Richard Bill POV
“Jadi, selama 6 bulan mereka mengirimkan surat ancaman ini kepada Stacey?” Aku membiarkan kedua mataku terpejam dan mengangguk dengan deheman kecil sebagai jawaban. “Mr. Waldermar tidak menceritakan ini padamu sebelum menawarkan pekerjaan ini padaku, Dad?” tanyaku, kedua mataku perlahan terbuka melihat Mitchel, dia ayahku sedang focus pada tulisan tangan yang ada di dalam surat tersebut dengan kacamata bertengger di hidung mancungnya. Mitchel menggeleng. “Bakeer hanya bilang bahwa Stacey sedang menjadi incaran orang yang tak bertanggung jawab dan mencoba mengancamnya lalu aku merekomendasimu dalam pekerjaan ini, dia menerimanya,” jawabnya lalu menatapku kilas sebelum kembali membaca tulisan tangan itu. “Seharusnya kau bertanya padaku lebih dulu.” “Aku sudah bertanya padamu, kau bilang akan memikirkannya lagi jadi bagian itu sudah kuanggap kau menerima tawaran Bakeer untuk menjaga putrinya, bagaimana Stacey menurutmu? Dia gadis cantik bukan?” aku mendengus. “Kenapa kau mendengus? Apa menurutmu Stacey tidak cantik?” “Dia hanya gadis keras kepala, songong dan liar.” Keningnya berkerut lalu bersandar di kursi sambil melepaskan kacamata itu dan menatapku. “Itu sangat cocok denganmu, Stacey perlu sedikit belajar kedisiplinan darimu, maka dari itu aku memilihmu untuk menjaga Stacey. Aku mengenal gadis itu, nak. Dia seperti Bakeer, keras kepala.” “Aku tidak pernah mendapatkan klien seperti gadis itu sebelumnya, Dad,” kataku, memberitahunya. Aku melihat ujung bibirnya tertarik membentuk senyuman tipis. “Maka kau harus mencobanya sebelum kau menemukan lebih dari itu,” gumamnya kembali pada surat itu. “Bagaimana CCTV-nya? Kudengar mati, apakah itu benar? Apakah pemberi surat dan orang yang mencelakai Stacey adalah orang yang sama?” “Bisa saja.” aku menarik napas panjang dan membuangnya. “CCTV mati karena Stacey melemparnya dengan batu ketika bertengkar dengan James…” “That’s crazy…” dia berdehem pelan. “Gaya penulisan mereka terlihat sama, ini direncanakan. Richard, kau harus lebih memperhatikan gadis itu, tapi jangan terlalu keras padanya, dia memiliki hubungan tidak baik dengan Bakeer jadi sedikit keras kepala, kau bisa memberitahunya pelan-pelan, jangan membuatnya merasa tersiksa, dia akan merasa tidak nyaman padamu, itu bisa mempengaruhi pekerjaannya.” “Kau bilang tidak ingin menerima tawaran itu, sepupu.” Aku dan ayahku menoleh bersamaan, seorang pria dengan pakaian casual berdiri bersandar di pintu dengan kedua tangan menyilang di depan dada. “Aku tidak akan menerima tawaran itu jika tidak terpaksa, Josh,” kataku. Mitchel tersenyum dan menunjukku dengan pulpennya. “Dan dia benar-benar menerima tawaran itu, Josh. Masuklah, berhenti menguping.” Joseph Karl Weston, pria dengan mata cokelat yang memiliki tinggi sama sepertiku itu tertawa kemudian masuk ke dalam dan duduk di sampingku seraya bersandar. “Jadi nama aslinya Stacey Waldermar?” tanyanya. Aku mengangguk. “Dia putri dari politikus Bakeer Waldermar?” Mitchel berdehem dan mengangguk. “Aku baru tahu Bakeer memiliki putri kandung,” kata Josh. “Gadis itu mirip dengan ibunya dan kau bisa melihat dia mirip seperti Bakeer saat kau melihatnya dari samping,” sambung ayahku. “Siapa ibu kandungnya?” tanya Josh. “Gisele Waldermar—” “Aktris yang mati karena bunuh