Share

Bab. 118

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2025-12-09 23:55:22

Elena berjalan mendekati Orion yang berdiri di dekat meja dapur, matanya masih memandangi peralatan masak seolah sedang menilai kelayakannya. Ia ragu sejenak, kemudian berbicara pelan.

“Guru … sejak kapan Guru ada di sini? Dan bagaimana Guru bisa tahu saya tinggal di tempat ini?”

Orion menoleh perlahan. Pria paruh baya itu tersenyum tipis, senyum yang mengandung ketenangan sekaligus sesuatu yang tidak bisa ditebak.

“Guru sudah ada di sini sejak malam,” jawabnya santai.

Elena mengerutkan kening. “Sejak malam? Tapi saya tidak mendengar apa pun.”

Orion terkekeh kecil. “Elena jika kau bisa mendengar kedatangan Gurumu, itu berarti kau masih sangat lemah.”

Elena langsung menegang, lalu menunduk malu. Orion mendekatinya dua langkah, sorot mata tajam namun lembut.

“Guru selalu tahu apa yang kau lakukan, murid kecil.”

Ucapan itu membuat Elena terkejut. Matanya sedikit membesar.

“G–Guru selalu memantau saya?”

Orion mengangguk ringan. “Tentu saja. Kau pikir Guru membiarkanmu berjalan sendirian t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fitria sari
thornya pelit
goodnovel comment avatar
Rifda Nafisha
dari pagi ku tengok g ada up & skali nya up cm sbiji thor???? sunggu terlalu wkwkwnwk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terlahir Kembali: Balas Dendam Putri Yang Terbuang    Bab. 147

    Elena keluar dari ruang kerjanya dan kembali ke area depan toko. Tangannya langsung sibuk membantu para pekerja, menyusun pakaian yang sudah selesai dijahit agar tertata rapi di rak. Wajahnya terlihat tenang, seolah pembicaraan barusan tak membebani pikirannya sama sekali.Sementara itu, di dalam ruangan, Nathan menyandarkan tubuhnya santai di kursi, menatap Caspian dengan senyum menggoda.“Ternyata kau tidak pulang-pulang karena ada sesuatu yang membuatmu betah di sini,” katanya pelan, nada suaranya penuh arti.Caspian mendengus. Tatapannya dingin.“Perhatikan ucapanmu. Aku tidak mau Elena mendengarnya.”Nathan terkekeh kecil.“Tenang saja. Aku hanya menyimpulkan.”Di luar, Elena baru saja merapikan gaun terakhir ketika suara lonceng di pintu berbunyi nyaring, menandakan kedatangan pelanggan baru.Ting!Elena refleks mengangkat wajah dan tersenyum tipis, senyum profesional yang selalu ia pakai.“Selamat datang di Toko Mina.”Namun senyum itu perlahan memudar.Di ambang pintu berdiri

  • Terlahir Kembali: Balas Dendam Putri Yang Terbuang    Bab. 146 Nathan

    Pagi itu toko Mina terasa jauh lebih ramai dari biasanya. Suara kain digelar, gunting memotong, dan pekerja yang lalu lalang saling memanggil satu sama lain. Mina berdiri di meja depan sambil mencatat pesanan, sementara Elena dan Cani membantu memeriksa hasil jahitan.“Kita benar-benar kewalahan,” gumam Mina sambil menghela napas, tapi senyum di wajahnya tak bisa disembunyikan.“Pesanan datang dari kota-kota besar bahkan dari Kekaisaran luar Solaria.”Elena mengangguk pelan sambil merapikan pakaian di tangannya. “Itu kabar baik. Tapi pastikan kualitas tetap dijaga.”Cani menimpali dengan wajah cerah, “Tenang saja, Nona. Semua pekerja sekarang bekerja dua kali lebih teliti.”Belum sempat mereka melanjutkan percakapan, suasana toko mendadak berubah. Seorang pria masuk dengan langkah santai. Pakaiannya sangat mewah, kainnya berkilau halus, jelas bukan orang biasa. Aura percaya diri terpancar kuat darinya.Beberapa pekerja langsung terdiam. Ada yang sampai tanpa sadar menelan ludah.“Itu

