Share

Depresi

“Jangan ambil! Buang! Buang aja hapenya. Aku udah muak! Aku gak mau liat dia lagi!" teriak Mentari histeris.

Vas bunga yang terbuat dari keramik, dilemparkan oleh Mentari ke arah Rani. Beruntung lemparannya meleset, mengenai ujung tembok.

Rani kesal, “Kamu udah gila, ya!? Kalau bikin sakit hati, ya, jangan diliat. Kamu bodoh apa gimana?"

Rani membuang ponsel Mentari ke tong sampah. “Udah, mulai sekarang, kamu gak usah hubungi dia lagi. Jangan mau tau keadaan atau apa pun yang dia lakuin. Jangan menyiksa diri! Kamu juga tahu kalau dia itu perempuan yang gak tau malu. Gak akan punya efek jera sebelum kena karma!" Rani berteriak penuh amarah.

Mentari menangis, kemudian Rani menghampiri dan memeluknya.

“Aku gak bisa Ran, delapan tahun bukan waktu yang sebentar!"

“Aku paham perasaan kamu, tapi masa kamu mau kaya gini terus selamanya? Enggak kan? Udah besok aku antar kamu suatu tempat."

“Ke mana?"

“Besok juga kamu tahu. Sekarang kamu makan dulu. Kamu gak mau, ‘kan, dia bisa sebaha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status