diri itu?” Mitchel mengangguk. “Jadi Stacey putri kandung Bakeer dan Gisele? Tapi kenapa mereka merahasiakan pernikahan mereka dan terungkap setelah kematian Gisele?” Mitchel menggeleng. “Bukan hakku menjawab pertanyaanmu, Josh. Kejadian itu sudah lama sekali dan Bakeer hidup bahagia dengan istri barunya…” Josh mendengus. “Maksudku, bahkan sudah bertahun-tahun tidak ada yang tahu jika Stacey putri kandung Bakeer dan Gisele, mereka hanya tahu Stella adalah putri Bakeer,” gumamnya. “Pernikahan mereka bisa membuat karir mereka hancur, Josh. Bakeer ada di dunia politik sejak muda,” sambungku. “Kenapa hal seperti ini kau tidak tahu?” “Bagaimana bekerja dengan supermodel seperti Stacey? Bayaranmu besar, bukan? Jika kau butuh asisten, kau bisa menelponku, aku siap membantu walaupun tidak dibayar asalkan aku bisa bersamanya,” ucap Josh mengalihkan pembicaraan. Dia bersandar sambil membuang napas memandangi potret gadis itu di layar laptop Jon yang berada di meja. “Lihatlah betapa cantiknya Stacey, kau sangat beruntung bisa sedekat itu dengannya—” “Tidak ada yang special, hanya melindungi gadis keras kepala. Sebesar apapun bayaranmu, kau tidak akan kuat bertahan lama bersanding dengan gadis muda yang keras kepala sepertinya, dia terlalu banyak bicara.” Menjadi pengawal seorang gadis seperti Stacey Waldermar bukanlah hal yang mudah dan sebuah mimpi buruk yang abadi. Gadis itu terlalu banyak bicara, menyebalkan, pembangkang juga kekanak-kanakan. Di kepalanya hanya bersenang-senang, bersenang-senang dan bersenang-senang, dia tak menyadari bahwa di setiap sisinya bisa saja menjadi sebuah ancaman yang bisa melukainya atau bahkan lebih dari itu. Stacey terlalu bebas dan tidak menyadari bahwa saat ini dia menjadi seseorang yang berpengaruh dalam dunia perindustrian televisi dan fashion dan aku harus menyesuaikan diri menjalankan pekerjaan yang belum pernah aku pegang sebelumnya, karena sebagian besar pekerjaan yang kupegang bukan untuk selebritis sepertinya tetapi untuk para pejabat Negara yang memiliki pengawalan ketat dan lebih menguras tenaga. “Gadis itu terlalu cantik, banyak yang tidak menyukainya karena Emily tak begitu ramah kepada penggemarnya.” “Tidak, Josh. Tidak seperti itu, Stacey hanya menolak hadiah…” Pandanganku beralih menatap Josh. “Maksudmu?” Seharusnya aku tidak merespon secepat itu hingga membuat mereka terkejut denganku—aku bukanlah orang yang suka memperhatikan itu, aku lebih menyukai melihat berita daripada hal yang menyangkut kehidupan mereka. Tetapi hari ini… aku harus mencari tahu seperti apa Stacey itu, seperti apa jika gadis itu sendiri maupun bersama teman-temannya. “Aku pernah bertemu dengannya beberapa kali, aku memperhatikan gadis itu, dia terlihat sangat cantik ketika dilihat secara langsung tetapi saat itu aku mendengar beberapa orang berbicara di belakangku, mereka mengatakan bahwa Stacey jarang sekali berinteraksi dengan penggemarnya. Dia selalu beralasan tak memiliki waktu juga tak pernah menerima hadiah dari penggemar, seperti membuangnya.” Tidak pernah menerima hadiah dari penggemarnya? Aku bertahan dalam posisiku kemudian bangkit untuk membereskan surat-surat yang aku bawa tadi. Mitchel yang melihat itu hanya tertawa singkat menyadari bahwa aku tak menyukai pembicaraan yang melewati topic dan