Share

Bab 05

Richard Bill POV

“Jadi, selama 4 bulan mereka mengirimkan surat ancaman ini kepada Stacey?”

Aku membiarkan kedua mataku terpejam dan mengangguk dengan deheman kecil sebagai jawaban. “Mr. Waldermar tidak menceritakan ini padamu sebelum menawarkan pekerjaan ini padaku, Dad?” tanyaku, kedua mataku perlahan terbuka melihat Jon, dia ayahku sedang focus pada tulisan tangan yang ada di dalam surat tersebut dengan kacamata bertengger di hidung mancungnya.

Jon menggeleng. “Bakeer hanya bilang bahwa Stacey sedang menjadi incaran orang yang tak bertanggung jawab dan mencoba mengancamnya lalu aku merekomendasimu dalam pekerjaan ini, dia menerimanya,” jawabnya lalu menatapku kilas sebelum kembali membaca tulisan tangan itu.

“Seharusnya kau bertanya padaku lebih dulu.”

“Aku sudah bertanya padamu, kau bilang akan memikirkannya lagi jadi bagian itu sudah kuanggap kau menerima tawaran Bakeer untuk menjaga putrinya, bagaimana Stacey menurutmu? Dia gadis cantik bukan?”

Aku mendengus. “Kenapa kau mendengus? Apa menurutmu Stacey tidak cantik?”

“Dia hanya gadis keras kepala, songong dan liar.”

Kening Jon berkerut lalu bersandar di kursi sambil melepaskan kacamata itu dan menatapku. “Itu sangat cocok denganmu, Stacey perlu sedikit belajar kedisiplinan darimu, maka dari itu aku memilihmu untuk menjaga Stacey. Aku mengenal gadis itu, son. Dia seperti Bakeer, keras kepala.”

“Aku tidak pernah mendapatkan klien seperti gadis itu sebelumnya, Dad,” kataku.

Aku melihat ujung bibirnya tertarik membentuk senyuman tipis. “Maka kau harus mencobanya sebelum kau menemukan lebih dari itu,” gumam Jon kembali pada surat itu. “Bagaimana CCTV-nya? Kudengar mati, apakah itu benar? Apakah pemberi surat dan orang yang mencelakai Stacey adalah orang yang sama?”

“Bisa saja.”

Jon berdehem pelan. “Gaya penulisan mereka terlihat sama, CCTV mati sejak lama dan tidak ada siapapun yang ada di rumah itu melihat pengirim datang, ini direncanakan. Richard, kau harus lebih memperhatikan gadis itu, tapi jangan terlalu keras padanya, dia memiliki hubungan tidak baik dengan Bakeer jadi sedikit keras kepala, kau bisa memberitahunya pelan-pelan, jangan membuatnya merasa tersiksa, dia akan merasa tidak nyaman padamu, itu bisa mempengaruhi pekerjaannya.”

“Kau bilang tidak ingin menerima tawaran itu, sepupu.”

Aku dan ayahku menoleh bersamaan, seorang pria dengan pakaian casual berdiri bersandar di pintu dengan kedua tangan menyilang di depan dada. “Aku tidak akan menerima tawaran itu jika tidak terpaksa, Josh,” kataku.

Jon tersenyum dan menunjukku dengan pulpennya. “Dan dia benar-benar menerima tawaran itu, Josh. Masuklah, berhenti menguping.”

Joseph Karl Weston, pria dengan mata cokelat itu tertawa kemudian masuk ke dalam dan duduk di sampingku. “Bagaimana bekerja dengan supermodel seperti Stacey? Bayaranmu besar, bukan? Jika kau butuh asisten, kau bisa menelponku, aku siap membantu walaupun tidak dibayar asalkan aku bisa bersamanya.”

Dia bersandar sambil membuang napas memandangi potret gadis itu di layar laptop Jon yang berada di meja. “Lihatlah betapa cantiknya Stacey, kau sangat beruntung bisa sedekat itu dengannya—”

“Tidak ada yang special, hanya melindungi gadis keras kepala. Sebesar apapun bayaranmu, kau tidak akan kuat bertahan lama bersanding dengan gadis muda yang keras kepala sepertinya, dia terlalu banyak bicara.”

