Share

Isi Hati dan Hukuman

Apanya yang mendadak? Saya kan ajak kamu pergi nanti malam, sekarang masih pagi. Seharusnya, masih ada waktu untuk dandan, kan? Walaupun tidak perlu juga tidak apa-apa,” ucapnya santai.

Mentari mengusap wajahnya gusar. Lelaki ini terkenal dingin, tetapi tidak terhadap Mentari.

“Maksud saya, Pak, kenapa Bapak mendadak ajak saya jalan-jalan?”

“Nanti juga kamu akan tahu apa alasannya. Saya ada banyak pekerjaan, kamu juga urus saja semua tugas-tugas kamu. Jangan membicarakan masalah pribadi di jam kerja, ya."

Mentari mengerutkan kening, ‘Jangan membicarakan masalah pribadi di jam kerja’.

“Bukankah dia yang memintaku menemuinya?

"Ah, dasar aneh.” Mentari menggerutu dalam hati.

“Ya, sudah, kamu boleh kembali ke mejamu,” ucapnya sedikit salah tingkah.

Lagi-lagi pria itu tersipu malu. Dia mengusir Mentari karena malu tidak tahu harus bereaksi seperti apa sebenarnya.

Wajahnya merona, telinganya juga merah.

“Mentari, kamu bisa bikin aku gila dalam sehari. Dan itu cuma karena kita mengob
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status