berakhir membicarakan keburukan orang lain. Sebenarnya bukan itu tujuannya, mereka hanya ingin memberitahu bahwa apa yang mereka bicarakan benar adanya. “Telpon aku jika Stacey membutuhkan pria untuk menjadi kekasihnya, tapi kurasa Stacey terpesona dengan ketampananmu, Richard.” Josh terus menatapku. “Tidak ada salahnya jika gadis muda itu menyukai pengawalnya, wajahmu tidak jelek, kau tampan dan seksi…” sambungnya. “Aku bukan gay, Josh.” Josh memukul dadaku. “Jesus Christ, Bill, aku sepupumu, kau gila.” “Itu tidak akan pernah terjadi, aku tahu akhirnya. Profesional-lah dalam bekerja tanpa melibatkan perasaan, aku tahu Stacey adalah gadis yang cantik tetapi aku tidak bisa melanggar batasku, dia client-ku, dia adalah putri dari Bakeer Waldermar dan tugasku hanya menjaganya saja, tidak lebih,” kataku menatap Josh lalu ayahku. Mitchel terdiam. “Bagaimana jika Stacey yang menyukaimu atau bahkan sebaliknya?” Aku terdiam. “Apa alasannya gadis itu bisa menyukaiku? Dad, sebisa mungkin aku menjaga jarak dan hal ini tidak akan pernah terjadi padaku, kau tahu selama aku bekerja, aku tidak pernah sekalipun melibatkan perasaan dalam pekerjaanku.” “Kau bekerja untuk negara, nak. Bukan gadis muda cantik berusia 23 tahun seperti Stacey, ini pengalaman pertama untukmu, aku pernah muda.” Mitchel tersenyum pada Josh yang juga tersenyum mengerti. “Aku memperingatkanmu, aku tidak pernah melarangmu berkencan dengan siapapun tapi kau berurusan dengan putri Bakeer, dia orang yang keras kepala dan pemilih, seperti menjaga putrinya dan kau lolos, dapat dipercaya untuk pekerjaan tapi aku tidak yakin jika dalam hubungan lebih dari klien dan pengawalnya, aku mengenal Bakeer dengan baik.” Hening. Aku mengangguk. “Itu tidak akan pernah terjadi dan Stacey tidak akan melampaui batasnya, apalagi menyukaiku.” “Kau melarang dia menyukaimu?” “Kita melewati batas, Dad. Itu diluar pekerjaanku, aku tidak tahu.” aku menegak habis sisa kopinya. “Kopinya enak,” kataku. “Hey, itu kopiku,” timpal ayahku dengan cepat. “Aku harus pergi.” Mitchel bangkit memelukku sambil menepuk punggungku. “Jaga dirimu dan Stacey.” Aku mengangguk seraya melepaskan pelukan itu lalu menepuk bahu Josh. “Sampaikan salamku pada Shea…” “Selalu.” Aku keluar lalu segera masuk ke dalam mobil meninggalkan rumah dimana aku dibesarkan bersama Josh. Perjalanan menuju tempat Stacey menjalankan syutingnya tidak terlalu jauh, sepanjang perjalanan, aku berpikir sembari fokus ke jalan. Aku mengingat apa yang diucapkan James saat pertama kali mereka bertemu kalau Stacey adalah putri kandung Bakeer Waldermar bukan Stella. Aku mengenal Stella, gadis itu seorang presenter, mereka berdua sama-sama berada di depan layar. Tentu saja aku tahu siapa itu Bakeer Waldermar, beberapa kali aku pernah bertemu dengannya dalam acara-acara penting. Tapi, yang ada di pikiranku saat ini adalah, kenapa hubungan Stacey dan Bakeer tidak baik sementara dengan Stella begitu baik? Apa karena pria itu menikah lagi? Hari bekerja untuk seorang gadis dua puluh tiga tahun, dia memiliki jadwal syuting untuk video musik, dia model disana bukan sebagai penyanyi, aku ragu jika dia bisa menyanyi. Aku membuang napas panjang lalu membelokkan mobil masuk ke dalam lokasi, banyak sekali orang yang berdiri di depan membawa kamera mereka. Apa