Menjadi pengawal seorang gadis seperti Stacey Waldermar bukanlah hal yang mudah dan sebuah mimpi buruk yang abadi. Gadis itu terlalu banyak bicara, menyebalkan, pembangkang juga kekanak-kanakan. Di kepalanya hanya bersenang-senang, bersenang-senang dan bersenang-senang, dia tak menyadari bahwa di setiap sisinya bisa saja menjadi sebuah ancaman yang bisa melukainya atau bahkan lebih dari itu.

Stacey terlalu bebas dan tidak menyadari bahwa saat ini dia menjadi seseorang yang berpengaruh dalam dunia perindustrian televisi dan fashion dan aku harus menyesuaikan diri menjalankan pekerjaan yang belum pernah aku pegang sebelumnya, karena sebagian besar pekerjaan yang ku pegang bukan untuk selebritis sepertinya tetapi untuk para pejabat Negara yang memiliki pengawalan ketat dan lebih menguras tenaga.

“Gadis itu terlalu cantik, banyak yang tidak menyukainya karena Emily tak begitu ramah kepada penggemarnya.”

“Tidak, Josh. Tidak seperti itu, Stacey hanya menolak hadiah…”

Pandanganku beralih menatap Josh. “Maksudmu?”

Seharusnya aku tidak merespon secepat itu hingga membuat mereka terkejut denganku—aku bukanlah orang yang suka memperhatikan itu, aku lebih menyukai melihat berita daripada hal yang menyangkut kehidupan mereka. Tetapi hari ini… aku harus mencari tahu seperti apa Stacey itu, seperti apa jika gadis itu sendiri maupun bersama teman-temannya.

“Aku pernah bertemu dengannya beberapa kali, aku memperhatikan gadis itu, dia terlihat sangat cantik ketika dilihat secara langsung tetapi saat itu aku mendengar beberapa orang berbicara di belakangku, mereka mengatakan bahwa Stacey jarang sekali berinteraksi dengan penggemarnya. Dia selalu beralasan tak memiliki waktu juga tak pernah menerima hadiah dari penggemar, seperti membuangnya.”

Tidak pernah menerima hadiah dari penggemarnya? Aku bertahan dalam posisiku kemudian bangkit untuk membereskan surat-surat yang aku bawa tadi. Jon yang melihat itu hanya tertawa singkat menyadari bahwa aku tak menyukai pembicaraan yang melewati topic dan berakhir membicarakan keburukan orang lain.

Sebenarnya bukan itu tujuannya, mereka hanya ingin memberitahu bahwa apa yang mereka bicarakan benar adanya.

“Telpon aku jika Stacey membutuhkan pria untuk menjadi kekasihnya, tapi kurasa Stacey terpesona dengan ketampananmu, Richard.” Josh terus menatapku. “Tidak ada salahnya jika gadis muda itu menyukai pengawalnya, wajahmu tidak jelek, kau tampan dan seksi…” sambungnya.

“Aku bukan gay, Josh.”

Josh memukul dadaku. “Jesus Christ, Bill, aku sepupumu, kau gila.”

“Itu tidak akan pernah terjadi, aku tahu akhirnya. Profesional-lah dalam bekerja tanpa melibatkan perasaan, aku tahu Stacey adalah gadis yang cantik tetapi aku tidak bisa melanggar batasku, dia client-ku, dia adalah putri dari Bakeer Waldermar dan tugasku hanya menjaganya saja, tidak lebih,” kataku menatap Josh lalu Jon.

Jon terdiam. “Bagaimana jika Stacey yang menyukaimu atau bahkan sebaliknya?”

Aku terdiam. “Apa alasannya gadis itu bisa menyukaiku? Dad, sebisa mungkin aku menjaga jarak dan hal ini tidak akan pernah terjadi padaku, kau tahu selama aku bekerja, aku tidak pernah sekalipun melibatkan perasaan dalam pekerjaanku.”