  • Terlahir Kembali: Balas Dendam Putri Yang Terbuang    Bab. 145

    Keesokan paginya, suasana di kediaman keluarga Mahardika terasa jauh berbeda dari hari-hari sebelumnya. Tidak ada lagi penjagaan ketat, tidak ada wajah-wajah muram penuh ketakutan. Udara pagi terasa ringan, seolah beban besar akhirnya terangkat.Kereta yang membawa Elena berhenti di depan gerbang utama. Cani turun lebih dulu, lalu Elena menyusul.Begitu melihat Elena, Lily langsung berlari mendekat tanpa ragu. Ia memeluk Elena erat, suaranya bergetar menahan emosi.“Terima kasih, Elena,” ucap Lily lirih. “Kalau bukan karena kamu … nama baik keluarga kami tidak akan kembali.”Elena tersenyum tipis sambil menepuk punggung Lily. “Aku hanya membantu temanku. Tidak lebih.”Lily melepaskan pelukan itu, lalu mendecak pelan sambil tersenyum lebar. “Beruntung sekali aku memilih teman sepertimu.” Ia menatap Elena penuh arti.“Ternyata kamu benar-benar tidak sejahat rumor yang beredar ya.”Elena terkekeh kecil. “Rumor memang sering kali lebih kejam dari kenyataan.”Lily ikut tertawa. Suasana di

  • Terlahir Kembali: Balas Dendam Putri Yang Terbuang    Bab. 144

    Namun keterkejutan mereka hanya sesaat.Arvina segera memasang senyum, mendekat ke jeruji. “Kanaya, akhirnya kau datang. Kami menunggumu sangat lama.”Jasmine ikut menimpali, suaranya dibuat selembut mungkin. “Kami benar-benar ketakutan. Kau tahu sendiri keadaan kami sekarang.”Kanaya menyilangkan tangan di balik jubahnya. “Langsung saja. Apa yang kalian inginkan?”Nada suaranya tetap datar, tanpa simpati.Arvina sempat terdiam sejenak, tapi kemudian menepis perasaan ganjil itu.“Kami ini temanmu, Kanaya,” katanya lirih. “Kami selalu membelamu. Selalu berada di pihakmu saat orang-orang meragukanmu.”Jasmine mengangguk cepat. “Kau ingat, kan? Kami yang selalu mendukungmu.”Kanaya menatap mereka bergantian, matanya menyipit tipis. “Lalu?”Arvina menelan ludah, lalu berkata dengan nada memohon.“Kau sebentar lagi akan menjadi Putri Mahkota. Posisimu sekarang sangat tinggi.” Ia mendekatkan wajahnya ke jeruji. “Kau bisa membujuk Kaisar. Tolong katakan agar kami tidak diasingkan ke desa sun

  • Terlahir Kembali: Balas Dendam Putri Yang Terbuang    Bab. 143

    Saat pengumuman pertunangan itu menggema di hadapan seluruh rakyat, Putra Mahkota Daniel berdiri di sisi Kaisar Noah. Wajahnya tetap tenang, seolah tak terusik sedikit pun oleh sorak sorai di sekelilingnya.Namun di balik ketenangan itu, ada sesuatu yang terasa ganjil.Tangannya perlahan mengepal di balik lengan jubahnya. Dadanya terasa berat, dan entah mengapa, tidak ada rasa bahagia yang seharusnya ia rasakan.'Aku seharusnya senang,' batinnya singkat. 'Tapi kenapa rasanya seperti ini?'Tatapan pria itu lalu tertuju pada Elena yang terlihat tenang. Tangan Putra Mahkota Daniel mengepal kuat. 'Kenapa dia setenang itu? Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi Elena?'Daniel memilih diam. Ia tidak mengatakan apa pun, tidak menunjukkan penolakan, hanya menelan perasaan yang semakin mengganjal di hatinya.*Sore harinya, jauh di bawah tanah istana, suasana penjara bawah tanah terasa dingin dan lembap. Cahaya obor menerangi lorong-lorong sempit dengan bayangan yang bergoyang di dinding batu.D

  • Terlahir Kembali: Balas Dendam Putri Yang Terbuang    Bab. 142

    Keempat pejabat itu akhirnya diseret ke depan panggung eksekusi. Rantai besi di tangan dan kaki mereka beradu keras dengan lantai batu, suaranya menggema di tengah alun-alun yang penuh sesak.Rakyat yang sejak pagi menggenggam telur busuk dan tomat busuk awalnya bersiap melemparkan semuanya kepada Tuan Mahardika. Namun kini, sasaran mereka berubah.“Lempar!”“Pengkhianat busuk!”“Mereka yang pantas menerima ini!”Satu per satu telur busuk melayang di udara, pecah di wajah dan pakaian Tuan Kalingga, Bao Lin, Rano Kusuma, dan Menteri Danis. Tomat busuk menghantam dada dan kepala mereka, menyisakan bau menyengat dan noda merah yang menjijikkan.“Kalian memfitnah orang tak bersalah!”“Ini balasan dari langit!”Tak satu pun dari mereka melawan. Sejak elemen kekuatan mereka dicabut, tubuh mereka tak lebih dari manusia biasa. Wajah-wajah itu terlihat kosong, putus asa, dan pasrah.Di tengah hujan makian dan lemparan, tatapan keempatnya perlahan terarah pada satu titik yang sama. Orang yang s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status