yang Stacey lakukan lagi? Aku sudah berada di militer ketika dia berusia empat belas tahun dan aku sudah melewati masa bermainku di usia belasan, yang membuatku heran, mengapa di usianya seperti ini, dia masih selalu membuat masalah. Jika Stacey terus membantahku, salah satu caranya adalah aku harus lebih tegas dan juga gadis itu harus mengerti bagaimana cara diriku memasang badan untuk melindunginya. Aku menghentikan mobilku dan bergerak keluar setelah memarkirkan di dalam. Aku tak mau mengambil resiko jika nanti Stacey keluar dan akan celaka jika gadis itu tak sedang bersamanya. Stacey Welsh Waldermar. Kiamat kecilku. Langkahku terhenti tepat di depan pintu, beberapa orang berlalu lalang di belakangku sementara manik abu-abuku menangkap dan terfokus pada seorang gadis sedang berbicara dengan James. Stacey belum mengganti pakaian saat syuting telah usai, gadis itu berbicara dengan nada tinggi, tanpa menutup pintu juga beberapa pria ada di dalam memperhatikan mereka. Persis seperti itulah yang aku lihat selama beberapa hari belakangan yang begitu menyiksa. Sebuah pertengkaran kecil yang belum aku pahami, yang pasti, James terus menyebutkan namaku dalam pembicaraan mereka. “Bill lebih tau tentang hal ini, Emily!” “Mereka hanya ingin mengobrol denganku, tidak masalah, bukan?” Pandangan mataku menajam. Aku mendekat hingga gadis itu menyadari kedatanganku—raut wajah yang kesal serta bola matanya memutar ketika melihatku, dia jelas tidak menyukaiku tentu aku sadar. “Siapa mereka, James?” James menoleh ke arahku sementara Stacey sedikit mendongak, bola mata sebiru lautan itu menangkap tatapanku tetapi aku segera memutus kontak mata dan memilih untuk melihat beberapa anak muda yang sedang berdiri di hadapanku. Bukankah mereka bagian dari staff? Dimana letak tanda pengenalnya? “Penggemar.” Rahangku mengeras, aku kembali menatap Stacey, gadis ini berani memasukkan orang asing ke dalam ruangannya? Dimana letak otaknya? Aku menggeleng. “Tidakkah salah satu dari kalian memahami aturan untuk tidak mendekat apalagi masuk ke dalam lokasi?” aku menyentuh bahu salah satu dari mereka dan mendorongnya keluar dari ruangan itu lalu menutup pintu itu rapat-rapat. Sulit untuk menjelaskan agar gadis itu mengerti. Aku tak boleh membiarkan Stacey terus-menerus melanggar apa yang aku perintahkan dan juga aku harus lebih tegas agar gadis itu menuruti perintahku. “Kau sudah gila, Bill?” Tatapannya lantang menatapku, dia gadis pertama dalam hidupku yang berani melawanku begitu terang-terangan. “Apa kau tidak pernah berpikir bisa saja mereka adalah salah satu dari mereka yang mencelakaimu? Jika kau terus seperti ini, aku tak bisa melindungimu, kau terlalu terbuka pada semua orang, kau terlalu bebas dan kau—” “Tidakkah kau berlebihan untuk ini?” dia mendengus. “Bill, kau bekerja untuk public figure bukan untuk para elit yang harus dilindungi 24/7, kau paranoid, mereka disini sejak aku beristirahat lalu kau datang dan mengusir mereka begitu saja?” ketusnya. Aku mendekat sementara gadis itu melangkah mundur tanpa melepaskan pandangan matanya dariku. “Aku ditugaskan oleh ayahmu untuk melindungimu, Nona Stacey. Mr. Waldermar memintaku untuk menjagamu dan membebaskanku untuk memberimu perintah juga aturan agar kau aman. Dia mempercayaiku, menitipkanmu