“Kau bekerja untuk politikus dan negara, son. Bukan gadis muda berusia 23 tahun seperti Stacey, ini pengalaman pertama untukmu, aku pernah muda.” Jon tersenyum pada Josh yang juga tersenyum mengerti. “Aku memperingatkanmu, aku tidak pernah melarangmu berkencan dengan siapapun tapi kau berurusan dengan putri Bakeer, dia orang yang keras kepala dan pemilih, seperti menjaga putrinya dan kau lolos, dapat dipercaya untuk pekerjaan tapi aku tidak yakin jika dalam hubungan lebih dari klien dan pengawalnya, aku mengenal Bakeer dengan baik.”

Hening.

Aku mengangguk. “Itu tidak akan pernah terjadi dan Stacey tidak akan melampaui batasnya, apalagi menyukaiku.”

“Kau melarang dia menyukaimu?”

“Kita melewati batas, Dad. Itu diluar pekerjaanku, aku tidak tahu.” Aku menegak habis sisa kopinya.

“Hey, itu kopiku,” timpal Jon dengan cepat.

“Aku harus pergi.”

Jon bangkit memelukku sambil menepuk punggung kokohku. “Jaga dirimu dan Stacey.”

Aku mengangguk seraya melepaskan pelukan itu lalu menepuk bahu Josh. “Sampaikan salamku pada Shea…”

“Selalu.”

Aku keluar lalu segera masuk ke dalam mobil meninggalkan rumah dimana aku dibesarkan bersama Josh. Perjalanan menuju tempat Stacey menjalankan syutingnya tidak terlalu jauh, sepanjang perjalanan, aku berpikir sembari fokus ke jalan. Aku mengingat apa yang diucapkan James saat pertama kali mereka bertemu kalau Stacey adalah putri kandung Bakeer Waldermar bukan Stella.

Aku mengenal Stella, gadis itu memiliki profesi yang sama seperti Stacey, seorang selebritis, hanya saja Stella seorang aktor film bukan model seperti adiknya. Tentu saja aku tahu siapa itu Bakeer, beberapa kali aku pernah bertemu Baker dalam acara-acara penting.

Tapi, yang ada di pikiranku saat ini adalah, kenapa hubungan Stacey dan Bakeer tidak baik sementara dengan Stella begitu baik? Apa karena pria itu menikah lagi? Aku menggeleng, itu diluar pekerjaanku dan tidak boleh penasaran dengan kehidupan gadis itu.

Hari ini adalah hari keduaku bekerja untuk seorang gadis dua puluh tiga tahun, dia memiliki jadwal syuting untuk video musik, dia model disana bukan sebagai penyanyi, aku ragu jika dia bisa menyanyi. Aku membuang napas panjang lalu membelokkan mobilnya masuk ke dalam lokasi, banyak sekali orang yang berdiri di depan membawa kamera mereka.

Apa yang Stacey lakukan lagi?

Aku sudah berada di militer ketika dia berusia empat belas tahun dan aku sudah melewati masa bermainku di usia belasan, yang membuatku heran, mengapa di usia dua puluh empat tahun ini, dia masih selalu membuat masalah. Jika Stacey terus membantahku, salah satu caranya adalah aku harus lebih tegas dan juga gadis itu harus mengerti bagaimana cara diriku memasang badan untuk melindunginya.

Aku menghentikan mobilku dan bergerak keluar setelah memarkirkan di dalam. Aku tak mau mengambil resiko jika nanti Stacey keluar dan akan celaka jika gadis itu tak sedang bersamanya.

Stacey Welsh Waldermar.

