Share

Bab 125

Penulis: Citra Lestari
"Lebih baik Putra Bangsawan mengambil pedang sendiri." Warman mendengus. Menurutnya, meskipun Arjuna unggul dalam strategi, dalam duel satu lawan satu, Arjuna bukanlah lawan yang sepadan.

"Nggak apa-apa, pedang ini sudah cukup," jawab Arjuna dengan tenang.

Warman berkata, "Kalau Putra Bangsawan kalah, serahkan Bulan padaku. Bagaimana?"

Bulan adalah perempuan yang dulu melarikan diri dari tangan Warman. Kecantikannya luar biasa, membuat Warman tak pernah melupakannya bertahun-tahun. Dia pun menyesal karena dulu terlalu menyayanginya hingga tak langsung menidurinya. Jika saja saat itu dia tak ragu, Bulan tak akan jatuh ke tangan Arjuna.

Suara Arjuna sedingin es. "Soal Bulan, bukan aku yang bisa memutuskan. Kamu pun nggak akan bisa mengalahkanku."

Kalimat terakhir itu terlalu ringan, terlalu percaya diri. Warman merasa sangat terganggu. Matanya menyipit, kedua tangan mencengkeram pedang. Dia ingin menang dengan satu serangan. Tusukannya mengarah ke bawah tenggorokan Arjuna. Meskipun tertu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 130

    "Baik, Yang Mulia." Arjuna menjawab dengan ekspresi tenang, menangkupkan tangan memberi hormat.Ketika kabar ini sampai ke Kediaman Raja Kawiswara, semua orang terlihat serius. Jelas bahwa perintah Zuhair untuk mengirim Arjuna adalah tanda bahwa dia sengaja membiarkan Kediaman Raja Kawiswara dan Kediaman Putri Keshwari saling bersaing. Dua kekuatan besar saling menguras, itu bukan hal buruk bagi Zuhair.Bagi Zuhair, Kediaman Raja Kawiswara memang penting. Namun, selama mereka tidak sampai kalah total dan bisa melemahkan kekuatan Keshwari, itu adalah skenario terbaik baginya."Arjuna, kalau sampai kamu mengguncang fondasi Putri Keshwari, bukan nggak mungkin dia akan menyerangmu tanpa ampun. Kamu harus sangat berhati-hati," ujar Talita dengan cemas. Jika seseorang sudah terdesak, apa pun bisa dilakukan.Arjuna menimpali, "Sebelum bertindak, Putri Keshwari pun harus mempertimbangkan Kediaman Raja Kawiswara. Selama aku nggak menyentuh Raja Prawoto, dia nggak akan bertindak sejauh itu."Arj

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 129

    Saat Arjuna kembali ke kediaman, malam sudah larut."Putra Bangsawan, ada surat dari kediaman Putri Keshwari di Provinsi Yubara," lapor Unus, pengawal pribadi Arjuna.Kediaman Putri Keshwari tidak pernah akur dengan Kediaman Raja Kawiswara, jadi Arjuna merasa agak bingung.Arjuna melirik sekilas, lalu mengambil surat itu. Dia membukanya, membaca sekilas tanpa berkata apa pun."Mungkin karena Kediaman Putri Keshwari terburu-buru soal urusan Tuan Eko. Mereka mungkin ingin berunding." Unus menganalisis, "Sebaiknya dipertimbangkan dengan matang."Namun, isi surat itu hanya menyebutkan keseharian di Provinsi Yubara. Makan, minum, bersenang-senang. Tulisan tangan itu mirip milik Eliska, tetapi jelas bukan tulisannya.Meniru tulisan tangan Eliska mungkin adalah cara Keshwari untuk memanipulasinya. Namun, ketika Arjuna membaca bagian tentang bekas ciuman, dia tak bisa menahan diri untuk menatap lebih lama.Ada kalimat bertanya bagaimana cara menghilangkan bekas ciuman itu, dengan nada sopan te