padaku dan aku bertangung jawab penuh atas nyawamu, yang aku lakukan ini untukmu agar kau tak terluka dan tidak membuat semua orang khawatir termasuk ayahmu dan James.” otot rahangku mengeras. “Dan itu sedang kulakukan sekarang, aku tidak peduli kau menyukai pekerjaanku atau tidak, yang pasti, aku melakukan ini agar kau aman saat kau berada dalam genggamanku.” “Kau membuatku tidak nyaman,” peringat Stacey. Aku terus menatap mata birunya. “Ini pekerjaanku, aku melindungimu dengan nyawaku, itu resiko yang aku dapat, Nona Stacey. Aku memintamu untuk menjaga jarak selama waktu yang tidak ditentukan sampai mereka menemukan siapa orang yang memberi surat ancaman itu padamu, jika kau terus seperti ini, aku tidak bisa melindungimu karena kau sangat keras kepala dan menganggap sepele hal ini.” Stacey mendekat. “Kalau gitu jangan lindungi aku, mudah bukan?” ・༓☾ ☆ ☽༓・Richard Bill POVKemenangan menjadi tujuan utamaku saat ini, aku tersenyum di kulitnya ketika dia memohon padaku saat tangannya menyentuh kejantananku yang sudah membengkak di bawah sana—aku meletakkan kedua tanganku di pinggangnya dan mengangkatnya ke dalam dekapanku, dia melingkarkan kedua kakinya di pinggangku dan mencium bibirku seperti orang kelaparan.Dia telanjang dalam pelukanku, sehingga aku bisa merasakan setiap inci tubuhnya dan putingnya mengeras untukku, kedua tangannya menyentuh rahangku ketika kami masih melangsungkan ciuman kami—hanya ada suara ciuman kami selama beberapa detik dan kemudian aku melangkah maju dan membaringkannya di ranjang sehingga aku berada di atas tubuhnya dengan kedua tanganku menahan berat tubuhku agar tidak menibannya secara langsung.Aku tersenyum di sela-sela ciuman kami ketika miliknya menggesek milikku, dia menginginkanku lebih dari aku menginginkannya.“Kau tidak perlu bersikap arogan untuk mendapatkan perhatianku, Stacey…” bisikku. “Katakan
“Look at the camera, please…”Stacey bersikap dingin padaku, dia bahkan bersikap lebih arogan daripada yang aku kira, dia membantah semua aturanku dan pergi semau yang dia inginkan bahkan tak meminta izinku lebih dulu ataupun James, aku tidak tahu apa yang dia inginkan tapi aku kesal karena dia mengabaikanku, menganggapku seolah aku tidak ada bahkan ketika kami berada di ruangan yang sama, dia selalu memiliki cara untuk menghindari tatapanku dan melakukan sesuatu agar terlihat sibuk seolah dia tidak ingin diganggu.Aku menundukkan pandanganku melirik jam yang sudah menunjukkan pukul hampir enam dan gadis-gadis itu belum selesai dari pekerjaannya. Ini hari kedua kami berada di Hawaii, sunset kedua bersama tetapi dia tidak pernah sekalipun menghubungiku untuk melihat matahari tenggelam.Otot rahangku mengeras, aku tahu bahwa pria itu, seorang fotografer mengambil gambar beberapa wanita berbikini dari berbagai sudut tapi yang membuat tanganku mengeras adalah dari empat gadis di sana, han
