Share

Terbelenggu lara

Sayang, ini Ibu, Nak. Ayo kita pulang. Ayah dan Ibu datang untuk menjemputmu. Buka pintunya ... keluarlah, Mentari."

Tidak ada jawaban. Berkali-kali membujuk, tetapi hasilnya nihil. Mentari diam seribu bahasa, duduk dengan memeluk kakinya sendiri dengan erat. Pikirannya kosong, matanya tak lepas memandangi layar ponsel yang tak pernah jauh dari tangannya. Entah sudah berpuluh bahkan beratus pesan ia kirimkan pada Adiaz, meskipun hasilnya hanya ceklis satu dan tak pernah menjadi dua apalagi biru. Meskipun Rani telah mengganti ponsel Mentari dan hanya memasukkan nomor-nomor tertentu saja, tetapi nomor Adiaz sudah terekam kuat dalam ingatan Mentari. Beribu kali pun nomor itu dihapus, Mentari selalu dapat mengingatnya. Tanpa ia ketahui, Adiaz pun kini telah mengganti nomor ponselnya.

Tidak peduli seberapa dalam luka yang Adiaz buat di hatinya, gadis itu tetap setia menunggu kabar dari lelaki yang kini sudah melupakannya. Nafsu makannya hampir tak pernah ada jika saja Rani tidak memaksa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status