titik rapuhnya.“Adrian, kau tidak boleh di sini. Kalau dia pulang—”“Kalau dia pulang, aku akan keluar lewat pintu belakang. Sesederhana itu.” Adrian menyeringai, lalu menatap sekeliling ruang tamu. “Rumah ini tenang sekali. Sunyi. Bagus untuk kita berbicara tanpa gangguan.”Adrian melangkah masuk lebih dalam, meninggalkan Kirana yang masih menempel di dinding. Wanita itu mengatur napas, mencoba berpikir jernih. “Ini gila. Kalau Chris tahu, habis aku!”Tapi anehnya, kakinya justru melangkah mengikuti Adrian.Pria itu duduk santai di sofa ruang tamu, melepas kemejanya hingga hanya mengenakan kaus hitam tipis. Sikapnya begitu tenang, seolah ia memang diundang.“Duduklah, Kirana,” katanya pelan, namun penuh perintah.Kirana terdiam. Lidahnya kelu.Adrian mencondongkan tubuh. “Aku tahu, jauh di dalam hatimu, kau ingin aku di sini.”Kirana menelan ludah. Nafasnya berat. ‘Tidak, ini salah. Tapi kenapa aku tidak bisa mengusirnya?’Adrian

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 83

    Kirana berjalan ke kamarnya, membuka lemari, dan memilih gaun kasual warna hijau. Tidak terlalu mencolok, tapi cukup untuk membuatnya tampil segar. Ia memoleskan lipstik merah menyala, lalu menatap bayangannya di cermin. Senyum puas tersungging.“Chris tidak perlu tahu. Aku hanya akan keluar sebentar.”Mall kota siang itu ramai, dipenuhi orang-orang yang sibuk berbelanja atau sekadar berjalan santai. Kirana melangkah anggun, membaur di antara kerumunan. Sesekali ia menoleh, memastikan tidak ada yang memperhatikannya.Dan benar saja, seolah sudah ditakdirkan, Adrian muncul dari arah eskalator. Kemeja hitam pas tubuh dan celana panjang gelap membuatnya terlihat berwibawa. Tatapannya langsung menemukan Kirana, dan bibirnya melengkung dalam senyum menawan.“Kirana.” Suaranya berat, namun hangat.Kirana merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. “Kebetulan sekali kita bertemu lagi.”“Tidak ada yang kebetulan,” Adrian terkekeh, mendekat. “Aku memang berharap bertemu denganmu lagi. Sepertiny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status