Langkahku terhenti tepat di depan pintu, beberapa orang berlalu lalang di belakangku sementara manik abu-abuku menangkap dan terfokus pada seorang gadis sedang berbicara dengan James. Stacey belum mengganti pakaian saat syuting telah usai, gadis itu berbicara dengan nada tinggi, tanpa menutup pintu juga beberapa pria ada di dalam memperhatikan mereka. Persis seperti itulah yang aku lihat selama beberapa hari belakangan yang begitu menyiksa. Sebuah pertengkaran kecil yang belum aku pahami, yang pasti, James terus menyebutkan namaku dalam pembicaraan mereka.

“Bill lebih tau tentang hal ini, Emily!”

“Mereka hanya ingin mengobrol denganku, tidak masalah, bukan?”

Pandangan mataku menajam. Aku mendekat hingga gadis itu menyadari kedatanganku—raut wajah yang kesal serta bola matanya memutar ketika melihatku, dia jelas tidak menyukaiku tentu aku sadar.

“Siapa mereka, James?”

James menoleh ke arahku sementara Stacey sedikit mendongak, bola mata sebiru lautan itu menangkap tatapanku tetapi aku segera memutus kontak mata dan memilih untuk melihat beberapa anak muda yang sedang berdiri di hadapanku. Bukankah mereka bagian dari staff? Dimana letak tanda pengenalnya?

“Penggemar.”

Rahangku mengeras, aku kembali menatap Stacey, gadis ini berani memasukkan orang asing ke dalam ruangannya? Dimana letak otaknya? Aku menggeleng. “Tidakkah salah satu dari kalian memahami aturan untuk tidak mendekat apalagi masuk ke dalam lokasi?” Aku menyentuh bahu salah satu dari mereka dan mendorongnya keluar dari ruangan itu lalu menutup pintu itu rapat-rapat.

Sulit untuk menjelaskan agar gadis itu mengerti. Aku tak boleh membiarkan Stacey terus-menerus melanggar apa yang aku perintahkan dan juga aku harus lebih tegas agar gadis itu menuruti perintahku.

“Kau sudah gila, Bill?”

Tatapannya lantang menatapku, dia gadis pertama dalam hidupku yang berani melawanku begitu terang-terangan. “Apa kau tidak pernah berpikir bisa saja mereka adalah salah satu dari mereka yang mencelakaimu? Jika kau terus seperti ini, aku tak bisa melindungimu, kau terlalu terbuka pada semua orang, kau terlalu bebas dan kau—”

“Tidakkah kau berlebihan untuk ini?” dia mendengus. “Bill, kau bekerja untuk public figure bukan untuk para elit yang harus dilindungi 24/7, kau paranoid, mereka disini sejak aku beristirahat lalu kau datang dan mengusir mereka begitu saja?” ketusnya.

Aku mendekat sementara gadis itu melangkah mundur tanpa melepaskan pandangan matanya dariku. “Aku diperintahkan oleh ayahmu untuk melindungimu, Nona Stacey. Mr. Waldermar memintaku untuk menjagamu dan membebaskanku untuk memberimu perintah juga aturan agar kau aman. Dia mempercayaiku, menitipkanmu padaku dan aku bertangung jawab penuh atas nyawamu, yang aku lakukan ini untukmu agar kau tak terluka dan tidak membuat semua orang khawatir termasuk ayahmu dan James.” Otot rahangku mengeras. “Dan itu sedang kulakukan sekarang, aku tidak peduli kau menyukai pekerjaanku atau tidak, yang pasti, aku melakukan ini agar kau aman saat kau berada dalam genggamanku.”

“Kau membuatku tidak nyaman,” peringat Stacey.

Aku terus menatap mata birunya. “Ini pekerjaanku, aku melindungimu dengan nyawaku, itu resiko yang aku dapat, Nona Stacey. Aku memintamu untuk menjaga jarak selama waktu yang tidak ditentukan sampai mereka menemukan siapa orang yang memberi surat ancaman itu padamu, jika kau terus seperti ini, aku tidak bisa melindungimu karena kau sangat keras kepala dan menganggap sepele hal ini.”

Stacey mendekat. “Kalau gitu jangan lindungi aku, mudah bukan?”

・༓☾ ☆ ☽༓・

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status