Richard Bill POVHari ketiga menyambut hari dengan keindahan tropisnya pantai pasir putih yang lembut bertemu dengan ombak biru jernih di Hawaii.Tiga hari yang lalu aku berada di bawah salju tebal dan sekarang aku berdiri di bawah matahari tropis yang hangat. Saat matahari perlahan menyembul dari cakrawala Pasifik, Hawaii menyambut hari baru dengan keindahan tropisnya yang tak tertandingi. Pantai pasir putih yang lembut bertemu dengan ombak biru jernih, menciptakan latar sempurna untuk pemotretan koleksi musim panas. Para model melangkah dengan anggun di tepi air, angin laut yang hangat bermain-main dengan kain ringan gaun dan bikini yang mereka kenakan.Setiap sudut Hawaii menceritakan kisah musim panas—dari pepohonan kelapa yang melambai hingga warna-warni bunga yang mekar. Suara deburan ombak bercampur dengan tawa para kru saat mereka bekerja di bawah sinar matahari.Aku tidak lagi mengenakan pakaian formal melainkan kemeja linen cokelat lengan panjang yang aku gulung hingga siku
Stacey Waldermar POVSecangkir kopi panas yang menguap berada di depanku dengan dua pria yang berbicara di hadapanku—aku tidak mendengar apa yang mereka bicarakan, aku tidak peduli. Mengawali sore hari dengan pria yang menyentuhku beberapa jam yang lalu dengan kata-kata kotor dan desahan berat dari napasnya adalah hal tergila yang pernah aku alami sepanjang hidupku karena aku harus bersikap seolah tidak terjadi apapun.Richard bersikap seperti biasanya, dia tenang sementara aku tidak tahu bagaimana caranya bernapas saat di dekatnya. Apa yang harus aku lakukan?Aku terbangun dua puluh menit yang lalu tanpa pakaian, aku telanjang di balik selimut—semua pakaianku yang berserakan di lantai sudah tidak ada dan aku menyadari apa yang aku lakukan semalam—aku bercinta dengan pengawalku sendiri, aku menghancurkan batas profesionalnya dan aku pula yang membuatnya terjebak dalam situasi seperti ini.Apa yang harus aku lakukan sekarang?Aku tidak memakai pakaian seksi, aku hanya mengenakan kaus h
Richard Bill POVUcapannya mempengaruhi hidupku, dia juga tahu bahwa aku menginginkannya karena kakinya merasakan kejantananku yang sejak tadi mengeras. Aku menunduk, kakinya sengaja menyentuhku yang masih tertutup celanaku tapi dia sudah menonjol begitu keras ketika dia menyapukan jari-jarinya ke pinggangku, menyentuhnya dengan sentuhan tipis.“Kau membuatku menghancurkan aturan yang selama ini aku buat untuk tidak menyentuhmu, Stacey…”Bibirnya sedikit terbuka. “Maksudmu?”“Aku selalu percaya pada diriku sendiri untuk bekerja secara profesional tapi kali ini aku tidak percaya pada diriku sendiri,” bisikku, aku mengusapkan ibu jariku ke bibir bawahnya dengan lembut. “Setiap kali aku dekat denganmu, aku melupakan semua aturan yang telah kubuat untuk tidak menyentuhmu, Stacey, aku telah lancang mencium bibirmu, aku pengawalmu, Stacey, dan kau klienku,” lanjutku.“Tapi aku yang menginginkannya,” bisiknya.Otot rahangku kembali mengeras, aku menyentuh rahangnya dan menempelkan bibirku di
Richard Bill POVAku berjalan keluar dari mansion, udara dingin seperti jarum menusuk kulitku tapi aku bisa bertahan lebih dari ini saat aku masih berada di angkatan laut, suasana tampak sepi dan semuanya dipenuhi putihnya salju dan aku hanya mengenakan celana panjang berwarna hitam dengan atasan hitam yang terbalut mantel hitam panjang bersama segelas wiski yang kupegang.Jam sudah menunjukkan pukul satu pagi, aku memiliki gangguan tidur dan jam tidurku kurang dari delapan jam semenjak aku berada di militer—aku memindahkan gelas wiski di sebelah kiri dan tangan kananku meraba celana untuk mengambil senjata ketika telingaku mendengar suara langkah kaki dalam keheningan malam yang membuatku berbalik dengan cepat.“Fuck.”Langkah kakinya terhenti secara tiba-tiba dan tubuhnya membeku ketika dengan tanpa sengaja kutodongkan pistolku padanya begitu tidak sopan. Aku membuang napas dan segera menyimpan pistol itu dibalik saku celana ketika melihat siapa disana. Aku merasa lega sekaligus ter