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 128

    Eliska berkata, "Kami nggak punya hubungan pribadi."Dia menceritakan kejadian hari itu kepada Harini. Seharusnya dia menyimpan rahasia itu sampai mati, tetapi mungkin karena ingin mencurahkan isi hati, dia tetap menceritakannya. Hanya saja, dia tidak menyebut bahwa pria itu adalah Arjuna."Itu Putra Bangsawan Arjuna, 'kan?" Harini langsung bisa menebaknya ketika mendengar tentang racun perangsang.Eliska menunduk dan diam. Harini tampak sedikit menyesal, membelai wajahnya, lalu berucap, "Lupakan saja semua yang terjadi di ibu kota. Di Provinsi Yubara, nggak akan ada yang berani menyakitimu."Namun, Eliska sedikit khawatir. Tindakan neneknya yang begitu dominan belum tentu hal yang baik. Namun, untuk saat ini, dia tak bisa berbuat apa-apa selain menunda kekhawatirannya.Provinsi Yubara memang daerah terpencil, tetapi pemandangannya sangat indah. Gunung-gunung menjulang tinggi dan megah, aliran sungainya menyejukkan hati.Ditambah lagi, Provinsi Yubara adalah wilayah milik Keshwari. Tid

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 127

    Eliska memang belum berniat membahas soal pernikahan. Dia pun bertanya dengan manja, "Nenek juga ingin menikahkanku?"Keshwari tidak menyukai gadis-gadis yang terlalu manja. Di sekelilingnya, tak ada seorang pun yang berani bersikap seperti itu di hadapannya.Anehnya, Keshwari tidak merasa terganggu dengan sikap Eliska, malah merasa senang. Dia berkata, "Kalau kamu memang nggak mau, Nenek juga nggak akan memaksamu. Cari saja beberapa lelaki tampan untuk bersenang-senang. Di sini, yang paling nggak langka adalah lelaki tampan."Eliska tahu, ibunya kemungkinan besar tak akan mengizinkan dirinya kembali ke Kediaman Adipati Madaharsa jika dia benar-benar mencari pria di luar. Dia pun tak berani menanggapi ucapan itu."Sudahlah, istirahat dulu saja. Masih banyak pemandangan indah yang bisa kamu lihat di kediaman ini dan di provinsi ini," ujar Keshwari.Begitu keluar dari Paviliun Barada, Keshwari tak kuasa mengeluh, "Dwiana itu terlalu kaku dalam membesarkan putrinya."Pipit, pelayan senior

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 126

    "Aku Ganar, datang menjemput Nona Eliska atas perintah Putri Keshwari," kata pemuda itu dengan sopan.Eliska tersenyum ramah. "Terima kasih sudah repot-repot, Tuan Ganar."Begitu memasuki kota, Eliska melihat deretan toko berjajar rapi. Meskipun Provinsi Yubara tidak semegah ibu kota, tetap jauh lebih baik dibandingkan sebagian besar tempat yang dia lewati selama perjalanan.Kereta kuda berhenti di depan Kediaman Putri Keshwari dalam waktu sekitar setengah jam. Eliska turun dari kereta dan melihat seorang wanita berdiri di sana. Sorot matanya tajam dan berwibawa, semangatnya masih membara, dan auranya begitu menekan.Orang-orang di sekitarnya pun bersikap sangat hormat padanya. Eliska langsung mengenalinya. Dia adalah nenek dari pihak ibu. Wajahnya pun sangat mirip dengan ibunya."Nenek ...." Eliska memanggil dengan lirih. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu sang nenek. Dia merasa sedikit gugup. Bagaimanapun, neneknya adalah sosok yang pernah berniat membunuh Kaisar.Keshwari belum

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 125

    "Lebih baik Putra Bangsawan mengambil pedang sendiri." Warman mendengus. Menurutnya, meskipun Arjuna unggul dalam strategi, dalam duel satu lawan satu, Arjuna bukanlah lawan yang sepadan."Nggak apa-apa, pedang ini sudah cukup," jawab Arjuna dengan tenang.Warman berkata, "Kalau Putra Bangsawan kalah, serahkan Bulan padaku. Bagaimana?"Bulan adalah perempuan yang dulu melarikan diri dari tangan Warman. Kecantikannya luar biasa, membuat Warman tak pernah melupakannya bertahun-tahun. Dia pun menyesal karena dulu terlalu menyayanginya hingga tak langsung menidurinya. Jika saja saat itu dia tak ragu, Bulan tak akan jatuh ke tangan Arjuna.Suara Arjuna sedingin es. "Soal Bulan, bukan aku yang bisa memutuskan. Kamu pun nggak akan bisa mengalahkanku."Kalimat terakhir itu terlalu ringan, terlalu percaya diri. Warman merasa sangat terganggu. Matanya menyipit, kedua tangan mencengkeram pedang. Dia ingin menang dengan satu serangan. Tusukannya mengarah ke bawah tenggorokan Arjuna. Meskipun tertu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status