Stacey Waldermar POVSalju pertama di musim dingin turun menutupi tanah dengan selimut putih yang lembut—aku berdiri di tengah dengan orang-orang yang berlalu lalang melewatiku, tak banyak dari mereka melihat penampilanku dengan piyama beruang yang hampir membuat kedua kakiku membeku meski beberapa orang telah memperingatkanku tentang dinginnya tetapi aku menyukai ketika serpihan salju mencair di telapak tanganku.Angin dingin berhembus kencang, membawa serpihan salju yang turun begitu deras tanpa henti membuat dunia diselimuti oleh dinginnya. Aku mengalihkan pandanganku dan terkunci padanya, satu-satunya pria dengan tubuh tinggi dan lebih besar dari pria yang ada di sekitarnya—langkahnya yang besar menghampiriku dengan terburu-buru namun tetap lembut. Tatapan abu-abunya yang tajam dan hangat akhirnya bertemu denganku setelah dia menghilang beberapa menit ketika aku sibuk menikmati salju pertama.“Kita harus kembali,” kata Richard.Suaranya yang berat hampir tenggelam oleh suara angin
Stacey Waldermar POVAku terbangun karena angin yang bertiup hingga pintu balkonku menghantam dinding dan membuat jantung berdetak kencang—aku mengusap wajahku seraya memegangi dadaku ketika angin membuat tirai berhembus kencang dan udara dingin dari luar menusuk kulitku.“Pukul berapa ini,” gumamku.Aku melihat jam dari ponselku yang menunjukkan pukul enam pagi, baru pukul enam pagi dan angin membuatku terkejut dalam tidurku. Aku turun dari ranjang dan kembali menutup pintu balkon yang ternyata lupa aku kunci semalam—aku berdehem pelan dan berbalik keluar dari kamar untuk mengambil sebotol air mineral hingga langkahku terhenti di dapur, aku membuka lemari es dan mengambil sebotol air dan meminumnya, pandanganku tertuju pada jendela di hadapanku yang menghadap ke halaman yang tertutup kabut embun, menghalangi pandangan ke luar.Aku menyisakan setengah botol dan ketika aku hendak pergi, pandanganku terkunci pada pintu dapur sedikit terbuka dan angin dingin menusuk kulitku—aku memusatkan
Stacey Waldermar POV“Emily, can I ask you something?”Aku menoleh. “Since when did you ask permission to ask?”“What happened between you and your bodyguard?”Aku terdiam, Alessandra mengangkat kedua alisnya bersamaan menatapku penuh selidik. Aku mendengus pelan. “Apa maksudmu?” tanyaku.Alessandra menyandarkan punggungnya seraya menyesap minumannya. “Kau tersenyum, kau tersenyum pada pengawalmu dan… Richard Bill tidak pernah mengalihkan pandangannya padamu.”“Dia pengawalku tentu dia tidak pernah mengalihkan pandangannya padaku, ada apa denganmu?”Alessandra menarik napas panjang dan menggeleng. “Tidak, hanya saja kau terlihat bahagia dekat dengannya tidak seperti awal kau mengenalnya yang penuh amarah dan sangat membencinya, mengumpat dan semua hal buruk kau limpahkan kepadanya.”Alessandra tidak boleh tahu aku tidur satu ranjang dengannya saat di Paris, dia tidak boleh tahu tentang janji cium yang Richard katakan padaku. Aku menggeleng pelan. “Tidak ada apapun tentang aku dan Bill,